Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isna Fadlilah
Abstrak :
Kualitas udara, keterlibatan paramedis, sarana dan fasilitas di rumah sakit memiliki faktor risiko penyebab penularan Health Care-Associated Infections (HAIs). Aktivitas rumah sakit diharapkan tidak mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengukur kualitas udara; menganalisis kualitas udara, keterlibatan paramedis, sarana dan fasilitas terhadap HAIs; mengonsepkan rekomendasi untuk pencegahan HAIs. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode mix method aitu gabungan kuantitatif dan kualitatif dengan uji laboratorium, observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas udara parameter suhu, kelembaban, dan angka kuman udara tidak memenuhi baku mutu, sedangkan intensitas cahaya memenuhi baku mutu. Tingkat keterlibatan paramedis kategori baik, serta sarana dan fasilitas dinilai lengkap. Kasus HAIs di Rumah Sakit X tahun 2020 adalah 0%, sehingga kualitas udara tidak memiliki hubungan pada HAIs, keterlibatan paramedis serta sarana dan fasilitas memiliki hubungan yang positif pada HAIs. Optimalisasi program kerja pencegahan dan pengendalian infeksi perlu dilakukan. ......Air quality, involvement of paramedics, and facilities in hospitals are risk factors for transmitting Health Care-Associated Infections (HAIs). Hospital activities are expected to protect public health and the environment. This study aimed to measure air quality, analyze air quality, involvement of paramedics, prevention facilities of HAIs, develop recommendations for the prevention of HAIs. This research uses a quantitative approach with the mixed method—a quantitative and qualitative combination of laboratory tests, observations, and interviews. The results showed that air quality did not fulfill the temperature, humidity, and airborne bacteria regulation standards. The light intensity still met the regulations standards. The level of involvement of paramedics was in a suitable category, and the facilities were considered complete. Cases of HAIs at Hospital X in 2020 were 0%, so air quality does not correlate with HAIs. The involvement of paramedics and facilities is positively correlated with HAIs. Optimization of infection prevention and control work programs needs to be improved.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurusysyarifah Aliyyah
Abstrak :
Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang cukup serius karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal dan penyakit lainnya. Wilayah di DKI Jakarta dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan diagnosis dokter yaitu Kota Jakarta Pusat sebesar 12,16%. Partikulat meter organik dan komponen partikulat meter dapat memicu proinflammatory effects pada paru-paru karena kemampuannya mengakibatkan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengaruh pajanan PM2,5 di udara ambien terhadap kejadian hipertensi melalui stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada penduduk dewasa (18-65 tahun) di Kota Jakarta Pusat dengan disain studi hybrid cross sectional ecology. Pengumpulan data secara cluster random sampling dengan analisis data dilakukan melalui pemodelan regresi logistik multilevel dan cox regresi proporsional hazard. Hasil analisis menunjukkan terdapat asosiasi antara PM2,5 di udara ambien dengan biomarker stress oksidatif (IOR PM2,5: 2,185173-2,185176) dan dengan biomarker sitokin inflamasi (IOR PM2,5: 1,21-1,91). Pemodelan multivariat dengan cox regresi proporsional hazard menunjukkan bahwa variabel umur dan indeks massa tubuh merupakan confounder hubungan antara stress oksidatif dengan hipertensi dan antara sitokin inflamasi dengan hipertensi dengan nilai Rasio Prevalens adjusted (95% CI) masing-masing sebesar 1,19 (0,69-2,03) dan 0,99 (0,58-1,72). Dapat disimpulkan bahwa variabel konsentrasi PM2,5 di udara ambien memiliki peran terhadap terjadinya hipertensi, stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat. ......Hypertension is a serious medical condition that can increase the risk of heart, brain, kidney and other diseases. The area in DKI Jakarta with the highest prevalence of hypertension based on doctor diagnosis is Central Jakarta city about 12.16%. Organic particulate matters and particulate matter components can trigger proinflammatory efects in the lung due to their ability to cause oxidative stress. This study aims to develop a model of the Influence of PM2,5 Exposure in Ambient Air on Hypertension Occurrence through Oxidative Stress and Inflammatory Cytokines among residents in Central Jakarta. The study was conducted among adult residents (age 18-65 years) in Central Jakarta with hybrid cross sectional study design. Data collected using cluster random sampling with data analysis carried out through multilevel logistic regression modeling and cox proportional hazard regression. Results show there is an association between PM2.5 in ambient air with oxidative stress biomarkers (IOR PM2.5: 2.185173-2.185176) and with inflammatory cytokine biomarkers (IOR PM2.5: 1.21-1.91). Multivariate modeling with Cox regression proportional hazard shows that age and body mass index are confounders of the relationship between oxidative stress with hypertension and between inflammatory cytokines with hypertension with an adjusted prevalence ratio (95% CI) value of 1.19 (0.69-2.03) and 0.99 (0.58-1.72). It can conclude that concentration of PM2.5 in ambient air has a role on hypertension, oxidative stress and inflammatory cytokine among residents in Central Jakarta.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Anggun Paramita Djati
