Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Garna Abdima
"Skripsi ini membahas proyeksi penyebaran klorin sebagai Etremely Hazardous Substance (EHS) pada chlorine ton container PT Pupuk Kujang Cikampek yang diskenariokan terjadi kebocoran menggunakan piranti lunak ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel penyebab kebocoran chlorine ton container dan proyeksi penyebaran klorin apabila terjadi kebocoran.
Penelitian ini adalah penelitian dengan desain deskriptif. Sebelum memasukkan data ke piranti lunak ALOHA, analisa bahaya menggunakan Fault Tree Analysis (FTA) dilakukan untuk mencari variabel-variabel penyebab kebocoran. Pada skenario kebocoran valve, jangkauan penyebaran gas klorin di area merah dengan konsentrasi >=20 ppm (AEGL-3) adalah 93 meter, pada area oranye (AEGL-2) dengan konsentrasi >= 2 ppm adalah 314 meter, Sedangkan area kuning (AEGL-1), jangkauan penyebaran gas klorin dengan konsentrsi >= 0,5 ppm mencapai 653 meter.
Pada skenario kebocoran pipa fleksibel dan fusible plug, jangkauan penyebaran gas klorin secara berturut-turut pada AEGL-3 adalah 196 meter dan 1,3 kilometer. Pada area oranye (AEGL-2) jangkauannya adalah 662 meter dan 3,5 kilometer. Sedangkan untuk area kuning (AEGL-1) jangkauan penyebaran klorin secara berturut-turut adalah 1,4 kilometer dan 5,9 kilometer. Lokasi atau area berbahaya di PT Pupuk Kujang akibat penyebaran klorin berdasarkan perhitugan ALOHA antara lain Pabrik Urea Kujang IB, Gedung Pusat Kendali Kujang IB (Control Room), area Package Boiler, Pabrik Urea Kujang IA, sebagian kawasan Pabrik NPK Kujang, Dusun Poponcol, Dusun Pajaten, dan Cikampek Kota.

The focus of this study is the projection of chlorine dispersion as Extremely Hazardous Substance (EHS) in chlorine ton container leakage at PT Pupuk Kujang Cikampek which in this scenario occur the leakage using ALOHA (Areal Location of Hazardous Atmosphere) software. The purpose of this study are to understand the variables causing of chlorine ton container leakage and projection of chlorine dispersion.
This research is descriptive. Before input data to ALOHA, Fault Tree Analysis (FTA) is used to search variables of leakage. In scenario of valve leakage, reach of chlorine gas dispersion in red zone with >= 20 ppm (AEGL-3) is 93 meter, in orange zone (AEGL-2) with >= 2 ppm is 314 meter, and yellow zone (AEGL-1) with >=0,5 ppm is 653 meter.
In scenario of flexible connection failure and fusible plug blowout, the reach of chlorine gas dispersion in a series are 196 meter and 1,3 kilometer for AEGL-3, 662 meter and 3,5 kilometer for AEGL-2, 1,4 and 5,9 kilometer for AEGL-1. The toxic threat zone at PT Pupuk Kujang Cikampek resulting chlorine dispersion based on ALOHA include Urea Plant Kujang IB, Center Control Building Kujang IB, Package Boiler Area, Urea Plant Kujang IA, part of NPK Plant, Poponcol Orchard, Pajaten Orchard, and Cikampek City.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
James Evert Adolf Liku
"ABSTRAK
Olahraga Sketeboard dianggap sebagai salah satu olahraga yaag ekstrem dengan tingkat keparahan yang tinggi. Olahraga Skateboard pada mulanya muncul dan digemari oleh kalangan pemuda Amerika. Olahraga ini kemudian muncul dan berkembang di Indonesia seiring dengan globalisasi Perkembangan Olahraga Skateboard yang pesat dalam jumlah penggemarnya berpengaruh pada tingginya angka kecelakaan atau cedera yang diaJarni. Menyadari akan hal tersebut kemudian dirasakan sangat perlu untuk mengetahui darimana bahaya itu berasal dan seberapa parah tingkat cederanya. Banyak penelitian yang dilakukan untuk menilai resiko olahraga ini, namun penilaian tersebut hanya terbatas pada tempat bermain saja. Berdasarkan kenyataan yang ada melalui penelitian ini diharapkan setiap orang akan mengetahui bahaya dan resiko pada atlet olahraga skateboard yang diakibatkan oleh atlet itu sendiri dan mampu untuk mengurangi kecelakaan ataupun cedera."
2007
T32027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marhaban
"Pendahuluan : Pengoperasikan jalur pipa dislribusi crude oil dari Tanjung - Balikapapan selama 46 tahun dengan panjang 232 km memillki resiko yang antara lain : ada aliran fluida yang mudah terbakar, pipa Ieiah dioperasikan lama, degradasi/penurunan material selama operasi, meningkatnya rnasyarakat disekitar pipa, aktivitas disekitar pipa dan masalah-masalah yang berkaitan dengan perawatan, operasi dan inspeksi. Analisa resiko ini dilakukan unluk mengantisipasi risiko-risiko yang akan limbul pada kegiatan distribusi crude oil melalui sistem perpipaan dan hasilnya diharapkan dapat memberikan masukan bagi Pertamina maupun pihak-pihak terkait yang berkaitan dengan proses pembuatan kebijakan dan sistem pengoperasian pipa yang handal, aman dan selamat.
Telitian: Secara keseluruhan pipa distribusi jalur Tanjung-Balikpapan mempunyai nilai risiko relatif sebesar 93,56 (nilai standar >90). Sementara itu nilai index sum (total nilai indek) yang berasal dari penjumlahan : third party index+ corrotion index + design index + incorrect operation index mempunyai nilai 298,45 (nilai maksimal 400). Nilai index sum dapat digunakan untuk menunjukkan tingkat survival probability sebesar = (298,45: 400) x 100% = 74,61%. lni berarti jalur pipa Tanjung-Balikpapan mempunyai tingkat chance of survival sebesar 74,61% dan tingkat chance of failure sebesar 100- 74,61= 25,39%.
Kesimpulan : Dengan melihat batas aman pada tingkat change of survival sebesar 70 %, maka secara umum jalur pipa Tanjung - Balikpapan masih termasuk kriteria aman. Oleh karena itu perlu tetap dilakukan pemantauan dan peningkatan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat risiko ini, terutama pada section yang mempunyai nilai risiko relative dibawah nilai ratarata 93,56 , seperti maintenance ROW dan patrol di sepanjang jalur pipa.

