Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhanifah
Abstrak :
Anemia masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, termasuk anemia di kelompok remaja. Selain berdampak terhadap fungsi kognitif dan memori, juga menurunkan kapasitas kerja, sehingga dapat menurunkan konsentrasi dan prestasi sekolah. Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 prevalensi anemia remaja putri masih sangat tinggi yaitu 51,7%. Tujuan penelitian ini adalah ontuk menilai pengaruh perubahan Hb siswi anemia pada kelompok yang mendapatkan TID multi zat gizi mikro dan kelompok yang mendapatkan TTD program Depkes dan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan studi analisis yang menggooakan data primer, dengan disain penelitian quasi exsperiment. Data diperoleh dengan cara pemeriksaan hemoglobin dengan metode cyanmethemoglobin menggooakan alat Spectrofotometer, wawancara dengan kuesioner, formulir FFQ. Penelitian ini dilakukan pada siswi di 3 Madrasah Tsanawiyah Kota Bekasi dengan jumlah sampel 90 orang. Variabel dependen adalah perubahan konsentrasi Hb dan variabel independen adalah suplementasi TTD dengan variabel konfonding : Hb awal, umur menarche, lama haid, kebiasaan makan sumber makanan hem, non hem, peningkat absorpsi Fe, penghambat absorpsi Fe, pengetahuan anemia siswi, pendidikan ayah dan ibu siswi. Analisis data dilakukan dengan Paired t test, Independent t test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase anemia pada 358 siswi di tiga Madrasah Tsanawiyah Kota Bekasi sebanyak 90 siswi (25,1%)$. Setelah dilakukan pemberian TID selama 6 minggu dengan 3 kali seminggu pemberian pada siswi anemia temyata hanya tinggal 17 siswi (18,9"/o) yang masih anemia. Rata-rata perubahan konsentrasi Hb sebelum dan sesudah suplementasi adalah bennakna. Rata-rata perubahan konsentrasi Hb pada kelompok TID program Depkes 2,444 gr/dl dan perubahan konsentrasi Hb pada kelompok multi zat gzi mikro sebesar 2,555 gr/dl, tetapi perbedaan perubahan konsentrasi Hb antara kelompok TID program Depkes dan TId multi zat gizi mikro adalah tidakbermakna (p > 0,05). Variabel yang paling berpengarubterhadap perubahan konsentrasi Hb siswi adalah status konsentrasi Hb awal. Dari hasil penelitian disimpulkan temyata suplementasi TID menurunkan prevalensi secara bennakna walaupun secara statistik TID program multi zat gizi mikro dan TID program Depkes tidak berbeda secara bennakna Saran kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi menjalankan program penyuluhan kepada masyarakat terutarna kepada remaja putri untuk mengonsumsi makan gizi seimbang terutama yang bersumber zat besi. Kepada pihak sekolah untuk mengembangkan program pencegahan dan penanggulangan anemia melalui pendidikan kesehatan dan gizi, pemberian tablet tarnbah darah hagi siswi haid dan anemia bekerjasama dengan puskesmas melalui program UKS. ......Anemia still become public health problem, especially in teenage girl. Beside its impact on cognitive functions and memories, it also decreasing working capacity, so that decrease concentration and achievement. SKRT Household Health Survey, 1995 showed that prevalence of anemia. Was 51,7%. The study aimed to assessing the effect of changing in anemia student in group obtained multi micro nutrient and group obtained iron supplemental from Depkes and internal and external factors that influenced. This study used primary data and quasi experiment design. The data obtained from Hb test with Cyanmethemoglobin methode using spectrophotometer, interview, and FFQ. This study was conducted in 90 student at 3 Madrasah Tsanawiyah, Bekasi City. Dependent variable is changed Hb concentration and independent variable are iron supplement and then confounding variable consist of first Hb, age of menarche duration of menstruation, food habits on heme, non heme , increasing absorption Fe, student's knowledge of anemia, father's education, and mother's education. Data analyzed with pained t test