Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febria Yunita
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S2914
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lorenzia Chrisanty Astari
Abstrak :
Kehidupan di kota besar tidaklah mudah, banyak tekanan yang dapat menimbulkan ketegangan yang bisa berdampak kurang baik terhadap kondisi fisik maupun psikologis. Rutinitas sehari-hari yang menjenuhkan ini membuat orang pada umumnya akan mencari aktivitas-aktivitas yang dapat mengurangi atau menghilangkan kejenuhan tersebut yang biasanya dilakukan pada saat waktu luang. Salah satu pilihan aktivitas waktu luang di kota besar adalah clubbing. Clubbing adalah berbagai aktivitas yang dilakukan di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotek, bar, pub, lounge, dan kafe dengan musik hidup atau suasana yang dibuat menyerupai klub malam. Clubbing sebetulnya sudah ada sejak dulu, namun zaman sekarang perkembangannya semakin marak ditunjang oleh tempat hiburan malam yang semakin menjamur. Di masa krisis ekonomi seperti sekarang, tempat-tempat hiburan malam masih ramai pengunjung. Fenomena ini dapat mengindikasikan bahwa hiburan dan rekreasi, dalam hal ini yang didapat dari clubbing memang telah menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat tertentu dan bisnis tempat hiburan malam masih menjanjikan. Persaingan yang cukup ketat dalam menarik pengunjung membuat para pengelola tempat hiburan malam perlu mehgetahui karakteristik segmen pasarnya. Clubbing memiliki bermacam manfaat, namun di sisi lain juga memunculkan sejumlah atribut negatif bagi para pelakunya. Clubbing dipilih dari sekian banyak pilihan memanfaatkan waktu luang dan uang Gaya hidup seseorang ditunjukkan oleh bagaimana ia memanfaatkan waktu dan uangnya yang terwujud dalam aktivitas, minat, dan opininya. Dalam penelitian ini yang ingin dilihat adalah gaya hidup para pelaku clubbing, khususnya gaya hidup pelaku clubbing yang menganggap clubbing relevan dengan kebutuhan, nilai, dan minat yang ada di dalam dirinya, atau dengan kata lain responden yang memiliki tingkat keterlibatan tinggi terhadap clubbing. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran gaya hidup pelaku clubbing. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan dan informasi tentang gaya hidup di kota besar. Penelitian ini menggunakan subjek pelaku clubbing, dengan teknik pengambilan sampel nonpnobability sampling dengan bentuk incidental sampling. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, penelitian ini dilakukan terhadap 156 orang subjek. Hasil dari penelitian ini adalah didapatkannya gambaran 4 profil gaya hidup dari pelaku clubbing. Ke-4 gaya hidup tersebut adalah gaya hidup 1 "perduli sosial", gaya hidup 2 "cuek", gaya hidup 3 "gaul", dan gaya hidup 4 "biang pesta".
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3194
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Nurfitri
Abstrak :
Penelitian ini membahas tentang faktor up-line dalam memotivasi individu bergabung menjadi anggota MLM. Dengan dilatar-belakangi fenomena mengenai faktor hubungan antar pribadi yang kental dalam sistem MLM, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh ketertarikan pada up-line terhadap motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Variabel ketertarikan dipakai, karena kesediaan untuk menghabiskan waktu bersama orang lain terkait dengan ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction) (Jung, 1978). Sehingga, saat seseorang menerima tawaran untuk menjadi anggota MLM, maka ia pasti memiliki ketertarikan berupa penilaian positif terhadap orang yang mengajaknya. Teori kebutuhan McClelland (1987) dipakai sebagai indikator tingkah laku motivasi. Sedangkan sebagai indikator ketertarikan pada up-line, digunakan teori ganjaran yang diungkapkan Berscheid & Walster (1978) yang menjabarkan lima dimensi interpersonal attraction yakni proximity, reciprocity of liking, similarity, reduction of fear, stress and isolation serta cooperation. Desain penelitian ini adalah field study-hypotesis testing, dengan accidental sampling sebagai metode pengambilan sampel. Partisipan penelitian ini berjumlah 85 orang anggota MLM X. Penelitian ini membuktikan bahwa ketertarikan pada up-line mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Kelima dimensi interpersonal attraction juga terbukti mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Dari lima dimensi interpersonal attraction yang diteliti, ditemukan bahwa reciprocity of liking merupakan dimensi interpersonal attraction pada up-line yang memberikan sumbangan terbesar dalam mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM.
