Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Trisna Desmiati
"Penelitian tentang Eksistensifikasi pelayanan VIP Rumah Sakit Kanujoso Djatiwibowo dalam mengatasi defisit anggaran dilakukan karena rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo mengalami defisit angaran untuk biaya operasional.
Dari data Susenas didapatkan bahwa pelayanan di rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo lebih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat miskin sementara masyarakat mampu lebih memilih pelayanan di rumah sakit swasta. Disamping itu dari data keuangan juga terlihat bahwa rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo mensubsidi pelayanan untuk masyarakat miskin dan pasien Askes.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat kelayakan ekonomi terhadap pengembangan pelayanan VIP untuk mengurangi masalals defisit anggaran di rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo sehinga dapat meningkatkan efisiensi, quality, equity dan susiainability
Metode penelitian merupakan studi kasus yang bersifat analitik dengan mengunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kodva Balikpapan, rumah sakit Kanujoso Djauwibowo, rumah sakit lain yang merupakan pesaing dan Pusat Statistik
Dari analisa pasar ternyata kebutuhan masyarakat Balikpapan untuk pelayanan bermutu cukup tinggi dan pelayanan bermutu yang tersedia sekarang belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masih ada peluang bagi rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo untuk mengembangkan pelayanan VIP. Disamping itu rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo juga telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Diusulkan rencana pengembangan yang paling sederhana yaitu, melakukan renovasi bangunan yang ada sekarang untuk dapat menyediakan pelayanan VIP untuk rawat jalan dan menambah jumlah pelayanan VIP untuk rawat inap dengan mengurangi jumlah tempat tidur kelas III. Dalam analisa ekonomi konsep ini ternyata dapat meningkatkan pendapatan sehingga dapat mengurangi masalah defisit angaran. Perubahan komposisi tempat tidur seperti yang diusulkan ini tetap dapat memenuhi kebutuhan pelayanan untuk masyarakat kurang mampu.
Disamping perubahan sarana dan prasarana untuk dapat mengembangkan pelayanan VIP ini juga diperiukan perubahan didalam organisasi dan beberapa kebijakan, sehinga disarankan untuk selanjutnya melakukan penelitian mengenai kelembagaan rumah sakit Kanujoso Djatiwibowo.

Extension on VIP Service at Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Hospital in Overcoming Budgetary DeficitResearch on "Extension on VIP Services at Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan Hospital in overcoming Budgetary Deficit" was performed because the Kanujoso Djatiwibowo Hospital experienced budgetary deficit in its operation.
Analysis of Susenas 1990 data indicated that Kanudjoso Djatiwibowo Hospital was utilized more by the poorer society while the rich prefer to utilize private hospitals. The hospital financial report shows that Kanudjoso Hospital has been subsidizing the poor and the patients with "ASKES" program.
The objective of this research is to evaluate the feasibility of extending VIP services in order to reduce budgetary deficit at this hospital in an effort to increase its efficiency, quality, equity and sustainability.
The method chosen for the research is analytical study case utilizing secondary data from ' Dinas Kesehatan Kotamadya Balikpapan ', from Kanudjoso Djatiwibowo hospital, data from other hospitals as its competitors and data from Center of Statistic.
From market analysis it was found out that the need for high quality services is quite high, however the high quality services currently available cannot yet satisfy the need of the
public. It can then be concluded that good prospect is still exist for the hospital to extend its VIP services. In addition the hospital has been equipped with adequate facilities for extension of its VIP Services.
The simplest extension plan would be to renovate the existing building. Renovation should include provisions of outpatient VIP services and additional bed for in-patient VIP services by ways of reducing the number of that in third class services. The change in the composition of number of bed in those classes would still be expected to meet the requirement of services from economically weak patients.
In the economic analysis this concept would increase hospital income so that it could overcome its budgetary deficit problem.
In addition to changes in equipment and facilities, extension of VIP service also requires changes in organization and certain hospital policies. Therefore, it is recommended that further research on Kanudjoso Djatiwibowo hospital organization should be carried out."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T1396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Muslikah
"Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien, penyediaan obat yang bermutu, termasuk pelayanan farmasi klinik yang terjangkau bagi semua lapisan masyarakat.
