Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Ika Sofia
"ABSTRAK
Pekerja industri sepatu informal berisiko terhadap dampak kesehatan akibat
pajanan benzena yang terdapat dalam lem sepatu. Penelitian ini betujuan
mendeskripsikan hubungan antara lama bekerja, jenis pekerjaan, dan penggunaan
APD dengan jumlah leukosit dan eritrosit pada pekerja industri sepatu informal di
Kecamatan Ciomas. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan responden
sebanyak 259 pekerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara lama bekerja, jenis pekerjaan, dan penggunaan
APD dengan jumlah leukosit dan eritrosit dalam darah pada pekerja industri sepatu
informal di Kecamatan Ciomas. Namun terdapat perbedaan risiko pada kelompok
pekerja yang dibagi berdasarkan variabel independen terhadap variabel dependen

ABSTRACT
Shoe industry workers are at risk for the health effects of exposure to
benzene that is contained in shoe glue. This study aims to describe the relationship
between length of work, type of work, and the use of PPE with leukocytes count
and erythrocytes count in the informal shoe industry workers in Sub-District
Ciomas. This study uses secondary data with respondents as many as 259 workers.
The results of this study indicate that there is no significant relationship between
length of work, type of work, and the use of PPE with leukocytes count and
erythrocytes count in the informal shoe industry workers in Sub-District Ciomas.
However, there are risk differences in the groups of workers towards dependent
variables."
2016
S64902
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Rosadi
"Penjamah makanan memiliki peran penting dalam persebaran tifoid, kemungkinan penjamah tersebut carrier yang dapat menularkan bakteri S.typhi pada saat mengolah makanan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik individu, sanitasi lingkungan dan keberadaan Salmonella typhi pada penjamah makanan di lingkungan Sekolah Dasar Kota Tangerang. Penelitian deskriptif dengan desain cross sectional, besar sampel 208 penjamah makanan. Pengumpulan data menggunakan kusisioner dan pemeriksaan usap dubur penjamah makanan dengan reagen API 20E Biomeriux. Hasil uji laboratorium sampel usap dubur penjamah makanan menunjukkan bahwa seluruhnya negatif S.typhi 100. Berdasarkan hasil analisis pada variabel karakteristik penjamah makanan didapatkan responden dominan berumur 36-45 tahun 34,1, perempuan 51,9 ,berpendidikan rendah 50,5, tidak memiliki riwayat tifoid keluarga 70,7 ,berpengetahuan cukup tentang tifoid 73,6, berperilaku hidup bersih dan sehat cukup baik 91,8, memiliki kebersihan tangan kurang baik 56,3, tidak memiliki kebiasaan jajan di luar rumah 64,9, dan memiliki tempat sampah terbuka 73,6. Saran yang dapat diberikan kepada pemerintah Kota Tangerang yaitu penjamah makanan harus diperiksa kesehatan setiap 6 bulan sekali secara rutin dengan uji mikroorganisme berupa pemeriksaan sampel usap dubur atau tangan umtuk memastikan bahwa penjamah makanan tersebut bukanlah pembawa kuman patogen.

The food handlers have an important role for spreading typhoid. There is a possibility that the food handlers were typhoid carrier, who can pass the Salmonella typhi during the processing food. This research aims to know the description of the individual characteristics, environmental sanitation and the presence of Salmonella typhi at food handlers in the elementary school neighborhood of Tangerang city. The type of this research is a descriptive study with large samples as much as 208 food handlers by using cross sectional design study. Data collection was done using questionnaire and examination of food handlers rectal swab sample with reagent API 20E Biomeriux. The results of the laboratory test of rectal swab samples showed that all of them are entirely negative for S. typhi 100. Based on the analysis results of the individual characteristic variables were obtained that respondents aged 36 45 years 34.1, dominantly women 51.9, low educated 50.5, did not have a history of typhoid fever in their family 70.7, knowledgeable enough about typhoid 73.6, having a clean and healthy life behavior quite well 91.8, did not have the habit of eating outside the home 64.9, had a less good hand hygiene 56.3 and have the open trash cans 73.6. The suggestion that can be given for the Tangerang city goverment that the food handlers rsquo health should be checked once in every 6 months with microorganism test by getting examination from their rectal and hand swab to make sure that they are not the carriers of pathogens."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68346
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiya Nurul Huda
"Pekerja pengrajin batu bata berisiko terhadap dampak kesehatan akibat pajanan Particulate Matter PM2,5 yang dihasilkan dari proses pembakarandan proses pencetakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi risiko pajanan PM2,5 di udara ambien pada pekerja batu bata di Kecamatan Taktakan Serang Banten. Penelitin ini menggunakan data primer dengan subyek penelitian sebanyak 73 pekerja dan sampel lingkungan dari 9 titik menggunakan alat Haz-dust EPAM 5000. Data disajikan secara univariat dan risiko kesehatan dihitung dengan metode analisis risiko kesehatan lingkungan yang menghasilkan nilai intake pajanan yang diterima individu perhari, berdarkan konsentrasi PM2,5, pola pajanan, dan karakteristik antropometri berupa berat badan. Responden pada penelitian ini memiliki nilia median berat badan 56,85 Kg, dan nilai median laju inhlasi sebesar 0,6 mg/m3 lebih rendah dari nilai default EPA untuk berat badan 70 kg dan laju inhalasi 0,83 mg/m3. Nilai median waktu pajanan untuk proses pencetakan 8 jam/hari dan 18jam/hari untuk proses pembakaran. Pekerja mulai berisiko RQ ge;1 pada proses pencetakan setelah durasi pajananan 25 tahun dengan konsentrasi rata-rata sebesar 58,7 g/m3 sedangkan untuk proses pembakaran pekerja mulai ditemukan berisiko RQ ge;1 setelah durasi 20 tahun dengan konsentrasi rata-rata 418,5 g/m3. Berdasarkan temuan tersebut maka manajemen risiko yang dapat dilakukan adalah mengurangi waktu pajanan pencetakan menjadi 7,2 jam/hari dan waktu pembakaran menjadi 13 jam/hari.

Clay brick industry worker are at risk for the health effect to exposure PM2,5, resulting from combustion and forming process. This study aimed to estimate the risk of PM2,5 exposure in ambient air to clay brick industry worker in Kecamatan Taktakan Serang Banten. This study used primary data of 73 worker and environment sampel was measured from 9 site with Haz dust EPAM 5000. Univariate data were present and health risk was calculated using environmental health risk assessment method that generates value of individual exposure intake per day. Exposure intake was calculated based on PM2,5 concentration, individual exposure patterns, and anthropometric value for body weight. Responden in this study have 56,85 kg median of body weight, and 0,6 m3 median of inhalation rate. These are lower than EPA default value for 70 kg of body weight and 0,83 mg m3 inhalation rate. Exposure time for forming process in median is 8 hours day and 18 hours day for combustion process. Health risk appear RQ ge 1 in forming process after 25 years exposure time with mean concentration 58,7 g m3 and in combustion health risk appear RQ ge 1 after 20 years exposure time with mean concentration 418,5 g m3. Risk management needed base on this finding is by limited worker exposure time in forming process to 7,2 hour day and 13 hour day in combustion process.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faradhila Aushafiana Manaf
"ABSTRACT
Latar belakang. Keberadaan pasar tradisional yang merupakan tempat penjualan bahan pangan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kesehatan masyarakat. Keadaan pasar tradisional yang tidak memenuhi kaidah kesehatan dapat menjadi tempat penularan wabah penyakit diantaranya melalui makanan, air tercemar yang digunakan untuk mencuci makanan, praktik penyembelihan atau pemotongan hewan yang tidak semestinya, serta penyimpanan dan transportasi makanan yang buruk ke pasar. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh subjek yang melakukan aktivitas di lingkungan pasar tradisional Bantar Gebang. Sampel diambil dengan teknik quota sampling sehingga didapatkan besar sampel 150 orang dengan rincian: pedagang 70 orang, pengunjung 40 orang, dan petugas pasar 40 orang. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah, infrastruktur pasar, sanitasi pasar, Higiene dan sanitasi personal, suhu, dan kelembaban udara, pencahayan, kualitas air bersih, kepadatan lalat, frekuensi populasi berisiko berada di pasar, lama populasi berisiko berada di pasar dan keluhan atau gangguan kesehatan pada populasi berisiko. Pengumpulan data dengan pengisian kuesioner, observasi menggunakan checklist, dan pengukuran komponen lingkungan. Hasil. Penelitian menunjukan bahwa infrastruktur bangunan pasar Bantar Gebang masih kurang; sanitasi pasar Bantar Gebang masih kurang; higiene dan sanitasi personal di pasar Bantar Gebang masih kurang; serta suhu, kelembaban udara, dan suhu tidak memenuhi syarat. Untuk sumber air bersih didapatkan bahwa keempat jenis sumber air bersih tidak memenuhi standar jumlah coliform air bersih dan memenuhi standar parameter fisik seperti TDS, bau, dan rasa. Namun hanya 1 sumber yang memenuhi standar parameter kimia yaitu pH >6,5. Untuk kepadatan lalat didapatkan bahwa jumlah lalat banyak pada titik pedagang ayam, TPS, pedagang ikan, dan pedagang unggas hidup. Jumlah lalat yang cenderung sedikit berada pada titik pedagang daging, dan pedagang bahan pangan lain. Untuk karakteristik populasi berisiko didapatkan bahwa frekuensi tersering individu berada di pasar adalah setiap hari dengan rata-rata lama per harinya adalah 8,5 jam per hari. Rata-rata frekuensi dan lama pasar tersebut didominasi oleh kelompok pedagang dan petugas pasar. Untuk gangguan atau keluhan kesehatan yang paling banyak dialami oleh individu berisiko di pasar Bantar Gebang adalah flu, batuk, demam, dan gatal pada tangan. Kesimpulan. Keadaan pasar Bantar Gebang masih kurang dalam hal kesehatan terutama dalam hal bangunan pasar dan sanitasi pasar. Dengan demikian hal tersebut dapat menjadi faktor risiko penyakit di pasar.

ABSTRACT
Background. The existence of traditional markets which are places where food sales have a huge impact on public health. Conditions of traditional market that do not comply with these health norms can be a site of disease outbreaks through food, contaminated water used for food washing, inappropriate slaughtering or slaughtering practices, and poor food storage and transportation to markets. Method. This research is a descriptive explorative study. The population in this study is all subjects who perform activities in the Bantar Gebang Traditional Market. Samples were taken by quota sampling technique to get a sample of 150 people with details traders 70 people, 40 visitors, and 40 market officers. The variables studied in this study are market infrastructure market sanitation hygiene and personal sanitation temperature and humidity lighting water quality fly density frequency of population at risk being in the market, duration of populations at risk being in the market and health problems of population at risk. Data collection by questionnaire filling, observation using checklist, and measurement of environmental components. Result. The study showed that Bantar Gebang market building infrastructure is still lacki Bantar Gebang market sanitation is still lack hygiene and personal sanitation in Bantar Gebang market is still lack as well as temperature, humidity, and lighting are not eligible. For clean water sources it is found that the four types of clean water sources are not eligible the standard number of clean water coliform and eligible the standard physical parameters such as TDS, odor, and taste. However, only 1 source eligible the standard chemical parameters which is pH 6.5. For the density of flies it is found that the number of flies is many at the point of chicken traders, polling stations, fish traders, and live poultry traders. The number of flies that tend to be slightly at the point of meat traders, and other food traders. For the characteristics population at risk, it is found that the most frequent in the market is daily with average length per day is 8.5 hours per days. The average frequency and duration of the market is dominated by traders and market officers. For the most common health problems experienced by population at risk in the Bantar Gebang market are influenza, cough, fever, and itchy on the hands. Conclution. The condition of Bantar Gebang Traditional market is still less in terms of health, especially on market building and market sanitation. Thus it can be a risk factor for disease in the traditional market. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Ayu Ratnasari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan penjamah terkait higiene sanitasi, personal hygiene penjamah, fasilitas sanitasi, sanitasi dapur, sanitasi peralatan, kualitas bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyimpanan makanan jadi dan penyajian makanan dengan kualitas bakteriologik makanan pada rumah makan di sekitar stasiun KRL commuterline Jakarta Pusat. Penelitian ini menggunakan data primer dengan subyek penelitian sebanyak 51 penjamah makanan.
Desain studi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dan data dianalisis secara bivariat dengan chi square dan multivariate dengan regresi-logistik.Pada penelitian ini diperoleh hubungan yang signifikan antara variabel bahan makanan p= 0.019 : OR = 5.600 : CI 95 1.487-21.096 , penyimpanan bahan makanan p= 0.006 : OR = 7.000 : CI 95 1.859-26.365 , dan penyimpanan makanan matang p= 0.008 : OR = 6.250 : CI 95 1.768-22.092 . Diketahui terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap kontaminasi bakteri E.coli pada makanan, yaitu faktor bahan makanan OR=7.915 dan penyimpanan makanan matang OR = 8.402 secara bersama-sama dengan variabel lain.

