Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Siyam
Abstrak :
Demam berdarah dengue (DBD) menimbulkan syok dan kematian. Penderita DBD di Yogyakarta sebagian besar usia 1 - 12 tahun dengan DBD parah. Asupan vitamin D rendah diasumsikan penyebab DBD parah. Asumsi ini perlu dibuktikan dengan menganalisis pengaruh asupan Vitamin D dan keparahan DBD. Rancangan penelitian adalah studi kasus kontrol. Penelitian di bangsal rawat inap anak dan instalasi catatan medik RS Jogja dan RSUP Dr. Sardjito. Kasus adalah anak usia 1 - 14 tahun dengan DBD grade III & IV, kontrolnya DBD grade I & II. Data asupan vitamin D diambil dengan food frequency questionnaire (FFQ). Variabel luar adalah indeks massa tubuh (IMT), usia, status penyakit kronis dan intensitas terpapar matahari pagi. Analisis dengan uji-t dan regresi logistik. Hasil penelitian didapatkan 60 kasus dan 60 kontrol tanpa matching. Cut-off point asupan vitamin D berdasarkan ROC curve adalah 2,7 μg/hari. Penderita DBD parah rata-rata asupan vitamin D 1,10 kali lebih sedikit dibandingkan DBD tidak parah. Rata-rata asupan vitamin D lebih rendah 1 μg/day bersama IMT ≥18,75 kg/m2, penyakit kronis, dan kurang terpapar matahari pagi berpengaruh pada DBD parah (OR=0,47; 95% CI: 0,32-0,71). Cukup Asupan vitamin D disarankan untuk menghindari keparahan DBD. Penyakit kronis dan berat badan lebih perlu menjadi perhatian tenaga medis sebagai kewaspadaan dini terjadinya shock. ......Dengue hemorrhagic fever (DHF) lead to shock and death. Patient in Yogyakarta mostly aged 1 - 12 years old with severe dengue. A low vitamin D intake is assumed to be the cause of severe dengue. This assumption needs to be proved by analyzing the effect of vitamin D intake and severity of DHF. Study design was a case control study. Research on children's wards and medical record installation in hospital. Cases were children with DHF grade III and IV, the control of DHF grade I & II. Data vitamin D intake was obtained by FFQ. Outer variables: BMI, age, chronic diseases and intensity morning sun exposure. Analysis by t-test and logistic regression. The results showed 60 cases and 60 controls without matching. Cut-off point vitamin D intake based ROC curve was 2.7 μg/day. Patients with severe dengue average vitamin D intake of 1.10 times less than not severe dengue. The average vitamin D intake lower 1 μg/day with a BMI ≥ 18.75 kg/m2, chronic disease, and less exposed to the morning sun effect on severe dengue (OR = 0.47, 95% CI: 0.32 to 0.71). Sufficient vitamin D intake is recommended to avoid the dengue severity. Chronic diseases and more weight should be a concern of medical personnel as early warning shock occurrence.
Semarang: Universitas Negeri Semarang, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Departemen Epiodemiologi dan Biostatistik, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Anwar
Abstrak :
Penelitian-penelitian terdahulu telah mengajukan beberapa faktor yang dapat menyebabkan mengapa suplementasi besi pada wanita hamil masih belum memuaskan hasilnya. Faktor-faktor tersebut adalah distribusi yang tidak memadai, hasil jangkauan dan ketaatan berobat yang rendah, dan juga penyerapan usus yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur status besi wanita hamil setelah konsumsi biskuit yang mengandung bubuk ikan dan preparat besi-folat. Penelitian ini dilakukan di Purworejo, Jawa Tengah, dari bulan Pebruari sampai Oktober 2002. Tujuh-puluh wanita hamil dalam trimester kedua-ketiga dengan umur kehamilan antara 2-3 bulan ikut dalam penelitian yang menggunakan randomized controlled trial (RCT). Sepuluh wanita mengundurkan diri dan sisanya dibagi dalam dua kelompok yang terdiri dari 28 wanita yang diberikan biskuit yang diperkaya dengan protein ? zat besi (kelompok PIEC) dan 32 wanita diberikan biskuit yang diperkaya dengan zat besi (kelompok IEC). Pemberian biskuit dilakukan selama 12 minggu. Dari hasil penelitian didapatkan peningkatan kadar hemoglobin (Hb) dan reseptor transferin serum (sTfR) pada kedua kelompok. Selain itu terdapat penurunan kadar serum feritin (SF) di kedua kelompok. Namun demikian, pada akhir penelitian, peningkatan kadar Hb dan sTfR kedua kelompok ini berbeda bermakna, sedangkan penurunan SF tidak berbeda bermakna. Protein hewani berupa bubuk ikan cendrung meningkatkan absorpsi zat besi non-heme sehingga dapat meningkatkan kadar Hb dan sTfR pada wanita hamil. (Med J Indones 2003; 12: 243-6)
Previous studies have revealed that several factors influenced the relatively low success of iron supplementation for pregnant women. The factors included poor distribution, low coverage and compliance, as well as low absorption. The aim of this study is to measure the iron status of pregnant women after consuming crackers containing fish powder and iron-folate. This study was carried out in the Purworejo district (Central Java) from February through October 2002. Using a randomized controlled trial (RCT) design, 70 pregnant women in their second-third month of pregnancy were recruited, and divided into two groups. Ten women dropped out during the study. The first group consisted of 28 women were given protein ? iron enriched crackers (PIEC group), while the second group of 32 women were given iron?enriched crackers (IEC group) for a total of 12 weeks. The results showed that the hemoglobin (Hb) levels and serum transferrin receptors (sTfR) of both groups were increased. Serum ferritins (SF) of both groups were decreased. At the end of the study, the increase in Hb and sTfR levels between the two groups were significantly different, while the decrease in SF was not significantly different. Animal protein from fish powder tended to improve absorption of non-heme iron among pregnant women, resulting in improved Hb and sTfR levels. (Med J Indones 2003; 12: 243-6)
2003
