Ditemukan 163 dokumen yang sesuai dengan query
Immanuel Surya
"
ABSTRAKRumah sakit menggunakan peralatan peralatan elektronik yang menimbulkan harmonik, disaat yang bersamaan rumah sakit sangat membutuhkan suplai dengan kualitas daya yang baik. Jika peralatan pada rumah sakit disuplai dengan kualitas yang buruk, maka performa dari peralatan pada Rumah Sakit akan menurun. Penelitian bertujuan untuk mereduksi harmonisa yang dilakukan dengan menggeser fasa sebesar 30 derajat dengan menggunakan transformator Dy11. Penelitian akan difokuskan untuk menghilangkan orde harmonisa yang dominan pada titik hubung listrik (Point of Common Coupling/PCC). Penelitian ini menunjukkan terjadi reduksi harmonisa pada titik hubung listrik yang diteliti sehingga tingkat harmonisa total mengalami reduksi sebesar 2,58% dikarenakan orde ke-5 dan orde ke 7 mengalami reduksi akibat adanya penggeseran fasa oleh Transformator.
ABSTRACTHospital use many non-linear device that injected system with harmonic current, but hospital need a good power suply. Bad quality of the power suplai in hospital would affect the performance of the device in the hospital. So this riset is try to reduce the harmonic distorsion with transformator Dy11 that will shift the phase 30 degree. The riset will be focused to the order harmonic dominant on PCC, so the harmonic distortion will be tuned to harmonic standar. This riset show that using of transformator Dy11 will reduce THD-i at point common of coupling in the amount of 2,58%, because fifth and seventh order get reduced because of there are shifting of phase."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Randa Adriano
"Sistem pencahayaan merupakan kebutuhan pokok manusia, contohnya lampu yang digunakan pada malam hari ataupun pada ruangan-ruangan yang diperlukan untuk membantu mengenali suatu objek secara visual. Saat ini terdapat dua jenis lampu yang banyak digunakan masyarakat yaitu lampu LED dan CFL. Karena penggunaan lampu di dalam ruangan membutuhkan energi yang besar, maka diperlukan pemilihan lampu yang dapat bekerja secara efektif dan efisien. Karena itu harus dilakukan pengujian untuk melihat bagaimana distribusi cahaya dari kedua jenis lampu tersebut. Dari hasil pengujian, didapatkan data yang menunjukan bahwa pada lampu LED maupun CFL ketika semakin jauh jarak horizontal maupun jarak vertikal titik pengukurannya dari lampu maka nilai intensitas penerangan yang dihasilkan menurun. Dan juga Pendistribusian dengan lampu LED lebih baik dibanding lampu CFL karena lebih merata dan juga lebih luas penyebaran pencahayaannya. Dimana lampu LED 6 watt lebih terang sebesar 27,51 % dibanding dengan lampu CFL 11 watt sedangkan lampu LED 8 watt lebih terang sebesar 11,82 % dibanding dengan lampu CFL 14 watt pada jarak 1,5 meter dari lampu dan diameter 180 cm. Distribusi lampu LED lebih merata dan lebih terang di tiap titiknya dikarenakan seluruh elektron yang terdapat melakukan rekombinasi dengan hole, sedangkan pada lampu CFL terdapatnya pemanasan filamen dan terjadi ionisasi antara elektron dengan gas argon dan uap merkuri sehingga timbul energi lain yang cukup besar yaitu adalah energi panas.