and independent t test. The tesult showed that percentage of anemia in 358 studets at 3 Madrasah Tsanawiyah Bekasi City were 90 student (25,1%). After giving iron supplement along 6 weeks and 3 times in week remain 17 student (18,9%) still anemia. Mean of changing Hb concentration before and after supplementation is significant. Mean of changing Hb concentration in group of iron supplement from was 2,444 grid! and changing Hb concentration in group of multi micro nutrient was 2,555 grid!, but the difference of changing Hb concentration between iron supplement from Depkes and multi micro nutrient were not significant (p > 0,05). The most influence variable to changing Hb concentration was First Hb concentration status. I summary iron supplement can decreased the prevalence although in Statistic is not significant. To prevent and treatment anemia some effort like communication, information and education meet to be done.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T29165
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meity Sudiarsih
Abstrak :
ABSTRAK
Positive Deviance (PD) atau penyimpangan positif adalah salah satu inisiatif program gizi bagi balita yang bcrbasis pada partisipasi masyarakat. Di Indonesia, pada tahun 2004 tercatat 11 propinsi tclah melaksanakan pendekatan PD. Ncgara-negara yang telah berhasil menyelesaikan masalah anak-anak malnutzisi diantaranya adalah Vietnam, Haiti, Guinea, Bangladesh dan Nepal (PD dan Hearth USAID, 2004). Di Indonesia, informasi yang telah dipublikasikan di antaranya yaitu Kelurahan Palrneriam Jakarta Timur (Anisah, 2005), Kanagarian Guguak Serai Sumatera Bafat (Ulfah, 2006), Proyek BP-Tangguh Papua (Nuhamara, 2006) dan Kelurahan Mulya Harja Bogor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi mcndalam tentang partisipasi masyarakat sejak berdiri sampai terlaksananya kegiatan pos gizi serta upaya mempertahankan keberhasilan pencapaian pos gizi untuk menekan prevalensi gizi bumk dan gizi kurang pada balita. Penelitian ini menggunakan desain Icualitatif dengan metode wawancara mendalam dan FGD. Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Mulya Haija selama Juni 2007. Sumber informasi diperoleh dari 38 informan (5 kelompok FGD, 26 informan; 8 WM, 12 informan) dari LSM, dinkes, kelurahan, puskesmas induk, puskesmas pembantu, tokoh masyarakat, kader posyandu dan orang tua balita. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa partisipasi rnasyarakat sudah terbentuk dengan keterlibatan unsur-unsur masyarakat, yaitu memenuhi kriteria tingkatan fungsional. Kegiatan untuk menumbuhkan panisipasi tersebut' adalah melalui pelatihan, sosialisasi program, pertemuan masyarakat, pendekalan personal dan pemberian insentif bagi kader. Pihak-pihak yang bcrperan paling dominan dalam mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat adalah ketua RW, ketua RT dan kader. Faktor pcnghambat partisipasi adalah kondisi ekonomi, pengclolan keuangan keluarga dan pendidikan masyarakat, tidak adanya pengalaman masa lalu penanggulangan masalah gizi balita, luntumya budaya gotong royong di masyarakat (salah satunya karcna ketergantungan pada bantuan pemerintah untuk masyarakat miskin) serta kurangnya dukungan aparat kesehatan setempat. Faktor pendukungnya adalah pengaruh besar tokoh masyarakat yaitu ketua RW dan RT serta kader posyandu. Belum terlihat adanya sistern kemitraan yang dibangun atas dasar pembagian peran untuk mencapai suatu tujuan bersama. Dari pcnclitian ini disarankan LSM mendapatkan upaya pendampingan yang efektif untuk menumbuhkan kemandirian melalui partisipasi masyarakat. Selain itu, LSM sebaiknya dapat menjadi lebih dari sekedar membuat model dari program penanggulangan gizi, melainkan menjadi mitra pemerintah atau disebut sebagai service base NGO. Sementara aparat pemerintah dapat lebih optimal mendorong Iahirnya partisipasi masyarakat, dan donor dapat menjadikan partisipasi masyarakat sebagai indikator keberhasilan program.