Introduction : Operation of crude oil distribution pipeline from Tanjung to Balikpapan of 232 km for 46 years has potential risks, namely flammable fluids, materials degradation during time operation, accumulation of peoples and increase of activities in pipeline circumstances, human errors during pipeline operation and maintenance. This pipeline risk analysis is perform to anticipate the above highlight risks during operation period and the results could be used by Pertamina and related parties as inputs for development of policies as well as safe and reliable operating systems.
Research: Overall relative risk score for the distribution pipeline is 93.56 from standard value of 90. The index sum as summation of .third party index + corrosion index+ design index + incorrect operation index is 298,45 of maximum value of 400. The index sum show the survival probability= (298.45 : 400) x 100% = 74.61%. It means the Tanjung-Balikpapan pipeline has chance of survival of 74.61% and in the opposite the chance of failure of 100 -74,61= 25,39%.
Conclusions: Considering the pipeline is on safe level and has change of survival above 70%, then we conclude that Tanjung - Balikpapan pipeline is on the risk tolerable category. However, the inspection and monitoring on certain segments that have higher risks scores shall be performed, such as ROW maintenance and pipeline petrols.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nurfallah
"Hasil cholinesterase seita survey tentang persepsi, pengetahuan, personal hygiene, pcnggunaan APD yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Belmi tahun 2005 terhadap 200 petani didapatkan basil mia rata 40,50 % petani dengan keracunan berat, lata rata 75,50 % petani memiliki persepsi buruk, rata rata 76,00 % peta.ni` memiliki pengetahuan bumk, rata rata 83,00 % petani dengan personal hygiene buruk, rata rata 71,00 % petani berpcrilaku bnmik dalam menggunakan APD_Tesis ini bertujuan unmk mengelnhui korelasi anlara faktor - Ezktor yang mcmpengaruhi pcrsepsi risfko dalam mengelola pestisida denpn tingkat keracunan pestisida pada pctani sayuran yang meliputi : fhktor intemal (pengetahuan, perilaku penggunaan ala! pelindung diri, perilaku higiene perorangan, masa kegia ), faktor ekstemal (penyuluhan/pclatihan keselamatan dan kesehatn kerja, budaya keseiamatan dan keseharn kenja dan frekuensi komak dengan pestisida), tingkat keracunan pada petani dan persepsi xisiko.Jenis penelitian yang dilakukan adalah peneiitian deskriptif (descriptive research) adaiah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan seiclas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti dengan pendekatan cross-seclionul smdjul-lasil penelitian yang tclah dilakukan terhadap faktor intcmal dan ckstemal yang mempcngaruhi persepsi yaitu ; pengetabuan dalam mengelola pestisida; perilaku penggunaan APD ; perilaku persona! hygiene ; budaya keselamatan dan kesehatan kelja sedangkan yang tidak berkorelasi yaitu : rnasa kelja petani ; penyuluhan /peiatihan K3 dan frekuensi kontak. Disamping ilu faktor internal dan ekstemal yang mempengaruhi risiko yang diterima(tingkat keracunan pestisida) yaitu ; pcngetahuan mengclola pestisida ; pcriiaku penggunaan alat pclindung diri perilaku personal hygiene; iiekuensi kontak; budaya K3, scdangkan ynag tidak mempcngarusi risiko yang diterima yaitu : masa kerja petani ; peiatihan K3 serta tidak ada koreiasi antara persepsi petani dcngan tingkat kemcunan/risiko yang diterima petani. Kesimpulan : ada 3 variabel faktor internal yang berkorelasi dengan persepsi ( pengezahuan ,penlaku penggunaan APD , perilaku personal hygiene ), ada l variabei faktor ekstcmal yang berkorelasi dengan persepsi pelani yaitu : budaya K3 , ada 3 variabel faktor internal yang berkorelasi dengan risiko yang diterima (pengetahuan ,perilaku penggunaan APD , perilaku persona] hygiene ), ada 2 varibel faktor ekstemal yang berkoreiasi dengan tingkat keracunan/risiko (Erekuensi kontak dan budaya K3).