The lighting system is a basic human need, for example lights that are used at night or in rooms that are needed to help identify an object visually. Currently, there are two types of lamps that are widely used by the public, namely LED and CFL lamps. Because the use of lights in the room requires a lot of energy, it is necessary to choose lamps that can work effectively and efficiently. Because it must be tested to see how the distribution of light from the two types of lamps. From the test results, data shows that the LED or CFL lamps, the farther the horizontal distance and the vertical distance between the measurement points from the lamp, the lower the intensity value of the resulting light. And also the distribution with LED lamps is better than CFL lamps because it is more even and also has a wider distribution of lighting. Where the 6 watt LED lamp is 27.51% brighter than the 11 watt CFL lamp while the 8 watt LED lamp is 11.82% brighter than the 14 watt CFL lamp at a distance of 1.5 meters from the lamp and a diameter of 180 cm. The distribution of the LED lights is more even and brighter at each point because all the electrons are recombined with the holes, while in CFL lamps there is a heating of the filament and ionization occurs between the electrons with argon gas and mercury vapor so that it builds up. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Justinus Dipo Nugroho
"Kompor induksi adalah kompor yang memanfaatkan efek induksi akibat dari arus listrik yang melewati kumparan pada bagian bawah kompor sehingga menghasilkan panas akibat dari alat masak yang diletakkan pada bagian atas kompor tersebut. Arus listrik dialirkan melalui kawat tembaga melingkar di bawah permukaan memasak, yang menciptakan arus magnet di seluruh wajan untuk menghasilkan panas. Karena induksi tidak menggunakan sumber panas luar tradisional, hanya elemen yang digunakan yang akan menjadi hangat karena panas yang dipindahkan dari panci. Memasak dengan induksi lebih efisien daripada memasak dengan listrik dan gas karena sedikit energi panas yang hilang. Ada banyak keuntungan menggunakan kompor induksi jika membandingkannya dengan kompor gas atau kompor listrik konvensional. Namun, faktanya tidak semua kompor induksi dapat menghasilkan efisiensi energi tinggi saat dioperasikan pada kondisi di beberapa lokasi dengan kualitas daya yang rendah dan tegangan yang tidak stabil. Skripsi ini membahas tentang Analisis Pengaruh Variasi Tegangan Terhadap Efisiensi Energi Pada Kompor Induksi. Diharapkan dari penelitian ini bisa diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi energi kompor induksi, nilai rata-rata dari efisien energi kompor induksi, dan rekomendasi tegangan yang paling tepat untuk mendapat efisiensi energi yang optimal.
An induction cooker is a cooker that utilizes the induction effect due to the electric current passing through the coil at the bottom of the stove to produce heat because of the cooking utensil being placed on the top of the stove. An electric current is passed through a coiled copper wire under the cooking surface, which creates a magnetic current all over the pan to generate heat. Since induction does not use a traditional external heat source, only the elements used will warm up due to the heat transferred from the pan. Induction cooking is more efficient than electric and gas cooking because less heat energy is lost. There are many advantages to using an induction cooker when comparing it to a conventional gas or electric stove. However, the fact is that not all induction hobs can produce high energy efficiency when operated in conditions in several locations with low power quality and unstable voltage. This thesis discusses the Analysis of the Effect of Voltage Variations on Energy Efficiency in Induction Cookers. It is expected from this research that the factors that affect the energy efficiency of induction cookers, the average value of energy efficient induction cookers, and the most appropriate voltage recommendations can be found to obtain optimal energy efficiency"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rahayu Windasari
"Permintaan masyarakat akan tersedianya listrik yang kian meningkat, terkadang tidak disertai dengan sikap yang bijaksana dalam penggunaannya. Seringkali terjadi pemborosan karena waktu pemakaiannya tidak tepat, ditambah kurangnya kesadaran msayarakat untuk menghemat pemakaian listrik. Oleh karena itu, diperlukan adanya perangkat yang dapat memonitoring secara langsung berapa besar konsumsi listrik yang digunakan. Atas dasar pemikiran tersebut maka dibuatlah rancangan alat yang mampu memonitoring penggunaan daya dan energi listrik secara real-time agar pemakaian listrik menjadi tepat guna. Alat monitoring ini menggunakan Power Line Carrier (PLC) yang memanfaatkan jala-jala listrik dari PLN pada jaringan tegangan rendah pada peralatan rumah tangga. PLC dipilih karena kelebihannya yaitu tidak perlu membangun jaringan baru lagi sebab bisa menggunakan jaringan listrik yang sudah ada. Alat ini dibagi menjadi dua modul utama yaitu modul pengirim dan penerima. Pada modul pengirim, digunakan PLC KQ330, mikrokontroler Arduino UNO, sensor PZEM-004T untuk pengukur besaran listrik berupa arus, tegangan, daya aktif dan energi serta LCD 16x2 sebagai penampil datanya. Modul penerima terdiri dari PLC KQ330, mikrokontroler Arduino UNO, dan modul WiFi ESP32 yang akan menghubungkan modul penerima ke internet melalui platform Internet of Things (IoT), bernama Thinger.io sehingga pengguna dapat mengakses hasil monitoringnya melalui gadget apapun. Informasi besaran listrik ini akan dikirimkan melalui komunikasi serial pada mikrokontroler. Kinerja sistem diukur berdasarkan keberhasilannya mengirimkan data antara sisi pengirim dan penerima secara real-time dengan nilai simpangan rata-rata yang kecil. Berdasarkan hasil pengujian, didapatkan bahwa simpangan pada pembacaan sensor pengukuran listrik PZEM, memiliki nilai sebesar 0.11% untuk tegangan, 0.15% untuk arus, dan 0.48% untuk daya.
The increasing of public demand for the availability of electricity, sometimes not balanced by a wise attitude in its use. Waste often happens because the time of use is not right, plus the lack of public awareness to save electricity usage. Therefore, it is needed a device that can monitor directly how much electricity consumption is used. On the basis of these ideas the design of devices that are able to monitor the use of electricity and electrical energy in real time is made so that electricity usage is needed. This monitoring tool uses a Power Line Carrier (PLC) that utilizes electricity grids from PLN on a low voltage network on household appliances. PLC was chosen because of its superiority, which is that it does not need to build a new network anymore because it can use an existing electricity network. This tool is divided into two main modules, the transmitting and receiving modules. In the transmitting module, the PLC KQ330, the Arduino UNO microcontroller, the PZEM-004T sensor are used to measure the electrical quantities in the form of current, voltage, active power and energy and a 16x2 LCD as the display. The receiver module consists of a KQ330 PLC, an Arduino UNO microcontroller, and an ESP32 WiFi module that will connect the receiver module to the internet via the Internet of Things (IoT) platform, called Thinger.io so that users can access the monitoring results through any gadget. Information on the amount of electricity will be sent via serial communication to the microcontroller. System performance is measured based on its success in sending data between the transmitter and receiver sides in real-time with a small average deviation value. Based on the test results, it was found that the deviation on the PZEM electric measurement sensor readings, has a value of 0.11% for voltage, 0.15% for current, and 0.48% for real power."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Naufal Sukma Aulia
"Penggunaan kompor induksi di Indonesia saat ini masih sedikit dikarenakan kurangnya pemahaman masyarakat terhadap pengetahuan mengenai kompor induksi dan cara penggunaannya. PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) baru - baru ini mengadakan program konversi satu juta kompor elpiji ke kompor induksi guna meningkatkan penggunaan kompor induksi dikalangan masyarakat Indonesia. Kompor induksi menggunakan prinsip kerja dari pemanasan induksi dimana arus dengan frekuensi tinggi mengalir melalui kumparan konduktor, arus dengan frekuensi tinggi kemudian menghasilkan medan magnet disekitar kumparan. Medan magnet yang dihasilkan tersebut akan menimbulkan skin effect pada panci yang berada di atasnya. Dengan adanya skin effect maka membuat arus eddy yang timbul karena induksi mengalir pada permukaan konduktor dan melakukan pemanasan terhadap panci. Hasil dari pengujian ini adalah setting daya yang dilakukan akan berpengaruh terhadap perubahan efisiensi, energi, dan waktu pada kompor induksi. Semakin besar setting daya yang digunakan efisiensi yang dihasilkan semakin tinggi, energi yang dibutuhkan semakin kecil, dan waktu yang diperlukan semakin cepat. Disamping itu, brand pada kompor induksi berpengaruh juga terhadap performansi dari kompor induksi.
The use of induction cookers in Indonesia is still slightly due to a lack of public understanding of knowledge regarding the induction cooker and how to use them. PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) recently held a program to convert one million LPG stoves to induction cookers to increase the use of induction cooker among the people of Indonesia. The induction cooker uses the working principle of induction heating where a high-frequency current flows through the coil conductor, a high-frequency current then produces a magnetic field around the coil. The resulting magnetic field will cause the skin effect on the pan above it. With the skin effect, it creates eddy currents that arise due to induction flowing on the surface of the conductor and heating the pan. The results of this test is conducted power setting will affect the efficiency change, energy, and time on induction cooker. The greater the power settings used the resulting higher efficiency, the less energy is required, and the time required is getting faster. Besides, the induction cooker brand also affects the performance of the induction cooker"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Shafa Tasya Aulia Putri
"Perkembangan teknologi yang terus-menerus membuat penggunaan energi listrik menjadi hal krusial dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penggunaan energi listrik yang tiada hentinya membuat sumber energi fosil yang terbatas semakin sedikit. Oleh sebab itu, transisi energi berkelanjutan menjadi isu penting untuk menjaga ketersediaan energi di masa mendatang. Pemerintah Indonesia telah menetapkan taget pencapaian bauran energi nasional sebesar 23% pada tahun 2025 dengan tujuan dapat mempercepat transisi energi berkelanjutan. Bentuk upaya untuk mencapai target bauran nasional adalah dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Penelitian ini membahas mengenai penerapan sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada gedung pabrik PT. CT untuk mengetahui sistem PLTS atap yang optimal dan potensi penggunaan listrik PLN yang lebih efisien. Sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11°mampu memproduksi energi sebesar 1969890 kWh/tahun, sedangkan sudut kemiringan 15°hanya dapat memproduksi sebesar 1949709 kWh/tahun. Dalam 25 tahun, sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11° memiliki potensi penghematan sebesar 34,29%, sedangkan sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 15° memiliki potensi penghematan sebesar 33,94%. Dengan perbedaan modal awal sebesar Rp436.792.000,00 diperoleh payback period dari kedua sistem PLTS atap selama 9 tahun. Berdasarkan beberapa faktor tersebut, sistem PLTS atap on-grid tanpa baterai pada PT.CT yang lebih optimal untuk digunakan adalah sistem PLTS atap dengan sudut kemiringan 11°.