ABSTRACT
Positive Deviance (PD) is one of the inisiative of nutrition community base program intervention for children under 5 (U5). In Indonesia, ll provinces has conducted PD in year 2004. While countries which have children malnutrition problem also use this approach. They are Vietnam, Haiti, Guinea, Bangladesh dan Nepal (PD dan Hearth USAID, 2004). Areas covered by PD in Indonesia (published data) are Village of Palmeriam Jakarta Timur (Anisah, 2005), Village of Guguak Serai Sumatera Barat (Ulfah, 2006), Village of Proyek BP-Tangguh Papua (Nuhamara, 2006) and Village of Mulya Hanja Bogor. The objective of this research is to identify deeply community participation in PD- hearth implementation from the very beginning stage to implementation of hearth in order to solve children malnutrition problem. Besides, partnertship and the role of each government institutions involved to encourage community participation were also part of the objectives. This qualitative research using indepth interview and FGD was conducted during June 2007 in Village of Mulya Harja..Tl`otal informant involved was 38 people (5 groups of FGD, 26 people; 8 indepth interview, I2 people) hom NGO, city health office, village office, community health in village and sub district level, community leaders, local volunteers (kader) and parents of children US. This research was succesfully investigated that community participation existed, approved by the involvement of community members and categorized as functional level of participation. The activities to encourage participation were programme socialization, community meetings, trainings, personal approaches and incentive for kader. Local informal leaders (head of RT/RW and kader) were dominantly stimulated community participation. Some obstacles of community participation were economic condition, household financial management, education, no experiment of participation and declined tradition of partnership within community members, as well lack of partnership among all competent govemment institutions. This research suggested NGO to conduct more effective facilitation too develop independence through community participation. Besides, it is better for NGO to play more than just creating model for government, furthermore NGO can act as a service base NGO due some govemment?s limitations investigated. In addition, funding agency (in this case, government/Dinkes is the source of funding) would consider community participation as one principle of programme.
2007
T34576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Ito Leiliana Warnani
Abstrak :
Sarapan penting sebagai sumber energi untuk memulai aktivitas sehari, terutama untuk anak yang masih dalam tahap pertumbuhan. Peran orang tua terutama para ibu memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan sarapan anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penyuluhan dengan media visual dan cetak terhadap pengetahuan gizi, sikap dan perilaku ibu pada anak sekolah dasar di SDN 2 dan SDN 3 Cimanggis, Depok. Jenis penelitian adalah quasi experimental di masyarakat dengan menggunakan pre-post test control group design. Penelitian kelompok perlakuan mendapatkan penyuluhan gizi berupa lembar balik, pembagian booklet, dan media film pendek (15 menit) sedangkan kelompok kontrol mendapatkan penyuluhan gizi berupa lembar balik dan pembagian booklet. Kedua kelompok (n=81) ibu pada penelitian ini memiliki tingkat pendidikan tamat SMA/sederajat sebesar 53,1% dan sebagian besar sebagai ibu rumah tangga (IRT). Pendapatan pada kelompok perlakuan 71,4% mempunyai pendapatan < Rp. 2.024.000 sedangkan pada kelompok kontrol mempunyai pendapatan 54,3% ≥ Rp. 2.024.000. Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji t test, chi square dan Mc Nemar. Hasil uji menunjukkan ada perbedaan pengetahuan gizi sesudah intervensi pada kelompok perlakuan dan kontrol (p<0,05). Tidak ada perbedaan sikap sesudah intervensi pada kelompok perlakuan, tetapi ada perbedaan pada kelompok kontrol. Pada perilaku ibu ada perbedaan pada kelompok perlakuan ibu terhadap sarapan sehat anak, tetapi sebaliknya pada kelompok kontrol. ......Breakfast is an important part of our daily activity. It serves as the first source of energy that will be used throughout the whole day. This is important especially for children who are still in the growth process. The role of parents, especially the mothers had a major influence in shaping the breakfast