Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 73 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dzikrul Insanul Kamila
"Skripsi ini ditujukan untuk merancang Penguat Derau Rendah hibrid yang bekerja pada frekuensi 13 MHz untuk aplikasi implan medis dengan memodifikasi topologi current reuse. Induktor yang terhubung dengan terminal source pada sisi common gate di topologi konvensional current reuse digantikan oleh resistor, sehingga rangkaian yang diusulkan dapat bekerja pada frekuensi rendah secara optimal. Analisa matematis pada impedansi masukan dan penguatan telah dilakukan untuk mengoptimasi setiap nilai komponen elektronika dalam rangkaian. Berdasarkan hasil simulasi, didapat rangkaian Penguat Derau Rendah berpenguatan 20,85 dB dengan noise figure 15,78 dB yang bekerja pada frekuensi 13 MHz. Konsumsi daya yang dibutuhkan oleh rangkaian ini sebesar 1,644 mW. Desain Penguat Derau Rendah ini telah dirancang pada PCB (printed circuit board) dan telah dilakukan pengujian parameter-S. Akan tetapi hasil pengujian yang dilakukan tidak sesuai dengan simulasi karena MOSFET yang digunakan tidak dapat bekerja secara optimal.

This thesis is intended to design a hybrid Low Noise Amplifier that work at 13 MHz by modifying the current reuse topology. The inductor connected to the source terminal on the common gate side in the conventional current reuse topology is replaced by resistor, so the proposed circuit can work at low frequency optimally. Mathematical analysis of input impedance and gain has been carried out to optimize each value of electronic components in the circuit. Based on the simulation results, obtained gain of Low Noise Amplifiers is 20.85 dB with a noise figure 15.78 dB that works at 13 MHz. The power consumption required by this circuit is 1.644 mW. This Low Noise Amplifier design has been designed on a PCB (printed circuit board) and has been tested for S-parameters. However, the results of the tests performed did not match the simulation because the MOSFETs used could not work optimally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendy Budi Gumilang
"Pada penelitian ini dikembangkan sistem transfer daya nirkabel berdaya rendah untuk pengisian daya baterai autonomous drone. Perancangan terdiri dari dua tipe, tipe-1 menggunakan dua buah power MOSFET dan koil induktif penghantar tembaga konvensional, sedangkan tipe-2 menggunakan IC XKT-412 sebagai komponen utama transfer daya nirkabel dan koil induktif penghantar litz sebagai media pengiriman daya listrik secara nirkabel. Penelitian dilakukan dengan membuat beberapa variasi koil induktif untuk meningkatkan efisiensi dari sistem. Hasil perancangan tipe-1 sistem transfer daya nirkabel dengan koil tembaga 7,1 uH berbentuk silinder berdiameter 5,7 cm dengan frekuensi 98,15 kHz dapat melakukan transfer daya hingga 12,33 Watt dan efisiensi sebesar 61,63%. Hasil perancangan tipe-2 sistem transfer daya nirkabel dengan menggunakan koil penghantar litz 13 uH berbentuk lateral berdiameter 4,5 cm dan frekuensi 77,81 kHz dapat mengirimkan daya sebesar 9,2 Watt dengan efisiensi sebesar 83,63%. Berdasarkan hasil dari penelitian maka sistem transfer daya nirkabel dapat diaplikasikan sebagai pengisian daya baterai autonomous drone.

In this study a low-power wireless power transfer system was developed for charging autonomous drone batteries. The design consists of two types, type-1 uses two power MOSFETs and conventional copper conductor coil, while type-2 uses XKT-412 IC as the main component of wireless power transfer and litz coil as a medium for sending electric power wirelessly. The study was conducted by making several variations of the inductive coil to improve the efficiency of the system. The results of design wireless power transfer type 1 system with a 7.1 uH cylinder copper coil in diameter 5.7 cm with a frequency of 98.15 kHz can transfer power up to 12.33 Watts and efficiency 61.63%. The results of design wireless power transfer type-2 system using 13 uH lateral litz coil with diameter of 4.5 cm and frequency 77.81 kHz can transmit power 9.2 Watt with efficiency of 83.63%. Based on the results of the study, the wireless power transfer system can be applied as an autonomous drone battery charging."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andik Atmaja
"Ultra Wide Band (UWB) merupakan teknologi baru yang diperkenalkan pada tahun 2002 oleh Federation Communication Commition (FCC) Amerika serikat. Teknologi UWB digolongkan sebagai Short Wireless Range (SWR) dengan area kerja kurang lebih 10m. Pada masa depan, teknologi ini merupakan pesaing kuat Bluetooth dan Wifi dalam layanan SWR.
