Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marhamah Djambek
"Daripada uraian tersebut diatas, kelihatan bahwa ada persamaan tentang penobatan/gendang nobat ini dalam keradjaan-keradjaan Melayu. Djuga bila dilihat pada sedjarah Melaju ada persamaan upatjara penobatan antara Malaka dan Palembang"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1967
S10876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aswad Dipo
1971
S2157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictine Widyasinta
"Sebagai alat diagnosis kepribadian, tes Wartegg sudah banyak digunakan di Indonesia Walaupun demikian tidak banyak penelitian dilakukan untuk melihat Akurasinya. Pentingnya masalah ini mengingay kritik yang dilontarkan terhadapnya. Padahal tes Wartegg sebagai tes gambar memiliki nilaio diagosis yang baik Penelitian ini akan dibatasi pada nilai diagnosis tes Wartegg untuk gejala menarik Alasannya individu menaxik ciiri akan mengalami kesulitan dalazrn berinteraksi dengan lingkungan sosial sekitarnya.
Menarik diri merupakan fenomena yang bervariasi, baik dilihat dari pengertian, bentuk, serta intensitasnya. Diantara sekian banyak variasi yang ada, peneliti meneoba mengacu definisi Schneider (1964) yang cukup mendasar dan dapat menealcup variasi tersebut. Gejala menarik cliri dalam peneljtian ini diartikan sebagai tendensi untuk bereaksi melarikan diri dari tuntutan, tekanan, ancaman, atau frustrasi yang dialami ketika berinteraksi bersama manusia lain di lingkungannya, yang ditandai oleh empat ciri utama, yakni: (1) keterbatasan kontak sosial, (2) keterbatasan kontak realitas, (3) keterbatasan afek, serta (4) keeemasan. Keempat ciri utama dan rnendasar ini dapat bergradasi dari sanat ringan (normal) hingga berat (abnormal) serta muncul dalam berbagai bentuk gcjala menarik diri yang ada (misalnya psikosis; depresi; ketergantungan za! psikoaktif; gangguan atau gaya kepribadian avoidanl, schrkoii schizogypal).
Homey (1951) menggunakan islilah moving away from peopfe untuk menjelaskan fenomena menarik diri, yang cliartikan sebagai tendensi untuk selalu berrelasi dengan manusia lain karena takut bahwa relasi tersebut akan membangkitkan perasaan dan hasrat yang akhirnya dapat menimbulkan Huslrasi dan konflik. Gejala menarik diri seperti diskripsi Hommey ini memperlihatkan orang yang takut berperan serta dalam kehidupan bersama manusia Iain. Gejala ini serupa dengan yang pernah disebutkan Tillich (1951) sebagai akibat dari lack courage to be as a part.
Seseorang menarik cliri dnri relasi interpersonal kanena kurang memiliki kebencian dan kemauan untuk menjadi bagian dmi kebersamaanyang lebih luas. Alasannya adalah ketika seseorang menyatakan kesediaannya menjadi bagian dmi sesuam maka konsekuensinya adalah orang itu harus siap tnmpil sebagai individu dengan segala keunikarmya, juga merelakail sebagian dari individualitasnya unmk lebur dalam kebersamaan itu. Jika seseorang menyadari bahwa ia belum mengembangkan identitas dirinya secara kokoh dan jelas maka orang itu juga akan merasa takut betada dalam kebersamaan. Kesadaran mengenai identitas diri merupakzm hal yang penting bagi seseorang untuk berpartisipasi dalam kebetsamaan- Jika identitas diri seseorang belum jelas dengan sendirinya ia juga tidak tahu bagaimana menghadirkan dirinya dalam kebersamaan itu. Jadi dapat disimpulkan bahwa menaztik diri seperti yang didieskripsikan Harney atau yang oleh Tillich disebut sebagai lack of courage to be as a part, pada dasarnya bersumber dari kesadaran akan krisis identitas.
Akhirnya kembali pada tujuan penelitian untuk melihat nilai diagnosis tes Wartegg terhadap gejala menarik diri, maka peneliti bermaksud melihat apakah subyek dengan gejala menarik diri secara diferensiatif akan menampilkan profil tertentu dalam tes Wartegg, dibandingkan dengan subyek tampa gejala menarik diri. Jika dalam penelitian ini ditemukan ada proiil ten tu untuk gejala menarik diri dan secara diferensiatif membedakan dari subyek non menarik diri, maka ada profil tersebut dapat dijelaskan oleh konsep yang dikemukakan oleh Homey dan Tillich.