habits of children. The aim of this study was to analyze the effect of dissemination about healthy breakfast using visual and print media towards the mother’s knowledge about nutrition, their attitude and behavior in the elementary school of SDN 2 and 3 located in Cimanggis, Depok. The method use in this study was pre-posttest control group design with quasi experimental. Participants of experiment groups get nutrition counseling in the form of a flip chart, booklet, and media short film (15 minutes) while the control group received nutrition counseling in the form of a flip chart, and booklet. Both of the group (n = 81) mother in this study had completed high school education level / equivalent of 53.1% and most of the housewives (IRT). Revenue in the experiment group 71.4% had income < Rp. 2.024 million whereas in the control group 54.3% have incomes ≥ Rp. 2.024 million. In this study conducted bivariate analyzes using t test, chi square and Mc Nemar. The result shows that there is a difference in mother’s knowledge about nutrition between the experiment group and control group (p<0,05). For the mother’s attitude; there is a difference from the experiment group, but not in the control group. For the mother’s behavior; there is a difference from the experiment group, and no difference from the control group.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T531856
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Ngatmira
Abstrak :
ABSTRAK
Sisa makanan merupakan salah satu indikator dalam pelayanan gizi khususnya penyelenggaraan makanan. Dengan pelayanan makanan yang memuaskan selera pasien tanpa mengurangi nilai gizi merupakan terapi diet yang dibutuhkan dalam penyembuhan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, dengan membagi sampel menjadi kelompok control dengan mendapatkan makanan dengan standar porsi diet rumah sakit 2300 kkal dan kelompok perlakuan mendapat standar porsi diet sesuai kebutuhan 1700 kkal. Penelitian ini dilakukan pada 34 responden, 17 kelompok control dan 17 kelompok perlakuan. Penelitian dilakukan pada pasien bedah perempuan dengan diet makanan biasa, usia 18-59 tahun, di ruang perawatan RSCM . Pengumpulan data sisa makanan dengan system food weighing selama 4 hari. Analisis bivarian menggunakan uji beda dua mean T test independendandependen.Terdapat rata – rata sisa makanan pada kelompok control sebanyak 206,37 gram dan kelompok perlakuan sebanyak 117.59 gram per orang per hari. Sisa makanan terbesar disumbangkan dari makanan pokok sebesar 41,52% dan sayur sebanyak 24.15% pada kontrol dan 32.87% untuk makanan pokok dan 21.81% untuk sayuran pada kelompok perlakuan dari total sisa makanan. Sisa makanan kelompok kontrol sebanyak 17.65% masuk dalam katagori banyak (>20%)..Penelitian serupa dapat dilakukan pada kelompok pasien yang mendapatkan makanan lunak dan pada kelompok pasien yang tidak berdiet khusus.
ABSTRACT
In nutritional services, waste plate becoming one particular indicator, especially in the food provisions for the patient. Food provisions that can satisfy patients taste without compromising the nutritional value is a dietary therapy required in the treatment of the patients itself. This is a quasi-experimental study, by dividing the sample into the control group who received 2300 kcal standard dietary hospital food portion and the treatment group who received standard diet servings as needed 1700 kcal. This study conducted on 34 respondents, both for the control group as well as for the treatment group consists of 17 patients. The study was conducted to female surgical patients with normal diet, age 18-59 years, at Dr. CiptoMangunkusumo General Hospitals treatment room. The waste platedata collection performed by using the food weighing systems for 4 days. Two different mean independent and dependent T-test is used as the bivariate analysis for this study. There is an average of the waste plate per person per day as much as 206,37 grams in the control group and 117,59 grams in the treatment group. The biggest waste plate comes from the staple foods and vegetables, respectively 41.52% and 24.15% in controls group and the treatment group was 32.87% and 21.81% from the the total of leftover food. Waste plate in the control group as much as 17.65% are included in a lot category (> 20%). Similar studies can be performed on a group of patients who received bland foods and in the group of patients who did not having specific diet.
