Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya
"Pengulangan radiografi konvensional merupak salah satu indikator mutu instalasi radiologi Rumah Sakit Otak DR Drs M Hatta Bukittinggi. Sampai saat ini hasil penilaian pengulangan radiografi konvensional sangat fluktuatif, walaupun sudah ada perbaikan. Hasil yang fluktuatif ini cukup mendapatkan perhatian. Hal ini terjadi karena menjadi faktor pengurang dalam indikator kinerja Unit, indicator kinerja individu yang berpengaruh terhadap poin remunerasi staf. Selain itu pengulangan radiografi konvensional juga berakibat terhadap manajemen resiko. Pengulangan radiografi konvensional meningkatkan angka paparan radiasi kepada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi faktor yang memberikan pengaruh pada pengulangan radiografi konvensional. Penelitian menggunakan konsep mutu Donabedian. Metode penelitian kualitatif dengan analisis matriks dan konten. Informan penelitian berjumlah 19 orang mulai dari direksi hingga kepala ruangan terkait. Sedangkan data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara langsung dan data sekunder menggunakan dokumen dan arsip. Dari komponen yang diteliti, maka maka dapat disimpulkan faktor penyebab pengulangan radiografi konvensional, yang sangat mungkin mempengaruhi satu sama lainnya antara lain kepatuhan SDM terhadap SOP, alat konvensional dan alat prosessing CR serta komponen administrasi pasien.
......The repetition of conventional radiographs is one indicator of the quality of the radiology installation at the Drs M Hatta Bukittinggi Brain Hospital. Until now, the results of conventional radiographic repeat assessment are very fluctuating, although there have been improvements. These fluctuating results are getting enough attention. This happens because it becomes a deducting factor in the unit performance indicators, individual performance indicators that affect staff remuneration points. In addition, the repetition of conventional radiographs also has an impact on risk management. The repetition of conventional radiographs increases the rate of radiation exposure to the patient. This study aims to analyze and identify the factors that influence the repeatability of conventional radiographs. The research uses the Donabedian quality concept. Qualitative research method with matrix and content analysis. There were 19 research informants ranging from directors to heads of related rooms. While the data used is primary data with direct interviews and secondary data using documents and archives. From the components studied, it can be concluded that the factors causing the repetition of conventional radiographs, which are very likely to affect each other, include HR compliance with SOPs, conventional tools and CR processing tools as well as patient administration components."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Yunilawati
"Keberadaan mikroorganisme berbahaya penyebab kerusakan memerlukan upaya pengembangan bahan yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme seperti material antibakteri. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan material antibakteri yang merupakan sinergi antara minyak sereh dapur (MSD) dengan nano partikel kalsium oksida (NP CaO). MSD terlebih dahulu dienkapsulasi dengan β-siklodekstrin (β-CD) untuk mengurangi volatilitasnya agar pelepasan zat aktif nya terkendali. NP CaO disintesis dengan iradiasi gelombang mikro pada daya iradiasi 600 W, 700 W, 800 W dan 900 W. Kompleks inklusi β-CD−MSD dan NP CaO hasil sintesis kemudian diinkorporasikan pada matriks kitosan membentuk material antibakteri dilakukan karakterisasi. Proses inklusi berlangsung optimal pada rasio mol βCD: MSD 1:1 yang menghasilkan serbuk kompleks inklusi dengan entrapment efficiency sebesar 88,82% dan loading capacity 15,71%. Kompleks inklusi β-CD−MSD memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri S. aureus dan E. coli pada konsentrasi minimal 10 mg/mL dengan aktivitas antibakteri lebih besar terhadap E. coli. Profil pelepasan senyawa aktif dari kompleks inklusi β-CD−MSD menunjukkan bahwa kecepatan pelepasan dapat diturunkan hingga 80%. NP CaO hasil sintesis pada daya iradiasi 900 W selama 5 menit merupakan kristal berbentuk kubik dengan ukuran partikel 69 nm dan pada konsentrasi mulai 0,1% sudah memiliki aktivitas antibakteri dengan aktivitas lebih besar terhadap bakteri S. aureus. Penggabungan kedua agen antibakteri tersebut pada matriks kitosan menghasilkan material antibakteri dengan daya aktivitas antibakteri yang lebih baik dan dapat memperbaiki sifat mekanik dan barrier dari film material antibakteri. Aplikasi material antibakteri ini sebagai label antibakteri dapat mempertahankan kesegaran udang pada suhu ruang hingga 27 jam.
......The development of antibacterial materials is necessary due to the presence of damaging microorganisms that can prevent the growth of other materials. In this study, the antibacterial materials were made synergy between lemongrass oil (MSD) and calcium oxide (CaO) nanoparticles. Lemongrass oil was encapsulated with β-cyclodextrin (βCD) to reduce its volatility therefore the release of the active substance was controlled. CaO NP were synthesized by microwave irradiation at 600 W, 700 W, 800 W and 900 W. The inclusion complex of lemongrass oil and the NP CaO NP were then incorporated into the chitosan matrix to form antibacterial materials and characterized. The inclusion process was optimally at a mole ratio of βCD: MSD oil 1:1 which resulted in inclusion complex powder with entrapment efficiency of 88.82% and loading capacity of 15.71%. The β-CD−MSD inclusion complex had antibacterial activity against S. aureus and E. coli at a minimum concentration of 10 mg/mL with antibacterial activity against E. coli was greater. The release profile of the active compound from the β-CD−MSD inclusion complex indicated that the release rate could be decreased. The synthesized CaO NP at 900 W irradiation for 5 minutes were cubic crystals with a particle size of 69 nm and at concentrations from 0.1% already had antibacterial activity antibacterial activity against S. aureus bacteria was greater. The combination of the two antibacterial agents in the chitosan matrix resulted the antibacterial material with better antibacterial activity. In addition, CaO NP can also improve the mechanical and barrier properties of the antibacterial material film. The application of this antibacterial material as an antibacterial label can maintain the freshness of shrimp at room temperature for up to 27 hours."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library