IFRS RSUD Karawang kini sedang mengalami penurunan kinerja, ditandai dengan menurunnya cakupan pelayanan resep, oleh karena itu perlu dilakukan analisis kembali untuk merumuskan strategi yang harus diterapkan oleh IFRS RSUD Karawang agar bisa meningkatkan kinerjanya. Perumusan strategi dilakukan dengan melakukan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap kebijakan, strategi, program serta kegiatan yang telah dilakukan oleh IFRS RSUD Karawang, melalui tiga tahap :
Tahap I (Input Stage), Consensus Decision Making Group (CDMG) berjumlah 10 orang yang terdiri dari staf Direksi, Kepala Ruangan, Kepala Instalasi Penunjang Medik, Staf Medis Fungsional (SMF), Kepala IFRS, Komite Medik serta Ketua Komite Farmasi dan Terapi melakukan analisis lingkungan internal untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki IFRS RSUD Karawang meliputi variabel organisasi, manajemen mutu, pemasaran, anggaran, sumber daya manusia, produk layanan, sarana dan prasarana yang terbagi menjadi fasilitas pendukung kegiatan berupa fisik bangunan, peralatan kantor, alat rumah tangga, alat listrik, peralatan farmasi, buku-buku perpustakaan dan barang farmasi yang pengadaannya melalui siklus logistik, serta variabel sistem/metoda/informasi.
Analisis lingkungan eksternal untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman bagi FRS RSUD Karawang yang terdiri dari lingkungan jauh meliputi variabel ekonomi, demografi, sosial, politik/hukum/kebijakan umum dan kebijakan khusus berupa swadana, teknologi dan epidemiologi. Lingkungan industri meliputi variabel pemasok, lingkungan operasional meliputi variabel pesaing, penyandang dana dan pelanggan. Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang telah diidentifikasi ditentukan bobot dan rate dari masing-masing faktor tersebut sehingga diperoleh nilai total IFE (Internal Factor Evaluation) dan nilai total EFE (External Factor Evaluation).
Tahap II (Matching Stage), untuk menentukan posisi agar memperoleh strategi CDMG menggunakan matriks Internal-Eksternal (IE Matrix) dengan memperhatikan nilai total IFE dan EFE, guna mempertajam analisis dilakukan matching dengan memasukkan pangsa pasar relatif dan tingkat pertumbuhan pasar dari IFRS RSUD Karawang pada matriks Boston Consulting Group (BCG Matrix).
Berdasarkan matriks IE posisi IFRS RSUD Karawang berada pada kuadran I atau pada posisi Growth and Build dengan strategi yang direkomendasikan adalah strategi intensif (market penetration, market development, product development) dan/atau strategi integratif (forward integration, backward integration, horizontal integration). Dari BCG matriks IFRS RSUD Karawang berada pada kuadran III yaitu Cash Cows dengan alternatif strategi yang direkomendasikan status quo, enchancement, penetration dan related diversification,
Tahap III (Decision Stage) dengan kesepakatan CDMG menentukan alternatif strategi yang direkomendasikan oleh kedua matriks untuk dilaksanakan.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa IFRS RSUD Karawang masih memiliki potensi pasar yang besar dengan dukungan internal yang cukup kuat walaupun pesaing cukup kompetitif dan pemasok mengadakan sedikit penekanan dengan mengurangi pasokan, hal ini terlihat dengan lambatnya pertumbuhan pasar IFRS RSUD Karawang.
Sebagai saran untuk tindak lanjut maka strategi yang terpilih dikembangkan menjadi operasional dengan menjabarkannya menjadi program dan kegiatan yang bisa diterapkan (aplicable) dengan mengacu kepada konsep Balanced Scorecard yang berbasis 4 perspektif, yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sumber daya manusia, perpektif proses pelayanan, perpektif pengguna dan donor serta perspektif keuangan.

Strategic Improvement to Increase the Performance of Pharmaceutical Department of Karawang Public HospitalPharmaceutical services are an integrative part of comprehensive health care in a hospital. As a patient oriented services the main goal of this department is providing high quality drugs for patient in every financial status. Pharmaceutical Department of Karawang Public Hospital (IFRS RSUD Karawang) shows a decrease performance at this time, by the evidence of low the rate of prescription services coverage?s. So a new strategy is needed to achieve the high performance of FRS RSUD Karawang. Strategic improvement study was done by descriptive and qualitative research which was approaching by case study method regarding the policy, strategic, program, and activities which had applied at IFRS RSUD Karawang through 3 (three) stages as mention below :
First Stage (Input Stage) is developing a Consensus Decision Making Group (CDMG), with ten personnel consist of Managerial Staff, Chief of Ward, Heads of Department, Medical Staff; Chairman of Medical Staff Organization, Committee on Drugs & Therapy. They analyzed the internal factor of IFRS RSUD Karawang to identify strengths and weaknesses of this department using some variables namely: organizational, quality management, marketing, budgeting, human resources, services product, information system and supporting facilities including building, office appliances, home appliances, electrical appliances, pharmaceutical equipment, references book and pharmaceutical stuff.
