Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardhian Febrianto
Abstrak :
Salah satu cara pencarian dana yang saat ini sering kita dengar dan sudah banyak dilakukan di banyak perusahaan besar, adalah dengan mengeluarkan saham. Saham merupakan sebuah sertifikat kepemilikan alas perusahaan, di mana kepemilikan ini periodenya tergantung pemegang saham tersebut, bisa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, tetapi umumnya kepemilikan saham untuk jangka panjang. Dalam penelitian ini, penulis mengambil satu perusahaan telekomunikasi yang posisi sahamnya cukup stabil di Bursa Efek, yakni PT Indosat.

Mencermati pergerakan jual - beli saham di sektor telekomunikasi dalam kurun waktu 2002-2004, posisi Indosat masih cukup kuat dalam jajaran 10 besar perusahaan terbuka. Hal itu terjadi karena perusahaan Indosat merupakan salah satu perusahaan yang berkapitalisasi besar, sehingga mampu menunjukkan eksistensi yang menjanjikan di dunia pertelekomunikasian. Berbagai fenomena mempengaruhi pergerakan penjualan sahamnya, mengingat saham merupakan salah satu bentuk investasi yang banyak diminati dan tidak terlalu fluktuatif seperti halnya kurs dollar ataupun suku bunga Bank.

Berdasarkan pada permasalahan yang diangkat, sorta keterbatasan waktu, maka penulis mencoba menganalisa hal sebagai berikut, dengan menggunakan data laporan tahunan Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta : a. Faktor yang berpengaruh pada volume perdagangan saham, meliputi nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan tingkat suku bunga sertifikat Bank Indonesia 1 bulanan dalam periode 2002 - 2004. b. Faktor terpengaruh adalah volume perdagangan saham PT. Indosat di bursa efek jakarta dalam periode 2002 - 2004.

Dari penelitian dan penganalisaan data tersebut diatas diperoleh hasil bahwa dalam periode 2002 - 2004 pergerakan volume penjualan saham di bursa efek Jakarta, khususnya saham PT.Indosat, dipengaruhi oleh kurs dollar amerika dan suku bunga SBI, tapi pengaruh yang diberikan sangatlah lemah.. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung untuk kurs dollar secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.74 dan simultan sebesar 0.56. Begitu pula untuk suku bunga SBI pengaruhnya sangat lemah, hal ini juga disebabkan nilai signifikan penelitian lebih kecil dari pada nilai signifikan hitung balk secara parsial maupun secara simultan, yakni parsial sebesar 0.16 dan simultan sebesar 6.66.

Apabila dibandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan menggunakan return sebagai variabel terikatnya, didapat kesamaan dalam hal pengaruhbaik kurs dollar maupun variable SBI memberikan pengaruh yang positif, hal ini bertentangan dengan penelitian terdahulu yang memberikan pengaruh yang negatif . Dengan berbagai masukan penelitian terdahulu, penulis berkesimpulan bahwa baik menggunakan return saham maupun volume perdagangan saham akan didapatkan pengaruh yang sama dari variabel kurs dollar, sedangkan dari variabel SBI akan didapat nilai pengaruh yang berbeda.
Old perception thought that telecommunication just to build and smoothness the business. But presently, telecommunication not just for the business, a very fast revolution in technology take over a junction of telecommunication as an entertainment , information provider tools, etc. One of the big companies in Indonesia who always develop their telecommunication market is Indosat Corporation, which sure need a big sources too finding their expanding plan. One of the many ways is through stocks or shares.

Shares, is the certificate which issued by the company with the nominal should be pay and period limitation on it. The public holders who have this certyicate have a contribution with the company as long as the period on it. There is mutual benefit between holder and issuer until the end of period agreed through the stock letters, during 2002 - 2004, Indosat always in top ten of Big companies in Jakarta Stock Exchange. Since Indosat is a big company, many phenomenons in economic and politic both outside and inside Indonesia take apart in influences their shares trade, but the prospect of this company is quit strong to be ignored by the investor. This bright side of Indosat, made the writer would like to know more about their transaction shares fluctuation in BEJ for period 2002 - 2004 in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certificate for the some period January 2002 up to December 2004.

Based on those data which taken from Annual report issued by Bank Indonesia, and using E Views and SPSS application to calculated and analyzed it got the result that The exchange rate fluctuation both partially or simultaneous give a very weak signyicantly impact to Indosat transaction shares fluctuation, partially at 0.74 and simultaneous at 0.56. Same result for interest of Bank Indonesia certnicate at 0.16 and 6.66. But there are unknown variable beside above which is give a big influence in Indosat transaction shares fluctuation at 37.42 percentage.

