Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Mahatma Ridhotullah
"Kampung Gentur adalah perkampungan yang di dalamnya terdapat banyak pesantren tradisional yang masih berpegang teguh dengan sistem pendidikan tradisional. Peranan pesantren masih berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan keberagamaan masyarakat, terlebih pada aspek nilai, norma, tradisi, dan ajaran. Penelitian ini akan mengangkat tradisi yang ada di Masyarakat Kampung Gentur yaitu tradisi-tradisi yang ada di Kampung Gentur dan faktor yang menyebabkan masih bertahannya tradisi tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan analisis-deskriptif. Adapun teori yang digunakan adalah teori Etnosain. Dalam Penelitian ini ditemukan bahwa tradisi Kampung Gentur yaitu tradisi membaca selawat, tradisi manaqiban, tradisi berziarah, dan tradisi haul. Di samping itu, ada sikap apatis atau tidak peduli terhadap politik, juga menjadi ciri kampung ini. Ada pula nilai positif yang masih dipegang teguh masyarakat, yaitu patuh kepada ustaz atau Kiai, zuhud terhadap dunia, dan menghargai semua orang dengan perlakuan yang sama atau egaliter. Tradisi dan nilai-nilai tersebut masih bertahan karena adanya kharisma dari Mama Gentur, Aang Nuh, Kiai, dan ajaran pesantren-pesantren yang ada di kampung tersebut.

Gentur Village is a village in which there are many traditional Islamic boarding schools that still adhere to the traditional education system. The role of Islamic boarding schools still influences all aspects of the religious life of the community, especially on aspects of values, norms, traditions, and teachings. This study will explore the traditions that exist in the Gentur Village Community, namely the traditions that exist in Gentur Village and the factors that cause these traditions to persist. The research method used in this paper is a qualitative method with a descriptive-analytic approach. The theory used is the theory of ethnoscience. In this study, it was found that the traditions of Gentur Village are the tradition of reading selawat, the manaqiban tradition, the pilgrimage tradition, and the haul tradition. In addition, there is apathy or indifference towards politics, which also characterizes this village. There are also positive values that are still firmly held by the community, namely being obedient to the cleric or cleric, zuhud towards the world, and respecting all people with the same or egalitarian treatment. These traditions and values still survive because of the charisma of Mama Gentur, Aang Nuh, the Kiai, and the teachings of the Islamic boarding schools in the village."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Azza Zahra Rafiqah
"Film merupakan salah satu media untuk menyampaikan aspirasi dan ideologi baru kepada masyarakat. Masuknya unsur feminisme ke dalam industri film di dunia termasuk industri film di Uni Emirat Arab membuat dampak yang signifikan terhadap perkembangan sastra feminisme. Penelitian ini membahas tentang cerminan feminisme yang ada di dalam film Qalb Al Adala. Film Qalb Al Adala merupakan film Uni Emirat Arab yang menceritakan tentang kegigihan seorang perempuan bernama Farah dalam menjalankan karirnya. Film ini dibuat pada bulan Januari tahun 2017 dan dirilis pada bulan September tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan makna feminisme dan tanda-tanda feminisme yang ada di film Qalb Al Adala. Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif dengan studi dokumentasi dan studi pustaka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori feminisme dan teori semiotika milik John Fiske berdasarkan simbol kode-kode televisi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa feminisme yang direpresentasikan di dalam film Qalb Al Adala ialah feminisme liberalis dan feminisme eksistensialis. Adapun tanda-tanda feminisme digambarkan melalui level representasi konvensional dengan kode karakter. Pada level ideologi nilai feminisme terwakilkan dengan aliran feminisme liberal dan eksistensial.