They also analyzed the external factor of this department to identify opportunities and threats to this department which consist of far environment, industrial environment, and operational environment.
Far environment are economical, demographic, social, politic, law, general policies and specific policies as self manage financial system (swadana), and technological and epidemiological variables, the industrial environment about vendor and operational environment are competitor, investor, and customer variables.
Then the CDMG scoring and weighting the identified strengths, weaknesses, opportunities and threats, to get total score of Internal Factor Evaluation (IFE) and External Factor Evaluation (EFE)
The Second Stage (Matching Stage) is positioning the IFRS RSUD Karawang to find the most appropriate strategy should be taken, CDMG use Internal-External Matrix (IE Matrix) considering total score of IFE and EFE to determine the position of this department. To get more accurate analysis CDMG also use Matrix of Boston Consulting Group (BCG Matrix) considering the relative market share and market growth achievement by matching both matrix.
Based on IE Matrix IFRS RSUD Karawang is in Growth and Build positions with the alternative strategies recommended are : intensive strategies (as market penetration, market development, product development), integrative strategies (forward integration backward integration, horizontal integration), based on BCG matrix 11-.RS RSUD Karawang is in Cash Cow position with the alternative strategies recommended are : status quo, enhancement, penetration and related diversification.
The Third Stage (Decision Stage) on this stage CDMG decided to apply all alternative strategies are recommended by both matrixes.
The research shows that IFRS RSUD Karawang still has a significant market potenticy and strong internal support in between a competitive atmosphere and pressure from vendor in late delivery order. As a result of all condition is slowly market growth of IFRS RSUD Karawang.
The suggestion for the following step is developing the chosen strategy into specific applied program or activities by using the Balanced Scorecard method. The Balance Scorecard method is based on 4 (four) perspectives namely: learning and growth of human resources, internal business process, customer and investor and financial perspective."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T4453
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarsa
"Dalam era otonomi daerah Rumah sakit umum daerah tidak lagi dipandang sebagai suatu lembaga sosial yang mengadakan sumber dana dari pemerintah daerah, tetapi dipandang sebagai lembaga sosial ekonomi yaitu lembaga sosial yang dikelola dengan prinsip ekonomi, dengan tuntutan pelayanan yang semakin berkualitas tanpa melupakan kepada masyarakat miskin.
Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang ditetapkan menjadi unit swadana daerah tahun 1995, maka dituntut untuk dapat membiayai kegiatan operasional, meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan manajemen keuangan secara profesional.
Telah dilakukan penelitian dengan mengadakan kajian mengenai kinerja Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang pra dan eraswadana. Tujuan penelitian ini ingin mengetahui kinerja bagian keuangan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya yang meliputi penyusunan anggaran, perbendaharaan, sistem akuntansi dan laporan keuangan, selain itu dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bagian keuangan.
Dari hasil kajian ini ternyata kinerja Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang tidak ada perbedaan yang mendasar antara pra dan eraswadana hal ini dilihat dari :
a. Sistem penganggaran belum berpedoman kepada metode Planning Programing and Budgeting System (PPBS), karena masih adanya kendala-kendala antara lain :
- Kurangnya pengetahuan perencanaan di instalasi,
- Kurangnya kepedulian dan rasa memilikiterhadap rumah sakit,
- Tidak adanya sistem yang baku dalam penyusunan anggaran.
b. Perbendaharaan, pada eraswadana adanya suatu perubahan dimana rumah sakit tidak harus menyetorkan pendapatannya ke kas daerah dan dapat dipergunakan secara langsung untuk membiayai kegiatan operasionalnya, akan tetapi dalam pengelolaan keuangan rumah sakit belum adanya transparansi dan masih lemahnya sistem pengawasan internal, karena tidak berjalannya SPI (Satuan Pengawas intern).
c. Sistem akuntansi masih cash basis, karena masih adanya kendala-kendala antara lain :
- Tidak adanya umpan balik dari unit kerja / instalasi tentang pemakaian obat-obatan dan lain-lain.
