Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bakowatun, Leonardo Rexano
Abstrak :
Perencanaan dermaga di Sei Lais perairan Sungai Musi Palembang Provinsi Sumatera Selatan, membutuhkan analisis yang tepat dan terintegrasi. Analisis yang dilakukan berupa analisis hidrologi, hidrolika dan pasang surut. Analisis hidrologi yang dilanjutkan dengan analisis hidrolika untuk saluran terbuka, akan menghasilkan nilai kedalaman dan kecepatan arus. Analisis pasang surut dilakukan untuk mengetahui Highest High Water Level HHWL dan Lowest Low Water Level LLWL. Selain itu diperoleh nilai arus pasut yang akan mempengaruhi kecepatan arus sungai. Hasil penelitian menunjukkan LLWL sebesar 4,29 m, maka agar dapat disandari General Cargo Ship dengan DWT 5000 yang memiliki draft 6,1 m perlu dilakukan pengerukan. Kedalaman rencana ditentukan sebesar 7 m dan diperoleh nilai Tide Range Tunggang Pasut sebesar 2,05 m, sehingga elevasi dermaga adalah 1 - 2 m di atas HHWL. Kecepatan arus berdasarkan periode ulang hujan 50 tahunan adalah 8 m/dtk dan arus pasut sebesar 3.13 m/dtk, maka kecepatan arus maksimum adalah 11,13 m/dtk. Pada suatu alur sungai, dermaga dibuat sejajar arah aliran arus sungai. Sehingga dengan nilai kecepatan arus tersebut, gaya maksimum yang mungkin terjadi pada dermaga akibat pergerakan kapal yang terkena arus dari arah depan/belakang adalah 101,56 kN. ......Wharf planning at Sei Lais in Musi River Palembang of South Sumatra Province, requires proper analysis and integrated. The analysis was done by analysis of hydrology, hydraulics and tides. Hydrological analysis followed by analysis of open channel hydraulics, will generate the value of the depth and flow velocity. Tidal analysis was conducted to determine Highest High Water Level HHWL and Lowest Low Water Level LLWL. Additionally obtained value of tidal current that will affect the velocity of the stream. The results showed Lowest Low Water Level LLWL is 4.29 m, so as to be able for General Cargo Ship with 5000 DWT which has a draft of 6.1 m to be berth, necessary dredging. The depth of the plan is set at 7 m and Tide Range values is 2.05 m, so that the elevation of the pier is 1 2 m above HHWL. The flow velocity based on a return period of 50 annual rainfall is 8 m sec and tidal current of 3.13 m sec, then the maximum velocity is 11.13 m sec. On a river channel, the dock is made parallel to the direction of flow of the stream. So with the value of the velocity, maximum force that may occur in the dock due to ship movements affected the flow from bow rear is 101.56 kN.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satria Gundara
Abstrak :
Tebing sungai merupakan salah satu tempat yang rawan terjadi longsor, dimana salah satu penyebabnya adalah penggerusan tanah dinding sungai oleh aliran air sungai. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah membangun struktur perkuatan tebing di beberapa titik pada Sungai Pesanggrahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembuatan struktur perkuatan tebing sungai terhadap kestabilan dasar sungai serta pengaruhnya terhadap hidrolika aliran dan angkutan sedimen dasar pada segmen yang telah ditentukan yaitu dari titik 1 (hulu) di daerah Bintaro sampai dengan titik 3 (hilir) di daerah Kebayoran Lama. Karakteristik hidrolika aliran yang dianalisis sebagai variabel yang terdampak oleh pembangunan perkuatan tebing adalah geometri aliran, profil muka aliran, dan kekasaran penampang. Dari perubahan hidrolika aliran tersebut kemudian dicari besar tegangan geser yang terjadi pada setiap penampang sungai untuk mengetahui apakah tegangan geser melebihi nilai tegangan geser izin butiran yang memulai proses penggerusan dinding sungai. Profil muka aliran dimodelkan menggunakan perangkat lunak HEC-RAS untuk kondisi sebelum dan setelah dibangun perkuatan tebing. Hasil analisis kestabilan sungai pada Sungai Pesanggrahan menunjukkan perkuatan tebing sungai menyebabkan penggerusan dinding sungai di hilir perkuatan, dari hanya tidak terjadi penggerusan di kedua sisi dinding sungai menjadi terjadi penggerusan di kedua sisi kanan maupun kiri dinding sungai pada tengah, dari tidak terjadi penggerusan dinding menjadi terjadi penggerusan dinding sisi kanan dan kiri pada hilir. ......River banks are one of the places that prone to landslides, where one of the causes is scouring of the river wall soil by the river flow. To overcome this problem, the government built river bank protection structures at several points on the Pesanggrahan River. The purpose of this research is to analyze the effect of river bank protection structure on the stability of the river bed and its effect on flow hydraulics including sediment transport in the predetermined segment: from point 1 (upstream) in the Bintaro area to point 3 (downstream) in the Kebayoran Lama area. The flow hydraulic characteristics analyzed as variables affected by river bank protection structures are flow geometry, river flow characteristics, and river wall roughness. From the changes in the flow hydraulics, the shear stress that occurs at each river section is sought to determine whether the shear stress exceeds the allowable shear stress of the grain which starts the river wall scouring. The flow profile is modeled using HEC-RAS software for the conditions before and after the river bank protection is built. The results of the river stability analysis of the Pesanggrahan River show that river bank protection causes scouring of the river wall downstream of the protection, from not scoured to scoured on both the right and left sides of the river wall in the middle, from not scoured the walls to scoured. right and left side walls on the downstream.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arbor Reseda
Abstrak :
Kapasitas Dead Storage waduk pada suatu bendungan selama ini didesain berdasarkan nilai erosi lahan pada Daerah Tangkapan Air (DTA) waduk per tahun tanpa memperhitungkan perubahan tata guna lahan dan dinamika curah hujan pada DTA, serta tidak mempertimbangkan distribusi angkutan sedimen yang tersebar di dasar waduk. Pengembangan protokol prediksi sedimentasi waduk dibutuhkan untuk menghasilkan prediksi sedimentasi waduk yang lebih akurat sesuai dengan kondisi lapangan dan dapat mengakomodasi keterbatasan data hidrolik pada waduk-waduk yang ada di Indonesia. Implementasi dari pengembangan protokol prediksi sedimentasi waduk dapat memberikan perspektif yang lebih baik di bidang perencanaan, pengoperasian dan pemeliharaan waduk. Protokol ini terdiri dari prediksi erosi lahan jangka panjang, pemodelan debit angkutan sedimen jangka panjang, pemodelan angkutan sedimen waduk secara spasial dan temporal, dan prediksi sedimentasi waduk pada masa mendatang. Studi kasus pada penelitian ini adalah Waduk Wonogiri di Indonesia. Simulasi protokol ini dimulai dengan memprediksi erosi lahan tahunan di DTA Waduk Wonogiri untuk jangka waktu yang panjang dari tahun1993 sampai dengan 2019. Debit angkutan sedimen dimodelkan dari prediksi erosi lahan tahunan dan hidrograf yang dimodelkan menggunakan metode FJ Mock dan divalidasi dengan hasil pengukuran sedimen waduk di lapangan. Angkutan sedimen waduk dimodelkan secara spasial dan temporal menggunakan perangkat lunak MIKE. Simulasi ini menghasilkan volume sedimen waduk setiap satuan waktu, terindikasi dari perubahan elevasi dasar waduk, tervalidasi dengan batimetri di lapangan. Prediksi sedimentasi waduk di masa mendatang menggunakan metode regresi secara modular. Hasil prediksi sedimentasi waduk adalah volume sedimen sebesar 146 juta m³ untuk 50 tahun mendatang. Protokol ini memperkenalkan secara luas model matematis angkutan sedimen waduk secara spasial serta memprediksi volume dan sebaran sedimen di dasar waduk pada masa mendatang dengan menggunakan metode regresi secara modular yang hasilnya lebih akurat dari peneletian terdahulu. ......The dead storage capacity of a reservoir is usually designed based on the soil erosion rate of the catchment area for a certain year, without considering the land use and precipitation dynamics in the catchment, as well as sedimentation distribution analysis at the bottom of the reservoir. Development of a protocol is needed for a more accurate prediction of reservoir sediment transport to describe the real condition and accommodate data limitations. It will give a good perspective on reservoir design, operation, and maintenance strategy. The proposed protocol consists of long-term soil erosion prediction, modeling long-term sediment discharge, modeling spatial-temporal reservoir sediment transport, and predicting reservoir sediment volume and distribution in the future. The case study is in Wonogiri reservoir, Indonesia. Simulation of the proposed protocol in the case study began by obtaining long-term soil erosion prediction from 1993 – 2019. Sediment discharge was modeled from soil erosion and long-term hydrographs model using the FJ Mock method and validated with sediment rate measured directly in the field. The reservoir sediment transport model was using MIKE software. The simulation gives the volume and distribution of sedimentation validated by the bathymetry result of the reservoir. Prediction of future sedimentation was using the modular regression method. The prediction result of reservoir sediment volume in 2069 is 146.7 million m³. This protocol promotes spatial reservoir sediment transport model and sedimentation prediction by modular regression. The result is more accurate than previous studies.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library