Dengan latarbelakang seperti yang diuraikan diatas, maka secam umum permasalahan dalam penelitian ini adalah mengenai: Bagaimakah tes Wartegg dapat berfungsi sebagai alat diagnosis unruk gejala menarik. Permasalahan tersebut diatas dijawab rnelalui pendekatan kua1itatif§ dengan menggunakan dokumen kasus sebagai datas sekunder. Pengambilan sampel dilakukan secara non probabilita dengan teknik insidental sampling. Dengan demikian basil penelitian ini terbatas hanya berlaku untuk sampel yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan: tm Wartegg dapat berfungsi sebagai diagnosis gejala menarik diri. Secara Iebih rinci hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Pada subyek menarik diri adalah, untuk (1) aspek keterbatasan kontak sosial, menonjol dan relatif konsisten diwakili oleh indikator absence or scan! of animate ature, isolation, emptiness, disusul soft intensity+poor form Ievei serta dominant straight lines; (2) aspek keterbatasan kontak realitas diwakili indikator isolation; (3) aspek keterbatasan afek diwakili oleh absence or scan of animate nature, isolation, serta empxiness; (4) aspek kecemasan diwakili oleh indikator reinforcement serta small drawings.
2. Secara diferensiatif tes Wartegg dapat membedakan subyek penelitian menarik diri dari subyek penelitian nun menarik. Jika dalam penelitian ini pada basil tes Wartegg ditemukan indikator empiiness bukan jizii covering; isolation bukan conleri; constriction bukan expansion; sofi imensity+poor form level bukan moderate to strong intensity; dominan sir-aight lines bukan dominant curved; maka kenlungkinan besar subyek bertenden menarik.
3. Ditemukan ada kesesuaian antara hasil tes Wartegg dengan hasil wawancara untuk gejala menarik"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Anggraeni Rosmasuri
"Teori agresif Fromm menyatakan pada dasarnya seseorang yang terhalang oleh suatu hambatan atau tekanan karena dibatasi geraknya maka energi yang muncul dapat menjadi perilaku agresif. SMU Taruna Nusantara yang menerapkan pendidikan disiplin tinggi mewajibkan siswanya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan.
Hipotesis adanya hubungan positif antara pendidikan disiplin dan kecenderungan perilaku agresif siswa SMU Taruna Nusantara telah ditetapkan. Nilai disiplin dan kecenderungan agresif siswa SMU Taruna Nusantara kelas II dan kelas III diukur dengan angket. Angket disiplin dan angket agresif disusun dan divalidasi. Reliabilitas angket disiplin 0,5536 dan angket agresif 0,5217. Disiplin terdiri dari aspek disiplin penampilan, disiplin keseharian, disiplin belajar, disiplin pesiar, disiplin makan, dan disiplin tradisi. Agresif terdiri dari aspek agresif pengaruh massa, deindividuasi, tersinggung, pertahanan diri , dan frustasi.
Berdasarkan analisis multivariat (analisis korelasi, analisis faktor, analisis regresi berganda, analisis diskriminan, dan analisis cluster) terhadap data angket diperoleh hasil hipotesis ditolak. Tidak ada hubungan positif antara pendidikan disiplin dan kecenderungan perilaku agresif pada siswa SMU Taruna Nusantara Magelang. Analisis korelasi mernperlihatkan disiplin tidak berkorelasi dengan agresif (koefisien 0,031 dan signifikansi 0.597). Korelasi lemah terjadi pada beberapa aspek disiplin dan aspek agresif, yaitu frustasi dan pengaruh massa.
Analisis regresi berganda memperlihatkan beberapa aspek disiplin, kecuali aspek disiplin penampilan dan belajar mandiri, berhubungan dengan variabel tak bebas agresif atau aspek agresif. Perubahan nilai R2 yang kecil (0 s.d. -0.008) menunjukkan hubungan yang lemah. Analisis diskriminan dengan variabel tak bebas latar belakang siswa (jenis kelamin, kelas, cita-cita, dan pekerjaan orang tua) memperlihatkan hubungan antara latar belakang siswa dan beberapa aspek disiplin dan aspek agresif. Analisis cluster memperkuat hasil tidak ada hubungan positif antara agresif dan disiplin."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T18525
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saparinah Sadli
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1976
T41374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover