Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Almy Birama Jufaransyah
"Masjid merupakan sebuah tinggalan arkeologis yang dapat menjelaskan bagaimana agama Islam berkembang di suatu daerah. Agama Islam yang berkembang di pulau Jawa merupakan wujud akulturasi dari penyesuaian terhadap agama dan kebudayaan sebelumnya. Penyesuaian kebudayaan yang dihasilkan dari sebuah proses akulturasi tersebut terlihat dari adanya beberapa komponen masjid yang menunjukkan corak-corak kebudayaan yang berbeda. Pada bagian atap masjid terdapat gaya Tionghoa yaitu atap Tsuan Tsien, pada bagian ruang inti masjid terdapat banyak unsur kebudayaan Jawa, dan pada bagian mihrab dan ragam hias terdapat unsur Timur Tengah. Berdasarkan hasil analisis mengenai dua aspek yaitu arkeologi dan akulturasi, dapat disimpulkan bahwa Masjid Jami Lasem merupakan wujud dari sebuah masjid yang merangkul semua golongan masyarakat, dan merupakan wujud dari cerminan masyarakat multikultural.

The mosque is an archaeological heritage that can explain how Islam developed in this area. The Islamic religion that flourished on the island of Java was a form of acculturation from adaptation to previous religions and cultures. The result of  an acculturation process is proven from the existence of several components of the mosque that show different cultural elements. On the roof of the mosque there is a Chinese elements called the roof of Tsuan Tsien, in the center space of the mosque there are many elements of Javanese culture, and in the mihrab and ornaments of the mosque there are elements of the Middle East culture. Based on the analysis of two aspects of archeology and acculturation, it can be concluded that Jami Lasem Mosque is a form of a mosque that embraces all community groups, and is a manifestation of the reflection of multicultural society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Ayu Dwi Putri
"Galeri Nasional Indonesia (GNI) sebagai sebuah museum seni rupa kontemporer bertanggung jawab dalam melaksanakan fungsi dan tugas museum yaitu mengkomunikasikan koleksi pada masyarakat melalui pameran, salah satunya adalah pameran tetap berjudul “Monumen Ingatan: Modernitas Indonesia dan Dinamikanya dalam Koleksi Seni Rupa Galeri Nasional Indonesia”. Penelitian ini ditulis untuk mengkaji nilai penting koleksi pada pameran tetap tersebut dan upaya yang dilakukan oleh konservator GNI dalam melestarikan koleksinya melalui kegiatan konservasi dengan menggunakan metode penelitian oleh Pearson dan Sullivan. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa lima koleksi lukisan yang mewakili lima periodisasi perkembangan seni rupa di Indonesia memiliki nilai penting dalam bidang sejarah dan ilmu pengetahun. Proses pelestarian koleksi lukisan tersebut dilakukan melalui upaya pencegahan dengan pembersihan umum, mengatur suhu dan kelembapan relatif, kontrol bangunan, pengecekan fisik lukisan, dan pengaturan intensitas cahaya. Sedangkan upaya perbaikan melalui restorasi yang sebagai contoh dilakukan terhadap lukisan “Jacqueline en robe de taffetas” (1926) karya Albert Andre dibahas melalui teori restorasi oleh Cesare Brandi.

The National Gallery of Indonesia (GNI) as a contemporary art museum plays a responsible role in carrying out the functions and duties of the museum, namely communicating the collection to the public through exhibitions, one of which is the permanent exhibition entitled "Monuments of Memory: Indonesian Modernity and its Dynamics in the Fine Arts Collection of the National Gallery of Indonesia” . This research was written to examine the important values of the collection at the permanent exhibition and the efforts made by GNI conservators to preserve the collection through conservation activities using research methods by Pearson and Sullivan. The results of this research show that five painting collections representing five periodizations of the development of fine arts in Indonesia have important value in the fields of history and science. The process of preserving the painting collection is carried out through preventative efforts by general cleaning, regulating temperature and relative humidity, controlling buildings, physically checking paintings, and regulating light intensity. Meanwhile, efforts to repair through restoration, for example carried out on the painting "Jacqueline en robe de taffetas" (1926) by Albert Andre, are discussed through restoration theory by Cesare Brandi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Permatadinata
"

