Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Zainah Esty Nur Aisyah
"Masalah fisik pada alat gerak atas menjadi gangguan umum pada pasien stroke untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kesulitan dan keterbatasan tersebut membuat kemandirian pasien berkurang. Penelitian ini bertujuan mencari tahu latihan kombinasi Constraint Induced Movement Therapy (CIMT) dan Mirror Therapy (MT) dapat meningkatkan kemandirian pasien stroke fase kronis sesudah diberikan terapi. Penelitian ini menggunakan desain penelitian one group pretest-posttest. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Didapatkan dua puluh tujuh pasien stroke fase kronis untuk diberikan intervensi latihan kombinasi CIMT dan MT dua kali seminggu selama empat minggu dengan durasi 1 jam. Pemeriksaan dilakukan sebelum dan sesudah delapan kali sesi latihan kombinasi. Analisis dilakukan pada hasil kemandirian aktivitas sehari-hari menggunakan Functional Independence Measure (FIM), kekuatan otot menggunakan hand grip dynamometer, spastisitas otot menggunakan Modified Ashworth Scale (MAS), dan Range of Motion (ROM) pasien menggunakan goniometer. Setelah delapan kali sesi terpenuhi didapatkan hasil terdapat peningkatan signifikan (p<0.05) pada rerata skor kemandirian (100.30±14.073), spastisitas otot shoulder dan elbow (0.8565±0.36146), lingkup gerak sendi (81.0185±19.02427) dan kekuatan otot (4.859±4.538) sesudah diberikan terapi. Kombinasi latihan CIMT dan Mirror Therapy tidak hanya memberikan pengaruh yang signifikan pada kemandirian tetapi juga pada spastisitas otot, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot setelah diberikan latihan kombinasi pada pasien stroke kronis.
Physical problems in the upper limb are common disorders in stroke patients to perform daily activities. These limitations and limitations reduce patient independence. This study aims to find out whether the combination of Constraint Induced Movement Therapy (CIMT) and Mirror Therapy (MT) exercises can improve the independence of chronic phase stroke patients after being given therapy. This study used a one group pretest-posttest research design. Sampling used purposive sampling. Twenty-seven chronic phase stroke patients were obtained to be given a combination of CIMT and MT exercise intervention twice a week for four weeks with a duration of 1 hour. The examination was carried out before and after eight sessions of combination exercise. Analysis was carried out on the results of independence of daily activities using the Functional Independence Measure (FIM), muscle strength using a hand grip dynamometer, muscle spasticity using the Modified Ashworth Scale (MAS), and the patient's Range of Motion (ROM) using a goniometer. After eight sessions were fulfilled, the results showed a significant increase (p<0.05) in the mean independence score (100.30±14.073), shoulder and elbow muscle spasticity (0.8565±0.36146), joint range of motion (81.0185±19.02427) and muscle strength (4.859±4.538) after being given therapy. The combination of CIMT and Mirror Therapy exercises not only had a significant effect on independence but also on muscle spasticity, joint range of motion and muscle strength after being given a combination of exercises in chronic stroke patients."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Viafebyana Mariatur Rahma
"Jam kerja yang panjang dapat memberikan dampak pada produktivitas, kelelahan fisik, dan kesehatan mental yang berdampak pada kualitas hidup para pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jam kerja panjang terhadap kualitas hidup pekerja Perusahaan XYZ. Desain penelitian kuantitatif cross-sectional pada 161 pekerja yang diambil secara acak sesuai kriteria inklusi dan menggunakan instrumen pemeriksaan Euro-Quality of Life 5 Dimension 5 Level (EQ-5D-5L). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara jam kerja panjang dengan penambahan 14 jam (OR=8.9) dan 18 jam (OR=8.5) terhadap kualitas hidup pekerja. Jam kerja panjang dapat meningkatkan risiko penurunan kualitas hidup pekerja.
Long working hours can impact productivity, physical fatigue, and mental health, which in turn affects the quality of life of the workers. This study aims to determine the relationship between long working hours and the quality of life of employees at XYZ Company. The cross-sectional quantitative research design involved 161 workers who were randomly selected according to inclusion criteria and used the Euro-Quality of Life 5 Dimension 5 Level (EQ-5D-5L) examination instrument. The research results indicate that there is an impact of long working hours with an increase of 14 hours (OR=8.9) and 18 hours (OR=8.5) on the quality of life of workers. Long working hours can increase the risk of a decline in workers' quality of life."
Depok: Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library