This research studies about up-line's factor in motivating individual to join an MLM. It is based on phenomenon that shows the importance of interpersonal relationship on Multilevel-marketing system. The aim of this research is to prove The effect of interpersonal attraction to up-line on joining motivation as MLM member. Attraction is used as variabel, because willingness to spend time with others relates to interpersonal attraction (Jung, 1978). So, when somebody is intrested in joining an MLM, it means that he/she has some attractions to others who invites him/her to join the MLM. Need's theory of McCleland (1987) is used in this study as behavior indicator of joining motivation as MLM member. For attraction indicator to up-line, this research used Reward Theory by Berscheid & Walster (1978), that describes five interpersonal attraction's dimenssions as proximity, reciprocity of liking, similarity, reduction of fear, stress and isolation, and finaly cooperation. The Design of this research is hypotesis testing-field study with accidental sampling as the sampling method. Participants of this study are 85 member of MLM X. This research proves that interpersonal attracion to up-line influence joining motivation as MLM member. This research also find that all of interpersonal attraction's dimenssion influence joining motivation as MLM member. From five dimenssion of interpersonal to up-line, it is found that reciprocity of liking has the biggest contribution in influencing MLM members to join the MLM.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
158.2 NUR p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Edowati
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sinta Jeanita
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkat tumover tertinggi terjadi pada kalangan pekerja muda yang umumnya baru lulus dari bangku pendidikan. Tumover dapat terjadi karena tidak terpenuhinya harapan- harapan pekerja sehingga mereka keluar. Kontrak psikologis merupakan konsep yang tepat untuk memahami komitmen pekeria. Keadaan diatas mendorong peneliti untuk melihat gambaran kontrak psikologis dan komitmen pekerja muda terhadap perusahaan.

Metode pengambilan sampel dengan cara accidental. Responden sebanyak 94 pekerja perusahaan dengan masa kerja dibawah tiga tahun dengan pendidikan sekurang- kurangnya S1. Kuesioner dengan skala Likert digunakan untuk mengumpulkan data, kuesioner kontrak psikologis dan kuesioner komitmen terhadap perusahaan.

Studi ini menunjukkan bahwa pekerja muda memiliki persepsi yang seragam, akan harapan-harapan mereka. Dalam hal ini perusahaan tampak memiliki kekuatan besar dalam mengontrol pekerjanya. Sementara persepsi individu terhadap kewajibannya tampak bervariasi, ini menunjukkan subjektivitas dari rasa kewajiban pekerja muda. Pekerja muda memiliki keyakinan bahwa kontrak psikologis mereka bersifat relasional. Kontrak psikologis transaksional dan retasional tidak berada dalam satu kontinum yang berlawanan, namun terletak paralel. Komitmen yang mereka miliki belum terdiferensiasi. Secara umum terdapat dua macam komitmen pada pekerja muda, yaitu komitmen afektif-normatif dan komitmen kesinambungan. Ini dapat dimaklumi mengingat belum cukup waktu bagi pekerja muda untuk mengenal nilai-nilai perusahaan. Aspek-aspek kontrak psikologis : kemajuan yang cepat, pemberitahuan sebelumnya bila hendak keluar, dan sekurang-kurangnya bekerja 2 tahun melatarbelakangi tingkat komitmen individu di awal karirnya. Komitmen lebih ditentukan oleh diri individu yang terlibat.