Masjid-masjid abad XIX di kabupaten Agam, Sumatra Barat, sebagai warisan budaya benda dapat memperlihatkan perpaduan antara adat Minangkabau dan agama Islam di wilayah Sumatra Barat, khususnya Kabupaten Agam. Masjid-masjid ini adalah Masjid Bingkudu, Masjid Kubang Putih, Masjid Pincuran Gadang, dan Masjid Siti Manggopoh. Dari berbagai unsur yang ada di masjid-masjid tersebut, ditarik makna untuk mendapat gambaran bagaimana adat dan agama di Sumatra Barat berpadu. Interpretasi akan makna yang dikandung masjid-masjid tersebut dilakukan menggunakan model semiotik Peirce tentang segitiga tanda. Dengan metode ini, setiap tanda yang terdapat pada bangunan masjid dibedah menjadi representamen, objek, dan interpretan, yang kemudian menggambarkan makna. Dengan menggabungkan makna dari setiap tanda, didapat kesimpulan bahwa meskipun adat dan agama ini adalah dua hal yang berbeda dan memiliki beberapa nilai yang cenderung bertentangan, tetapi adat Minangkabau dan agama Islam dapat berpadu secara harmonis di masyarakat muslim Minangkabau pada abad XIX.


Nineteenth-century mosques in Agam district, Sumatra Barat, are example of tangible heritage that can picture how Islam religion and Minangkabau custom blends in Sumatra Barat, especially in Agam district. These mosques are Masjid Bingkudu, Masjid Kubang Putih, Masjid Pincuran Gadang, and Masjid Siti Manggopoh. From various elements the mosques have, it can draw meanings to know how Minangkabau custom and Islam religion unite. The method to get the meanings is by Peirce’s semiotics with his sign triangle. With this method, each sign in the mosques splitted into representamen, object, and interpretant, in which can explain the meanings. By combined interpretations from all signs, eventhough Minangkabau custom and Islam religion is a two different thing and have some value that tend to contradict one anonther, in fact Minangkabau custom and Islam religion can harmonically cohered in Minangkabau muslim society.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daffa
"Makam-makam pada halaman Masjid Hidayatullah, Setiabudi, Jakarta. Dibangun pada tahun 1747. Dibangun di atas lahan seluas 3.000 meter persegi yang merupakan wakaf dari warga Betawi blasteran Cina dan Bugis, Muhammad Yusuf. Perpaduan budaya pada masjid Hidayatullah menarik untuk dikaji lebih lanjut khususnya yang berkaitan dengan makam-makam yang berada pada halaman masjid tersebut. Melalui makam-makam pada masjid tersebut, diyakini dapat memberikan informasi penting tentang demografi dan komposisi populasi pada masa lampau.
Metode penelitian yang digunakan adalah analisis morfologi dan kontekstual. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa Orang-orang yang dimakamkan di lingkungan masjid Hidayatullah adalah orang-orang penting serta orang-orang yang memang memiliki keterkaitan dengan masjid Hidayatullah itu sendiri. 