Comparing with previous research in shares returned in view of the exchange rate fluctuation of Indonesia currency versus US dollar and interest of Bank Indonesia certnicate, it also give a result that both factors give a positive impact to the return of shares. From this and some of previous research can be concluded that during the period 2002 - 2004, both exchange rate of Indonesia currency versus US dollar and the Interest of Bank Indonesia certificate give a positive influence to the Indosat transaction shares fluctuation, even so weak.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17771
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toto Aryanto Waspodo
Abstrak :
Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk mengetahui hubungan pengaruh antara pertumbuhan variable -- variable makro Produk domestic Bruto, Inflasi, nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar dan variable -- variable falctor khusus perusahaan Net Profit Margin, nilai pasar dari perusahaan terhadap pertumbuhan Return On Equity ( ROE ) balk secara parsial maupun simuttan di perusahaan - perusahaan dalam industri otomotiv di Indonesia dalam kurun waktu 1996 sampi 2005_ Perumusan masalah tersebut dituangkan dalam hipotesis penelitian dengan menggunakan pengujian hipotesis nol yang secara garis besar menguji tidak adanya pengaruh dari variable - variable independent seperti tersebut di atas terhadap variable dependen pertumbuhan return on equity. Latar belakang serta landasan penelitian ini didasarkan pada formula Du-Pont tentang ratio financial dan teori Arbitrage Pricing Theory ( APT' ) yang dikembangkan oleh Roll dan Ross ( 1986 )_ Menurut teori APT, rate of return merupakan fungsi dari faktor -- faktor eksternal dan internal perusahaan yang mempengaruhi keuntungan perusahaan.. Faktor eksternal adalah factor ekonomi micro di Negara dimana perusahaan tersebut berada Faktor internal adalah factor tertentu dari perusahaan yang Iangsung mempengaruhi tingkat keunt mgan. Populasi penelitian adalah semua perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Jakarta sedangkan sample penelitian dipilih sembilan perusahaan yang bergerak di industri otomotive dan komponennya, terdaftar di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 1996 hingga tahun 2005. Data yang diambil dari Bank Indonesia, Biro Pusat Statistik dan Bursa Efek Jakarta adalah data kwartal ( quarterly data) time series yang diolah dalam ben uk Data Panel ( Pooled Data ). Sedang pengujian statistrk dilakukan melalui metode Ordinary Least Square, Generalized Least Square dan Fixed Effect Model. Uji klasik statistik yang meliputi evaluasi outliers, stationeritas, multikolinearitas, heteroskedatisitas dan otokorelasi digunakan untuk mengetahui validitas data Dan hasil analisa uji t maupun uji F disimpulkan bahwa pertumbuhan net profit margin, nilai pasar perusahaan, produk domestic bruto, inflasi dan nilai tukar Rupiah I USD baik secara individu maupun secara bersama - sama mempengaruhi pertumbuhan return on equity. Hasil uji tersebut menunjukan bahwa variabel mikro pertumbuhan net profit margin berpengaruh positive sedang nilai pasar perusahaan berpengaruh negative, dan variabel makro pertumbuhan produk domestic bruto serta nilai tukar Rupiah 1 USD berpengaruh positive sedang inflasi berpengaruh negative terhadap pertumbuhan ROE. Dari variabel - variabel tersebut variabel mikro pertumbuhan net profit margin mempunyai pengaruh terbesar_ Nilai Pasar Perusahaan mempunyai koefisien negative tidak seperti yang diharapkan berkoebisien positi£ Hal ini disebabkan Debt to Equity Ratio dari perusahaan yang tergabung dalam penelitian lebih dari satu dan membesar seiring dengan melemahnya Rupiah dan naiknya rate SBI, Dengan membesamya hutang saat rupiah melemah diperkirakan hutang dalam mata uang asing, menaikan Nilai Pasar Perusahaan. Beban bunga yang tinggi terutama periode 1997 - 2000 menyebabkan menurunnya Net Profit Margin (setelah interest dan tax ) sehingga menununkan ROE.
The objective of this thesis is to evaluate the influence of macro-economic variables i.e Gross Domestic Product, Inflation, Rupiah to US Dollar Exchange Rate and the firm specific factors i.e net profit margin, market value of the firm to the growth of company's return on equity ( ROE) individually and simultaneously in publicly Listed Otomotive Companies in Indonesia within 1996 to 2005. Research objectives are represented in the research hypothesis of null hypothesis. The null hypothesis tests that independent variables do not influence dependent variable of return on equity. Research is based on empirical data and derived from Du-Pont formula for financial ratios and Arbritrage Pricing Theory ( APT) proposed by Roll and Ross in 1986. APT says rate of return is a function of external and internal factors of the firm. The external factors arethe country's macro-economic factors where the firms are. The internal factors are the specific factors of the firm which affecting the profit of the firm. The population of the research is publicly companies listed in Jakarta Stock Exchange, the samples are nine companies in otomotive and otomotive's component industry sector listed in Bursa effect Jakarta from 1996 till 2005. Data sources are Bank of Indonesia, Biro Pusat Statistic and Jakarta Stock Exchange. Data is quarterly data and compiled in Panel or Pooled Data. Data are balanced meaning that data were available for all firms and all years. Three statistical methods are applied -- Ordinary Least Squares, Generalized Least Square and Fixed Effect Model to analyze the influence of country and firm specific effects on ROE within and across firms and time. The classical statistic test is used to evaluate the validity of data from the existence of outliers, stationarity, multicollinearity, heterskedasticity and autocorellation. The conclution from 1-statistic test and F-statistic test is the growth of net profit margin, market value of the firm, gross domestic product ( GDP ), inflation and Rupiah to US Dollar Exchange Rate individually and simultaneously influence the growth of return on equity (ROE ). Micro-economic variable Net Profit Margin Growth has positive influence while Market Value of the Firm variable gives negative influence. Macro-economic variables GDP and Exchange rate Rp/USD have positive influence, Inflation variable has negative influence to ROE growth. Net Profit Margin growth variable contributes highest impact than other variables. Market Value of Firm has unexpected result Le negative coefficient due to observed firms had Debt to Equity Ratio ( DER) higher than I. Their DER grew following Rupiah drop and increasemeni of Bank of Indonesia rate. The increasement of debt increased the Value of Firms. High interest rate burden in 1997 - 2000 impacted the Net Profit Margin and decreased the ROE.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulardi KS
