Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fadillah
Abstrak :
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk melihat kemungkinan pengembangan Skala CES-D Revisi yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Skala ini merupakan alat deteksi dini (first screening) gejala depresi. Subyek yang diikutsertakan dalam penelitian adalah subyek dari masyarakat umum berumur 20-40 tahun di Jakarta (N=137). Uji validitas yang dipakai adalah uji validitas kriteria dengan menggunakan SDI. Hasil uji analisis data menunjukkan Skala CES-D Revisi memiliki koefisien alpha Cronbach sebesar 0.779. Koefisien korelasi item-total terkoreksi bergerak antara 0.046-0.546. Beberapa butir pernyataan tampak kurang sensitif mengukur gejala depresi sehingga menyebabkan koefisien alpha dan koefisien korelasi item-total menjadi rendah. Koefisien korelasi antara CES-D Revisi dengan BDI sebesar 0.54 (p<0.01). Selain itu, pengujian dengan t-test menunjukkan ada perbedaan skor CES-D Revisi yang signifikan (p<0.01) antara kelompok individu yang hampir tidak menunjukkan adanya tanda-tanda depresi dengan kelompok individu dengan derajat depresi berat pada BDI. Kelompok individu dengan derajat depresi berat akan memiliki skor CES-D Revisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok individu yang hampir tidak menunjukkan adanya tanda-tanda depresi. Skala CES-D Revisi dapat dikembangkan lebih lanjut untuk digunakan sebagai alat ukur deteksi dini gejala depresi di Indonesia.
This research is a preliminary study to see the possibility of developing the Revised CES-D Scale which has been adapted into Indonesian. This scale is a tool for early detection (first screening) symptoms of depression. Subjects included in the study were subjects from the general public aged 20-40 years in Jakarta (N=137). The validity test used is a criterion validity test using SDI. The results of the data analysis test show the Revised CES-D Scale has a Cronbach alpha coefficient of 0.779. The corrected item-total correlation coefficient moved between 0.046-0.546. Some items appear to be less sensitive in measuring symptoms of depression, causing the alpha coefficient and item-total correlation coefficient to be low. The correlation coefficient between the Revised CES-D and BDI was 0.54 (p<0.01). In addition, the t-test showed that there was a significant difference in the Revised CES-D score (p<0.01) between the group of individuals who showed almost no signs of depression and the group of individuals with a degree of major depression on the BDI. The group of individuals with a degree of major depression will have a higher Revised CES-D score than the group of individuals who show almost no signs of depression. The Revised CES-D scale can be further developed to be used as a measuring tool for early detection of depressive symptoms in Indonesia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17882
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitawaty Tjiptorini
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini di latar belakangi oleh adanya kecenderungan pasangan suami istri untuk mengadopsi anak dengan berbagai alasan sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui permasalahannya yang ada pada orang tua adopsi dan bagaimana keyakinan diri orang tua dalam membesarkan anak adopsinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran parenting locus o f control pada orang tua dengan anak adopsi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan subyek tiga pasang suami-istri (enam orang) yang telah mengadopsi anak. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi sebagai penunjang wawancara. Data kemudian dianalisis berdasarkan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan adopsi, orang tua adopsi, parenting di keluarga adopsi, locus of control, dan parenting locus o f control. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa orang tua yang mempunyai kecenderungan external parenting locus o f control akan menghubungkan keberhasilan maupun kegagalan dalam membesarkan anak dengan faktor di luar dirinya, seperti nasib, keberuntungan, atau bantuan orang lain. Orang tua ini akan merasa kurang mampu dalam menghadapi masalah, mudah tertekan, mudah menyerah, dan mudah stres. Saran yang dikemukakan pada penelitian ini adalah perlunya penelitian-penelitian lain yang berhubungan dengan masalah adopsi, seperti nilai anak adopsi bagi orang tua, pemenuhan kebutuhan emosional anak pada keluarga adopsi, perbedaan parenting pada anak kandung dan anak adopsi, dan sebaginya.
2007
T38048
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Amalia
Abstrak :