1997
S2942
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Leberty Adi Surya
Abstrak :
Setiap perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) harus sejalan dengan perencanaan stmtegis dari perusahnan. Oleh karenanya, setiap langkah dalam perencanaan SDM seperti seieksi dan penempatan juga hams selalu berdasar kepada strategi suatu perusahaan agar mendapatkan ‘the right man in the right plaoe’. Kesesuaian antara kapasitas pegawai dengan tugasmgasnya juga meliputi sejauh mana pekemjaan itu memberikan beban kexja (workload) yang tepat_ Aninya, beban kenja yang dirasakan oleh pegawai seharusnya tidak terlalu berat (overload) dan tidak pula terlalu nendah (underload) sehingga setiap pegawai dapat menunjukkan perfomanya secara optimal. Ada beberapa indikasi yang menunjukkan Admin In cassso pada PT. XYZ memiliki beban kcija yang culcup bcrat, diantaranya adalah: pemberlalcukan sistem lembur 4 hari dalam seminggu, tidak adanya waktu senggang selama jam kenja, tugas-tugas yang sedemikian banyak dan membutuhkan ketelitian serta banyaknya keluhan dari para Admin In casso mengcnai pekeljaan mereka. Asumsi awal yang muncul adalah bahwa posisi Admin In casso masih kekurangan SDM yang mcnyebabkan banyak tugas yang harus diselesaikan di luar jam kerja. Hasil penclitian ini menunjukkan bahwa skor rata-rata beban kexja pada Admin In casso adalah 3,6 yang aninya cukup bemt. Dengan beban mental yang cukup berat, pegawai akan memsakan mgas-tugas yang mereka keijal-can cukup membebani dan mereka bekcnja tidak nyaman. Penyebab utama adanya beban mental pada Admin In casso bukanlah karcna kekurangan SDM Admin In casso tetapi lebih disebabkan karena adanya suatu proses dari pekeljaan Admin In casso yang menjadi terhambat dikarenakan pckcrjaan dari bagian/tizngsi lain yang merupakan rnitra kemjanya dinilai tidak bckcrja sccara semestinya. ......Each Human Resources (HR) planning must be in line with the strategic planning of the company. Therefore, each step in human resources planning such as selection and placement also must be based on a company strategy in order to get 'the right man in the right place'. The balance between job demand and employee’s resources capacity also include appropriate work load. That is, the work load felt by employees should not be too heavy (overload), nor too low (underload) so that each employee can show their performance optimally. There are some indications showing employees in Admin In cassso position at PT. XYZ have a heavy work condition, which are: system 4 days overtime per week., the absence of leisure time during working hours, tasks that require so much accuracy and the number of complaints from the Admin ln casso about their work. Initial assumption which appears from these facts is the position of Admin In casso still lack human resources, which caused a lot of tasks that must be completed outside working hours. Result of this research shows that the average score of the mental workload on three Admin In casso employees is 3.6 which means ‘high enough’. With a high mental workload, employees will feel the tasks they do quite a burden, and their work are not comfortable. The high mental workload in Admin In casso employees is not caused by the lack of human resources in Admin In casso position but rather due to the working partner of Admin In casso does not work properly that caused working process in Admin casso being hampered.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T34037
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Melani
Abstrak :
Berdasarkan hasil identifikasi masalah organisasi, para karyawan PT XX kurang menampilkan adanya komitmen terhadap organisasi, khususnya terkait dengan komitmen afektif, dan hal tersebut dianggap menjadi salah satu faktor penghambat munculnya perilaku berorientasi pelanggan. Penelitian dilakukan untuk melihat adanya korelasi antara komitmen organisasi, khususnya terkait komitmen afektif, dan perilaku berorientasi pelanggan pada karyawan PT XX, dengan menggunakan alat ukur Employee Customer-Oriented Behaviors Scale (Grizzle, Lee, Zablah, Brown, & Mowen, 2009) dan TCM Employee Commitment Survey: Revised Version (Meyer, Allen, & Smith, 1993). Responden 15 karyawan dari 6 departemen fungsi operasional PT XX. Hasil uji korelasi menunjukkan korelasi signifikan antara komitmen afektif dan perilaku berorientasi pelanggan (r = .435*, p < .05), serta hasil ini menjadi dasar pemberian intervensi. Intervensi dilakukan melalui pelatihan ISEFI - Improve Service Excellence from Inside dan aktivitas lanjutan pelatihan berupa pengisian Mission Book (MB). Uji perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan dan pengisian MB menunjukkan terdapat peningkatan yang signifikan antara skor komitmen afektif (z = -2.041*, p < .05) dan peningkatan yang juga signifikan pada skor perilaku berorientasi pelanggan (z = -2.023*, p < .05).