Result from previous study on conducted by Public health service Beltasi District year in 2005 among 200 farmers indicated that the majority ofthe farmers ( 40,50 %) had a severe pesticide poisoning level. Based on the study, the majority of the farmers have poor perception ( 75,50 %), low level of knowledge (76,00 %), poor personal hygiene ( 83,00 %) and poor safe belmvior towards the use of personal protective equipment (PPE) ( 71,00 %).The aim ofthe study is to evaluate correlation between factors that influencing the vegetable lamrer risk perception in pesticide handling whit the lcvci of pesticide poisoning. The factors that influencing the risk perception of the vegetable farmer including internal factors ( Knowledge, safe behavior towards the use of PPE, personal hygiene, work period) ; external factors (OHS training, safety culture and frequency of contact with pesticide), level of poisoning in the farmer and risk perception. The type of research design used in the study was a descriptive research which describing on a particular object or condition without any treatment manipulation. The approach used in the study was based on cross sectional. Resulth suggested that internal external factors which influencing risk perception including knowledge on pesticide handling, the use- of PPE , personal hygiene, OHS cuiture were not correlated with work period, OHS training and tiequency of contact. Furthcmtore internal and external factor which influencing the level of' risk accepted by the farmer (level of pesticide poisoning) were : knowledge on pesticide handling, safe belmvior towards the use of PPE, personal hygiene, frequency of contact, OHS culture. In addition, factors that were not influencing the level of risk were : work period and OHS training, There were also no correlation between farmers risk perception with the level of risk accepted (level of pesticide poisoning). In conclusion, there were 3 vanble derived from internal factors that correlated with risk perception( knowledge on pesticide handling, safe behavior on the use of PPE and personal hygiene). There was one variable derived from extemal factor which was correlated with farmers risk perception (safety culture). There 3 variable derived from intemal factors which was correlated with of risk accepted (knowledge on pesticide handling, safe behavior on the use of PPE and personal hygiene). There 3 variable derived from internal &ctors which was correlated with level of risk (level of pesticide poisoning): frequency of contact and OHS culture."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T34426
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meddy Harjanto
"Seiring dengan perkembangan jaman sebagaimana kegiatan di industry Minyak dan Gas (Migas) yang memiliki risiko tinggi sehingga diperlukan pengelolaan operasi yang sangat baik, tertata dan terencana dengan matang. Hal ini berkaitan dengan kecelakaan yang diakibatkan oleh prilaku tidak aman (un-safe act) sebagai penyebab dominan. Oleh karena itu, dilakukan penelitian tentang analisis budaya
keselamatan dengan mengukur Safety Climate Level (SCL) dan Safety Culture Maturity Level (SCML), sebagai upaya peningkatan buadaya keselamatan untuk mengurangi kecelakaan. Populasi pada penelitian ini berjumlah 2.568 pekerja, kemudian pengambilan data dilakukan dengan menggunakan metode penyebaran keusioner dan Focus Group Discussion (FGD) untuk di Site A dengan jumlah 245
pekerja. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui skor SCL 7,82 (>7,5 ref. Norma SCL) dimana safety climate sudah tercermin dengan baik pada individu dan kelompok. Sedangkan safety culture sudah berada pada level 4 (proactive) dengan skor SCML 4,17 dari total skor 5. Hal ini menunjukkan peran pekerja dalam program K3 telah meningkat dimana pendekatan bottom-up perlu ditingkatkan
dengan menyerap dan menindaklanjuti spirasi dan masukkan dari pekerja.