This research aims to analyze the association between food handler knowledge of hygiene and sanitation, their personal hygiene, sanitation facility, kitchen sanitation, utensil sanitation, quality of food ingredients, storing of food ingredients, preparation of food, storing of cooked food, and serving of food with bacteriology quality of food sold in restaurants nearby commuter line train station in Central Jakarta. This research uses data from primary source, with total subject of 51 food handlers.
This research is a cross sectional study, and the analysis used are in bivariate with chi square and multivariate with logistic regression. Data analysis shows there are three variables that have significant associations with the bacteriology quality of food, which are food ingredients p 0.019 OR 5.600 CI 95 1.487 21.096 , storing of food ingredients p 0.006 OR 7.000 CI 95 1.859 26.365 , and storing of cooked food p 0.008 OR 6.250 CI 95 1.768 22.092 . There are two factors known to impact the contamination of E. coli bactery on food, which are food ingredients OR 7.915 and storing of cooked food OR 8.402 together with other variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Andyna Hazairin
"Makanan jajanan berfungsi sebagai pemenuhan kebutuhan gizi anak saat berada di lingkungan sekolah. Akan tetapi, makanan jajanan juga rentan terhadap kontaminasi patogen penyakit salah satunya yaitu bakteri. Oleh karena itu, melalui penelitian ini peneliti ingin menganalisis kontaminasi bakteri Escherichia coli E.coli pada makanan jajanan di Sekolah Dasar SD dengan dihubungkan dengan higiene sanitasi sebagai salahs satu faktor penyebab terjadinya kontaminasi makanan.
Penelitian ini dilakukan dengan desain cross-sectional yang dilakukan pada bulan Maret-April 2018. Subjek penelitian yaitu 51 penjamah makanan yang berjualan di dalam maupun di luar Sekolah Dasar SD Kecamatan Jatiasih, Bekasi. Pemilihan lokasi penelitian dikarenakan masih tingginya kejadian diare dan ditemukan kasus keracuanan makanan jajanan di salah satu Sekolah Dasar SD di Kecamatan Jatiasih, Bekasi. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dengan metode TPC Total Plate Count, sebesar 16 makanan jajanan 31,4 positif terkontaminasi bakteri E.coli.
Berdasarkan hasil uji Chi-square terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku higiene perseorangan OR = 4,500 [CI 95 1,20-16.81], sanitasi tempat penyajian makanan OR = 5,146 [95 CI 1,243 ndash; 21,30], dan wadah makanan matang OR = 4,167 [95 CI 1,194 - 14,54]. Dari hasil uji regresi logistik, didapatkan bahwa faktor yang paling dominan terhadap kontaminasi bakteri E.coli pada makanan jajanan adalah faktor sanitasi tempat penyajian makanan OR = 4,932 bersamaan dengan faktor wadah makanan matang OR = 3,980.
Disarankan untuk dilakukan peningkatan program kantin sehat di tiap sekolah, pemberian penyuluhan dan pelatihan higiene sanitasi kepada para penjamah makanan, penyediaan fasilitas sanitasi pada tempat penyajian makanan, serta penyediaan apron serta sarung tangan pada penjamah makanan.

Food snacks has an important role to provide the nutrition for school age children. However, it is vulnerable to be contaminated by pathogens such as bacteria. Food contamination can be caused by several factors, one of them is food hygiene sanitation. Therefore, this study aimed to determine hygiene sanitation factors associated with Escherichia coli E.coli contamination in food snacks which sold at primary school located in Kecamatan Jatiasih, Bekasi.
This study is a croos sectional study that was conducted in Maret April 2018. The subject of this study are 51 food handlers that selling food snacks inside or outside the primary school area. This study uses primary datas by using questionnaire and observation method, moreover contamination of E.coli in food snacks measured by Total Plate Count TPC method.
The result of this study indicates that 16 31,4 food snacks sold around primary schools in Kecamatan Jatiasih, Bekasi are contaminated by E.coli. Furthermore, the result from Chi square test indicates that there are association between personal hygiene OR 4,500 CI 95 1,20 16.81 , sanitation of food stall OR 5,146 95 CI 1,243 ndash 21,30, and food container OR 4,167 95 CI 1,194 14,54.
The result from logistic regression indicates that sanitation of food stall OR 4,93 and food container OR 3,98 are the most dominant factors to E.coli contamination in food snacks that sold around primary school in Kecamatan Jatiasih, Bekasi.
Suggested for the stakeholders to improve the ldquo kantin sehat rdquo program in every school in Bekasi City, give a counselling and training about hygiene sanitation for food handlers, provide sanitation facility, aprons, and gloves for food handlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Chaerina Septiani
"Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan higiene dan sanitasi pengelolaan makanan di Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit X tahun 2018. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, wawancara dan pemeriksaan laboratorium. Hasil yang didapat dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa higiene sanitasi di unit instalasi gizi rumah sakit X sudah cukup memenuhi syarat menurut checklist yang mengacu kepada Permenkes Nomor 1096 Tahun 2011. Namun ada beberapa aspek yang harus diperbaiki seperti aspek fasilitas sanitasi, bangunan dan tempat penyimpanan alat masak.
Berdasarkan hasil pengecekan kualitas bakteriologis pada sampel makanan, usap tangan penjamah dan alat makan di rumah sakit X, hasilnya menunjukkan negatif atau tidak ditemukan bakteri E.coli pada sampel yang diambil. Selain itu, terkait perlindungan makanan dalam hal ini penerapan sistem Hazard Analysis Critical Control Point HACCP, ditemukannya beberapa titik kendali kritis pada proses pengolahan makanan. Setiap menu makanan tentunya memiliki titik kendali kritisnya masing-masing yang perlu diperhatikan cara pengendaliannya. Diketahui pula bahwa kegiatan pemantauan, pengecekan serta pencatatan terkait HACCP belum dilakukan secara rutin di rumah sakit X.