- Kurangnya koordinasi dengan unit kerja / instalasi.
- Belum dihitungnya aset-aset rumah sakit.
- Kurangnya komitmen di tingkat manajer.
d. Laporan keuangan belum adanya neraca keuangan, rugi laba, arus kas dan analisis rasio keuangan. Hal ini disebabkan sistem akuntansi masih cash basis. Sebagaimana sasaran yang harus dicapai rumah sakit sebagai unit swadana daerah. Tidak adanya perubahan kinerja tersebut hal ini disebabkan lemahnya faktor-faktor yang mempengaruhi/pendukung kinerja Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, antara lain :
a. Faktor organisasi yaitu masih rendahnya kualitas pegawai, sarana dan prasarana yang kurang, gaji/insentif yang masih rendah, metode kerja belum sepenuhnya berpedoman kepada prosedur, kurangnya pelatihan dan pengembangan pegawai serta kurangnya komitmen pimpinan di tingkat manajer.
b. Faktor penilaian kinerja pegawai yaitu masih rendahnya disiplin pegawai, kemampuan kepemimpinan dan kemampuan kerja lama.

Working Performance research on the Finance Department, Tangerang Regency Public Hospital Pre and Post Self-Supporting FundsIn the era of local autonomy, hospital is no longer considered as a socio-structural organization which provides funds from the local government but also as socio-economic organization with demand on the better quality care without neglecting poor community.
Tangerang Regency Public Hospital which is formed as the unit of self-supporting funds since 1996 is expected to finance its own operational activities, to enhance its quality and to carry out management finance professionally.
It has been studied on the subject of the performance of the Finance Department Tangerang Regency Public Hospital in term of pre and post self supporting funds system. The aim of this paper is to know more about the work performance of the department regarded the primary job description which includes budgeting, treasury, accounting system and finance report, aside from observing the factors which affect the performance of the department.
The research shows that there is no significant difference between pre and post self supporting funds system applied in the Finance Department, Tangerang Regency Public Hospital based on the following items:
a. The Planning Programming and Budgeting System (PPBS) has not been used as the guidance of budgeting system due to the following reasons:
- Lack of planning skills in the department
- Lack of caring and belonging to the hospital
- No basic system in budgeting
b. Treasury, post self supporting funds system allows a variation where the hospital does not have to turn over its income to the local cash and can be directly utilized to support its operational activities, however in managing the cash flow of the hospital there is no transparency and is found weaknesses in internal surveillance system, and this is because the ineffectiveness of the SPI (Internal Surveillance Unit).
c. Cash Basis Accounting System is still applied, due to the following constraints:
- No feed back from the pharmacy department regarding the use of the drugs, etc.
- No coordination from other departments
- No data concerning the whole assets of the hospital
- Lack of commitment in the managerial level
d. Finance Report.
There is no balance sheet, loss and profit, cash flow, and finance ratio analysis. This happens due to the fact the accounting system applied is still cash basis.
As stated in the objectives that should be realized by the self supporting funds hospital. The fact that there is no significant change of work performance with the result of factors affecting the weak performance of the Finance Department Tangerang Regency Public Hospital can be summarized as follows:
a. Organizational factor that is the insufficient number of qualified human resources, lack of infrastructure, minimum payment/ incentive, inconsistency of the method used the procedure, lack of training and employment development as well as lack of commitment in the managerial level.
b. Work Assessment factor that is low of discipline from the workers, lack of leaderships skill and team work.
In order to achieve the goal of self supporting funds system in Tangerang Regency Public Hospital suggestion has been addressed to the hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T7841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani Rahmah
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan kondisi keuangan di Program SEHAT1 RSAB "Harapan Kita" sejak awal berdiri tahun 1994 sampai dengan tahun 2000. Selama ini Program SEHATI belum membuat laporan keuangan dalam bentuk Neraca dan Laporan Laba Rugi. Laporan yang dibuat hanya dalam bentuk laporan pendapatan dan pengeluaran per bulan.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode analisa deskriptif yaitu menggambarkan kondisi yang ada dengan menggunakan data kuantitatif dan data kualitatif. Data kualitatif diperoleh dengan melakukan wawancara 10 (sepuluh) informan dari pihak manajemen Program SEHATI dan manajemen rumah sakit.