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh peristiwa pergantian presiden pada tahun 2001 dan peledakan bom di Denpasar Bali pada tahun 2002 terhadap return saham pada Bursa Efek Jakarta. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah event study yang akan mengamati pergerakan harga saham di pasar modal selama event windows. Untuk menguji adanya reaksi harga dilakukan tes abnormal return selama event windows dengan menggunakan pendekatan market model, market adjusted model dan capital asset pricing model. Dari hasil analisa dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peristiwa pergantian Kepala Negara pada tahun 2001 dan peristiwa peledakan bom di Denpasar Bali pada tahun 2002 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Jakarta. Harga saham bereaksi positif terhadap peristiwa pergantian Kepala Negara pada tahun 2001. Sebaliknya harga saham bereaksi negatif terhadap peristiwa terjadinya peledakan bom di Denpasar Bali pada tahun 2002.
This research objective is to analyze the effect of president replacement in 2001 and bomb detonation in Denpasar Bali in 2002 toward stock return at Jakarta Stock Exchange. The method used in this research is event study that observes the stock price movement in the capital market during event windows. To examine the existence of price reaction, the abnormal return test will be conducted during the event period with analysis based on market model, adjusted market model and capital asset pricing model. Base on analysis and investigation can be concluded that information concerning commutation of President in 2001 and bomb detonation in Denpasar Bali in 2002 having influence to stock price in Jakarta Stock Exchange. Stock price positively reacted to the event of president replacement in 2001. And stock price negatively reacted to the event of bomb detonation in Denpasar Bali in 2002.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Haryadi
Abstrak :
Volume harian transaksi valuta asing diseluruh penjuru dunia telah mencapai USD 1.5 trilliun dan sangat likuid. Volume perdagangan ini bahkan lebih besar dari GDP tahunan negara-negara maju. Hal ini menyisakan pertanyaan apakah suatu pasar dengan ukuran sebesar ini adalah sebuah pasar yang efisien. Uncovered interest parity, yang dituturkan dari teori Fisher Effect, menyatakan bahwa selisih return dari investasi dalam mata uang domestik dengan return dalam mata yang asing akan sama besarnya dengan ekspektasi perubahan nilai tukar kedua mata uang tersebut. Pada saat kondisi uncovered interest parity terpenuhi, seseorang tidak mungkin memperoleh laba yang bersifat spekulasi dengan melakukan carry trading yaitu mengambil posisi long untuk mata uang berbunga tinggi dan short untuk mata uang berbunga rendah, atau transaksi kebalikannya yang disebut reversal carry trading yaitu mengambil posisi long untuk mata uang berbunga rendah dan short untuk mata uang berbunga tinggi. Hal ini dikarenakan menurut teori uncovered interest parity perubahan kurs dua mata uang akan sama dengan perbedaan bunga kedua mata uang tersebut pada maturitas yang sama. Metoda analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa statistik deskriptif dan analisa statistik inferensial. Pengujian laba spekulasi akan dilakukan dengan uji hipotesa selisih rata-rata dua populasi yang tidak bebas (atau berpasangan). Beberapa penelitian sebelumnya menemukan selalu ada penyimpangan dari uncovered interest parity dan teori ini tidak selalu valid. Hal ini menciptakan peluang untuk melakukan transaksi yang bersifat spekulasi guna memperoleh laba. Tesis ini menguji apakah mungkin untuk memperoleh laba yang bersifat spekulasi dalam pasar valuta asing melalui transaksi spekulasi yang bernama carry trading dan transaksi spekulasi kebalikannya yang bernama reversal carry trading. Untuk itu penulis melakukan pengujian validitas dari uncovered interest parity untuk beberapa kombinasi mata uang yang memiliki interest diferensial yang besar dan dalam maturitas satu bulan, yaitu antara IDR dengan tiga mata uang asing utama EUR, USD dan JPY. Kesimpulan yang diperoleh adalah selama periode pengujian kondisi uncovered interest parity tidak terpenuhi untuk seluruh kombinasi mata uang yang diuji. Walau demikian pengujian apakah spekulasi melalui transaksi carry trading atau transaksi kebalikannya dapat menghasilkan laba menunjukan tidak cukup bukti untuk menyimpulkan transaksi tersebut secara rata-rata menghasilkan laba atau mengakibatkan kerugian. Fluktuasi kurs yang ditunjukan dengan nilai standar deviasi perubahan kurs yang sangat besar menyebabkan pengujian tidak memberikan bukti yang menyatakan transaksi spekulasi tersebut akan menghasilkan laba walau pengujian uncovered interest parity menunjukan adanya peluang untuk melakukan spekulasi. Namun, kesimpulan di atas tidak berarti spekulasi dalam pasar valuta asing harus dijauhi, peluang untuk meraih laba itu ada karena sudah terbukti bahwa kondisi uncovered interest parity tidak terpenuhi tetapi dalam pelaksanaannya memerlukan pemantauan yang kontinyu melalui kebijakan trading yang jelas, penguasaan tehnik dan pengalaman dalam forecasting kurs yang memadai dan tersedianya sistem informasi yang handal.