This study is a descriptive research to know the overview of implementation food hygiene sanitation in Nutrition Installation Unit of Hospital X, year 2018 that used observation, interview, and laboratory analysis as methods of collecting data. The results obtained from this research are known that sanitation hygiene in the hospital nutrition unit X is quite qualified according to the checklist referring to Permenkes 1096 Year 2011. However, there are several aspects to be improved such as sanitation facilities, building, and cooking utensils storage.
Based on bacteriological result on food samples, hand swab of food handlers, and cutlery in hospital X have not found E. coli bacteria in the samples that were taken. In addition to food protection from the implementation of the Hazard Analysis Critical Control Point HACCP system, we have found several critical control points CCPs in food processing. Each food menu has its own critical control points that need to be considered how to control them. It is also known that HACCP related monitoring, checking, and recording activities have not been done regularly in hospital X.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniatun
"Kejadian penyakit merupakan hasil hubungan interaktif antara manusia dan perilakunya serta komponen lingkungan yang memiliki potensi penyakit (Achmadi, 2014). Penelitian ini bertujuan melihat hubungan konsentrasi PM2.5 terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pedagang di Terminal Bus Senen. Hasil penelitian ini menunjukkan konsentrasi PM2.5 mencapai 219 µg/m3. Didapatkan pedagang dengan ISPA sebesar 28% dari 93 sampel. Terdapat hubungan yang signifikan antara lama kerja dengan kejadian ISPA (p=0,027). Tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara paparan PM2.5 , umur, status gizi, status merokok dan durasi kerja. Selanjutnya diperlukan pemantauan uji emisi kendaraan dan pemantauan kualitas udara.

Disease events are the result of interactive relationships between humans and their behavior and environmental components that have potential diseases (Achmadi, 2014).. This study aims to look at the correlation between PM2.5 with Incident Acute Respiratory Infection (ARI) at Merchant of Terminal Bus Senen. The results of this study showed PM2.5 concentration reached 219 µg/m3. Acute Respiratory Infection was found 28% of 93 samples. There were significant correlation between the length of work and the incidence of ARI (p = 0.027). There were no significant correlation was found with PM2.5 exposure, age, nutritional status, smoking status and duration of work. Furthermore, monitoring of vehicle emission testing and air quality monitoring."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Puspitarini
"Jasaboga yang tidak sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi dan sistem HACCP berpotensi menyebabkan foodborne disease dan dapat menyebabkan penyakit, kematian dan kerugian ekonomi. Sepanjang tahun 2018 hingga 2019, foodborne disease diderita oleh 614 santri akibat mengonsumsi makanan dari PMT di Indonesia. Dapur umum yang dimiliki oleh Pesantren X adalah jasaboga khusus yang praktiknya jauh dari pengawasan Kementerian Kesehatan RI dan BPOM. Penelitian deskriptif ini mengidentifikasi pemenuhan persyaratan fisik higiene sanitasi, penerapan prinsip higiene sanitasi dan HACCP pada proses penyediaan makanan terpusat, serta memeriksa kualitas bakteriologis pada makanan, tangan penjamah, dan peralatan pengolahan makanan di Pesantren X Depok. Pemeriksaan higiene sanitasi mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 1096 Tahun 2011 dan HACCP mengacu pada SNI 01-4852-1998. Hasil penelitian menunjukkan jasaboga Pesantren X belum memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi untuk jasaboga tipe A1, penerapan prinsip higiene sanitasi sudah baik pada kegiatan pemilihan bahan makanan, pengolahan makanan, dan pengangkutan bahan makanan, namun namun masih belum memenuhi syarat pada tahap penyimpanan bahan makanan, penyimpanan makanan jadi dan penyajian makanan. Perilaku dan tingkat pengetahuan makanan terkait kemananan pangan masih kurang baik. Jasaboga di Pesantren X masih belum sesuai dengan sistem HACCP. Tidak ditemukan bakteri E. coli pada usap tangan penjamah makanan, peralatan pengolahan makanan, dan sampel makanan jadi.