Rangkaian filter merupakan salah satu komponen yang banyak digunakan dalam teknologi telekomunikasi. Pada system UWB juga tidak lepas dari penggunaan rangkaian filter. Filter konvensional memiliki kekurangan pada dimensi filter yang relative besar sehingga kurang praktis jika diaplikasikan pada perangkat telekomunikasi. Pada bandpass filter dengan menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel memiliki struktur dengan dimensi bisa mencapai ¼. Dengan hanya menggunakan satu sel dan besar dimensi struktur ¼ maka bandpass filter akan lebih kecil dan lebih praktis.
Pada thesis ini dibahas perancangan sebuah rangkaian filter dengan menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel yang diimplementasikan pada teknologi UWB, dengan daerah frekuensi kerja antara 3.1 GHz hingga 10.6 GHz. Bandpass filter mengunakan CRLH didesign berbentuk phi dengan kapasitor interdigital dan ground stub. Filter disimulasikan dengan menggunakan software CST Microwave Studio 2010, kemudian dilakukan fabrikasi dan pengukuran untuk memverifikasi hasil rancangan filter.
Hasil pengukuran bandpass filter menggunakan saluran transmisi CRLH satu sel memiliki daerah frekuensi kerja antara 3.104GHz hingga 10.57GHz, dengan insertion loss kurang dari -1.5dB. Hasil dari perancangan menunjukkan bahwa saluran transmisi CRLH satu sel dapat memenuhi spesifikasi yang diminta.

Ultra Wide Band (UWB) is a new technology introduced by the Federation Communication Commition (FCC) in February 2002. UWB technology is classified as Short Range Wireless (SWR) with a working area about 10m. In the future, this technology is a strong contender in the Bluetooth and Wifi in SWR service.
Filter circuit is one of the many components is used in telecommunications technology. In UWB systems are also not be separated from the use of the filter circuit. Conventional filters have the disadvantage in the relatively large dimensions of the filter so that less practical when applied to telecommunications equipment. In the bandpass filter using CRLH transmission line structure with a single cell has the dimensions could achieve ¼. Using only single cell and ¼-dimensional structure of the bandpass filter will be smaller and more practical.
This thesis discussed the design of a filter circuit using a single cell CRLH transmission line is implemented on UWB technology, with the working frequency between 3.1 GHz to 6.10 GHz. Bandpass filters designed using CRLH phi-shaped with interdigital capacitors and stub ground. Filter is simulated using the software CST Microwave Studio 2010, then performed the fabrication and measurement to verify the results of filter design.
The measurements results of bandpass filters using a cell CRLH transmission line has a working frequency region between 3.104GHz to 10.57GHz, with insertion loss less than-1.5dB. The results of the design showed that a single cell CRLH transmission line can meet the requested specifications.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
T29904
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budijanto
"ABSTRAK
Konsep TIK hijau telah diadopsi oleh banyak negara di dunia. Tidak kurang dari lembaga internasional seperti ITU, ISO dan ETSI misalnya, menaruh perhatian yang sangat besar pada penyebaran ?virus? konsep TIK hijau ke seluruh penjuru dunia. Negara-negara maju di dunia, khususnya industri telekomunikasi mereka, sangat gencar menerapkan konsep TIK hijau dalam praktek bisnis mereka. Korea Selatan misalnya, menjadikan konsep TIK hijau sebagai gaya hidup (life style) keseharian masyarakatnya. Dengan tele-working (green by ICT), bisa mengurangi emisi gas buang CO2 hingga 97%. Bagaimana dengan Indonesia?
Ketiadaan perangkat peraturan perundangan di sektor telekomunikasi di tanah air yang mewajibkan para penyelenggara layanan telekomunikasi untuk menerapkan konsep TIK hijau dalam praktek bisnis mereka adalah merupakan salah satu faktor utama terhambatnya usaha mewujudkan masyarakat TIK Hijau di Indonesia. Dengan menerapkan konsep TIK hijau maka Indonesia akan mampu mengurangi konsumsi energi, mengurangi ketergantungan pada energi impor, membangun kemandirian teknologi TIK hijau, membangun sistem manajemen lingkungan, sistemisasi gaya hidup untuk menerapkan penghematan energi, membangun dasar pertumbuhan hijau (green growth) dan menciptakan lapangan kerja. Jadi, adanya peraturan perundangan yang mewajibkan para penyelenggara layanan telekomunikasi di tanah air untuk menerapkan konsep TIK hijau dalam praktek bisnis mereka adalah sebuah keniscayaan.

ABSTRACT
The concept of green ICT has been adopted by many countries in the world. International organizations such as ITU, ISO and ETSI, paying great attention to the spread of green ICT concept ?virus? throughout the world. In well developed countries in the world, especially those of the telecommunications industries utilized the green ICT concept in their business practices very intensely. South Korea for example, they makes the concept of green ICT as a way of life (life style). For instance, by using tele-working (green by ICT), it can reduce CO2 emissions by 97%. How about Indonesia?
The absence of legal regulations in the telecommunications sector in the country which require telecommunications service providers to utilize the green ICT concept in their business practices is one of the major factors hampering efforts to realizing the green ICT society in Indonesia. By utilizing the concept of green ICT then Indonesia will be able to reduce energy consumption, to reduce dependency on imported energy, to build self-reliance of green ICT technologies, to build the environmental management system, create a lifestyle systemization to implement energy savings, to build green growth foundation and create jobs. Thus, the existence of laws that require telecommunication service providers in the country to utilize the green ICT concept in their business practices is a necessity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T33303
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Dewandaru
"ABSTRAK
Skripsi ini akan membahas hasil pengujian IC Transceiver ADF7021 yang akan digunakan pada nanosatelit IiNUSAT, dan pendesainan hardware TNC dengan sensor suhu didalamnya. Transmitter dan Receiver yang digunakan merupakan IC Transceiver ADF7021 yang dapat digunakan sesuai spesifikasi, yaitu mampu bekerja pada frekuensi tengah 436.915MHz untuk transmitter dan 145.95MHz untuk receiver, sedangkan TNC menggunakan ATMEGA1280 karena memiliki empat buah port UART sebagai interface terhadap perangkat TTC dan OBDH.
Transceiver disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak ADIsimSRD Design Studio dan menghasilkan sinyal dengan modulasi 2-FSK, data rate 9600bps, dan hasil gain sebesar -29.2dbm pada frekuensi tengah transmitter. Untuk receiver, demodulasi menggunakan 2-FSK corellator demodulator, dan data rate 1200bps, sedangkan TNC dirancang agar mampu menjalankan fungsi pengawasan suhu board dan mampu menyediakan interface antara transmitter, receiver, dan OBDH satelit.

ABSTRACT
The focus of this undergraduate thesis is the measurement analysis of IC Transceiver ADF7021 which will be used for IiNUSAT satellite and hardware designing of TNC with temperature sensor. Transmitter and Receiver use IC Transceiver ADF7021 which can work at the center frequeny of 436.915MHz for transmitter, and 145.95MHz for receiver, while TNC uses ATMEGA1280 because it has four UART port as the interface with TTC and OBDH.
Transceiver simulated with using ADIsimSRD Design Studio software, and the output is signal with 2-FSK modulation, 9600bps data rate, and gain - 29.2dbm at transmitter center frequency. For receiver, demodulation using 2-FSK corellator demodulator, 1200bps data rate, while TNC design for doing temperature monitoring, and can provide the interface between transmitter, receiver, and OBDH.