Along with the times, as well as activities in the Oil and Gas (Oil and Gas) industry that have a high risk so that management operations are very good, organized and
well planned. This is related to accidents caused by unsafe behavior (un-safe act) as the dominant cause. Therefore, a study on the analysis of safety culture was
carried out by measuring Safety Climate Level (SCL) and Safety Culture Maturity Level (SCML), as an effort to increase safety culture to reduce accidents. The population in this study amounted to 2,568 workers, then data collection was carried out using the method of distribution and discussion of Focus Group Discussion (FGD) for Site A with a total of 245 workers. Based on the results of the study, it was found that the SCL score was 7.82 (> 7.5 ref. Norm SCL) where the climate safety was well reflected in individuals and groups. While the safety culture is at level 4 (proactive) with a SCML score of 4.17 out of a total score of 5. This shows that the role of workers in the OSH program has increased where a bottomup approach needs to be improved by absorbing and following up on workers input.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herdina Rosalia Paramita
"Kejadian kebakaran yang ada masih tergolong tinggi dan kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran juga cukup besar, sehingga diperlukan sistem keselamatan kebakaran yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem keselamatan kebakaran di Apartemen X. Evaluasi ini meliputi sistem kontrol penyebaran kebakaran, sistem jalur evakuasi, dan sistem keselamatan secara umum berdasarkan NFPA 101 A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety yang kemudian dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak Computerized Fire Safety Evaluation System (CFSES). Penelitian ini berupa studi evalausi yang bersifat deskriptif analitik dengan pendekatan semi kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem keselamatan kebakaran yang ada di Apartemen X belum memenuhi persyaratan keselamatan kebakaran minimum yang harus dipenuhi.

Fire incidents and the loss that caused by fire are relatively high, therefore adequate fire safety system is needed. This research aims to evaluate fire safety system at X Apartment. This evaluation covers fire spreading control system, evacuation route system, and fire safety system in general based on NFPA 101 A: Guide on Alternative Approaches to Life Safety which analyzed with Computerized Safety Evaluation System (CFSES) software. The method of this research is analytic descriptive with semi-quantitative approach. The result of this research shows that fire safety system in X Apartment has not complied with the minimum requirements of fire safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zeinneis Rudi Saputra
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang analisis risiko kebakaran yang diakibatkan oleh
hubungan pendek dan beban lebih arus listrik di Rumah Susun Kebon Kacang
pada tahun 2011. Penelitian ini adalah penelitian semi-kuantitatif dengan desain
observasional. Variabel yang diteliti adalah kabel, kotak kontak, kabel fleksibel,
dan sistem pengaman. Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata sebesar
27,6% dari total populasi belum memiliki instalasi listrik yang sesuai dengan
standar PUIL 2000 maupun NFPA 73. Serta hasil penilaian risikonya
menggunakan model matriks risiko ada pada tingkatan ekstrim (Extreme).

ABSTRACT
This reseach explain about risk analysis of fires potential which caused by short
circuit and overcurrent electrical circuit in Rumah Susun Kebon Kacang on 2011.
Design of this research is semi-quantitave and observational study. Variable
which researched are wiring, receptacle, flexible cord, and overcurrent protective
device. The result is showing that average 27,6% from population is still not have
electrical instalation which comply with PUIL 2000 standard and NFPA 73. The
result of risk analysis with matrix model in extreme category."
2011
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kezia Adelaide
"Kecelakaan lalu lintas merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di tingkat global, regional dan nasional. Lebih dari 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas, dan antara 20 dan 50 juta orang menderita cedera. Peningkatan kecelakaan lalu lintas terjadi di sebagian besar wilayah dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor penyebab kejadian kecelakaan lalu lintas di Jalan Tol Purbaleunyi tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengambilan data sekunder. Dari hasil penelitian terlihat bahwa terjadi peningkatan angka kecelakaan lalu lintas di Jalan Tol Purbaleunyi tahun 2010-2011. Faktor penyebab kecelakaan terdiri dari faktor manusia, faktor kendaraan dan faktor lingkungan. Berdasarkan hasil penelitian, kecelakaan lalu lintas di Jalan Tol Purbaleunyi tahun 2010-2011 sebagian besar disebabkan oleh faktor manusia, kemudian faktor kendaraan, dan faktor lingkungan