Based on identification of organizational problems, employees indicate lesscommitment to the organization and it is considered to be the one of factors that inhibit the appearance of a customer orientation behavior of PT XX?s employees. This reseach was conducted to find the correlation between organizational commitment, especially affective commitment and customer orientation behavior of PT XX?s employees using Employee Customer-Oriented Behaviors Scale (Grizzle, Lee, Zablah, Brown, & Mowen, 2009) and the TCM Employee Commitment Survey: Revised Version (Meyer, Allen, & Smith, 1993). Data gathered from 15 employees in 6 different departments at PT XX. The result showed that there was a significant correlation between affective commitment and customer orientation behavior (r = .435 *, P < .05). Based on this result, researcher determined that intervention program was to provide an ?ISEFI ? Improve Service Excellence from Inside? Themed Training and post-training follow-up activities - Mission Book. Furthermore, researcher give a test to find the differences between affective commitment and customer orientation behavior scores before and after the intervention conducted. The result of the test found that affective commitment?s score was significantly different (z = -2.041*, p < .05) and customer orientation behavior score was also significantly different (z = - 2.023*, p < .05).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41405
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Mitra Lestari
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi intrinsik terhadap perilaku berorientasi pelanggan pada karyawan PT XX divisi fungsi pendukung dalam perusahaan yang bergerak di bidang jasa. Responden penelitian adalah 14 orang karyawan level manager dan staf. Pengukuran perilaku berorientasi pelanggan menggunakan alat ukur Employee Customer Oriented Behavior (ECOB) dari Grizzle, et al (2009), sedangkan motivasi intrinsik diukur dengan menggunakan alat ukur Task Evaluation Questionaire dari Pulley (2007). Hasil data awal menunjukkan bahwa motivasi intrinsik berhubungan positif dan signifikan dengan perilaku berorientasi pelanggan (r = 0.429, p < .05). Berdasarkan hasil tersebut, peneliti menentukan intervensi yang akan diberikan yaitu pelatihan meningkatkan motivasi intrinsik dalam rangkaian pelatihan Improve Service Excellence from Inside. Responden intervensi adalah lima orang karyawan yang memiliki motivasi intrinsik dan perilaku berorientasi pelanggan yang tergolong rendah. Selanjutnya peneliti melakukan pengukuran post-test yang menunjukkan bahwa intervensi mampu meningkatkan motivasi intrinsik (Z = -2.060, ρ < .05) namun belum mampu meningkatkan perilaku berorientasi pelanggan (Z = -1.841, ρ < .05). ...... This study aims to determine the effect of intrinsic motivation on customer oriented behavior of the employees at support functions division. The study was conducted at PT XX, a service company. The respondents were 14 employees, managers and staff levels. Measurement of customer oriented behavior is performed using Employee Customer Oriented Behavior (ECOB) measuring devices from Grizzle, et al (2009), whereas intrinsic motivation is measured by using Task Evaluation Questionnaire measuring devices from Pulley (2007). Results of preliminary data suggest that intrinsic motivation positively and significantly correlated with customer oriented behavior (r = 0.429, p < .05). Based on these results, researchers determined that the intervention to be given is training to improve intrinsic motivation in a series of Improve Service Excellence from Inside training. Respondents of interventions are five employees whose intrinsic motivation and customer-oriented behavior are low. Furthermore, researchers conducted a post-test measurements which indicate that interventions can increase intrinsic motivation (Z = -2.060, ρ < .05), Yet, it cannot improve the customer oriented behavior (Z = -1.841, ρ < .05).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farandry Rahmadian
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan sikap percaya pada pemimpin dan iklim psikologis terhadap komitmen perubahan. Penelitian ini dilakukan di organisasi pemerintahan di Jakarta. Kuesioner yang digunakan diadaptasi dari 3 alat ukur, yaitu: Commitment to Change Inventory, Trust in the Leader Inventory, dan Psychological Climate Inventory. Ketiga alat ukur ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Hasil penelitian N=109 menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap percaya pada pemimpin dan komitmen perubahan r=.196, p.
ABSTRACT
The Purpose of this research is to study the correlations of trust in the leader and psychological climate on commitment to change. This research was conducted in the government organization in Jakarta. The instruments for this research were commitment to change inventory, trust in the leader inventory, and psychological climate inventory. The instrument was translated into Bahasa. The result of this research showed that there were a significant correlation between commitment to change and trust in the leader r .196, p
2017
S70144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>