"
2012
S45707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Kamil
"ABSTRAK
Saat ini, semua yang kita gunakan dalam aktivitas sehari-hari didasarkan pada listrik dari telepon biasa ke kendaraan kita. Tetapi bahkan sekarang tidak semua orang dapat memiliki listrik yang mereka butuhkan, banyak orang khususnya di daerah pedesaan masih memiliki listrik yang layak. Jadi sebagai orang teknologi kami memiliki kewajiban untuk membawa mereka listrik yang layak sehingga mereka layak mendapatkan itu sebabnya Tabung Listrik (TaLis) diciptakan sebagai solusi microgrid untuk masalah mereka. Tetapi karena kita tidak dapat mengontrol penggunaan perangkat ini, semakin sulit untuk membuatnya efisien dan berkelanjutan. Oleh karena itu dalam penelitian ini kami menggabungkan mekanisme Tabung Listrik dan kontrol relay magnetik dan memasangkannya dengan Long Range Radio (LoRa). Dalam penelitian ini, kami membangun tiga langkah untuk mengendalikan sistem untuk Tabung Listrik. Yang pertama adalah rangkaian kontrol pengontrol LED, kemudian kami membangun komunikasi LoRa dan akhirnya kami menggabungkan keduanya untuk membuat sistem pengontrol TaLis. Pengembalian penelitian ini akan memiliki parameter jarak maksimum antara modul pemancar dan penerima LoRa yang kami uji di Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan kami mendapatkan pengulangan 1040m dan RSSI (Recive Signal Strength Indicator) yang kami uji. diuji di banyak lokasi berbeda menunjukkan hasil antara -27 hingga -102 dbm tergantung pada lokasi divice yang diuji.

ABSTRACT
Nowadays, everything we use in our daily activities is based on electricity from our regular telephone to our vehicle. But even now not everyone can have the electricity they need, many people especially in rural areas still have decent electricity. So as technology people we have an obligation to bring them decent electricity so they deserve it, that's why Electric Tubes (TaLis) were created as microgrid solutions to their problems. But because we cannot control the use of this device, it is increasingly difficult to make it efficient and sustainable. Therefore in this research we combine the Electric Tube mechanism and magnetic relay control and pair it with Long Range Radio (LoRa). In this study, we developed three steps to control the system for Electric Tubes. The first is the LED controller control circuit, then we build LoRa communication and finally we combine the two to make the TaLis control system. The return of this study will have the maximum distance parameter between the LoRa transmitter and receiver modules that we tested at the Faculty of Engineering, University of Indonesia and we got a 1040m repeatability and the RSSI (Recive Signal Strength Indicator) that we tested. tested in many different locations showing results between -27 to -102 dbm depending on the location of the divice being tested."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Nurhuda
"Seiring bertambahnya jumlah pelanggan listrik di Indonesia menjadikan persentase kerugian dari susut non-teknis pada Perusahaan Listrik Negara (PLN) semakin besar tiap tahunnya yang menyebabkan berkurangnya keuntungan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh PLN dengan membentuk tim Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) berdasarkan informasi indikasi pencurian dan kelainan maupun pemilihan manual pada pelanggan pascabayar. Namun upaya yang dilakukan PLN sejauh ini masih belum efektif dalam penentuan Target Operasi (TO) karena membutuhkan waktu yang lama dengan hasil akurasi yang kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas dari data pemakaian listrik (kWh) pelanggan dalam pemodelan machine learning menggunakan algoritma Extreme Gradient Boosting (XGBoost) menggunakan metode feature engineering dan hyperparameter tuning. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan riwayat pemakaian listrik efektif dalam pemodelan hingga tingkat akurasi mencapai 80% pada penggunaan data jam nyala dan 82% pada penggunaan data gabungan jam nyala dengan metode statistik dan bantuan hyperparameter tuning. Dengan hasil ini dapat membantu PLN untuk menentukan TO pada pelanggan pascabayar dengan lebih mudah dan efisien menggunakan teknologi machine learning.

