Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumarjanto
"ABSTRAK
Saat ini minyak bumi masih merupakan sumber energi utama. Sebagai sumber energi yang tidak dapat diperbaharui maka minyak bumi yang dihasilkan semakin berkurang pada masa, yang akan datang. Proses pengurasan minyak bumi dengan cara. cc primer" dan "sekunder" memberikan hasil yang terbatas (± 35%), sedangkan minyak bumi yang tersisa pada reservoar masih cukup banyak *(± 65%). Nlinyak bumi yang tersisa, tedebak di dalam pori-pori batuan reservoar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana kemampuan. suatu surfaktan untuk menarik beberapa jenis minyak bumi dari pori-pori beberapa jenis batuan reservoar ke dalam. fasa air formasi buatan dengan melihat perubahan sudut kontak yang terjadi dari sistem air fonnasi/minyak bumi/batuan reservoar. Surfaktan yang dipakai mempunyai gugus a-olefin sulfonat. Dengan memvafiasikan konsentrasi surfaktan di dalam air formasi buatan dilihat pengaruh surfaktan terhadap sudut kontak yang terbentuk pada sistem air formasi/minyak bumi/batuan reservoar. Temperatur yang dipakai disesuaikan dengan keadaan reservoar pada umumnya yaltu 50'C dan 60'C. Alat yang digunakan untuk mellhat sudut kontak adalah Goinonieter. Digunakan tiga jenis minyak butni yaltu A, B dan C serta dua jenis batuan reservoar yaltu batuan pasir dan batuan kapur. Sifat fisika darl batuan reservoar yaltu porositas, permeabilitas dan ukuran pori-porinya ditentukan dengan dengan porosimeter, permeameter dan scanning mikroskop elektron. Hasil darl penguk-uran sudut kontak sistern air formasi/minyak bumi/batuan reservoar mernberikan hasil yang baik pada konsentrasi surfak-tan 10 mg/100ml balk pada temperatur 50'C dan 60T. Sudut kontak pada subu 50'C ada'iah 25,50' dan pada suhu 60'C adalah 59,17' untuk minyak burni A dengan batuan. pasir,- minyak bumi A dengan batuan kapur pada suhu 50'C adalah 42,91' dan pada subu 60'C adalah 46,45'; minyak bumi B dengan batuan pasir pada suhu 50T adalah 54,40' dan pada suhu 60T adalah 65,500; minyak bumi B dengan *batuan kapur pada suhu 50'C adalah 40,57' dan pada suhu 60'C adalah 47,71', minyak bumi C dengan batuan. pasir pada suhu SOT adalah 70,44' dan pada suhu 60*C adalah 78,40'; minyak bumi C dengan batuan kapur pada suhu 50T adalah 43,50' dan pada suhu 60'C adalah 49,66'. Surfaktan yang mempunyai gugus cc-olefin sulfonat dapat memberikan peningkatan sudut kontak. Batuan dengan pori-pori yang lebih besar dan. n^nyak burni yang bersifat lebih polar memberikan peningkatan sudut kontak yang lebih besar."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retna Ambarwati
1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamaludin
"
Untuk mencari asal minyak bumi yang mencemari suatu perairan laut atau pantai telah dikenal suatu metode yang disebut dengan sidik jari minyak bumi Prinsip kerja metode ini adalah mencocokkan parameter-parameter sidik jari dari minyak bumi tersangka dengan minyak bumi yang diidentifikasi bila harga parameter-parameter sidik jari dari kedua minyak bumi tersebut sama maka minyak bumi itupun berasal dari tempat yang sama Dalam penelitian ini didapatkan parameter-palameter sidik jari minyak bumi, yakni harga perbandingan komposisi pristen fiten, nc17 pristen, dan nc18 fiten dengan metode kromatografi gas, harga perbandingan absorbans pada bilangan gelombang 1600 cm-1 1375 em -l 810 cm - 1 720 cm - 1 dan 1600 cm-1 720 cm-l dengan metode spektrometr inframerah, harga kandungan poliaromatik hidrokarbon dalam minyak bumi. dengan metode fluorometri Dalam penelitian ini juga dapat diterangkan peristiwa pelapukan minyak bumi. yang mencakup penguapan, pelarutan, dan oksidasi."
1985
S29649
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library