Universitas Indonesia, 2013
T35033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Rahmawati
Abstrak :
Tujuan peneliti adalah untuk memperoleh tentang gambaran pemanfaatan kunjungan posbindu lansia di Kelurahan Cisalak. Pendekatan penelitian adalah kualitatif. Data penelitian diperoleh dengan instrument panduan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) dan Wawancara Mendalam (WM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan hubungan antara faktor predisposisi, faktor enabling, faktor penguat dan faktor kebutuhan terhadap posbindu dalam memeriksakan kesehatan bagi lansia. Hasil penelitian menyarankan agar Kepala Dinas Kesehatan untuk melakukan meningkatkan kegiatan promosi kesehatan di posbindu lansia. ......The research objective is to know the representation of elderly Integrated Founding Post visit utilization in Cisalak Village. Research approach is qualitative. Research data is obtained using instrument of Focus Group Discussion guide and Comprehensive Interview. Research result discovered that there is a propensity relationship among predisposition, enabling, reinforcing and need factors toward elderly health check in Integrated Founding Post. From the research result, it is suggested that Head of Health Department need to do advocacy to Mayor to achieve fund support in training practice for untrained cadre and to increase health promotion activity in elderly Integrated Founding Post.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Claudia Ester
Abstrak :
Obesitas merupakan masalah global yang terjadi pada semua kelompok umur, termasuk anak usia pra sekolah. Anak yang mengalami obesitas memiliki risiko untuk tetap obesitas sampai dewasa dan kecenderungan untuk mengalami berbagai masalah kesehatan. Berbagai penyebab terus diteliti untuk mencari faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada anak. O leh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan makan, aktivitas fisik, dan faktor lainnya dengan kejadian obesitas pada anak usia pra sekolah. Disain studi pada penelitian ini adalah studi potong lintang pada murid TK A dan TK B di tiga TK Yayasan Bunda Hati K udus, Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan 23.3% anak mengalami obesitas. Faktor- faktor yang memiliki hubungan yang bermakna dengan obesitas pada anak pra sekolah adalah asupan energi (p= 0.014 ; CI 95%) dan kebiasaan menonton TV (p= 0.013; CI 95%). Disarankan agar orangtua semakin berperan dalam mengawasi j umlah asupan anak dan memberikan batasan dalam waktu menonton televisi di rumah. P ihak sekolah perlu mengadakan penimbangan rutin serta meningkatkan kesadaran anak terhadap masalah obesitas melalui kegiatan akademik dan non akademik di sekolah. ......Obesity is a global problem which may be happened in all ages group, including pre-school children. C hildhood obesity may lead children to be at risk being obese in adulthood and increase the tendency of having some health problems. Many researches has been conducted to find the factors which are associated with childhood obesity. Therefore, this research was designed to explore the associations between food habit and physical activity to obesity in pre-school children. This cross sectional study was done in three kindergarten schools of Yayasan Bunda Hati K udus, Jakarta. The prevalence of obese children was 23.3%. Moreover, intake energy (p= 0.014 ; CI 95%) and television watching (p=0.013; CI 95%) were significantly correlated with obesity. Thus, parents need to take more control in limiting the amount of food for their children and also limiting the time of watching television. In addition, school may help decreasing the number of obese children by conducting anthropometric measurement for all children and raising parents awareness about childhood obesity through academic or non academic activity.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52822
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Zuhrotun Nisa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor lingkungan biologis, keluarga, dan PHBS sebagai faktor yang berhubungan dengan balita gizi kurang. Desain penelitian cross sectional, dilaksanakan pada Maret-Mei 2013. Responden adalah ibu balita. Jumlah sampel 91 balita usia 12-59 bulan. Variabel yang berhubungan signifikan dengan gizi kurang adalah asupan energi (p value 0,024 dan OR 4,792), ASI eksklusif (p value 0,039 dan OR 3,45), rutinitas menimbang di Posyandu (p value 0,016 dan OR 3,5), rutinitas cuci tangan dengan sabun (p value 0,012 dan OR 3,6) dan penggunaan jamban sehat (p value 0,04 dan OR 2,867). Rutinitas menimbang di Posyandu