As the number of electricity customers in Indonesia increases, the percentage of non-technical losses in PLN (Perusahaan Listrik Negara) has been growing every year, leading to a decrease in profits. Various efforts have been made by PLN through the establishment of the Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) team based on indications of theft or abnormalities and manual selection of postpaid customers. However, PLN's efforts so far have been ineffective in determining the Operational Target (TO) due to the long time required and low accuracy. The aim of this research is to analyze the effectiveness of customer electricity usage data (kWh) in machine learning modeling using the Extreme Gradient Boosting (XGBoost) algorithm with feature engineering and hyperparameter tuning methods. The results of this study demonstrate that the use of electricity usage history is effective in modeling, achieving an accuracy rate of 80% when using on/off hours data and 82% when using a combination of on/off hours data with statistical methods and the assistance of hyperparameter tuning. These findings can assist PLN in determining the TO for postpaid customers more easily and efficiently using machine learning technology."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Stevan Togar
"Energi menjadi bagian yang vital dalam kehidupan manusia, terutama di era digital yang memerlukan banyak sekali energi. Dengan tingginya penggunaan energi berbasis fossil di indonesia yang mencapai 69,94% serta semakin menipisnya cadangan energi berbasis fossil, maka perlu beberapa solusi untuk meengatasi permasalahan tersebut, seperti penemuan energi baru terbarukan (EBT) ataupun efisiensi penggunaan energi. Monitoring penggunaan energi, terutama listrik, adalah langkah alternatif untuk meningkatkan efisiensi energi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan solusi pemantauan energi listrik lampu rumah tangga berbasis NB-IoT untuk pemantauan dan manajemen konsumsi energi listrik. Sistem yang diusulkan memungkinkan pengguna untuk memantau, menganalisis konsumsi energi listrik mereka secara efisien. Sensor-sensor pintar yang terhubung ke jaringan NB-IoT akan mengumpulkan data konsumsi energi dari berbagai perangkat di rumah atau fasilitas, dan data ini akan diolah dan disajikan ke pengguna melalui dashboard pada layanan pihak ketiga ANTARES. Selain itu, sistem ini akan memberikan rekomendasi dan informasi visual yang memudahkan pengguna untuk mengambil keputusan yang bijak terkait dengan penggunaan energi. Dari hasil pengukuran didapatkan beberapa kesimpulan seperti nilai selisih antara pengukuran arus menggunakan sensor arus SCT-013 dengan multimeter DT-9205A adalah 9.424% dan pengukuran tegangan menggunakan ZMPT101B dengan multimeter DT -9205A adalah 1.228%. Kemudian hasil pengujian Quality of Service pada jarak 500 m mendapatkan hasil yang sangat baik, dengan hasil : rata-rata RSSI sebesar -62.8 dBm, rata-rata-latency 3.0667 detik, dan rasio PDR sebesar 100%. Pengujian Quality of Service pada jarak 1 km mendapatkan hasil yang cukup baik, dengan hasil : rata-rata RSSI sebesar -68.933 dBm, rata-rata-latency 3.24138 detik, dan rasio PDR sebesar 90%.Pengujian Quality of Service pada jarak 1.5 km mendapatkan hasil yang kurang baik, terutama pada paramter RSSI dan PDR, dengan hasil : rata-rata RSSI sebesar -84.80 dBm, rata-rata-latency 3.4667 detik, dan rasio PDR sebesar 83.33%. Jaringan NB-IoT cocok untuk meteran listrik on-grid di daerah urban dengan jarak optimal 500 hingga 1 Km, sedangkan pada jarak lebih dari 1.5 km lebih baik digunakan untuk skala rumah tangga.

