Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Albert Brian Santoso
Abstrak :
Seluruh aspek kehidupan telah dipengaruhi oleh pandemi COVID-19 termasuk bidang kesehatan. Disisi lain, terdapat peningkatan jumlah penderita kanker setiap tahunannya. Hubungan karakteristik klinis kanker ginekologi dengan infeksi COVID-19 terhadap mortalitas belum banyak diteliti. Dalam penelitian ini digunakan metode retrospective cross-sectional yang menggunakan data pasien penderita kanker ginekologi dengan infeksi COVID-19 yang terdaftar pada Departemen Obstetri Ginekologi RSPUN Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2020-2022. Penelitian ini menggunakan analisis uji Chi Square untuk menentukan variable yang akan dimasukan kedalam analisis regresi logistik backward stepwise. Dalam penelitian ini ditemukan usia >59 (OR, 0.020; Cl 95% 0.001-0.577; P= 0.023), anemia(OR,0.053; Cl 95% 0.005-0.565; P= 0.015), ARDS (OR, 50,010; CL 95%, 1,145-2185.101; P = 0.042), Hyperkalemia (OR, 11,189; Cl 95% 1,491-83.992; P = 0.019), Sepsis (OR, 18,386; Cl 95% 2,220-152.253; P= 0.007), ECOG >2 (OR, 12.859; Cl 95% 2.582-64.020; P= 0.002), and Degree of Severe-Critical COVID-19 (OR, 111.310; Cl 95% 3.961-3128.117; P= 0.006). Dapat disimpulkan ARDS, hyperkalemia, sepsis, ECOG >2, dan derajat COVID-19 berat-kritis memiliki signifikansi baik terhadap statistik maupun klinis dengan mortalitas, namun usia > 59 dan anemia secara klinis tidak memiliki signifikansi. ...... All aspects of life have been affected by the COVID-19 pandemic, including the health sector. On the other hand, the number of cancer patients is continuously increasing every year. The relationship between clinical characteristics of gynecological cancer with COVID-19 infection and mortality has not been widely studied. This study used a retrospective cross-sectional method using data on patients with gynecological cancer with COVID-19 infection registered in the gynecology department of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital in 2020-2022. This study used chi-squared test analysis to determine the variables to be included in backward stepwise logistic regression analysis. In this study, it was found that age >59 (OR, 0.020; Cl 95% 0.001-0.577; P = 0.023), anemia (OR, 0.020; Cl 95% 0.001-0.578; p= 0.023), ARDS (OR, 48.796;  Cl 95%, 1.131-2105.921; P=0.043), hyperkalemia (OR, 10.960; Cl 95% 1.462-82.187; p= 0.020), sepsis (OR, 18.087; Cl 95% 2.192-149.271; P= 0.007), ECOG >2 (OR, 12.629; Cl 95% 2.538-62.854; P= 0.002), and degree of severe-critical COVID-19 (OR, 108.771; Cl 95% 3.917-3020.095; P= 0.006). It can be concluded that ARDS, hyperkalemia, sepsis, ECOG >2 and degree of severe-critical COVID-19 have both statistical and clinical significance with mortality, but age >59 and anemia have no clinical significance.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nur Komarudin
Abstrak :
Latar Belakang Kanker ginekologi dan infeksi COVID-19 memiliki tingkat insidensi dan mortalitas yang tinggi di Indonesia serta berdampak pada aspek kesehatan, sosial, dan budaya. Kanker ginekologi dan infeksi COVID-19 memicu inflamasi yang dapat mengakibatkan ganguan multi-organ. Pemeriksaan laboratorium dapat digunakan sebagai indikator keparahan untuk menilai inflamasi dan kerusakan organ. Oleh karena itu penelitian ini akan membahas mengenai analisis kakteristik klinis dan hasil laboratorium pasien kanker ginekologi dengan COVID-19. Metode Metode yang akan digunakan di dalam penelitian ini adalah deskritif dan analitik dengan pendekatan potong lintang retrospektif. Hasil Tingkat insidensi pasien kanker ginekologi dengan COVID-19 2020-2022 sebesar 154 per 100.000. Kanker serviks (54,3%) menjadi diagnosis terbanyak diikuti dengan kanker ovarium (28,7%), kanker rahim (14,9%), kanker vulva (1,1%), dan kanker vagina (1,1%). Stadium III (37,2%) menjadi yang terbanyak diikuti stadium IV (26,6%), stadium I (20,2%), stadium II (16%). Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang memiliki hubungan signifikan dengan stadium kanker adalah obesitas (OR 0,321; CI 0,125-0,826; P value 0,018), neutrofil absolut tinggi (OR 5,006; Cl 95%, 1,307 – 19,176; P value 0,019), ureum tinggi (OR 3,977; Cl 95%, 1,112 – 14,224; P value 0,034), dan platelet to leucocyte ratio (PLR) tinggi (OR 7,379; 95% CI 2,067-26,466; P value 0,002). Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang memiliki hubungan signifikan dengan derajat keparahan COVID-19 adalah sesak napas (OR 12,364; Cl 95%, 4,148 – 36,848; P value <0.001) dan PLR tinggi (OR 6,787; 95% CI 1,103 - 41,774; P value 0,039). Kesimpulan Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang dapat dikaitkan sebagai indikator keparahan berdasarkan stadium kanker ginekologi adalah obesitas, neutrofil absolut tingg, ureum dan PLR tinggi. Karakteristik klinis dan hasil laboratorium yang dapat dikaitkan dengan indikator keparahan berdasarkan derajat keparahan COVID-19 adalah sesak napas dan PLR tinggi. ......Introduction Gynecologic cancer and COVID-19 infection have high incidence and mortality rates in Indonesia and impact health, social and cultural aspects. Gynecological cancers and COVID-19 infections trigger inflammation that can lead to multi-organ disorders. Laboratory tests can be used as an indicator of severity to assess inflammation and organ damage. Therefore, this study will discuss the analysis of clinical characteristics and laboratory results of gynecological cancer patients with COVID-19. Method The method used in this study is descriptive and analytic with a retrospective cross- sectional approach. Results The incidence rate of gynecologic cancer patients with COVID-19 2020-2022 was 154 per 100,000. Cervical cancer (54.3%) was the most common diagnosis followed by ovarian cancer (28.7%), uterine cancer (14.9%), vulvar cancer (1.1%), and vaginal cancer (1.1%). Stage III (37.2%) was the most common followed by stage IV (26.6%), stage I (20.2%), stage II (16%). Clinical characteristics and laboratory results that had a significant association with cancer stage were obesity (OR 0,321; CI 0,125-0,826; P value 0,018), high absolute neutrophils (OR 5.006; 95% CI, 1.307-19.176; P value 0.019), high high ureum level (OR 3.977; 95% CI, 1.112-14.224; P value 0.034), and high PLR (OR 7.379; 95% CI 2.067-26.466; P value 0.002). Clinical characteristics and laboratory results that had a significant association with COVID-19 severity were shortness of breath (OR 12.364; Cl 95%, 4.148 - 36.848; P value <0.001) and high PLR (OR 6.787; 95% CI 1.103 - 41.774; P value 0.039). Conclusion Clinical characteristics and laboratory results associated with gynecologic cancer stage were obesity, high absolute neutrophils, high ureum level, and high PLR. Clinical characteristics and laboratory results associated with COVID-19 severity were shortness of breath and high PLR.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ken Indra T
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Ken Indra TProgram Studi : : Pendidikan Dokter Spesialis Obstetri dan GinekologiJudul : Prevalensi Occult metastasis pada omentum Pasien Kanker Ovarium Epitelial Stadium Awal Yang Menjalani Surgical staging di RSCM Tahun 2009 ndash; 2015TUJUAN: Mengetahui besarnya prevalensi occult metastasis kanker ovarium epitelial stadium klinis dini pada omentum yang dilakukan pembedahan di RSCM periode Januari 2009 ndash; Desember 2015.LATAR BELAKANG: Secara anatomis, omentum adalah lokasi utama penyebaran dari kanker ovarium epithelial. Hal ini ditunjukkan dari berbagai penelitian yang menyebutkan bahwa terdapat prevalensi metastasis yang tinggi ke omentum. Hal ini menyebabkan FIGO membuat rekomendasi untuk melakukan pembedahan sitoreduksi dan surgical staging yang teliti dan hati-hati pada kasus-kasus dengan kecurigaan kanker ovarium. Penelitian mengenai omentektomi