Kerangka konsep penelitian terdiri dari tiga bagian yaitu pertama analisa laporan keuangan dengan melakukan analisis tren dan analisis ratio keuangan. Kedua analisa utilisasi/demand dari layanan kesehatan yang ada di Program SEHATI. Ketiga kajian manajemen dengan melakukan wawancara kepada pihak manajerial Program SEHATI dan Rumah Sakit. Dari ketiga langkah tersebut diperoleh gambaran tentang kondisi keuangan Program SEHATI.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, Neraca Program SEHATI dari tahun 1994 sampai dengan tahun 2000 menggambarkan kondisi kinerja keuangan setiap tahunnya. Ratio keuangan secara keseluruhan menggambarkan kondisi berada diatas rata-rata industrinya yang menunjukkan efektifitas Program SEHATI dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.
Dari data tingkat kunjungan pasien Program SEHATI, menunjukkan tren yang meningkat dari tahun ke tahun. Sebaliknya untuk jumlah kunjungan pasien baru cenderung menurun.
Hasil wawancara yang dilakukan terhadap sepuluh informan, menyatakan, semua pihak tidak keberatan dengan kemungkinan dirubahnya Program SEHATI menjadi Unit dengan tetap menjalankan kebijakan-kebijakan yang selama ini sudah diterapkan.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalali kondisi keuangan Program SEHATI RSAB "Harapan Kita" sangat baik dan nantinya bisa menjadi profit unit yang sangat menguntungkan bagi rumah sakit. dengan terus meningkatkan cakupan atau luas pelayanan melalui berbagai alternatif peinasaran yang dapat meningkakan jumlah kunjungan pasien.
Daftar bacaan : 25 ( 1981 - 2001)

Financial analysis of Celah Bibir SEHAT1 Program of RSAB "Harapan Kita" Year 1994/2000This research was done with purpose to illustrate the financial condition in the SEHATI program in RSAB "Harapan kita". Since it?s established in 1994 until year 2000. During it's year, the SEHATI Program not yet made report in the form of Balance sheet and Income statement report. The only report made was in form of income and expenses report every month.
Research done by using descriptive analysis methods, which describe existing condition by using qualitative and quantitative data. Qualitative data was acquired by doing interview with 10 (ten) informant from the hospital and SEHATI Program management staff.
Research framework concept was consisting of three steps; First, financial report analysis by doing trend and financial ratio analysis. Second, Utilizes or demand analysis of health services in the SEHATI Program. Third, Management analysis by interviewing hospital and SEHATI Program management staff from these three steps acquired illustration of the financial condition of SEHATI Program.
From the research, SEHATI Program balance sheets from year 1994 to 2000 confirm a good financial performance condition. Income statement reports reveal an increasing profit gain every year. Financial ratios, in general, describe an above industry average condition that shows SEHATI Program efficiency in using its resources.
From patient visit-level data in SEHATI Program shows an increasing trend every year. On the contrary, the numbers of new patient visit relatively decreasing. Interview which done to ten informant, said that they don't mind about the possibility of changing SEHATI Program into unit, by applying better system and procedure.
As the conclusion of this research, financial condition of SEHATI Program in the RSAB "Harapan Kita" considered proficient and had the ability to become a profit unit, which giving advantage to the hospitals.
Bibliographies 25 (1981 - 2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T10755
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paul Sowita
"Berdasarkan hasil kegiatan residensi didapatkan bahwa prioritas masalah dalam manajemen sumberdaya keperawatan di Instalasi Rawat inap RSUD Karawang adalah : " Karakteristik individu Perawat yang sangat bervariasi dengan tingkat pergantiannya yang tinggi (28 %) atau cenderung meningkat pada masa-masa yang akan datang ".
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat inap RSUD Karawang . Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai faktor faktor yang menentukan niat untuk keluar dan untuk meramal pergantian Perawat tersebut , serta dapat menguranginya pada masa yang akan datang .
Janis penelitian ini adalah deskriptif analitik yang dilakukan dengan pendekatan cross-sectional secara kuantitatif dan kualitatif . Metode kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis penelitian dan metode kualitatif digunakan untuk memperjelas analisa kuantitatif . Alat pengukur data kuantitatif adalah kuesioner terstruktur yang disusun merupakan madifikasi " Model Proses Pergantian Karyawan Mobley " , " Teori Kepuasan kerja Herzberg " dan " Minnesota Satisfaction Questionnaire " .