merupakan faktor dominan kejadian gizi kurang pada balita. ......The purpose of this study was to determine correlation of biological environment, family, and clean and healthy lifestyle factor on underweight of children under five. The cross sectional study design was conducted during March-Mei 2013. The respondent were mothers of children. Total sampel were 91 children age 12-59 months. Variables that significantly correlated with underweight were energy intake (p value 0,024 and OR 4,792), exclusive breastfeeding (p value 0,039 and OR 3,45), routinity of weighing in Posyandu (p value 0,016 and OR 3,5), routinity of washing hands with soap (p value 0,012 and OR 3,6) and using healthy latrine (p value 0,04 and OR 2,867). Routinity of weighing in Posyandu was the dominant factor of underweight of children under five.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Himawati
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian biskuit tepung singkong terhadap status gizi balita gizi kurang. Penelitian ini menggunakan desain studi kuasi eksperimental. Kelompok perlakuan (n=23) diberikan biskuit tepung singkong sebanyak 50 gram setiap hari selama 4 minggu, sedangkan kelompok plasebo (n=29) diberikan biskuit plasebo sebanyak 50 gram setiap hari selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan berat badan yang signifikan (p<0,05) antara sebelum dan setelah intervensi pada kedua kelompok, tetapi tidak pada status gizi akhir. Tidak ada perbedaan perubahan berat badan dan status gizi balita antara kelompok perlakuan dan plasebo (p>0,05). ......The purpose of this study was to know effect of giving cassava flour biscuit to nutritional status of under five children with undernourished. This research use quasi-experimental design. Treatment groups (n=23) were given 50 grams cassava flour biscuit every day for 4 weeks, whereas the control group (n=29) were given 50 grams placebo biscuit every day for 4 weeks. The result showed significant changes in body weight before and after intervention in both groups (p<0,05), but not in the last nutritional status. There was no difference in weight and nutritional status change of children between the treatment and control group (p>0,05).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulvia Damayanty
Abstrak :
Penelitian dengan desain studi cross-sectional dilakukan pada bulan April-Mei 2013. Penelitian di Kementerian Perindustrian RI melibatkan 122 pegawai. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan lingkar pinggang sebagai indikator obesitas sentral. Variabel dependen pada studi ini ialah obesitas sentral berdasarkan pengukuran lingkar pinggang. Variabel independen ialah jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pengetahuan gizi, riwayat genetik, Indeks Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, kebiasaan merokok, aktivitas fisik dan asupan gizi (energi, protein, lemak, dan karbohidrat). Data dikumpulkan melalui pengukuran lingkar pinggang, persen lemak tubuh, antropometri, kuesioner, dan wawancara asupan makanan 2x24 jam. Analisis bivariat, didapatkan hubungan yang signifikan antara umur, Indeks Massa Tubuh (IMT), persen lemak tubuh, asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat. Perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan antara jenis kelamin dan kebiasaan merokok dengan lingkar pinggang. Para pegawai diharapkan mulai mengontrol asupan makanan dan gaya hidup. ......This cross sectional study was held in April-Mei 2013 comprised 122 employee at Ministry of Industry. The objective of study was to determine the association of some risk factors in waist circumference as an abdominal obesity indicator. Dependent variables of this study was abdominal obesity that was measured by waist circumference and the independent variable consist of sex, age, aducational background, nutritional knowledge, genetic history, Body Mass Index (BMI), Body Fat Percentage (BFP), smoking status, physical activity, and nutrient intake (intake of energy, protein, fat, and carbohydrate). Data were collected through waist measurement, Body Fat Percentage, anthropometry, questionnaires, and food models as supporting tools for 2x24 hours food recall. Bivariate analyses showed that age, BMI, BFP, intake of energy, protein, fat, and carbohydrate were correlated with a statistically significant in was circumference. Meanwhile, this study also indicated a significant difference between the sex and smoking status with circumference. It is suggested to employees to start controlling food intake and lifestyle.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>