dalam pembedahan kanker ovarium epithelial masih belum ada di Indonesia sehingga kami melakukan penelitian inilDESAIN DAN METODE: Penelitian ini menggunakan desain potong silang dengan mengambil rekam medis pasien kanker ovarium yang dilakukan pembedahan di RSCM pada bulan Januari 2009 ndash; Desember 2015.HASIL: Pada sebanyak 1 subjek dari 51 subjek penelitian 2 ditemukan occult metastasis pada omentum. Prevalensi metastasis pada kanker ovarium epithelial stadium dini pada tahun 2009 ndash; 2015 adalah sebesar 33,3 17 dari 51 subjek , dimana keterlibatan omentum ditemukan pada 2 subjek 1 dari 51 .KESIMPULAN: Prevalensi occult metastasis kanker ovarium epithelial stadium klinis dini yang dilakukan pembedahan di RSCM tahun 2009 ndash; 2015 adalah sebesar 2 1 dari 51 subjek Kata Kunci: Metastasis, Omentum, Karsinoma Ovarium, Epitelial, Prevalensi
ABSTRACT
Name Ken IndraStudy Program Obstetrics and GynecologyTitle Prevalence of occult omental metastases of early stage epithelial ovarian cancer patients whom had surgical staging in RSCM from 2009 ndash 2015. AIM To know the prevalence of occult metastases of epithelial ovarian cancer clinically early stage in RSCM.BACKGROUND Topographically, omentum is the main spread location of epithelial ovarian cancer. This is shown by various study showing that there is high incidences of metastases of ovarian cancer to the omentum. This made FIGO to produce a guideline to remove omentum in surgical staging of ovarian cancer. Omentectomy study in epithelial ovarian cancer surgery has not been performed in Indonesia, thus we made this study.DESIGN AND METHODOLOGY Cross sectional study. We collect data retrospectively from medical records of cases of epithelial ovarian cancer who were operated in RSCM from January 2009 ndash December 2015.RESULTS 1 out of 51 subjects 2 was found to have occult metastases in the omentum. The prevalence of metastases of epithelial ovarian cancer clinically early stage from 2009 ndash 2015 is 33.3 17 out of 51 subjects whereas the involvement of omentum was found in 2 1 out of 51 subjects .CONCLUSION The prevalence of occult omental metastases of ephitelial ovarian cancer clinically early stage in RSCM from 2009 ndash 2015 is 2 1 out of 51 subjects .Keywords Metastases, Omentum, Ovarian Cancer, Prevalence.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58840
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Rahakbauw
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Insiden kanker serviks di RSCM masih tinggi, sebagian besar datang pada stadium lanjut, dan angka harapan hidup yang masih rendah. Jika respon radiasi komplit dan eradikasi tumor lokoregional dapat tercapai pada pasien kanker serviks, diperkirakan dapat meningkatkan kesintasan. Oleh karena itu, kami bermaksud mengadakan penelitian terhadap respon terapi radiasi dan karakteristik klinis serta patologi yang berhubungan pada pasien kanker serviks di RSCM.Metode: Penelitian kohort ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder terhadap 123 pasien kanker serviks stadium IIA-IIIB yang menjalani radiasi kuratif definitif sesuai protokol standard bulan Januari 2014-Des 2015 di RSUPN CiptoMangunkusumo. Dilakukan pencatatan karakteristik klinis dan patologis sebelum radiasi, Dicatat juga efek samping akut gastrointestinal, traktus genitourinaria, dan hematologis selama menjalani protokol radiasi sampai 3 bulan pasca radiasi. Data respon tiga bulan pasca radiasi lengkap berdasarkan klinis dan pemeriksaan ultrasonografi transrektal/transvaginal dicatat dan diklasifikasikan sesuai Response Evaluation Criteria in Solid Tumors RECIST .Hasil: Dari 123 kasus, 84 kasus 68,29 diperoleh respon komplit, 30 kasus 24,39 respon parsial, 6 kasus 4,88 respon stabil, dan 3 kasus 2,44 respon progresif. Berdasarkan efek samping akut gastrointestinal, tidak didapatkan efek samping derajat 0 pada 99 kasus 80,49 , derajat 1 pada 20 kasus 16,26 , derajat 2 pada 4 kasus 3,25 , derajat 3 pada 0 kasus 0 . Berdasarkan efek samping akut genitourinaria, tidak didapatkan efek samping derajat 0 pada 105 kasus 85,37 , derajat 1 pada 17 kasus 13,82 , derajat 2 pada 1 kasus 0,81 , dan derajat 3 pada 0 kasus 0 . Berdasarkan efek samping akut hematologis, tidak didapatkan efek samping derajat 0 pada 108 kasus 87,80 , derajat 1 pada 15 kasus 12,20 , derajat 2 pada 0 kasus 0 , dan derajat 3 pada 0 kasus 0 . Dengan membandingkan kelompok respon komplit dan tidak respon parsial, stabil, progresif didapatkan faktor usia dengan p=0,266 RR 0,87;IK95 0,67-1,12 , klasifikasi tekanan darah dengan p=0,882 RR 0,98; IK95 0,76-1,27 , Indeks Masa Tubuh dengan p= 0,397 RR 1,06;IK95 0,83-1,34 , kadar hemoglobin dengan p= 0,193 RR 0,71;IK95 0,40-1,27 , jumlah leukosit darah dengan p=0,969 RR=1,00; IK95 0,78-1,29 , kadar albumin darah dengan p= 0,198 RR 0,73;IK95 0,44-1,20 , stadium FIGO dengan p=0,526 RR 1,08; IK95 0,85-1,38 , diameter tumor terbesar dengan p=0,034 RR 1,30; IK95 1,03-1,63 , jenis histopatologis dengan p=0,159 RR 1,18;IK95 0,90-1,55 , dan derajat diferensiasi dengan p=0,469. Pada analisa multivariat, didapatkan hubungan bermakna antara diameter tumor p=0,036;RR 2,64; IK95 1,07-6,56 dengan respon radiasi komplit.Kesimpulan: Gambaran respon radiasi kuratif definitif pada kanker serviks stadium IIA-IIIB di RSCM adalah 68,29 respon komplit, 24,39 respon parsial, 4,88 respon stabil, dan 2,44 progresif. Efek samping akut gastrointestinal, genitourinaria, dan hematologis pada umumnya tidak terjadi selama dan sampai 3 bulan pasca radiasi, yaitu 80,49 tidak mengalami efek samping akut gastrointestinal, 85,37 tidak mengalami efek samping akut genitourinaria, dan 87,80 tidak terjadi efek samping akut hematologi. Sebagian besar efek samping akut yang terjadi berderajat rendah yaitu grade 1 dan 2 traktus gastrointestinal, masing-masing 16,26 dan 3,25 , grade 1 dan 2 traktus genitourinaria, yaitu masing-masing 13,82 dan 0,81 , dan grade 1 hematologi, yaitu 12,20 . Terdapat hubungan bermakna antara diameter tumor terbesar dengan respon komplit radiasi. Tidak terdapat hubungan bermakna antara usia, Indeks Masa Tubuh, kadar hemoglobin, jumlah leukosit darah, kadar albumin serum, stadium FIGO, jenis histopatologis, dan derajat diferensiasi dengan respon terapi radiasi. "hr>" "b>ABSTRACT
" Background The incidence of cervical cancer was still high in RSCM, whom most of them was found in advanced stage. The issue that still become a problem related to radiotherapy on those patients was non satisfying local tumor control, which range 20 50 . If we can reach complete response and eradication of locoregional tumor on cervical cancer patients, it is estimated that the survival rate will increase. Therefore, we conducted a research to find out response of radiotherapy and related clinic pathologic characterictics on cervical cancer patients in our hospital.Methods This cohort study used secondary data on 123 patients of cervical cancer stage IIA IIIB who had undergone radiation therapy based on standard protocol in our hospital, during Januari 2014 to Dec 2015. The clinical factors of those patients, such as age, Body Mass Index, blood pressure, hemoglobin level, blood leucocyte count, serum albumin, largest tumor diameter FIGO staging and pathologic characteristic, i.e histopathology and grading were recorded. During radiation protocol until 3 months post radiation, we also noted any side effects of gastrointestinal tract, genitourinary tract, and hematologic. Evaluation of radiotherapy response was based on Response Evaluation Criteria in Solid Tumors RECIST .Results Among 123 cases, 84 cases or 68.29 was complete response, 30 cases or 24.39 was partial response, 6 cases or 4.88 was stabile response, and 3 cases or 2.44 was progressive. Based on gastrointestinal side effect, there was no side effect or grade 0 on 99 cases 80.49 , grade 