Catering that isnt in comply with the principles of hygiene and sanitation and the HACCP system has the potential to cause foodborne diseases which lead to health and economic losses. Throughout 2018 to 2019, foodborne diseases occur in 614 Islamic boarding schools (IBS) students after eating foods produced by catering. IBS X catering is a special type of catering which is far from being supervised by the Ministry of Health and BPOM. This descriptive research aims to identify the physical requirements for sanitation hygiene compliance, the application of sanitation hygiene principles and HACCP in centralized food provision, and to examine bacteriological quality of processed food, food handlers hands, and food processing equipment at IBS X catering. Sanitation hygiene refers to the Regulation of the Minister of Health of Indonesia 1096 of 2011 while HACCP refers to SNI 01-4852-1998. The results indicate that the activity IBS X catering isnt comply with the technical requirements of sanitation hygiene for type A1 catering, the application of sanitation hygiene is still poor at raw and processed food storing, and processed food serving. Food handlers behavior and the knowledge about food safety is not adequate. IBS X catering activities are not comply with the HACCP system. No E. coli bacteria were identified in food handlers hand, food processing equipment, and processed food samples."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifah Syafriyani
"

Makanan jajanan merupakan sumber pemenuhan gizi bagi anak-anak di sekolah. Akan tetapi, makanan jajanan khususnya yang dijual di Sekolah Dasar tidak selalu aman, dan juga rentan terkontaminasi Escherichia coli. Oleh karena itu, dilakukan penelitian ini untuk mengetahui hubungan higiene sanitasi makanan jajanan anak Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Medan Satria dan Jati Asih, Kota Bekasi dengan kontaminasi E.coli pada makanan jajanan. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 16,4% (10 sampel) makanan jajanan positif terkontaminasi E.coli. Berdasarkan pengujian chi square terdapat hubungan yang bermakna antara variabel higiene sanitasi bahan makanan (OR=6,150), higiene sanitasi peralatan (OR=10,571), higiene sanitasi makanan jajanan (OR= 19,688) dan kondisi sarana penjaja (OR=19,688) terhadap terjadinya kontaminasi E.coli pada makanan jajanan anak SD di Kec. Medan Satria dan Jati Asih. Dari hasil uji regresi logistik, didapatkan bahwa variabel paling dominan terhadap kontaminasi E.coli adalah kondisi sarana penjaja bersama dengan higiene sanitasi peralatan. Sehingga, perlu dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya kontaminasi E.coli melalui penyuluhan, pelatihan, dan pembinaan higiene sanitasi makanan kepada penjamah makanan, penyediaan fasilitas sanitasi, dan program pemantauan kualitas makanan melalui inspeksi higiene sanitasi dan pengujian mikrobiologi makanan.


Snack is a source of nutrition for children in school. However, special snack foods sold in elementary schools are not always safe, and are also susceptible to contamination with Escherichia coli. Therefore, this study was conducted to understand the relationship of primary school children's snacks sanitation in Medan Satria and Jati Asih Subdistricts, Bekasi City with E.coli contamination in snacks. The results showed that 16.4% (10 samples) snack were contaminated with E. coli. Based on the chi square test, there was significant association between hygiene sanitation of raw materials (OR = 6,150),hygiene sanitation of equipment (OR = 10,571), snack food hygienesanitation (OR = 19,688) and vendor’s facility (OR = 19,688) withE.coli contamination on snacks for elementary school children in the district Medan Satria and Jati Asih, Bekasi. The most dominant variable obtainedE. coli contamination is a vendor's facility along with hygienesanitation of equipment. Therefore, it is necessary to prevent E. coli contamination through counseling, training, and fostering food sanitation hygiene for food handlers, provision of sanitation facilities, and food quality improvement programs through sanitation hygiene monitoring and food microbiology testing.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>