The continuous development of technology makes the use of electricity a crucial part of our daily life. The endless consumption of electricity leads to a decrease in limited fossil energy sources. Therefore, sustainable energy transition becomes an important issue to ensure energy availability in the future. The Indonesian government has set a national energy mix target of 23% by 2025 to accelerate the transition to sustainable energy. One effort to achieve this target is by building a Solar Power Plant. This research discusses the implementation of an on-grid rooftop solar power plant system without batteries in the factory building of PT. CT to determine the optimal rooftop solar power plant system and potential for more efficient use of PLN electricity. The rooftop rooftop solar power plant system with an 11° tilt angle can produce energy of 1969890 kWh per year, while the 15° tilt angle can only produce 1949709 kWh per year. In 25 years, the rooftop solar power plant system with an 11° tilt angle has a potential cost savings of 34.29%, while the system with a 15° tilt angle has a potential cost savings of 33.94%. With a difference in initial capital of IDR436,792,000.00, the payback period for both rooftop solar power plant systems is 9 years. Based on these factors, the more optimal on-grid rooftop solar power plant system without batteries to be used in PT.CT is the system with an 11° tilt angle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nada Wahyudhia
"Pada sistem tenaga listrik, terdapat tiga komponen penting yang berperan dalam menyalurkan energi listrik, yaitu sistem pembangkitan, transmisi, dan distribusi. Dalam beberapa kasus, digunakanlah saluran hibrida yang menggabungkan saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dan saluran kabel bawah tanah (SKTT) dengan pertimbangan tertentu seperti keterbatasan biaya dan pertimbangan lingkungan. Namun, perbedaan karakteristik antara kedua jenis saluran tersebut dapat menyebabkan kesalahan dalam deteksi lokasi gangguan. Untuk meningkatkan keandalan sistem, digunakan sistem proteksi yang bertugas mengamankan sistem tenaga listrik dengan melakukan identifikasi dan pemindaian terhadap gangguan yang terjadi, sehingga dapat meminimalisasi kegagalan pasokan listrik yang dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Dilakukan pengujian antara relai jarak dengan relai gelombang berjalan untuk mendeteksi lokasi gangguan menggunakan perangkat lunak MATLAB. Data hasil simulasi menunjukkan Rata-rata persentase kesalahan deteksi lokasi gangguan pada sistem gelombang berjalan ujung tunggal adalah sekitar 1,12%, sedangkan pada sistem gelombang berjalan ujung ganda hanya sekitar 0,36%. Di sisi lain, relai jarak menunjukkan tingkat kesalahan yang jauh lebih tinggi, dengan rata-rata sekitar 33,73%. Dari penelitian ini terungkap bahwa sistem proteksi gelombang berjalan ujung ganda lebih efektif dalam mendeteksi lokasi gangguan dibandingkan dengan sistem gelombang berujung tunggal dan sistem proteksi relai jarak.