The tombs in the courtyard of the Hidayatullah Mosque, Setiabudi, Jakarta. It was built in 1747. It was built on an area of ​​3,000 square meters which was a waqf from a Betawi citizen of mixed Chinese and Bugis descent, Muhammad Yusuf. The cultural combination at the Hidayatullah mosque is interesting to study further, especially in relation to the tombs in the mosque's courtyard. The tombs in the mosque, it is believed to provide important information about demographics and population composition in the past.
The research method used in this study is morphological analysis and contextual analysis. The results of the research show that the people buried in the Hidayatullah mosque are important people and people who are related to the Hidayatullah mosque itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhini Nur Izzati
"Taman Pemakaman Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC) merupakan salah satu dari banyaknya bidang tanah yang dihibahkan Cornelis Chastelein dan dibangun pada tahun 1851 dimana terdapat banyak nisan kubur yang menampilkan simbol-simbol kematian yang beragam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk dan variasi simbol kematian yang ada di Taman Pemakaman YLCC. Penelitian ini metode dengan tahapan pengumpulan data, pengolahan data, analisis, dan interpretasi. Terdapat lima simbol kematian pada nisan kubur di Taman Pemakaman YLCC, yaitu simbol salib, simbol bintang, simbol cherub, simbol daun palma, dan simbol jangkar, hati, dan salib. Simbol-simbol tersebut kemudian memiliki perbedaan yang signifikan menyebabkan terbentuknya variasi. Setiap variasi, terutama pada simbol salib dan bintang memiliki makna khusus di masing-masing variannya. Perbedaan makna pada variasi simbol kematian pada nisan kubur di Taman Pemakaman YLCC tidak luput dari nilai-nilai keagamaan dan spiritualitas yang diyakini oleh orang yang dimakamkan maupun keluarga dari si pemilik makam. Simbol selain merepresentasikan keyakinan, juga sebagai bentuk pesan atau harapan dari keluarga yang dimakamkan.

Cornelis Chastelein Institute Foundation (YLCC) Cemetery is one of the many plots of land donated by Cornelis Chastelein and built in 1851 where there are many grave headstones displaying various death symbols. This research aims to analyze the forms and variations of death symbols in YLCC Cemetery. This research method involves stages of data collection, data processing, analysis and interpretation. There are five death symbols on the graves at YLCC Cemetery, namely the cross symbol, star symbol, cherub symbol, palm leaf symbol, and anchor, heart and cross symbols. These symbols then have significant differences causing variations to form. Each variation, especially the cross and star symbols, has a special meaning in each variant. The differences in meaning in the variations of death symbols on grave headstones at YLCC Cemetery cannot be separated from the religious and spiritual values believed by the person being buried and the family of the grave owner. The symbol, apart from representing belief, is also a form of message or hope from the buried family."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahdini
"ABSTRAK
Bangunan masjid merupakan salah satu peninggalan masyarakat Minangkabau di Kabupaten Tanah Datar yang memiliki keberagaman dari segi bentuk dan ragam hias. Masjid-masjid kuna ini memperlihatkan adanya keselarasan antara adat dan agama Islam. Adat telah menjadi pegangan hidup bagi masyarakat Minangkabau dan juga menjadi identitas budaya bagi pengikutnya. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk dari keempat masjid serta identitas budaya yang terepresentasikan pada bangunan masjid kuna di Kabupaten Tanah Datar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa pada masjid kuna di Kabupaten Tanah Datar ini tercerminkan dua identitas budaya, yaitu identitas budaya Koto Piliang dan identitas budaya Bodi Caniago. Berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa identitas budaya yang terlihat pada masjid kuna tersebut memperlihatkan jenjang status sosial masyarakat, yaitu identitas dari seorang raja dan identitas seorang pemimpin yang berasal dari rakyat biasa.