The film is one of the media to convey new aspirations and ideologies to the public. The entry of elements of feminism into the film industry in the world including the film industry in the United Arab Emirates made a significant impact on the development of feminism literature. This study discusses the reflection of feminism in the film Qalb Al Adala. The film Qalb Al Adala is a United Arab Emirates film that tells about the persistence of a woman named Farah in running her career. This film was made in January 2017 and released in September 2017. This study aims to explain the meaning of feminism and the signs of feminism in the film Qalb Al Adala. The researcher used qualitative methods with documentation studies and literature studies to achieve the research objectives. The theory used in this research is the theory of feminism and the theory of semiotics belonging to John Fiske based on the symbols of television codes. The results showed that the feminism represented in the film Qalb Al Adala is liberalist feminism and existentialist feminism. The signs of feminism are described through the level of conventional representation with character codes. At the ideological level, feminist values ​​are represented by liberal and existential feminism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Mubarok
"Dunia pascakolonialisme Islam masih terus dibayang-bayangi oleh ambisi hegemoni Barat sebagai akibat dari mentalitas panjang kolonialisme dan bias orientalisme. Momentum ketegangan antara dua dunia Islam dan Barat mencapai puncaknya ketika serangan 9/11 mengguncang Amerika Serikat. Melalui propaganda media, Islam menjadi kambing hitam dan diwacanakan sebagai agama yang penuh dengan kekerasan dan menginspirasi terorisme. Sebagai seorang “Kiai” dari kalangan Islam tradisional yang memimpin organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim Muzadi mengkampanyekan wacana Islam sebagai agama yang damai dan menolak aksi-aksi kekerasan di kancah internasional. Penelitian ini bertujuan untuk 1) meganalisis dan menjelaskan latar belakang peristiwa yang memengaruhi Kiai Hasyim Muzadi dalam melawan hegemoni dunia Barat, terutama Amerika Serikat, di dunia Islam; 2) menjelaskan basis pemikiran yang melatarbelakangi Kiai Hasyim Muzadi dalam melakukan resistensi atas wacana hegemoni dunia Barat, terutama Amerika Serikat, di dunia Islam; 3) menganalisis dan menjelaskan strategi Kiai Hasyim Muzadi dalam merespons aksi hegemonik dunia Barat, terutama Amerika Serikat, atas dunia Islam dalam perspektif studi pascakolonial. Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah kualitatif dengan pendekatan sejarah intelektual. Penulis menemukan bahwa perlawanan Kiai Hasyim Muzadi dilatarbelakangi oleh peristiwa 9/11 yang berdampak pada meningkatnya Islamofobia di dunia Barat. Beliau mengusung “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” sebagai basis pemikiran sekaligus wacana tandingan melawan wacana Islam radikal yang berkembang dalam internal maupun eksternal Islam. Strategi pascakolonialisme yang dilakukan Kiai Hasyim adalah dengan melakukan mimikri melalui pembentukan International Conference of Islamic Scholars (ICIS) sehingga gagasannya dapat diterima secara lebih luas, khususnya di dunia Barat. Penulis menyimpulkan bahwa perjuangan yang dilakukan oleh Kiai Hasyim dalam melawan hegemoni dunia Barat, terutama Amerika Serikat, atas dunia Islam adalah perjuangan pascakolonialisme dalam upaya menundukkan Timur sebagai subjek yang melawan neokolonialisme Barat.