Abstrak :
Leptospirosis adalah penyakit berbasis lingkungan yang masih belum menjadi prioritas upaya pengendalian penyakit. Masalah dalam penelitian ini yaitu distribusi leptospirosis berdasarkan habitat dan relung ekologi yang sesuai berbasis ekososial dengan pendekatan ilmu lingkungan belum banyak diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model prediksi kejadian leptospirosis menurut relung ekologis berbasis ekososial. Penelitian dilakukan tahun 2019- 2020. Data time-series (2008-2018) di Demak, Boyolali, Kota Semarang, dan Ponorogo meliputi titik koordinat penderita dan variabel lingkungan alam, sosial, dan binaan, dilengkapi hasil wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Metode yang digunakan yaitu Pemodelan Relung Ekologis dan Analisis Jaringan Sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kerapatan vegetasi berkontribusi paling besar terhadap semua model prediksi. Faktor lingkungan lain yang berkontribusi yaitu kepadatan penduduk dan tata guna lahan. Kesimpulan penelitian ini yaitu pemodelan relung ekologis yang dikombinasi dengan analisis jaringan sosial dapat memprediksi sebaran leptospirosis. Prediksi ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan intervensi disesuaikan kearifan lokal daerah. ......Leptospirosis is an environmental-based disease that has not yet become a priority in disease control efforts. The problem in this study namely the distribution of leptospirosis based on habitat and ecological linkages in accordance with the environmental science approach, is not widely known. This study aimed to develop a predictive model for the incidence of leptospirosis according to ecosocial based ecological niches. The research was conducted in 2019-2020. Time-series data (2008-2018) in Demak, Boyolali, Semarang City, and Ponorogo included the coordinates of sufferers and variables of the natural, social, and built environment, complemented by the results of interviews and Focus Group Discussions (FGD). The methods used were Ecological Niche Modeling and Social Network Analysis. The results showed that in general the density grew the largest for all predictive models. Other environmental factors were population density and land use. The conclusion of this study was that ecological niche modeling combined with social network analysis can predict the distribution of leptospirosis. This prediction could be used as a basis for determining the choice of local wisdom.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Univeristas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wakhyono Budianto
Abstrak :
Pestisida, yang digunakan oleh petani untuk mengendalikan hama tanaman, dapat juga menimbulkan permasalahan pada lingkungan maupun manusia. Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah masih adanya petani yang mengalami dampak negatif akibat penggunaan pestisida. Tujuan akhir dari penelitian ini adalah menghasilkan model pencegahan dampak negatif penggunaan pestisida sintetik pada petani berbasis sosial budaya. Metode penelitian adalah observasional dengan desain crossectional dan pendekatan analisis mix method yaitu kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian sebagian besar petani terdampak (78%) akibat penggunaan pestisida. Para petani memiliki persepsi baik (64,7%) tentang pestisida sintetik dan setuju (65,3%) menggunakannya. Petani berperilaku kurang baik dalam menyimpan (49,3%) menyemprotkan (34%), dan menangani residu pestisida (42,67%). Perilaku petani dalam mencampur pestisida sebagian besar tidak baik (62,64%). Sebesar 82% petani tidak menggunakan APD lengkap dalam menangani pestisida. Petani merasakan pengaruh faktor karakteristik budaya mereka terhadap penggunaan pestisida sintetik. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor sosial dan budaya masyarakat berhubungan signifikan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap terjadinya dampak negatif penggunaan pestisida. ......Pesticides are applied by the farmers for control plant pests but can also cause problems for the environment and human being. The problem in this study is that there are still many farmers who had negative impacts due to pesticides. The purpose of this research was to formulate a statistic model for preventing the negative impacts of using synthetic pesticides on farmers based on social culture. The research method is observational with a cross-sectional design and a mixed method analysis approach, which quantitative and qualitative. The results of the study showed that most of the farmers (78%) were affected by the used of pesticides. Farmers have a good perception (64.7%) about synthetic pesticides and agree (65.3%) to use them. Storing behaviour of the farmer is not good enough (49.3%) spraying (34%), and handling pesticide residues (42.67%). Most of the farmer behaviour in mixing pesticides was not good (62.64%). 82% of farmers do not use complete PPE in handling pesticides. Farmers perceived that their social and cultural characteristics influence them to control the plant pests by applying synthetic pesticides. The conclusion of this study is that social and cultural factors have a significant corelation, both directly and indirectly to the negative impact of pesticide use.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library