ABSTRACT
Old mosques is one of Minangkabau heritages in Tanah Dasar Regency that have various form and decoration. Old mosques shows the harmonious life of tradition and Islamic religion in this regency. Tradition has become guidance of life for Minangkabau society and also has become cultural identity for its disciple. This research focus on the physical forms of the four mosques and also the cultural identity that is represented by those old mosques in Tanah Datar Regency. This research resulting in indication of two distinct cultural identities, that is Koto Piliang culture and Bodi Caniago culture. The study also shows that cultural identity in those mosques indicating social ladder in society, which is identity of the king and identity of a leader from common folks.
"
2017
S68155
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faiz
"ABSTRAK
Peninggalan material culture setelah masa revolusi industri dapat dikaji melalui arkeologi industri. Kajian tersebut membahas kehidupan sosial pada masa lalu lewat tinggalan bangunan industri. Salah satu tinggalan tersebut adalah pabrik. Di Indonesia, pabrik-pabrik tersebut pada umumnya merupakan tinggalan masa kolonial. Pabrik gula Ngadiredjo di Kediri menjadi objek penelitian yang akan dikaji dalam penelitian ini. Kajian ini mengkhususkan mengenai tata ruang pada pabrik yang berkaitan dengan aktivitas produksi pabrik pada masa lalu dan sistem sosial yang ada dalam lingkungan industri Pabrik Gula Ngadiredjo. Konsep tersebut dapat diketahui pada pola keletakan bangunan-bangunan dalam emplasemen pabrik.

ABSTRAK
Industrial archaeology is a study about the material culture from industrial revolution. This study discuss about social industrial life in the past through its remains, one of them is factory buildings. This paper tried to examine the industrial life in Sugar Factory Ngadiredjo in Kediri. This factory complex was choosen as a case study in this research because the factory buildings, its machinery, and other infrastructures still in good conditions and remain intacts. This study focus about the spatial layout of the factory in order to understanding the power relation concept between white people as ruler and indigenous people as worker. The power relation concept can be known through panopticon system of the emplacement of the buildings."
2017
S69380
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abi Rafdi Pasha
"Tiang utama masjid merupakan salah satu komponen yang terdapat pada masjid kuno dan berfungsi sebagai media penopang atap bangunan. Khusus di Jawa tiang utama masjid memiliki konsep yang disebut dengan saka guru, saka guru merupakan gagasan yang diprakarsai oleh para walisanga, selain itu saka guru merupakan tiang utama yang menjadi penopang atap pada bangunan tradisional adat Jawa Joglo . Artikel ini akan membahas mengenai konsep resistensi dan hibriditas yang terdapat pada komponen tiang utama masjid kuno di Jakarta dengan rentang abad XV-XIX, metode yang digunakan dalam kajian ini adalah analisis komperatif dan analisis difusi. Analisis komperatif merupakan analisis dengan melakukan perbandingan terhadap komponen bentuk, pola keletakan dan ragam hias tiang utama masjid kuno Jakarta selanjutnya menggunakan analisis difusi yaitu analisis terhadap hasil perbandingan dari komponen-komponen yang telah ditentukan bentuk, pola keletakan dan ragam hias dengan tujuan untuk mengetahui identitas budaya tiang utama masjid kuno Jakarta dari unsur-unsur tersebut. Hasil dari kajian ini menunjukan bahwa resistensi tiang utama masjid kuno Jakarta terdapat pada unsur pola keletakan tiang, sedangkan hibriditas terdapat pada komponen bentuk dan ragam hias tiang utama masjid kuno Jakarta.