The foreign exchange market is a very large and liquid market in allover the world. Daily trading in foreign exchange amounts to USD 1.5 trillions which are larger than the annual GDP of several developed countries. The question remains if a market of this size and trading volume is in an efficient condition. The uncovered interest parity, which is derived from Fisher Effect theory, states that any excess or shortage between return from investment in domestic currency and return from same investment in foreign currency will be exactly the same with the expectation of changes in exchange rate of domestic currency against the foreign currency over same period of maturity. When the condition in uncovered interest parity is fulfilled, it would not be possible to obtain a speculative profit by engaging in a carry trading which is a speculative transaction by simultaneously having a long position in a high interest rate currency and a short position in a low interest rate currency, or a reverse position which is called reversal carry trading where one's is simultaneously having a long position in a low interest rate currency and a short position in a high interest rate currency. The uncovered interest parity theory has concluded that the change in exchange rate between two currencies will be exactly the same with their interest differential. The analytical methods used in this thesis are analytical method through descriptive statistics and inferential statistics. The profit from speculation is tested through hypothesis testing mean differences of two interrelated populations. Previous researches have shown that there are deviations from conditions stipulated under the uncovered interest parity theory since numerous tests has indicated that the theory does not always hold. This deviation would indicate that there are opportunities for making a speculative profit. This thesis aims to test if it is possible to make a speculative profit in the foreign exchange market through so called carry trading or its reversal speculative transaction namely reversal carry trading. We test to what extent interest parity holds between several currencies with large interest differentials over one month maturity, the selected pairs of currencies are IDR with EUR, USD or JPY. The conclusion is that during the tested period uncovered interest parity does not hold well for all selected pairs of currency. However, the results of the test on carry trading or its reversal transaction have also indicated that there is no sufficient evidence to support a conclusion that these speculative transactions would be in average generating profit or loss. However, the above conclusion does not mean that a speculation in foreign exchange market should be avoided as we have seen the result of the test has indicated that the parity condition is not valid. This means that there is a possibility for making a profitable speculation. However, the speculation should be managed carefully through clear trading policies, sufficient knowledge and experience in exchange forecasting and reliable information system.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17908
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwardy Azhar
Abstrak :
Manajemen likuiditas, meskipun suatu aspek yang sering diabaikan dalam manajemen keuangan, tetapi menempati bagian terbesar waktu dan perhatian manajer keuangan. Dengan pengertian kelemahan likuiditas berarti bahwa perusahaan tidak bias. mendapatkan keuntungan diskon dalam kesempatan usaha yang menguntungkan. Kelemahan likuiditas yang serius berarti bahwa perusahaan tidalc mampu membayar hutang-hutangnya saat lni atau kewajiban-kewajiban lainnya. Hal ini, dalam kondisi yang terburuk dapat menyebabkan ketidakmampuan membayar hutang dan dinyatakan pailit. Para praktisi keuangan percaya bahwa ukuran tradisional likuiditas perusahaan (seperti rasio berjalan, rasio cepat dan bahkan modal kerja statis, dalam hal apakah sumber-sumber kas tunai selalu bias digunakan pada waktu yang ditentukan saat ini untuk memenuhi kewajiban-kewajiban saat ini. Indikator-indikator likuiditas statis inenggarisbawahi pendekatan likuiditas pada analisa likuiditas daripada perhatian yang diabakan. Berdasarkan sudut pandang ini, Gitman (1974) mulai memberikan saran menggunakan pendekatan operasionaI atau Cash Conversion Cycle (CCC) pada analisa likuiditas. CCC merupakan suatu ukuran dinamis manajemen likuiditas saat ini dengan pengertian bahwa ukuran tersebut menggabungkan neraca dan data data laporan pendapatan untuk membuat suatu ukuran yang menyatakan perbedaan waktu, diantara perusahaan yang melakukan pembayaran dan menerima arus kas. Dengan kata lain, ini merupakan interval waktu bersih diantara pengeluaran kas aktual pada perusahaan-perusahaan yang membeli sumber-sumber produktif dan penyelesaian penerimaan kas dari penjualanpenjualan produk. PeneIitian ini meneliti manajemen CCC perusahaan atas industri properti di Indonesia, melibatkan hubungan diantara manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan. (ROA) , implikasi kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV), mempengaruhi manajemen likuiditas (CCC) terhadap nilai perusahaan (PBV),dan implikasi manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan (ROA) terhadap nilai perusahaan (PBV). Penemuan-penemuan impiris untuk industri properti yang ditunjukkan oleh (CCC) - (ROA) mempunyai hubungan negatif yang signifikan. Secara umum, hasiI-hasil penelitian-penelitian sebelumnya bahwa semakin pendek jangka waktu (CCC) semakin baik kinerja perusahaan (ROA). Selair itu, untuk industri. properti, kinerja perusahaan (ROA) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV) dalam penelitian ini. Secara umum, basil penelitian menunjukkan manajemen likuiditas agresif dengan menurunkan (CCC) untuk meningkatkan kinerja perusahaan, tetapi dalam industri properti terutama untuk perusahaan perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ), hubungan diantara manajemen likuiditas (CCC) dan kinerja perusahaan (ROA) dalam penelitian ini tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