MJIN-12-4-OctDec2003-243
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Hubungan seksual sebelum nikah pada remaja merupakan masalah yang serius, berhubungan dengan peningkatan penularan penyakit menular seksual, mempunyai pasangan lebih dari satu, dan kehamilan dini. Suatu kerangka kerja model perilaku terintegrasi (Integrated Behavioral Model, IBM) digunakan untuk menilai berbagai faktor prediktor hubungan seksual prematur pada remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengeksplorasi inisiasi hubungan seksual sebelum nikah pada remaja level 10 dan 11 berdasarkan kerangka kerja IBM, meliputi komunikasi tentang seks kelompok peers, orang tua, paparan perilaku pornografi, kepercayaan normatif, agen personal, dan keinginan hubungan seksual. Metode yang digunakan adalah menyertakan 626 responden dalam survei awal. Responden adalah siswa sekolah menengah atas level 10 - 11 di kota Denpasar. Data dikumpulkan dengan kuesioner laporan sendiri khususnya prediktor inisiasi hubungan seksual sebelum menikah. Penelitian ini menemukan bahwa pajanan pornografi, perilaku langsung dan tidak langsung berhubungan secara signifikan dengan inisiasi hubungan seksual sebelum nikah (nilai p < 0,05). Remaja laki-laki tampaknya melakukan lebih banyak aktivitas seksual daripada remaja perempuan. Penelitian ini berimplikasi terhadap pemahaman perilaku langsung dan pajanan pornografi mungkin digunakan dalam meningkatkan program kesehatan dan kesehatan remaja. ......Premarital sexual inisiation on adolescence is a serious problem, associated with increased transmition sexually transmitted disease/STD, had having more partners, and early pregnancy. An Integrated Behavioral Model (IBM) framework used to assess predictors of premarital sexual on adolescents. The purpose of this research is to explore predictors of premarital sexual inisiation in adolescents grade 10 and 11 based on IBM framework, includes: communication about sex with peers, parents, pornography exposure, attitude, normative belief, personal agency, and intention to have sex. Method that used is 626 respondent included in earlier survey, and respondent were students of senior high school grade 10 ? 11 in Denpasar City. Data collected with self reported questionaire particularly predictor of premarital sexual initiation. The result found that pornography exposure, indirectly attitude, and directly attitude were significantly associated with premarital sexual initiation (p < 0,05). Male adolescents engage in more sexual activity like premarital sexual inisiation than female adolescents. This study has implications for understanding how directly attitude and pornography exposure may be used in intervention to promoting adolescents health program and adolescents ressiliency.
Jakarta: Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Denpasar Bali, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Salah satu kebijakan pembangunan bidang kesehatan yang dipergunakan untuk mengatasi kesehatan ibu hamil adalah pemberdayaan masyarakat. Keberhasilan pemberdayaan dapat diketahui melalui berbagai cara, salah satunya partisipasi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi sosial, budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi partisipasi ibu hamil ke posyandu. Penelitian ini menggunakan rancangan etnografi. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah wawancara mendalam, focus group discussion, observasi dan nominal group process. Data yang diperoleh dari pendekatan kualitatif akan diolah dengan content analysis. Hasil penelitian ini menunjukkan kondisi sosial, budaya dan ekonomi yang mempengaruhi partisipasi ibu hamil ke posyandu di Desa Rapa Laok, bermula pada faktor kemiskinan. Kondisi sosial dan budaya yang berpengaruh pada partisipasi ibu hamil, yaitu kepercayaan pada mitos dan pantangan makanan bertentangan dengan aturan medis. Kondisi ekonomi yang berpengaruh pada partisipasi ibu hamil, yaitu beban fisik dan psikis ibu hamil terhadap kesejahteraan keluarga berlebihan. Ibu hamil datang untuk memeriksakan diri ke posyandu bukan karena kesadaran untuk menjaga kesehatan tetapi untuk mendapat imbalan satu dus mi instan. Model partisipasi ibu hamil ke posyandu yang tepat adalah dengan pendekatan nondirektif (partisipatif) yang produktif.
One of the development policies in health sector that is currently used to overcome maternal health issues is the community empowerment. The success of the community empowerment can be measured through the people participation. The objectives is to identify the social, cultural, and economic conditions which might influence the pregnant women participation in integrated service post. This study used a qualitative approach with an ethnographic design. Data were collected through in-depth interviews, focus group discussion, observation, and nominal group process. The data collected were analyzed using content analysis. The social, cultural, and economic conditions that strongly affected the pregnant women participation in integrated service post, because of the poverty. The social and cultural condition that affected belief in myths and food taboos which are highly contradictory to the medical rules. The economic conditions that affected is women have heavy domestic and productive workloads. Their physical and psychological burdens were excessively high that could endanger the health. The participation of pregnant women was not based on true awareness for maintaining their health but such participation was more based on their desires of getting one box of instant noodles. The participation model for the pregnant women was designed using participatory (nondirective) approach which was productive.
Surabaya: Universitas Airlangga Surabaya, Fakultas Kesehatan Masyarakat, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library