In the electrical power system, there are three crucial components that play roles in delivering electrical energy, namely generation, transmission, and distribution systems. In some cases, hybrid channels combining high-voltage overhead lines (SUTT) and underground cable channels (SKTT) are utilized with certain considerations such as cost limitations and environmental concerns. However, differences in characteristics between these two types of channels can lead to errors in fault detection. To enhance system reliability, a protection system is employed to secure the power system by identifying and scanning disturbances that occur, thus minimizing power supply failures that could lead to system instability. Testing is conducted between distance relays and traveling wave relays to detect fault locations using MATLAB software. Simulation data shows that the average error percentage of fault location detection in the single-ended traveling wave-based system is approximately 1.12%, while in the double-ended traveling wave-based system it is only about 0.36%. On the other hand, distance relays exhibit a much higher error rate, averaging around 33.73%. This research reveals that the double-ended traveling wave protection system is more effective in detecting fault locations compared to the single-ended traveling wave system and the distance relay protection system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jahroo Nabila Marvi
"
Cincin korona lazim digunakan untuk meratakan medan listrik pada ujung batang insulator. Desain dari cincin korona pada umumnya dipengaruhi oleh factor mekanis ketika tegangannya mencapai 170 kV. Namun, kekuatan medan listrik pada permukaan cincin korona menjadi kriteria tambahan dalam desain untuk tegangan yang lebih tinggi. Perhitungan medan listrik sepanjang batang insulator yang dipasang cincin korona dapat disederhanakan dengan mengasumsikan simetri rotasi yang mana dapat dianalisa menggunakan charge simulation method, yaitu sebuah metode numerik yang digunakan dalam skripsi ini. Program di skripsi ini ditulis dalam C++. Simulasi pertama akan mensimulasikan muatan pada sudut yang bervariasi untuk menemukan titik yang mengalami kekuatan medan listrik yang terkuat. Simulasi kedua hanya akan dilakukan pada titik tersebut dengan dua variasi: radius sebagai variabel konstan dan ketebalan tabung sebagai variabel yang divariasikan dan sebaliknya. Tujuan dari simulasi tersebut adalah untuk mengobservasi kaitan antara dimensi cincin korona dan kekuatan medan listrik. Hasil simulasi pertama menunjukkan bahwa kekuatan medan listrik terkuat terjadi pada sudut 50 derajat. Hasil simulasi kedua memperlihatkan bahwa memperkecil baik radius maupun ketebalan tabung akan memperkuat medan listrik dan sebaliknya. Hasil simulasi tersebut juga menunjukkan bahwa kekuatan medan listrik lebih sensitif terhadap parameter ketebalan tabung dibandingkan dengan radius.
Corona rings are commonly used to smooth the electric field on the ends of long rod insulators. The design of the corona rings is mainly influenced by mechanical factors when the voltage is up to 170 kV. However, the electric field strength on the surface of the corona rings is an additional design criterion for higher voltage. For the field calculation, the electric field across a long rod insulator with corona rings can be simplified by assuming a rotational symmetry, which can be analyzed by charge simulation method, a numerical method implemented in this thesis. The program in this thesis is written in C++. The first simulation will simulate the charge at various angle to find at which point the strongest electric field strength occurs. The second simulation will be done at that point only, with two variation: varied radius and constant tube thickness and vice versa. The purpose of this simulation is to observe the relation between the corona ring dimensions and the electric field strength. The first simulation reveals that the strongest electric field strength occurs at angle 50 degree. The second simulation shows that either decreasing the radius or the tube thickness will increase the electric field strength and vice versa. It also shows that the electric field strength is more sensitive to the tube thickness parameter compared to the radius.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Alifya Ananda Khairany
"Pulau Pagerungan Besar terletak di utara Laut Bali dengan potensi gas bumi yang dikelola oleh perusahaan KE. Pulau ini tidak terhubung dengan jaringan. Sebanyak 2312 rumah tangga bergantung pada program penerangan desa perusahaan gas KE dari mesin gas perusahaan KE sebesar 148 kW per jam, namun kebutuhan elektrifikasi di sektor rumah tangga masih belum terpenuhi. Simulasi menggunakan perangkat lunak HOMER dilakukan untuk mendapatkan optimasi penggunaan pembangkit eksisting PLTMG dengan penetrasi PLTS-BESS sehingga beban di sektor rumah tangga dapat terpenuhi. Hasil simulasi didapatkan bahwa sistem hibrid PLTMG-PLTS memiliki harga listrik sebesar $0.0791 dengan kapasitas PLTMG sebesar 148 kW, PLTS sebesar 247 kW, BESS 1.086 kW, dan Converter 141 kW dengan mode operasi cycle charging dan biaya kapital sebesar $637.426. Sistem ini dapat memenuhi 99,99% kebutuhan beban dalam satu tahun dengan kontribusi produksi listrik dari PLTS sebesar 35,9% dan dari PLTMG sebesar 64,1%. Dikaji dari sisi ekonomi, sistem ini memiliki nilai NPV sebesar $1.682.018,88, IRR 10,780% dan Payback Period selama 11 tahun. Penggunaan sistem hibrid PLTMG-PLTS selain dapat memenuhi kebutuhan beban sektor rumah tangga namun juga dapat mereduksi emisi karbon sebesar -41,90% dari program penerangan 148 kW PLTMG dan -54,27% apabila keseluruhan beban rumah tangga ditanggung oleh PLTMG milik perusahaan akibat dari pengurangan penggunaan bahan bakar gas. Studi ini juga membahas terkait arus kas rancangan sistem hibrid PLTMG-PLTS juga perbandingan harga listrik dengan sistem yang ada berdasarkan pengaruh kenaikan LCOE PLTMG dan kenaikkan beban tahunan.