Pengumpulan data kualitatif dilakukan dengan metode " Fokus Group Diskusi " . Variabel yang diukur adalah karakteristik individu Perawat , persepsi faktor internal Organisasi dan kepuasan kerja Perawat . Analisa data terdiri dari analisa data univariat , bivariat dan multivariat serta analisa data kualitatif .
Hasil yang diperoleh adalah : karakteristik Perawat sebagian besar berumur muda dengan tingkat pendidikan SPK , berstatus kepegawaian Kontrak , mempunyai masa kerja singkat dan belummenikah . Tidak ada hubungan antara karakteristik individu Perawat yang sangat bervariasi dengan tingkat pergantiannya yang tinggi atau cenderung meningkat pada masa-masa yang akan datang .
Faktor-faktor penentu yang menentukan niat keluar Perawat tersebut adalah faktor persepsi internal Organisasi yang kurang baik ( Odds Ratio 8.61 ) , khususnya hubungan dengan teman kelompok ( Odds Ratio 5.30) , serta rendahya tingkat kepuasan kerja dalam hal pencapaian , tanggung jawab dan peningkatan status .
Langkah-langkah pengendaliannya adalah : perekrutan / penseleksian yang lebih realistik , mengefektifkan masa orientasi , program penanganan stres kerja , praktek kompensasi yang adil , gaya manajemen partisipatif , pemberdayaan sumberdaya manusia, pengembangan linier yang adil , ikatan kerja , kerja secara tim , desentralisasi dalam membuat keputusan dan intervensi berdasarkan masa kerja .
Saran akademis, agar dilakukan penelitian lanjutan mengenai pergantian Perawat dari sudut pandang eksternal Organisasi , dan bagi RSUD Karawang agar mengadakan penelitian-penelitian semacam ini secara berkala untuk meramal pergantian Perawat , serta melaksanakan langkah-langkah pengendalian secara operasional tersebut diatas.

Replacement of nurses from the point of view of Internal Organization and Job Satisfaction at the nursing unit of the C-class hospital in district of Karawang , West Java Province . Results based on the work carried out as a resident indicates that priority given in the human resources of nursing management at the nursing unit of the C-class hospital in district of Karawang is : " The high replacement rate (28 %) due to the severely different individual characteristics of nurses would tend to increase in future " .
This observation has been carried out to the nursing staff employed at the nursing unit of the C-class hospital in district of Karawang . The purpose of this observation is to find the image of the deciding factors which decide the nurse to quit and to predict replacement of nurses as mentioned above and could to decrease in future .This has been descriptive and an analytical observation , using a cross-sectional approximation applying both quantitative and qualitative methods . The quantitative method was applied to test the hypotheses relevant to the observation and the qualitative method was applied to clarify the quantitative analysis . The yardstick used for the quantitative data is in the form of structured questionnaires which were established using a modified " Model of Employee Turnover Process by Mobley " , " Theory of Job Satisfaction by Herzberg " and " The Minnesota Satisfaction Questionnaire " .
Collection of qualitative data was carried out using the method of "Focused Group Discussion " . The variable measured was the individual characteristics of the nurse , perception of the internal factor of organization and job satisfaction . Analysis consists of uni-variant , bi-variant and multi-variant as well as qualitative .
The result obtained are : that the characteristics of nurses are largely young and carry SPK education , enjoy the status of contract workers , have only short experience and are single. There is no relationship between the severely different individual characteristics of nurses and the high of replacement rate or would tend to increase in future . The deciding factors which decide the nurse to quit is the bad perception of the internal organization ( Odds Ratio 8.61 ) , especially with peer relationship ( Odds Ratio 5.30 ) and unsatisfied job for the goal setting , responsibility and higher status .
Controlling steps are : improved selection and recruiting , more effective orientation periods , controlling work related stress , fair and just compensation practice , participation in management , implementation of human resources , just and fair career prospect and promotion , work relations , team work , decentralized decision making , relating to intervention based on length of employment .
An academic suggestion would to continue the observation relating to replacements of nurses from an external organizational view point , and for the C-class hospital in district of Karawang to have regular and planned observations like this one to predict replacement of nurses, and to implement the steps necessary to execute operational control as mentioned above.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library