Energy is a vital part of human life, especially in the digital era that requires a lot of energy. With the high use of fossil-based energy in Indonesia reaching 69.94% and the depletion of fossil-based energy reserves, several solutions are needed to overcome these problems, such as the discovery of new renewable energy (EBT) or energy use efficiency. Monitoring energy use, especially electricity, is an alternative step to improve energy efficiency. This research aims to develop and implement an NB-IoT-based electrical energy monitoring solution for monitoring and management of electrical energy consumption. The proposed system allows users to monitor, analyze their electrical energy consumption efficiently. Smart sensors connected to the NB-IoT network will collect energy consumption data from various devices in the home or facility, and this data will be processed and presented to users through a dashboard on the third-party service ANTARES. In addition, this system will provide recommendations and visual information that make it easier for users to make wise decisions related to energy use. From the measurement results, several conclusions were obtained such as the difference value between current measurements using the SCT-013 current sensor and the DT-9205A multimeter is 9.424% and voltage measurements using the ZMPT101B with the DT-9205A multimeter is 1.228%. Then the Quality of Service test results at a distance of 500 m get very good results, with the results: average RSSI of -62.8 dBm, average latency of 3.0667 seconds, and PDR ratio of 100%. Quality of Service testing at a distance of 1 km gets pretty good results, with the results: average RSSI of -68.933 dBm, average-latency 3.24138 seconds, and PDR ratio of 90%. Quality of Service testing at a distance of 1.5 km gets less good results, especially on RSSI and PDR parameters, with the results: average RSSI of -84.80 dBm, average-latency 3.4667 seconds, and PDR ratio of 83.33%. The NB-IoT network is suitable for on-grid electricity meters in urban areas with an optimal distance of 500 to 1 km, while at a distance of more than 1.5 km it is better used for household scale."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Naufal Athallah
"Bencana alam banjir merupakan salah satu fenomena alam yang sering terjadi serta dapat menyebabkan dampak yang sangat serius terhadap lingkungan dan juga masyarakat. Banjir bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Cuaca ekstrem seperti hujan deras dalam waktu singkat merupakan contoh penyebab terjadinya bencana banjir. Penelitian ini mengajukan suatu sistem pemantauan dan pendeteksi banjir dini berbasis IoT menggunakan teknologi Low-Power Wide Area Network (LPWAN). Teknologi Internet of Things (IoT) digunakan untuk memantau dan mendeteksi curah hujan secara real-time. Sistem pada penelitian ini dilengkapi dengan sensor untuk mengukur intensitas curah hujan dan arus air. Data yang terkumpul dikirimkan ke server pusat melalui teknologi LoRaWAN, yang memungkinkan komunikasi dalam jarak yang jauh dengan pemakaian daya yang rendah. Pada penelitian ini akan membahas mengenai performa sistem dan menganalisis kinerja sistem pendeteksi dan monitoring curah hujan berbasis LoRaWAN. Penelitian ini dilakukan di daerah aliran Sungai Ciliwung, Jakarta Timur. Pengujian yang dilakukan untuk melihat pengaruh curah hujan terhadap transmisi sinyal pada rancangan sistem. Kinerja dari transmisi sinyal sistem dianalisis bedasarkan hasil transmisi bedasarkan parameter QoS yang telah ditentukan. Hasil percobaan rancangan sistem menunjukan bahwa sistem berhasil digunakan untuk mendeteksi dan memonitoring curah hujan. Pada percobaan sistem menunjukan akurasi sensor curah hujan mencapai 4,367%. Nilai maksimum PDR maksimum sebesar 98,39% pada kondisi tidak hujan. Sedangkan untuk nilai PDR minimum terdapat pada kondisi hujan lebat dengan nilai sebesar 84,31%. Hasil percobaan transmisi sinyal terhadap kondisi curah hujan yang berbeda menunjukan bahwa transmisi sinyal pada keadaan tidak hujan akan lebih baik dari keadaan hujan sedang maupun hujan lebat. Penurunan nilai SNR dan RSSI akan semkain mengecil seiring dengan menaiknya intensitas curah hujan, hal ini menunjukkan bahwa curah hujan yang meningkat akan sangat mempengaruhi kinerja transmisi perangkat. Faktor selain curah hujan yang dapat memengaruhi nilai SNR, RSSI dan delay yaitu seperti EMI, noise, dan kondisi lingkungan.