Liquidity Management, though many limes a neglected aspect in financial management, occupies a major portion of a financial manager's time and attention. In a sense, a deficiency of liquidity implies that the firm is unable to take advantage of favorable discounts or profitable business opportunities. A serious insufficiency of liquidity means that the firm is lacking ability to pay its current debt or ather obligations. This may, in-its most severe condition, to insolvency and bankruptcy. Financial Practitioners perceive that traditional measures of corporate liquidity ( such as the current ratio, the quick ratio and even net working capital) are static in terms of what cash resources are ready for use at a given moment in time to satisfy the current obligations. Static liquidity indicators underline basically a liquidation approach to liquidity analysis, rather than a going concern. From this point qf view, Gilman ( 1974) starts to advocate the use of the operating_ approach - a Cash Conversion Cycle ( CCC) to liquidity analysis. The CCC is a dynamic measure of ongoing liquidity management in the sense that it combines both balance sheet and income statement data to genvratr: a measure that tells a time difference, between the company making payments and receiving cash flow. In the other words, it is the net time interval between actual cash expenditure on a firms purchase of productive resources and the recovery of cosh receipts. from product sales. This study examines management of a firm's CCC of Property Industry in Indonesia, involve the relationship between liquidity management (CCC) and corporate Performance (ROA), implication corporate performance (ROA) to c ?rporate value (PBV), influencing liquidity management (CCC) to corporate value (PBV) , and implication liquidity management (CCC) and corporate performance (ROA) to corporate value (PBV). The empirical findings for property Industry shown (CCC) - (ROA) having significant negative relationship. In general, the results support previous studies that a lower (CCC) period with better corporate performance RCA. In addition, for property Industry, corporate Performance (RCA) has not a significant influencing to' corporate value (PBB9 in this study Overall, the result indicate that aggressive liquidity management with reducing (CCC) enhances corporate performance, but in the Property industry especially for Property companies that listed at Jakarta Stock Exchange (JSX), relationship between the Management Liquidity (CCC) and Corporate Performance (ROA) in this study is not significant effects to the Corporate Value (PBV).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T 17909
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Puspita Dewi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh size, likuiditas, non debt tax dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan perbankan., baik pengaruh dari masing-masing variabel independent itu sandhi maupun pengaruh secara bersama-sama variabel independent tersebut. Obyek penelitian ini adalah 20 perusahaan perbankan dengan periode waktu penelitian 1991 -2002. Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji hipotesa yang menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabet dependent. Variabel independent yang digunakan size, likuiditas, non debt tax dan profitabilitas. Variabel dependent yang digunakan adalah struktur modal yang diindikasikan sebagai leverage yaitu rasio hutang terhadap total aset. Setelah melalui pengujian hipotesa dan uji t -test maka didapatkan hasil bahwa variabel independent yang berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal adalah variabel size dan profitabilitas. Untuk variabel size berpengaruh positif terhadap struktur modal, berarti bahwa dengan meningkatnya size perusahaan maka akan meningkat pula rasio hutang sebagai indikator dalam struktur modal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ozkan (2001). Sedangkan untuk variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, berarti bahwa dengan meningkatnya profitabilitas akan mengakibatkan menurunnya rasio hutang, hal ini sesuai penelitian Myers (1984) serta Rajan dan Zingales (1995). Variabel likuiditas dan non debt tax tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Untuk variabel likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal yang berarti jika rasio likuiditas meningkat maka penggunaan hutang akan menurun, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ozkan (2001). Sedangkan variabel non debt tax berpengaruh positif yang berarti jika non debt tar meningkat maka penggunaan hutang akan meningkat pula, hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh DeAngelo dan Masulis (1980). Diantara variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan, yang paling besar pengaruhnya terhadap struktur modal adalah variabel profitabilitas. Hasil pengujian F-test untuk menguji apakah variabel-variabel independent tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap struktur modal didapatkan bahwa variabel size, likuiditas, non debt tax dan profitabilitas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap struktur modal.