1 on 20 cases 16.26 , grade 2 on 4 cases 3.25 , grade 3 on 0 case 0 . Based on side effect of genitourinary, there was no side effect or grade 0 on 105 cases 85,37 , grade 1 on 17 cases 13.82 , grade 2 on 1 case 0.81 , grade 3 on 0 case 0 . Based on hematologic side effects, there was no side effect on 108 cases 87.80 , grade 1 on 15 cases 12.20 , grade 2 on 0 case 0 , grade 3 on 0 case 0 . On bivariate analysis, p of each factors were age p 0.266 RR 0.87 0.67 1.12 , Body Mass Index p 0.397 , blood pressure classification p 0.658 RR 0.98 0.76 1.27 , largest tumor diameter p 0.034 RR 1.30 1.03 1.63 , haemoglobin level p 0.193 RR 0.98 0.76 1.27 , blood leucocyte count p 0.969 RR 1.00 0.78 1.29 , FIGO staging II vs III p 0.526 RR 1.08 0.85 1.38 , histopathology result squamous cell carcinoma vs nonsquamous cell carcinoma p 0.159 RR 1.18 0.90 1.55 , and grading p 0.469 . on multivariate analysis, tumor diameter was statistically significant, with p 0.036 RR 2.64 1.07 6.56 .Conclusion Most of definitive curative radiotherapy response on cervical cancer stage IIA IIIB was complete 68.29 . Partial response was 24.49 , stable response was 4.88 , and progressive was 2.44 . The Acute side effect of gastrointestinal tract, genitourinary tract, and hematologic were commonly can be tolerable during and 3 months post radiation therapy. Clinico pathologic characteristic that significantly related to complete response of radiotherapy were largest tumor diameter.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T58897
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kade Yudi Saspriyana
Abstrak :
Tesis ini membahas manfaat pelatihan navigasi kamera laparoskopi di kotak pelvik dalam meningkatkan keterampilan navigasi kamera laparoskopi peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) 1 Obstetri Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Juga untuk mengetahui hubungan faktor umur, jenis kelamin, minat, pendidikan, pengalaman, dan pengetahuan laparoskopi sebelum pelatihan terhadap perubahan keterampilan navigasi kamera laparoskopi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental (pre-post interventional study). Jumlah subyek 23 orang, intervensi berupa pelatihan navigasi kamera laparoskopi menggunakan kotak pelvik. Penilaian dikerjakan sebelum pelatihan, 1 minggu, 2 minggu, 3 minggu setelah pelatihan dengan menggunakan Objective Structured Assessment Of Camera Navigation Skills (OSA CNS) oleh dua orang Konsultan. Analisis data menggunakan perbandingan rerata 2 kelompok berpasangan, yaitu: paired-T test. Hasil penelitian: terdapat perubahan skor OSA CNS sebelum dan setelah penelitian yang bermakna secara statistik, di mana penilaian 3 minggu setelah pelatihan menunjukkan perubahan terbesar. Analisis lebih lanjut didapatkan bahwa jenis kelamin perempuan dan pengalaman merupakan faktor yang berhubungan dengan perubahan keterampilan navigasi kamera laparoskopi setelah pelatihan. Kata kunci: kamera laparoskopi; keterampilan navigasi; OSA CNS; pelatihan
This research objective were to know benefits of laparoscopic camera navigation training in the pelvic box in improving laparoscopic camera navigation skills of participants in the Obstetric and Gynaecology recidency program Faculty of Medicine Universitas Indonesia. Other objective was to find out the relationship between age, sex, interests, education, experience, and laparoscopic knowledge before training on changes in laparoscopic camera navigation skills. This research was experimental study (pre-post interventional study). The number of subjects was 23 samples, the intervention was camera navigation training in the pelvic box. Assesment was carried out before training, 1 week, 2 week, 3 week after traing used Objective structured assessment of camera navigation skills (OSA CNS) by two consultants. Data analysis used mean comparison of 2 pair groups: paired-T test. Results: there was statistically significant different OSA CNS score before and after training, where asessment 3 weeks after training showed the greatest change. Further analysis revealed female gender and low experience were related to changes in laparoscopic camera navigation skills after training. Keywords: laparoscopy camera; navigation skill; OSA CNS; training