One man lI1l crtujuan unluk melihal hubungan antara kepuasan pernikahan dengan kecenderungan berselingkuh pada kelompok suami dan istri yang bertempat linggal di Jabodetabek. Metode penelitian ini bcrupa Studi kuanlitatif yang menggunakan kuesioner Inventori Kcpuasan Pemikahan yang terdiri alas 1 1 domain yang disusun oleh Herfianti (2005) dan kucsioner Ir;/Edeliry Scale yang disusun olch Drigotas (1999), yang mengukur 3 _ienis persclingkuhan. Respondcn pcnelilian scbanyak 84 orang yang terdiri alas 43 laki-laki dan 41 pcrcmpuan yang berusia 27-56 tahun. Hasil penclitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepuasan pemikahan dengan kecenderungan perselingkuhan emosional dan emosional fisik. Domain kepuasan pemikahan yang berkorelasi signifikan dengan kecenderungan pcrselingkuhan cmosional adalah hubungan interpersonal. kesamaan minat, kesesuaian pcran dan harapan, hubungan dengan mcrlua dan ipar. serla kekuasaan dan sikap terhadap pvzmikahan. Domain kepuasan pcmikahan yang berkorclasi signifikan dcngan perseiingkuluan cmosional fisik adalah kesamaan minat, hubungan dengan merlua dan ipar_ scrta kekuasaan dan sikap terhadap pemikahzm. Aspek hubungan dengan mcrtua dan ipar merupakan aspek yang memiliki kontribusi lebih besar mcmpengaruhi kccendcrungan seseorang untuk berselingkuh. ......The purpose of this study is to iind out the relationship between marital satisfaction and tendency in infidelity among husbands and wives who live in Jabodetabek. This study is a quantitative approach using lnvcntori Kepuasan Pernikahan consists of ll domains which were constructed by Herfianti (2005) and infidelity Scale measuring 3 types of infidelity which was constructed by Drigotas (l999). The samples of this research are 43 males and 4| females between the ages of 27 and 56 years. The results showed that there are a relationship between marital satisfaction and emotional, and emotional physical infidelity. Interpersonal relationship, mutual interest, Congruency between role and hope, relationship with in laws, and power and attitudes toward marriage are the domains of marital satisfaction which have a significant relationship with emotional infidelity. The domains mutual interest, relationship with in laws, and power and attitudes toward marriage found have a significant relationship with emostional physical infidelity. Among all those domains, relationship with in laws has more contribution affected tendency in infidelity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T34058
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Sabrina Syamsul
Abstrak :
Perawat memegang peranan vital dalam pelayanan kesehatan. Tuntutan yang banyak serta shift kerja yang tidak seperti jam kerja pada umumnya membuat penelitian mengenai kepuasan kerja perawat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran work-family conflict (WFC) beserta dimensi-dimensinya, work-interference-with-family (WIF) dan family-interference-with-work (FIW) terhadap kepuasan kerja pada perawat di rumah sakit di Jakarta. Partisipan penelitian adalah 124 perawat di rumah sakit X kelas A di Jakarta yang telah bekerja minimal 6 bulan dan berusia maksimal 60 tahun. WFC diukur menggunakan Work and Family Conflict Scale (WAFCS) serta kepuasan kerja dengan McCloskey-Mueller Satisfaction Scale (MMSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa WFC menurunkan kepuasan kerja (R2 = 0.056, F(1,124) = 8.36, p < 0.01). WIF dan FIW menurunkan kepuasan kerja (R2 = 0.067, F(1, 124) = 5.44, p < 0.01). Secara spesifik, pengaruh negatif WIF lebih besar dan signifikan daripada pengaruh FIW terhadap kepuasan kerja. Temuan ini dapat membantu rumah sakit mengembangkan intervensi kepuasan kerja dengan menggunakan faktor-faktor anteseden terkait WIF. ......Nurses play a pivotal role in healthcare delivery, facing demanding workloads and irregular work schedules. These factors necessitate research into their job satisfaction. This study aims to examine the influence of work-family conflict (WFC) and its dimensions, work-interference-with-family (WIF) and family-interference-with-work (FIW), on job satisfaction among nurses in Jakarta hospitals. The study involved 124 nurses working at Hospital X, a Class A hospital in Jakarta who had been working at the hospital for at least 6 months and at a maximum age of 60 years old. WFC was measured using the Work and Family Conflict Scale (WAFCS), while job satisfaction was assessed using the McCloskey-Mueller Satisfaction Scale (MMSS). The findings revealed a significant negative relationship between WFC and job satisfaction (R2 = 0.056, F(1,124) = 8.36, p < 0.01). Both WIF and FIW were found to negatively impact job satisfaction (R2 = 0.067, F(1, 124) = 5.44, p < 0.01). Notably, the negative influence of WIF was stronger and more significant than that of FIW on job satisfaction. These findings can guide hospitals in developing job satisfaction interventions by targeting antecedent factors related to WIF.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talitha S.F.S.
Abstrak :
ABSTRAK
Di Indonesia, penyakit jantung yaitu penyakit jantung koroner menjadi penyebab

kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9% menurut hasil

Survei Sample Registration System (Kemenkes, 2014). Penyakit Jantung pada tahun 2017

juga menempati urutan teratas dengan pembiayaan sebesar Rp 9.5 triliun yang ditanggung

oleh Pemerintah Indonesia melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

Kesehatan (Setkab, 2018). Dana tersebut digunakan untuk membiayai pengobatan baik

operasi, rawat inap dan rawat jalan pasien jantung di seluruh Indonesia. Masalah

kekambuhan dan kematian pasien jantung berkaitan dengan tingkat kepatuhan

pengobatan. Persepsi terhadap penyakit dikenal sebagai salah satu faktor penting yang

dapat dimodifikasi yang memiliki hubungan positif dengan kepatuhan pengobatan

(Maharjan, 2016). Namun persepsi terhadap penyakit hanya mampu menjelaskan namun

tidak memprediksi kepatuhan (Brandes & Mullan, 2014). Peneliti mengasumsikan

terdapat jalur mediasi antara pengaruh persepsi terhadap penyakit pada kepatuhan

pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran kecemasan yang

berfokus pada jantung dan kecenderungan depresi sebagai mediator dalam hubungan

pengaruh persepsi terhadap penyakit pada kepatuhan pengobatan pasien penyakit jantung.

Partisipan penelitian sebanyak 155 orang diberikan pengukuran menggunakan B-IPQ

(persepsi terhadap penyakit), CAQ (kecemasan yang berfokus pada jantung), PHQ-4

(kecenderungan depresi), MMAS-8 (kepatuhan minum obat), dan LAM (kepatuhan

perubahan gaya hidup). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecemasan yang berfokus

pada jantung berperan sebagai mediator dalam pengaruh persepsi terhadap penyakit pada

kepatuhan minum obat (p = 0.028) dan kepatuhan perubahan gaya hidup (p = 0.004.

Kecenderungan depresi berperan sebagai mediator dalam pengaruh persepsi terhadap

penyakit pada kepatuhan perubahan gaya hidup (p = 0.000). Sedangkan dalam pengaruh

persepsi terhadap penyakit pada kepatuhan minum obat, kecenderungan depresi tidak

berperan sebagai mediator (p = 0.184).<


ABSTRACT
In Indonesia, heart disease which is coronary heart disease, is the highest cause of death

at all ages after a stroke, which is 12.9% according to Sample Registration System survey

result (Kemenkes, 2014). Heart Disease in 2017 ranks the top with funding of Rp 9.25

trilion borne by Indonesian Government through Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Kesehatan (Setkab, 2018). The fund are used to fund treatment for both surgery,

inpatient and outpatient cardiac patient throughout Indonesia. The problem of recurrence

and death of cardiac patient is related to the level of medication adherence. Illness

Perception is known as one of the important factor that can be modified which has a

positive relationship with medication adherence (Maharjan, 2016). Illness Perception

only able to explain but not to predict medication adherence (Brandes & Mullan, 2014).