The main pillar of the mosque is one of the components of the old mosque and serves as a media of the cantilever roofs. Specialized in Java, the main pillar of the mosque has a concept called saka saka guru, guru is an idea initiated by the walisanga, besides saka teacher is the main pillar that became the underpinning of roof on building Javanese traditional Joglo . This article will discuss the concept of resistance and hibriditas contained on the components of the main pillar of the ancient mosques in Jakarta with the span of centuries XV XIX, the methods used in this study is the analysis of comparative and analysis of diffusion. Analysis comparative is analysis by doing a comparison against the component shapes, pattern and pattern position the main pillar of the ancient mosque Jakarta next using diffusion analysis i.e. analysis of the results of the comparison of the components shape, pattern and pattern position with the purpose to find out the main pillars of the cultural identity of the ancient mosque Jakarta from the elements. The results of this study showed that the resistance is the main pillar of the ancient mosque of Jakarta is present on the element pattern of position pole, while hibriditas is found in the component shapes and motif is the main pillar of the ancient mosque in Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S70198
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Talulla Rachma Augia
"Penelitian ini membahas mengenai tata ruang antara makam, masjid, dan pemukiman di Desa Hitu dan Hila di Ambon, Maluku. Data yang diambil adalah Masjid Hitu, Masjid Hena Lua, Masjid Hassan Sulaiman, Masjid Wapauwe, Rumah Raja Desa Hitu, Rumah Raja Desa Hila, kompleks makam kuno Hitu, dan kompleks makam Hassan Sulaiman. Penelitian terfokus pada kajian spasial atau tata ruang antara makam, masjid, dan pemukiman untuk melihat pemisahan yang sakral dan yang profan. Sakral adalah suatu benda atau objek yang dikeramatkan, dalam penelitian ini makam merupakan tempat yang disakralkan. Profan adalah yang bersangkutan dengan duniawi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat makna makam bagi para masyarakat desa Hitu dan Hila. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pemisahan antara yang sakral dan profan. Batas pemisah antara yang sakral dan profan tidak dapat terlihat secara fisik, batasan baru dapat terlihat dari penggambaran yang diambil dari udara. Makam atau yang disakralkan berada di dalam hutan dan jauh dari pemukiman dan masjid.

This thesis discuss about the layout between tombs, mosques, and settlements in Hitu Village dan Hila Village, Maluku. The data which has been taken such as, Hitu Mosque, Hena Lua Mosque, Hassan Sulaiman Mosque, Wapauwe Mosque, The House of The Hitu Villages King, The House of The Hila Villages King, The Ancient Tombs Complex of Hitu, and The Tomb Complex of Hassan Sulaiman. This thesis focuses on the spatial study or the layout between tombs, mosques, and settlements to separate the sacred and the profane. Sacred is the object which sanctified and hieratic, in this thesis for example, the tomb is a sacred place. Whereas, profane is concerned with the worldly.
This thesis aims to see the meaning of the tomb for the villagers of Hitu and Hila. The results of this thesis conclude that there is a separation between the sacred and the profane. The separation is that the dividing boundary between the sacred and the profane can not be seen physically, the new boundary can be seen from the drawing which taken from the air. The tombs or the sacred places are in the forest and away from the settlements and the mosques.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Madya Rizkiano
"Penelitian ini membahas bagaimana penerapan nilai-nilai budaya Minangkabau terhadap kebudayaan material berupa masjid dan surau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan budaya Minangkabau terhadap masjid dan surau yang diteliti, yaitu pada Surau Atok Ijuak, Surau Syekh Burhanuddin, Masjid Tuo Kayu Jao dan Masjid Asasi. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian arkeologi dari Sharer dan Ashmore yaitu formulasi, implementasi, pengumpulan data, pengolahan data, analisis, interpretasi dan publikasi. Penerapan nilai-nilai budaya Minangkabau dapat terlihat dari bangunannya mulai dari bagian kaki, badan, hingga atap serta pada ragam hiasnya. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa pembangunan masjid dan surau yang ada di wilayah Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Solok dan Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, mempunyai nilai-nilai budaya Minangkabau yang diterapkan sesuai dengan kata-kata adatnya.

This study discusses how the application of Minangkabau cultural values to material culture in the form of mosque and surau. This study aims to determine the linkage of Minangkabau culture to the mosques and suraus studied, namely Surau Atok Ijuak, Surau Syekh Burhanuddin, Tuo Kayu Jao Mosque and Asasi Mosque. The method used in this study are from Sharer and Ashmore, formulation, implementation, data gathering, data processing, analysis, interpretation and publication. Implementation of Minangkabau cultural values can be seen from the building starting from the lower, body, to the roof and on the variety of ornaments. Based on the results of the analysis can be seen that the construction of mosques and suraus that exist in the region of Padang Pariaman, Solok and Padang Panjang, West Sumatra, has Minangkabau cultural values that are applied in accordance with the tradition words.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>