Natural disasters flooding is one of the most frequent natural phenomena and can cause very serious impacts on the environment and also society. Flooding can be caused by various factors. Extreme weather such as heavy rainfall in a short time is an example of the cause of flood disasters. The research proposes an IoT-based early rainfall monitoring and detection system using Low-Power Wide Area Network (LPWAN) technology. The Internet of Things (IoT) technology is used to monitor and detect rainfall in real time. The system in this study is equipped with sensors to measure the intensity of rainfall and water flow. The collected data is transmitted to the central server via LoRaWAN technology, which allows long-distance communication with low power usage. The study will discuss the system performance and analyze the performance of the rain detection and monitoring system based on LoRaWAN. The research was conducted in the Ciliwung River stream area, East Jakarta. Tests are carried out to see the impact of rainfall on signal transmission on the system design. The performance of the system's signal transmission is analyzed based on the result of the transmission based on a given QoS parameter. The experimental results of the system design showed that the system was successfully used to detect and monitor rainfall. In the experiment the system showed the accuracy of the rainfall sensor reached 4,367%. The maximum PDR value was 98.39% in non- rain conditions. Whereas for the minimum PDR is in heavy rain conditions with a value of 84.31%. The decrease in SNR and RSSI values will diminish as the rainfall intensity increases, suggesting that increased rainfall will greatly affect the transmission performance of the device. Factors other than rainfall can affect SNR, RSSI and delay values such as EMI, noise, and environmental conditions."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Primayoga Budyprawira
"Jaringan 5G adalah generasi terbaru pada teknologi jaringan mobile. Rilis terbaru dari jaringan 5G adalah 5G LTE rilis 18 atau disebut dengan 5G Advance yang berfokus pada penghematan penggunaan energi pada jaringan, cakupan, layanan mobilitas, evolusi MIMO, MBS, dan penentuan posisi. Untuk menghasilkan jaringan dengan reabilitas yang tinggi dibutuhkan teknik-teknik coding. Jaringan 5G menggunakan FEC berjenis LDPC dan Polar Code. Kedua FEC ini memiliki kecepatan encoding dan decoding yang tinggi, namun memiliki performa yang lebih buruk pada kanal yang menghasilkan burst error pada transmisi[5], Oleh karena itu RS Code bisa menjadi kandidat untuk metode FEC pada jaringan 5G pada rilis selanjutnya. Penelitian ini merupakan disain dan analisis sistem PDSCH 5G dimana metode FEC yang digunakan adalah Reed Solomon Code atau Polar-RS. Selain itu, modulasi dari sistem juga divariasikan untuk mendapatkan modulasi yang paling tepat pada implementasinya. Performa yang diukur pada percobaan ini adalah BER dan throughput dari sistem ketika melewati model kanal AWGN dan Gilbert-Elliot (burst error). Penelitian ini berkesimpulan bahwa FEC bermetode Polar-RS(15,10) memiliki performa BER dan throughput yang lebih baik dibandingkan dengan LDPC yang merupakan FEC yang digunakan pada Kanal Data 5G.

5G Network is the latest generation of mobile wireless networks. The latest release of the 5G Network is 5G LTE release 18 often referred to as 5G Advance which focused on power consumption saving, network coverage, MIMO evolution, MBS, and positioning. Good reliability can be achieved by Forward Error Correction (FEC) Implementation to detect and correct errors in transmission data. 5G Network uses LDPC and Polar Code as its FEC. These FEC have a superior speed in the encoding and decoding process compared to others, but these FEC have inferior performance compared to Reed Solomon code in a channel that induces burst error [5]. By that reasoning, RS Code should be a good candidate for 5G Network’s future release. This paper contains the design process and performance analysis of RS Code implementation on a 5G Network. This research is a design and analysis of the 5G PDSCH channel which has Reed Solomon Code or Polar + RS Code. Furthermore, the research also analyzes the performance of different modulation methods used in the system. The measured performances are BER and throughput of the system for each case. The research concluded that the Polar-RS (15,10) has better performance than the LDPC code which is the official 5G Data Channel’s FEC."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>