The researcher assumes that there is a mediating pathway between the influence of illness

perception on medication adherence.This study aims to see how the role of heart focused

anxiety and depression tendency as a mediator in the relationship of illness perception

on medication adherence in heart disease patients. The study participants were 155 people

given measurement using B-IPQ (illness perception), CAQ (heart focused anxiety), PHQ-

4 (depression tendency), MMAS-8 (medication adherence), dan LAM (lifestyle

adherence). The result showed that heart-focused anxiety acted as a mediator in

relationship of illness perception on medication adherence (p = 0.028) and lifestyle

adherence (p = 0.004). Depression tendency acted as a mediator in relationship of illness

perception on lifestyle adherence (p = 0.000) but not in medication adherence (p = 0.184).

2019
T54229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hersa Aranti
Abstrak :
Human value atau nilai yang penting bagi individu merupakan faktor mendasar yang dapat mempengaruhi individu tersebut dalam menilai suatu hal di kehidupannya. Penelitian ini ingin melihat hubungan antara human value (self-enhancement, self-transcendence, openness to change, dan conservation) dan kepuasan pernikahan pada generasi X sebagai generasi dengan angka perceraian yang lebih rendah dibandingkan dengan generasi Y di Indonesia. Di sisi lain, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hubungan tersebut dan merupakan faktor signifikan yang berkontribusi dalam kepuasan pernikahan adalah strategi resolusi konflik. Penelitian ini pun ingin melihat peran strategi resolusi konflik dalam hubungan antara human value dan kepuasan pernikahan. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah QMI (Norton, 1983), PVQ (Schwartz dkk., 2001), dan CRSI (Kurdek, 1994) dan teknik statistik multiple regression digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Dari 225 partisipan (67 laki-laki, 188 perempuan, M=47,03, SD 5,403), ditemukan bahwa self-transcendence dan openness to change berkorelasi secara positif dengan kepuasan pernikahan, self-enhancement berkorelasi secara negatif dengan kepuasan pernikahan, dan interaksi antara positive problem solving dan conservation berkorelasi dengan kepuasan pernikahan. ......Human value or values that are important for individuals are fundamental factors that can influence their assessment of a matter in their lives. This study wants to test the relationship between human values (self-improvement, self-transcendence, openness to change, and conservation) and marriage satisfaction in generation X as a generation with a lower divorce rate compared to generation Y in Indonesia. On the other hand, one of the factors that can influence this relationship and is a significant factor that contributes to marital satisfaction is a conflict resolution strategy. This study also wants to test the role of conflict resolution strategies in the relationship between human value and marital satisfaction. The research instruments used in this study were QMI (Norton, 1983), PVQ (Schwartz et al., 2001), and CRSI (Kurdek, 1994) and multiple regression technique were used to answer research questions. Of the 225 participants (67 men, 188 women, M = 47.03, SD 5.403), it was found that self-transcendence and openness to change have positive relationship with marital satisfaction, self-enhancement has negative relationship with marital satisfaction, while relationship between positive problem solving and conservation correlates with marital satisfaction.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55221
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilah Eryananda
Abstrak :
Kepuasan pernikahan berperan penting dalam kehidupan. Sebelum menjadi pasangan suami istri, individu memiliki faktor personal yang dibawa dan mempengaruhi dinamika pernikahan dan bagimana pandangan individu terkait pernikahannya. Penelitian ini akan melihat apakah human values sebagai faktor personal dapat secara signifikan mempengaruhi kepuasan pernikahan, lebih lanjut juga melihat apakah jenis strategi resolusi memoderasi pengaruh human values terhadap kepuasan pernikahan. Sebanyak 329 partisipan yang merupakan generasi Y dan sudah menikah selama 1 tahun terlibat dalam penelitian ini. Setiap partisipan diminta untuk mengisi Portrait Values Questioner (PVQ), Conflict Resolution Inventory (CRI) dan Quality Marriage Index (QMI). Hasil penelitian ini menemukan bahwa human values merupakan prediktor yang signifikan terhadap kepuasan pernikahan, dimana nilai self-enhancement dan openness to change memiliki hubungan negatif terhadap kepuasan pernikahan (B= -3.253, p.01; B=-1.802, p.01) sementara nilai selftranscendence (B=5.789, p.01) memiliki hubungan positif terhadap kepuasan pernikahan. Selain itu juga ditemukan jenis strategi resolusi positive problem solving memoderasi