Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Irfan Maulana
"Identitas budaya di setiap daerah memiliki ciri-ciri atau nilai-nilai yang membedakannya dengan daerah lain. Salah satunya adalah kelompok Islam Wetu Telu, yaitu penganut Islam di Lombok yang masih percaya terhadap animistik leluhur dan benda-benda antropomorfis, sehingga membentuk identitas kelompok budaya. Identitas kelompok Islam Wetu Telu direpresentasikan ke dalam budaya material, dalam hal ini adalah masjid. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan bagaimana identitas kelompok Islam Wetu Telu direpresentasikan ke dalam masjid-masjid kuno yang berada di Lombok. Penelitian ini menggunakan empat masjid kuno yang merupakan peninggalan dari Islam Wetu Telu. Penelitian ini menggunakan pendekatan arkeologi melalui tiga tahapan penelitian, yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Hasil dari penelitian ini bahwa terdapat ornamen-ornamen dan keletakan dari masjid-masjid kuno di Lombok yang merepresentasikan identitas Islam Wetu Telu. Ornamen-ornamen tersebut antara lain adalah motif hewan dengan bentuk naga, rusa, ayam, ikan, burung dan pohon kelapa yang merepresentasikan makna dari wetu telu. Selain itu keletakan masjid yang berada di tempat yang tinggi merepresentasikan ajaran dari Wetu Telu yang berkaitan dengan kepercayaan bahwa roh-roh leluhur bersemayam di tempat yang tinggi.
Cultural identity in each region has characteristics or values that distinguish it from others regions. One of them is the Wetu Telu Islam group. It is Muslim group in Lombok who still believe in animistic ancestors and anthropomorphic objects, thus forming the identity of a cultural group. The identity of the Wetu Telu Islamic group is represented in material culture, in this case the mosque. Therefore, this study intends to explain how the identity of the Wetu Telu Islamic group is represented in ancient mosques in Lombok. This study uses four ancient mosques which are relics of Islam Wetu Telu. This study uses an archaeological approach through three stages of research, data collection, data processing, and data interpretation. The results of this study are that there are ornaments and placements of ancient mosques in Lombok that represent the identity of Wetu Telu Islam. These ornaments include animal motifs in the form of dragons, deer, chickens, fish, birds and coconut trees which represent the meaning of wetu telu. In addition, the location of the mosque in a high place represents the teachings of Wetu Telu related to their belief that ancestral spirits reside in high places. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Karlina Nur Azizah
"Penelitian ini membahas mengenai perjalanan hidup kantor pusat SCS (Birao) melalui kajian biography of things. Kajian ini menggunakan gedung Birao sebagai data utama yang tetap bertahan dari waktu ke waktu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui daur hidup dan rekomendasi pengelolaannya Tulisan ini menggunakan metode penelitian arkeologi Deetz yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Analisis data dilakukan dengan mengidentifikasi bentuk fisik bangunan dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada gedung Birao. Hasil analisis menunjukkan tidak ditemukannya perubahan fisik yang signifikan pada gedung Birao. Namun terjadi perubahan pemaknaan pada gedung dari masa ke masa-masa akibat peristiwa-peristiwa yang dilaluinya. Selain itu, penelitian ini memberikan rekomendasi berupa pemanfaatan kembali melalui komodifikasi bangunan serta rekomendasi untuk menjadikan gedung Birao sebagai landmark dari kota Tegal.
This article discusses the life journey of the SCS head office (Birao) using the biography of things study. This study uses the Birao building as the main data that persists over time. This research was conducted to determine the life cycle and management recommendations. This paper uses the Deetz archaeological research method, namely data collection, data processing, and data interpretation. Data analysis was carried out by identifying the physical shape of the building and the events that occurred in the Birao building. The analysis results showed that there were no significant physical changes. However, changes in the meaning of the building prompted the proposal of the Birao building as a landmark for Tegal City, accompanied by recommendations for utilization through commodification."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jasmine Dhea Yahya
"Suksesnya pendirian PG Colomadu oleh Mangkunegara IV mendorongnya untuk membangun Pabrik Gula Tasikmadu di tahun 1871, pembangunan ini diikuti dengan didirikannya fasilitas lain di sekitar pabrik berupa rumah dinas untuk para pegawai. Rumah dinas pegawai memiliki variasi bentuk dan ukuran serta komponen seperti jendela dan pintu. Oleh karena itu, penelitian ini akan mengangkat permasalahan terkait adakah maksud dibalik beragamnya rumah yang tersebar di sekitar pabrik gula dan apakah dari peninggalan rumah tersebut dapat menunjukan atau merefleksikan kehidupan sosial para pegawai yang dulunya bekerja di PG Tasikmadu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah formulasi penelitian, implementasi penelitian, pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, interpretasi data, dan publikasi hasil penelitian. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilakukan analisis bentuk dan keruangan terhadap rumah pegawai. Hasil analisis menunjukan adanya tingkatan kelas sosial antar pegawai dan juga konflik serta kontrol sosial oleh pegawai kelas atas terhadap pegawai kelas bawah.
The success of establishing PG Colomadu by Mangkunegara IV encouraged him to build the Tasikmadu Sugar Factory in 1871, followed by the establishment of other facilities around the factory, such as official residences for the employees. These employee residences varied in form and size, as well as in components like windows and doors. Therefore, this research aims to address the question of whether there was a purpose behind the variety of houses scattered around the sugar factory and whether these residential relics can indicate or reflect the social life of the employees who once worked at PG Tasikmadu. The methodology used in this research includes research formulation, research implementation, data collection, data processing, data analysis, data interpretation, and publication of the research results. To answer these questions, an analysis of the form and spatial arrangement of the employee residences was conducted. The results of the analysis indicate the presence of social class distinctions among the employees, as well as conflicts and social control exerted by higher-class employees over lower-class employees."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library