Traffic accidents are one of the major public health problem at global, regional and national levels. More than 1.2 million people in the worldwide die each year because traffic accidents, and between 20 and 50 million people suffer an injury. Increase in traffic accidents occurred in most regions of the world. This study aims to know the description of the factors causing the traffic accident on Purbaleunyi Toll 2010- 2011. This study uses quantitative methods to secondary data collection. From the research shows that an increase in the number of traffic accidents on Purbaleunyi Toll 2010-2011. Factors causing the accident consisted of human factors, vehicle factors and environmental factors. Based on the results of the study, a traffic accident on Purbaleunyi Toll 2010-2011 largely due to human factors and vehicle factors, and environmental factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Wachyudi
"Tesis ini membahas tentang penilaian risiko yang dilakukan di Fasilitas Proses Produksi pada FPSO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah HAZOPS. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif atau observatif. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tingkat risiko proses di Fasilitas Proses Produksi pada FPSO, dimana tingkat risiko tertinggi ada pada proses pada peralatan 1st dan 2nd stage separator, dan Fuel gas scrubber serta Fuel gas filter coalester. Tingkat risiko tersebut diperoleh dari kombinasi kemungkinan kejadian (probability) dan keparahan dampak (consequences). Selain itu dihasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk mengendalikan risiko-risiko yang ada sehingga sampai risiko dikategorikan menjadi risiko yang dapat diterima.

The thesis discusses about risk assessment conduct at Production Process Facilities on the FPSO. The method that used in this study is HAZOPS. This research is a qualitative descriptive or observative approach. The results of this research provides a level of risk in the process at Production Process Facility on FPSO, where the highest risk level of the process is on the equipment, such as 1st and 2nd stage separators, fuel gas and fuel gas scrubber and filter coalester. Risk level is derived from a combination of probability and consequences value. The research give recommendations for controlling the existing risks until the risk is classified as acceptable risk."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T28486
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Ikhsan Derana
"Tesis ini menganalisa Akar penyebab utama kecelakaan kerja "Kurangnya Pengetahuan tentang Manajemen Resiko pada Pekerjaan dan Evaluasi" di PT "X" tahun 2005 2008, menggunakan data dari laporan keceiakan dan laporan investigasi kecelakaan kerja yang diakses dl Departemen HSE PT "X" pada bulan Maret - Mei 2010. Penelitian ini adalah merupakan studi kuaiitatif.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa Penyebab Dasar (Faktor manusia dan Faktor pekerjaan), Penyabab Langsung (Tindakan tidak standar dan Kondisi tidak standar), Tidak dilakukannya tahapan-tahapan 'Manajemen risiko' secara benar, Kurangnya pengawasan, dan Faktor peketja tidak tetap (Kontrak:tor) baik secara individu maupun bersama-sama berkon1ribusi sebagai Ak.ar penyebab teJjadinya kecelakaan-kecelakaan ini.
Hasil penelitian ini juga menyarankan kepada PT "X" untuk melak.ukan Pelatihan yang komprehensif untuk Penyebab Dasar dan Penyebab Langsung, sedangkan untuk Manajemen risiko disamping pelatihan, juga komitmen, pengawasan, sosialisasi komunikasi, penerapa.n reward dan punishment.

This Thesis analyzed of the Main Root Cause on Occupational Incidence "Poor on Job Risk Management and Evaluation" at PT "X" year 2005 - 2008, by using the incidence and incidence investigation reports accessed at PT "X" HSE Department in arch.
The summaries of the research are that the Contributory causes (Personal and Job factors), Immediate causes (Unsafe actions and un.safe condition), Improperly in risk management processes, Poor on monitoring, and Contractors? workers factor as individually and/or their togetherness contributed as root cause of these incidences.
This research recommended to PT "X" as well to conduct a comprehensive trainings for the Contributory and Immediate causes, while for the risk management not only to conduct the training, but also to increase the commitment, monitoring, socialization and communication. and the implementation on reward and punishment."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32384
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>