hubungan self-transcendence dan kepuasan pernikahan (B=-0.448, p05). Hasil penelitian ini bermanfaat untuk praktisi psikolog dan calon pasangan suami istri agar dapat mempertimbangkan peran human values dan melatih teknik positive problem solving. Penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan melibatkan pasangan atau pada populasi bercerai untuk melihat peran nilai dan strategi resolusi konfliknya. ......Marriage satisfaction plays an important role in life. Before becoming a husband and wife, individuals have personal factors that are brought and influence the dynamics of marriage and how the individual views related to marriage. This study purpose to found out whether human values as a personal factor can significantly influence marital satisfaction, and also look at whether the type of conflict resolution strategy moderates the influence of human values on marital satisfaction. A total of 329 participants who were generation Y and had been married for at least a year were involved in this study. Each participant was asked to fill in the Portrait Values Questioner (PVQ), Conflict Resolution Inventory (CRI) and Quality Marriage Index (QMI). The results of this study found that human values are a significant predictor of marital satisfaction, where self-enhancement and openness to change values have a negative relationship with marital satisfaction (B = -3,253, p .01; B = -1.802, p .01 ) while the value of self-transcendence (B = 5.789, p .01) have positive relationship with marital satisfaction. It also found positive problem solving strategies moderate the relationship between self-transcendence and marital satisfaction (B = -0.448, p .05). The results of this study are useful for practitioners and potential couples to consider the role of human values and practice positive problem solving techniques. Further research can be done by involving partners or divorced populations to see the role of values and conflict resolution strategies.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T55218
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cantyo Atindriyo Dannisworo
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh anger management dengan pendekatan Cognitive Behavioral Therapy (CBT) terhadap individu yang memiliki masalah dalam mengelola emosi marah dalam hubungan pacaran. Hal ini dilakukan karena permasalahan dalam mengelola emosi marah dapat memiliki dampak kesehatan bagi dirinya dan dampak psikologis bagi pasangan. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi-eksperimental one group, before after (pretest - posttest) design, yaitu dengan memberikan intervensi CBT kepada 4 orang partisipan. Selanjutnya, analisis dilakukan dengan cara membandingkan data kuantitatif maupun kualitatif dari hasil pre-test, post-test, dan follow-up. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa intervensi ini berhasil membantu dua dari tiga partisipan untuk mengelola kemarahannya. Secara kuantitatif, intervensi ini membantu menurunkan tendensi partisipan untuk marah, meningkatkan kemampuan partisipan untuk mengontrol marah, dan membantu ketiga partisipan untuk menurunkan tingkat kemarahan yang dirasakannya. Selanjutnya, secara kualitatif intervensi ini membantu dua dari tiga partisipan dalam mengelola kemarahannya dengan lebih baik. ......This research was made to understand the effect of Anger Management by using Cognitive Behavioral Therapy (CBT) to an individual that has a problem in regulating their anger in a dating relationship. This is done because the problem in controlling our anger will have a negative impact for their health, as well as psychological effect for couples. This research is a form of quasi-experimental on one group, before after (pretest - posttest) design, which is by giving CBT intervention towards 4 participants. After that, the analysis will be done by comparing quantitative data, as well as qualitative data from the result of the pretest, post-test, and follow-up session. The result shows that this intervention has successfully helped two out of the 3 participants to control their anger. Quantitatively, this intervention will help to reduce the tendency of their anger, increase the participant?s ability to control anger, and helped the 3 participants to reduce their level of anger that they felt. After that, qualitatively this intervention helped two out of the 3 participants to better control their anger.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiyah
Abstrak :
