Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Zalfadhia Nadirra Roshati
"Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa, disebut sebagai Bahasa Sumber (BSu), ke dalam teks bahasa lain, disebut sebagai Bahasa Sasaran (BSa). Teks yang diterjemahkan disebut Teks Sumber (TSu), sedangkan teks hasil terjemahan disebut Teks Sasaran (TSa). Menurut teori studi penerjemahan, pergeseran makna dapat terjadi akibat perbedaan karakteristik dan budaya dari kedua bahasa. Pada penelitian ini, penulis menganalisis pergeseran makna yang terjadi dalam penerjemahan Webtoon Indonesia berjudul “Terlalu Tampan” yang diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin dengan judul “美男家族” (Měinán Jiāzú). Analisis dilakukan dengan bertolak dari teknik penerjemahan dan teori pergeseran makna. Pergeseran makna pada penelitian ini meliputi pergeseran makna wajib (pergeseran makna generik ke makna spesifik dan sebaliknya) dan pergeseran makna bebas (pergeseran sudut pandang budaya).
Translation is the activity of transferring written messages from the text of one language, referred to as the Source Language (SL), into the text of another language, referred to as the Target Language (TL). The original text is called the Source Text (ST), while the translated text is called the Target Text (TT). According to translation studies, meaning shifts can occur due to different characteristics and cultures of the two languages. In this project, the author analyses meaning shifts that occur in the translation of Indonesian Webtoon "Terlalu Tampan" which was translated into "美男家族" (Měinán Jiāzú) in Mandarin Chinese. The project analysis is based on translation procedures and meaning shift theory. Meaning shifts in this project include obligatory meaning shift (generic meaning to specific meaning shift and vice versa) and optional meaning shift (meaning shift in cultural viewpoints)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Maria Antonia Wilhelmina
"Etnis Tionghoa adalah salah satu etnis terbanyak ke-18 dari total 1.340 etnis di Indonesia berdasarkan data BPS 2010. Nama seseorang menjadi identitas diri seseorang. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa makna nama Tionghoa bagi masyarakat etnis Tionghoa kelahiran sebelum 1967, cara adaptasi apa yang digunakan untuk mengubah nama Tionghoa menjadi nama Indonesia untuk masyarakat kelahiran sebelum tahun 1967 di Indonesia, cara adaptasi apa yang digunakan untuk mengadaptasi nama Indonesia menjadi nama Tionghoa untuk masyarakat kelahiran sebelum tahun 1967 di Indonesia, dan apakah unsur budaya Cina masih dipertahankan untuk etnis Tionghoa yang lahir setelah tahun 1967. Pengambilan data dilakukan dengan studi dokumen untuk mendapatkan data dan studi pustaka sebagai sumber pelengkap data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode padan ekstralingual. Penelitian ini akan melakukan analisis perubahan fonologis dan analisis makna menggunakan kajian semiotik pada data nama yang terkumpul.
Chinese ethnic is the 18th most populated out of 1.340 ethnic groups in Indonesia based on BPS data taken in 2010. A person's name becomes a person's identity. The problem formulation in this study is what is the meaning of Chinese names for Chinese ethnic people born before 1967, what is the adaptation method used to change Chinese names to Indonesian names for people born before 1967 in Indonesia, what are the adaptation methods used to adapt Indonesian names to Chinese names for Chinese ethnic people born before 1967 in Indonesia, and are the elements of Chinese culture still maintained for Chinese ethnic people born after 1967. Data were collected by studying documents to obtain data and literature study as a complementary source of data. The method used in this study is the extralingual equivalent method. This study will analyze phonological changes and analyze meaning using semiotic studies on the collected name data."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rafidah Aulia
"Interjeksi atau kata seru seringkali digunakan dalam ujaran. Dalam bahasa Mandarin lisan, interjeksi memiliki fungsi emotif yang beragam. Kata哎呀aiya adalah salah satu interjeksi yang sering digunakan dalam bahasa Mandarin. Interjeksi ini kerap mempengaruhi makna dan suasana percakapan dari berbagai sisi. Penelitian ini menganalisis fungsi emotif dari interjeksi 哎呀aiya dalam drama serial Cina berjudul 人不彪悍枉少年Rén Bù Biāohàn Wǎng Shàonián “Manusia Takut Menyia-nyiakan Masa Muda” dan mengklasifikasikannya berdasarkan teori emosi oleh Paolo Santangelo (2001). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interjeksi 哎呀aiya dalam kalimat bahasa Mandarin dapat menunjukkan lima kelas emosi, yaitu (1) sikap positif beserta harapannya; (2) rasa puas; (3) emosi penonjolan nilai negatif; (4) emosi perlawanan agresif; dan (5) rasa tidak puas.
Interjections are often used in utterances. In spoken Mandarin, interjections have various emotive functions. Interjection 哎呀 aiya is one of the most frequently used interjection in Mandarin Language. This interjection oftentimes affects the meaning and atmosphere of the conversation from various sides. This research aimed to find out the emotive function of the interjection 哎呀 aiya in the Chinese drama series “人不彪悍枉少年” or known as ‘When We Were Young 2018’, and classify them based in the theory of emotion by Paolo Santangelo. The results of the research show that interjection 哎呀 aiya in Mandarin sentences can express five classes of emotions: (1) positive expectation and interaction, (2) satisfactory affects, (3) negative projection, (4) aggressive-opposing emotions, and (5) unsatisfactory affects."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library