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58690
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Hari Sandi Sumardi Wiranegara
Abstrak :
Kanker ovarium masih menempati urutan kedua terbanyak dalam keganasan ginekologi dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada perempuan. Banyak bukti menunjukkan bahwa kanker ovarium umunya dalam pengaruh stress oksidatif. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas stress oksidatif melalui pengukuran enzim Superoxide Dismutase (SOD) dan kadar Malondialdehyde (MDA) pada penderita keganasan ovarium dibandingkan dengan penderita tumor jinak ovarium. Penelitian dilakukan dengan uji potong-lintang yang dilaksanalan di Ruang Rawat Kebidanan Ginekologi RSCM Jakarta, RS Persahabatan Jakarta dan RS Fatmawati Jakarta pada Juli hingga Desember 2018. Seluruh penderita keganasan ovarium dan penderita tumor jinak ovarium yang memenuhi kriteria diikutsertakan dalam penelitian ini. Darah penderita tumor ovarium diambil sebelum dilakukan operasi, lalu sampel dilakukan pengukuran kadar SOD dan MDA. Terdapat 35 penderita keganasan ovarium dan 43 penderita tumor jinak ovarium yang diikutsertakan dalam penelitian ini. Rerata atau median kadar SOD dan MDA pada penderita keganasan ovarium adalah 1,23 (0,24-5,709) dan 0,803 ± 0,316 , sementara rerata atau median kadar SOD dan MDA pada penderita tumor jinak ovarium adalah 0,488 (0,101-1,86) dan 0,634 ± 0,266. Terdapat perbedaan kadar SOD dan MDA yang bermakna antara kedua kelompok. Terdapat perbedaan kadar SOD yang bermakna antara penderita keganasan ovarium stadium awal dengan penderita keganasan ovarium stadium lanjut. Sementara pada pemeriksaan MDA tidak terdapat perbedaan bermakna antara penderita stadium awal dengan stadium lanjut. Kesimpullan pada penelitian ini terdapat perbedaan kadar SOD dan MDA yang bermakna antara penderita keganasan ovarium dengan penderita tumor jinak ovarium.
Ovarian cancer is the leading cause of death due to gynecological malignancies among women. A lot of evidence shows that ovarian cancer is generally influenced by oxidative stress. In this study aims to determine the activity of SOD enzymes and MDA levels in patients with ovarian malignancies and patients with benign ovarian tumors. The study was conducted by cross-sectional tests carried out in the RSCM Jakarta Gynecology Obstetric Room and Persahabatan Hospital Jakarta and Fatmawati Hospital Jakarta in July to December 2018. All patients with ovarian malignancies and patients with benign ovarian tumors who met the criteria were included in this study. Blood from ovarian tumor patients taken before surgery, then the samples were measured for SOD and MDA levels. There were 35 ovarian malignancies and 43 patients with benign ovarian tumors included in the study. The mean or median level of SOD and MDA in patients with ovarian malignancy is 1.23 (0.24 - 5.709) and 0.803 ± 0.316, while the mean or median level of SOD and MDA in patients with benign ovarian tumors is 0.488 (0.101-1.86) and 0.634 ± 0.266. There were significant differences in SOD and MDA levels between the two groups. There were significant differences in SOD levels between patients with early-stage ovarian malignancies and those with advanced ovarian malignancies. While on MDA examination there were no significant differences between patients with early stages with advanced stages. Conclusion in this study were significant differences in SOD and MDA levels between ovarian malignancies and patients with benign ovarian tumors
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library