This research purposes for analyze the influence of size, liquidity, non debt tax and profitability on capital structure banking company, either influence from each independent variable or influence all independent variable. This research object is 20 banking companies for research time period 1991 - 2002. Hypothesis testing is used to examine the significance of independent variables influence on dependent variable. Dependent variable used in this research is capital structure and the independents variable are size, liquidity, non debt tax and profitability. Trough the t-test hypothesis, we can conclude that capital structure is influenced significantly by size and profitability. Size variable has positive impact to capital structure, this mean that the increasing of size will cause the increasing too of debt ratio as the indicator of capital structure, it supports study such as Ozkan (2001). Profitability variable has negative impact to capital structure, this mean that increasing of profitability will cause the decreasing of debt ratio, it supports study such as Myers (1984) and Rajan and Zingales (1995). Liquidity and non debt tax variables are not influence significantly to capital structure. Liquidity variable have negative impact to capital structure, this mean that increasing of liquidity will cause the decreasing of debt ratio, it support study such as Ozkan (2001). Non debt tax variable have positive impact to capital structure, this mean that increasing of profitability will cause the increasing too of debt ratio, it down not support study such as DeAngelo dan Masulis (1980). Profitability is the bigest variable among influence significantly variables to capital structure, The result of F-test hypothesis for all independent variable influence to capital structure, we can conclude that size, liquiditas, non debt tax and profitability to posses all independent variable influence to capital structure.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Wira Kesuma
Abstrak :
Hubungan antara return saham, pendapatan dan arus kas menggambarkan secara langsung isu yang didasarkan atas data akuntansi yang mempunyai nilai informasi yang relevan. Bukti empiris tentang pendapatan terkini hanya di dokumentasikan dengan penjelasan yang masih kurang dan tidak ada kesimpulan informasi inkremental tentang arus kas yang konklusif. Perbedaan karakteristik perusahaan dapat menimbulkan hubungan fungsional yang berbeda antara variabel-variabel pendapatan dan arus kas. Arus kas tidak banyak memberikan muatan informasi inkremental untuk perusahaan-perusahaan kecil, tetapi memberikan informasi yang lebih banyak untuk perusahaan-perusahaan besar. Pendapatan untuk perusahaan besar tergambar dari arus kas masuk sebagai hasil yang merupakan sinyal ketetapan penghasilan. Sebaliknya, pendapatan untuk perusahaan kecil sebagian besar proporsinya berupa komponen-komponen sementara, begitu juga arus kasnya. Namun demikian, pada dasarnya semua ini mengisyaratkan sinyal keuangan yang sama. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara return saham dengan pendapatan dan arus kas pada perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar. Sedangkan pada perusahaan berkapitalisasi kecil hubungan antara return saham dengan pendapatan dan arus kas tidak signifikan. Ini menunjukkan pasar modal di Indonesia yang masih kurang efisien.
The relation between stock returns, earnings and cashflows is of importance because it directly addresses the issue of whether accounting data provide value relevant information. The empirical evidence to date, however, has documented low explanatory power for earnings and inconclusive incremental information content for cashflows. That differences in firm characteristics may give rise to different functional relations between earnings and cashflow variables. Cashflows provide little incremental information content for small firms, but provide comparatively greater information for large firms. Earnings for large firms are delincated from cashflows by income smoothing which acts as a signal of income permanence. In contrast, earnings for small firms have a larger proportion of temporary components, but so too does cashflows. Hence, They essentially provide a similar financial signal. The result of research shows there is significant relation between earnings, cashflows and return stock for large firms. For small firms, there is no significant relation between earnings, cashflows and return stock. It shows Indonesian Capital market is not efficient (weak form efficient).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Setiawan
Abstrak :
Tesis ini dilatarbelakangi oleh perkembangan usaha dan kinerja perbankan nasional periocle sesudah krisis yakni sejak pertengahan tahun 1997 hingga saat ini, yang masih menyisakan beberapa persoalan yang belum dapat diselesaikan sepenuhnya. Salah satu persoalan tersebut adalah perkembangan kegiatan intermediasi perbankan sebagaimana terlihat dari kinelja Loan ra Deposit Rufio (LDR) yang belum dapat mencapai tingkat yang optimal dibandingkan dengan periods sebelum krisis. Dalam tesis ini, akan diteliti mengenai variabel-variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinelja LDR bank. Variabel bebas fersebut adalah pola placement yang dilakukan bank., indikator kineljaf kesehatan bank, serta variabel ekstemal. Analisis terhadap variabel-variabel tersebut akan dibandingkan antara periode sebelum dan sesudah krisis. Sedangkan populasi yang akan diteliti dalam tesis ini hanya dibatasi terhadap Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa, dengan pertimbangan BUSN Devisa memiliki share aset yang cukup besar dalam sistem perbankan nasional, orientasi bisnisnya yang lebih fokus untuk memaksimalkan wealth pemiliknya, Serta intensitas kegiatan usahanya dalam valuta asing maupun transaksi intemasional. Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk dapat memberikan jawaban mengenai : bagaimana pengaruh variabel-variabel bebas dimaksud terhadap kinerja LDR; variabel bebas mana yang paling dominan mempengarnhi LDR; Serta kecendemngan pola placement BUSN Devisa. Selanjumya tesis ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu : menghasilkan gambaran mengenai peran dan kontribusi BUSN Devisa dalam melakukan kegiatan intennediasi dalam rangka mendorong pertumbuhan selctor riil di Indonesia; serta dapat menjadi masukan bagi otoritas pengaturan dan pengawasan bank dalam rangka menetapkan kebij akan untuk mendorong kegiatan intermediasi perbankan. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Linier Berganda (Multqvle Regression). Model analisis ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat (dependent) dengan variabel-variabel bebas (independent) dan menguji hubungan tersebut apakah signiiikan atau tidak. Hal ini dilakukan dengan mendapatkan persamaan regresi linear berganda diantara variabel-variabel dimaksud dan menguji hubungannya dengan uji-t dan uji-F statistik. Dari pengolahan data setelah dilakukan upaya untuk mcngatasi kasus multikolinieritas, hasil yang diperoleh diketahui terdapat perbedaan kecenderungan variabel-variabel bebas yang merniliki pengaruh terhadap kinenja LDR antara periode sebelum krisis dan sesudah krisis, kecuali variabel surat-surat berharga (SSB) yang senantiasa konsisten mempengaruhi perkembangan kinerja LDR baik pada periode sebelum krisis maupun sesudah krisis. Terhadap variabel-variabel bebas yang memiliki pengamh terhadap LDR tersebut, diperoleh nilai koefisien detemlinasi berganda (R2) dan koetisien korelasi (f) yang menunjukkan kecenderung semakin membesarlmenguat pada periode sesudah krisis apabila dibandingkan dari periode sebelum krisis.
The influence of Bank's Investment, its external factors and its performance as intermediation roles to promote Indonesia's real sector (Case of Indonesia Foreign Exchange National Private Bank). This research has been encouraged by the growth of national banking industry after the economicfmonetary crisis during the mid year of 1997, which still left some unresolved problems. One of those problems is the unsatisfied growth financial intemiediary activity, as indicated by the low Loan to Deposit Ratio (LDR), compare to the ratio in previous period before the crisis. This research would conduct an analysis of independent variables which have significant contribution to the Bank's LDR's perfomiance. Those independent variables are bank?s investment strategy, bank's performance indicator and bank's extemal variables. Time period of this purpose would be classified into two categories which are ex ante and ex post of the monetary crisis. The sample would be derived only from foreign exchange national private banks, considering that these banks have significant portion of asset in national banking industry, have main objective of maximizing owner's wealth and have numerous transaction in foreign exchange transaction and intemational transaction. The purpose of the research are ; to define the influence of related independent variables to bank's LDR perfonnance, to identify the dominant independent variable in influencing the bank's LDR perfonnance, and to identity banks' investment strategy. Furthermore, this research would describe the bank's role and contribution as a financial intermediation to boost the growth of lndonesia's real sector, and give recommendation for banking regulatory and supervisory authority in detennining policy for pushing bank's intermediary activity. This research used multiple linier regressions. This type of analytical methodology was chosen because the research is designed to identity relationship between dependent and independent variables, and to test the significance of that relationship. After processing data with any efforts to reduce the multicolinearity problems, The conclusion is bank's independent variables influencing LDR performance significantly different in those two classified period of the time, except bond variables as one of bank's investment strategy which consistently influence in both period of time. The most dominant variables which have significant influence to LDR performance is coeiiicient of double determination (R2) and coefiicient of correlation (r), which have been increased during the period before economic crisis and continued until the period after economic crisis.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mira Puspita Dewi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh size, likuiditas, non debt tax dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan perbankan, baik pengaruh dari masing-masing variabel independent itu sendiri maupun pengaruh secara bersama-sama variabel independent tersebut. Obyek penelitian ini adalah 20 perusahaan perbankan dengan periode waktu penelitian 1991- 2002. Metode penelitian yang digunakan adalah metode uji hipotesa yang menguji signifikan atau tidaknya pengaruh variabel-variabel independent terhadap variabel dependent. Variabel independent yang digunakan size, likuiditas, non debt tar dan profitabilitas. Variabel dependent yang digunakan adalah struktur modal yang diindikasikan sebagai leverage yaitu rasio hutang terhadap total aset. Setelah melalui pengujian hipotesa dan uji t-test maka didapatkan basil bahwa variabel independent yang berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal adalah variabel size dan profitabilitas. Untuk variabel size berpengaruh positif terhadap struktur modal, berarti bahwa dengan meningkatnya size perusahaan maka akan meningkat pula rasio hutang sebagai indikator dalam struktur modal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ozkan (2001). Sedangkan untuk variabel profitabilitas berpengaruh negatif terhadap struktur modal, berarti bahwa dengan meningkatnya profitabilitas akan mengakibatkan menurunnya rasio hutang, hal ini sesuai penelitian Myers (1984) serta Rajan dan Zingales (1995). Variabel likuiditas dan non debt tax tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal Untuk variabel likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal yang berarti jika rasio likuiditas meningkat maka penggunaan hutang akan menurun, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ozkan (2001). Sedangkan variabel non debt tar berpengaruh positif yang berarti jika non debt tax meningkat maka penggunaan hutang akan meningkat pula, hal ini tidak sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh DeAngelo dan Masulis (1980). Diantara variabel-variabel yang berpengaruh secara signifikan, yang paling besar pengaruhnya terhadap struktur modal adalah variabel profitabilitas. Hasil pengujian F-test untuk menguji apakah variabel-variabel independent tersebut berpengaruh secara bersama-sama terhadap struktur modal didapatkan bahwa variabel size, likuiditas, non debt tar dan profitabilitas mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap struktur modal.