Pagerungan Besar Island, located in the north of the Bali Sea with natural gas potential managed by KE company. This island is not connected to PLN grid. The 2312 households depend on the KE gas company's village lighting program from the KE company gas engine of 148 kW per hour, but the need for electrification in household sector are still unfulfilled. Simulations using the HOMER software were carried out to optimize the existing gas engine generator with solar PV-BESS so that the load on the household sector can be fulfilled. The simulation results show that the gas engine-solar PV hybrid system has LCOE of $0.0791 with a 148-kW Gas Engine capacity, 247 kW solar PV capacity, 1.086 kW BESS, and 141 kW converter with $637,426 capital cost. This system can meet 99.99% of the load requirement in one year with a 35.9% of electricity production from solar PV and 64.1% from gas engine. From an economic point of view, this system has an NPV of $1,682,018.88, an IRR of 10.780% and a payback period of 11 years. The use of the gas engine-solar PV hybrid system can also reduce carbon emissions by -41.90% from the 148-kW lighting program and -54.27% if the entire household burden is borne by the company's gas engine. This study also discusses the project cash flow of the hybrid system as well as a comparison of electricity prices with the existing system based on the effect of increases in gas engine LCOE and yearly load increment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Fadhil
"Penggunaan energi sektor transportasi memiliki dampak besar terhadap jumlah emisi CO2 yang dihasilkan di Jakarta. Salah satu kontributor utama berasal dari kegiatan logistik karena 70 dari total kegiatan logistik berasal dari sektor transportasi. Di sisi lain, pertumbuhan e-commerce di daerah perkotaan telah mengubah cara masyarakat dalam membeli barang. Hal ini menghasilkan frekuensi pengiriman yang lebih tinggi di daerah perkotaan yang menyebabkan konsumsi energi dan pembuangan emisi yang lebih besar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman mengenai dampak dari pertumbuhan e-commerce terhadap logistik transportasi Jakarta yang ditinjau dari faktor ekonomi yang ditandai dengan pertumbuhan NTB sub sektor pos dan kurir dan faktor lingkungan yang ditandai dengan pertumbuhan jumlah emisi yang dihasilkan di Jakarta.
Hasil model simulasi sistem dinamis menunjukkan emisi akan tumbuh dengan CAGR sebesar 9,97 per tahun yang berjalan linear dengan pertumbuhan CAGR NTB sub sektor pos dan kurir sebesar 8,62 per tahun dalam keadaan Business As Usual BAU. Terdapat beberapa kebijakan yang diteliti dalam penelitian ini yaitu peningkatan infrastruktur jalan, mempromosikan green transport logistics, dan kebijakan gabungan antara kedua kebijakan sebelumnya. Kebijakan-kebijakan ini diadaptasi dari beberapa negara eropa yang mencoba mengurangi dampak lingkungan dari kegiatan logistik perkotaan.
Energy usage in transportation sector has a major impact on total CO2 emission emitted in Jakarta. One of the main contributors comes from logistics activities as 70 of the total logistics activities come from the transportation sector. On the other hand, the growth of e commerce in urban areas has changed the way people buy goods. This results in higher delivery rates in urban areas leading to greater energy consumption and emissions. The purpose of this study is to gain an understanding of the impact of e commerce growth on Jakarta transport logistics in terms of economic factors characterized by the growth of NTB sub sector post and courier and environmental factors characterized by emissions produced in Jakarta. The result of system dynamics simulation model shows that emissions will grow with a CAGR of 9.97 that goes linear with the growth of CAGR NTB sub sector post and courier at 8.62 at BAU. There are several policies studied in this research improving road infrastructure, promoting green transport logistics, and joint policies between two previous policies. These policies are adapted from several European countries that try to reduce the environmental impact of urban logistics activities. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library