Pada tahun 2017 sebanyak 69% anak muda diketahui pernah melakukan cyberbullying (Ditch The Label, 2017). Perilaku ini tidak hanya terjadi pada remaja tetapi juga dewasa. Penelitian menemukan bahwa cyberbullying memiliki hubungan dengan kepribadian Dark Triad (Goodboy, & Martin, 2015; Kircaburun, Demetrovics & Tosuntaş 2018) dan harga diri (Pyżalski, 2012). Kepribadian Dark Triad terdiri dari 3 sifat yaitu Psikopati, Machiavellianisme, dan Narsisisme. Pada penelitian ini kepribadian Dark Triad diukur pada tingkat subkilinis. Semakin tinggi kepribadian Dark Triad seseorang maka semakin tinggi kecenderungan melakukan cyberbullying. Pada kepribadian Dark Triad individu memiliki harga diri yang tinggi. Sementara, harga diri yang tinggi akan berkorelasi dengan perilaku cyberbullying. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran harga diri sebagai mediator dalam hubungan antara kepribadian Dark Triad dan kecenderungan cyberbullying pada usia dewasa awal. Partisipan penelitian terdiri dari 292 partisipan dengan rentang usia 20-35 tahun. Hasil analisis mediasi dengan menggunakan PROCESS menemukan bahwa harga diri memediasi secara signifikan terhadap hubungan antara sifat Psikopati dan Narsisisme dan cyberbullying.
In 2017 a survey found that 69% of young people did cyberbullying (Ditch The Label, 2017). Cyberbullying does not only occur in adolescents but also adults. Previous research found that cyberbullying had a relationship with Dark Triad personality (Goodboy, & Martin, 2015; Kircaburun, Demetrovics & Tosuntaş 2018) and self-esteem (Pyżalski, 2012). The Dark Triad personality consists of 3 characteristics, namely Psychopathy, Machiavellianism, and Narcissism. In this study Dark Triad personality measured in subclincial population. People who have higher Dark Triad personality will have higher tendency to cyberbullying. Individuals in Dark Triad personality have high self-esteem. High self-esteem correlates with cyberbullying. This study aims to see the role of self-esteem as a mediator in the relationship between Dark Triad personality and cyberbullying in early adulthood. The study participants consisted of 292 participants with an age range of 20-35 years. Researcher used Cyberbullying Scale, Rosenberg Self-Esteem Scale and Short Dark Triad Scale for measurement tools. The results of mediation analysis using PROCESS found that self-esteem mediated significantly in relationship between Psychopathic and Narcissistic traits with cyberbullying.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51898
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defryansyah Amin
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran self control sebagai mediator hubungan antara self esteem dan adiksi game online. Adiksi game online merupakan fenomena yang banyak dijumpai beberapa tahun terakhir. Terlebih lagi game online merupakan salah satu aktivitas hiburan yang paling populer di dunia dalam mengisi waktu luang. Karakteristik psikologis individu akan mempengaruhi seseorang untuk menggunakan game online secara berlebih. Self esteem merupakan salah satu prediktor terjadinya adiksi game online. Individu dengan self esteem yang rendah akan membuatnya mengakses game online secara terus menerus. Hal tersebut menunjukkan bahwa self control yang rendah juga dialami oleh individu tersebut. Peneliti menduga bahwa self control menjadi mediator hubungan antara self esteem dan adiks game online. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif pada 230 pemain game online yang didapatkan melalui teknik accidental sampling. Peneliti menggunakan alat ukur IPAT (Internet Process Addiction Test), RSES (Rosenberg Self Esteem Scale), dan BSCS (Brief Self Control Scale) untuk pengumpulan data. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, ditemukan bahwa self control ternyata mampu memediasi secara keseluruhan (full mediation) hubungan antara self esteem dan adiksi game online.
The aim of the study is to examine self control as a mediator between self esteem and game online addiction among game online players. Game online addiction becomes more likely to be found on several years. Moreover, online games are one of the most popular leisure activity in the worl. Individual psychological characteristics will influence someone to use the game online excessively. Self-esteem is one of the predictors of online game addiction. Low self esteem will increase the possibility of their online activity. This also means that self control among game online players are low. This study assumes that self control have a role as mediator between the self esteem and symptoms of game online addiction. This study is a quantitative reseach for 230 game online players based on accidental sampling method. Instruments used in this study are IPAT (Internet Process Addiction Test), RSES (Rosenberg Self Esteem Scale), dan BSCS (Brief Self Control Scale) for collecting datas. This study shows that self control has a role to mediate the relation between self esteem and online game addiction. The role of self control in this study known as full mediation between self esteem and game online addiction among game online players.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T51893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>