This research purposes for analyze the influence of size, liquidity, non debt tax and profitability on capital structure banking company, either influence from each independent variable or influence all independent variable. This research object is 20 banking companies for research time period 1991 - 2002. Hypothesis testing is used to examine the significance of independent variables influence on dependent variable. Dependent variable used in this research is capital structure and the independents variable are size, liquidity, non debt tax and profitability. Trough the t-test hypothesis, we can conclude that capital structure is influenced significantly by size and profitability. Size variable has positive impact to capital structure, this mean that the increasing of size will cause the increasing too of debt ratio as the indicator of capital structure, it supports study such as Ozkan (2001). Profitability variable has negative impact to capital structure, this mean that increasing of profitability will cause the decreasing of debt ratio, it supports study such as Myers (1984) and Rajan and Zingales (1995). Liquidity and non debt tax variables are not influence significantly to capital structure. Liquidity variable have negative impact to capital structure, this mean that increasing of liquidity will cause the decreasing of debt ratio, it support study such as Ozkan (2001). Non debt tax variable have positive impact to capital structure, this mean that increasing of profitability will cause the increasing too of debt ratio, it does not support study such as DeAngelo dan Masulis (1980). Profitability is the Digest variable among influence significantly variables to capital structure. The result of F-test hypothesis for all independent variable influence to capital structure, we can conclude that size, liquiditas, non debt tax and profitability to posses all independent variable influence to capital structure.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20027
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Notohamijoyo
Abstrak :
Foreign Direct Investment (FDI) sebagai sumber pembiayaan pembangunan ekonomi saat ini menjadi sebuah trend. Sebagian besar Negara-negara berkembang berkompetisi menarik FDI karena diyakini bahwa FDI, sebagai investasi di sektor rill melalui pembangunan pabrik, industri, dan lain-Iain, bisa memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap FDI ialah faktor makroekonomi. Penelitian Kokko dan Blomstrom (1997) menunjukkan FDI bisa berpengaruh positif bagi pertumbuhan ekonomi suatu Negara bila tercipta stabilitas makroekonomi di Negara tersebut. Penelitian bertujuan untuk melsbat apakah variabel-variabel makroekonomi masih bisa dijadikan ukuran Mau patokan bagi perkembangan tingkat investasi di Indonesia. Variabel-variabel makroekonomi yang diajukan di dalam penelitian ini ialah suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dolar AS dan variabel investasi periode sebelumnya (FDIL_i). Penelitian dilakukan terhadap sebelas sektor industri di Indonesia kurun waktu 2001-2003. Sektor industri tersebut dipilih berdasarkan International Standard Industry Classification (ISIC) revisi ketiga yang telah disesuaikan dengan Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel makroekonomi berpengaruh secara simultan terhadap tingkat FDI di 3 sektor industri yaitu: Industri Kutit, Industri Kayu dan Industri Kertas. Variabel suku bunga berpengaruh secara parsial terhadap tingkat FDI industri kayo dan industri kertas. Sementara itu, variabel kurs berpengaruh secara parsial terhadap tingkat FDI industri kertas. Variabel FDI berpengaruh secara parsial terhadap tingkat FDI industri kertas. Variabel-variabeI makroekonomi yang diajukan dalam penelitian ini tidak berpengaruh baik secara parsial maupun simultan terhadap delapan sektor industri lainnya.
Foreign Direct Investment (FDI) as one of financing source for economic development being a trend within developing countries. Most of developing countries involve in competition to attract FDI because they believe that FDI can provide significance contribution to economic growth in their respective countries. One of the factor which can influence the rate of FDI is macroeconomic factor. Research by Blomstrom and Kokko (1997) indicated that FDI can provide positive influence for country's economic growth if macroeconomic stability created in the country. This research has main objective to observe the determinants of macroeconomics variable for measure the rate of foreign direct investment in Indonesia Variables which are using in this research comprises of interest rate, foreign exchange (Indonesia Currency To US Dollar) and previous investment. Research based on the eleven industrial sector in Indonesia for period 2001 up to 2003. That industrial sector taken from the International Standard Industry Classification 3'i revise. Result of this research shows that interest rate has influence significantly (partial) within Wood and Paper Industry. Besides Interest Rate, the Exchange Rate as well as Previous Investment has also influence in Paper Industry. Macroeconomic Variables in this research has influence simultaneously within Leather Industry, Wood Industry and Paper Industry but Macroeconomic variables did not influence other eight industrial sector (both partial and simultaneous).
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T20246
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>