Islamic postcolonial world still in the behind of Western hegemony’s shadows as the result of long mentality of the colonialism and orientalism bias. The tension between Islamic world and Western world hit its peak momentum by the 9/11 strike which occurred in the United States. By the propaganda of media, Islam was scapegoated and discoursed as the religion of violence and inspired terrorism. As a “Kiai” or traditional Islamic cleric who led the biggest Islamic organization in Indonesia, Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi was campaigning Islamic discourse in the international stage as a religion of peace which refusing any kind of violence. This article aims to 1) examine and explain the background events which influenced Hasyim Muzadi to fight against Western hegemony, especially the United States, on Islamic world; 2) explain the basis of thoughts which encouraged Hasyim Muzadi to resist the discourse of Western hegemony, especially the United States, on Islamic world; 3) examine and explain the strategy of Hasyim Muzadi to response Western hegemonic acts, especially the United States, on Islamic world with postcolonial studies perspective. This article uses qualitative research with intellectual history approach. The author finds that the resistance of Hasyim Muzadi was driven by the 9/11 event which increased Islamophobia in the Western world. He promoted “Islam Rahmatan Lil ‘Alamin” as the basis of thoughts and counter-discourse resisting Islamic radicalism discourse which developed inside and outside Islamic society. Hasyim Muzadi adopted mimicry as the postcolonial strategy by creating the International Conference of Islamic Scholars so his ideas could be accepted wider, especially in the Western world. The author concludes that the struggle of Hasyim Muzadi to resist Western hegemony, especially the United States, on Islamic world was a postcolonial struggle to make the East as a subject which resisted Western neo-colonialism."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Haskim
"Penelitian ini membahas padanan dan strategi penerjemahan interjeksi bahasa Indonesia (BI) ke dalam bahasa Arab (BA). Dengan menggunakan metode deskriptif analisis, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bentuk padanan dan strategi penerjemahan interjeksi BI ke dalam BA dalam Webtoon “Eggnoid”. Data primer penelitian ini didapatkan dengan membaca, mencatat ujaran yang mengandung interjeksi BI, dan membandingkannya dengan terjemahan BA dalam Webtoon “Eggnoid” episode 1-31. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teori interjeksi BI (Kridalaksana,2014), interjeksi BA (Jabr,1980) dan strategi penerjemahan interjeksi (Cuenca,2006). Berdasarkan hasil analisis, penulis menemukan sebanyak 90 dari 92 kemunculan interjeksi BI yang diterjemahkan ke dalam BA di dalam Webtoon “Eggnoid” episode 1-31. Beberapa interjeksi dalam BI di antaranya memiliki lebih dari satu bentuk padanan dalam BA. Adapun strategi penerjemahan yang digunakan adalah: a) terjemahan literal; b) terjemahan menggunakan interjeksi yang berbeda dengan makna yang sama; c) terjemahan menggunakan struktur non-interjeksi dengan makna serupa; d) terjemahan menggunakan interjeksi dengan makna yang berbeda; e) penghilangan; f) penambahan elemen. Sedikitnya jumlah interjeksi yang tidak diterjemahkan menunjukkan bahwa penerjemah telah berusaha menerjemahkan seluruh interjeksi BI ke dalam BA agar tidak menghilangkan esensi dari kemunculan interjeksi di dalam komik sebagai salah satu unsur penting untuk mengekspresikan perasaan tokoh.

This study discusses about the equivalent and translation strategy of Indonesian interjections into Arabic. By using descriptive analytical method, the purpose of this research is to analyze the equivalent form and the strategy of translating Indonesian interjection into Arabic in Webtoon “Eggnoid”. The primary data were obtained by reading, noting utterances that contain Indonesian interjections, and comparing them with the Arabic translation in the Webtoon “Eggnoid” episodes 1-31. In analyzing the data, the researcher used the theory of Indonesian interjection (Kridalaksana,2014), Arabic interjection (Jabr,1980) and interjection translation strategy (Cuenca,2006). The result shows that 90 out of 92 occurrences of Indonesian interjections were translated into Arabic in the webtoon “Eggnoid” episodes 1-31. Some Indonesian interjections have more than one equivalent form in Arabic. The translation strategies used are: a) literal translation; b) translation using different interjections with the same meaning; c) translation using a non-interjection structure with a similar meaning; d) translation using interjections with different meanings; e) omission; f) addition of elements. The small number of untranslated interjections shows that the translator has tried to translate all Indonesian interjections into Arabic to not losing the essence of interjections appearance in comics as one of the important elements to express characters’s feelings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Munifa Yasmin
"Penelitian ini membahas mengenai bagaimana bentuk dan makna dari ketiga puisi dalam gambaran kondisi Suriah sebagai bentuk terpengaruhnya karya sastra terhadap peristiwa Arab Spring di Timur Tengah. Data penelitian ketiga puisi berasal dari penyair Suriah Tarif Youseff Agha yang berjudul “Arwaahu Al-Athfal”, “Yawmiyat Bathatan”, dan “Akhrujuuna Min Buyuutina”. Adapun metode yang dipakai, yaitu metode kualitatif dan metode deskriptif dengan menggunakan teori struktural semiotika pada analisisnya. Kesimpulan yang diambil dari penelitian ini adalah ketiga puisi menjadi cara penyair untuk melakukan protes terhadap pemerintah negaranya. Penggambaran keadaan sosial di Suriah dalam puisinya menjadi alasan dari protesnya.

This study discusses how the form and meaning of the three poems describe the condition of Syria as a form of literary influence on the Arab Spring events in the Middle East. The research data for the three poems comes from Syrian Poet Tarif Youseff Agha entitled “Arwaahu Al-Athfal”, “Yawmiyat Bathatan”, dan “Akhrujuuna Min Buyuutina”. The methods used are qualitative methods and descriptive methods using semiotic structural theory in their analysis. The conclusion drawn from this research is that the three poems are the poet's way of protesting against the government of his country. The description of social situation in Syria in his poetry as a reasons of his protests."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library