Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siva Hamdani
Abstrak :
ABSTRAK
Saat ini pelayanan kesehatan di mmah sakit menjadi semakin kompleks dan hal ini merupakan peluang untuk tenjadinya kesalahan. Keselamatan pasien -upaya mencegah kesalahan medis- telah menjadi perhatian banyak pibak baik nasional maupun intemasional. Sejalan dengan berbagai program dijalankan untuk meningkatkan keselamatan pasien, diyakini bahwa kemampuan suatu institusi lmtuk rnencegah cedera hanya dapat direalisasikan jika dapat membangun budaya kcselamatan diantara stafnya. Langkah pertama yang dapat dilakukan oleh rumah sakit dalam mengembangkan program kcselamatan pasien adalah dengan melakukan survei budaya keselamatan pasien pada staiimya. Penilaian budaya keselamatan bermanfaat sebagai alat diagnom untuk mengidentitikasi area yang membutuhkan perbaikan, untuk mengevaluasi program keselamatan pasien dan pemenuhan terhadap standar/peraturan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Jakarta dari perspektif stat; tahun 2007. Matcdc pcnclitim; addm pandekatau kuantitatif dengan menggunakan data pixma: dan alat penelitiannya adalah kuesioner yang dibuat oleh AHRQ. Metode ini digabungkan dengan metode lcualitatifl Respondcn pcncltian bcrjumlah 110 meliputi kelompok tenaga medis, keperawatan dan penunjang. Pengambilan sampel dilakukan dengan proportional random sampling sehingga tiap kelompok tenaga terwakili. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Islam Jakarta dikategorikan sedang (mean=3,60) dan memiliki ciri postive walaupun belum kuat. Dari 12 variabel yang diteliti, staffing adalah dimensi dengan nilai mean terendah (3,29) dan keljasama dalam unit merupakan dimensi dengan nilai mean tertinggi (3,91) Terdapat semhilan butir pemyataan yang yang direspon negatif oleh lebih dari 20% responden. Menurut kelompok tenaga medis, frekuensi dari pelaporan kcjadian memiliki nilai mean terendah |f2,70) dan dimensi dengan nilai mean tertinggi adalah keljasama dalam unit (3,95). Menurut kelompok tenaga keperawatan, umpan balik dan komunikasi terhadap kesalahan adalah dimensi dengan nilai mean terendah (3,35) dan dimensi dengan nilai mean tertinggi adalah dimensi kcrjasama dalam unit (3,96). Pada kelompok tenaga penunjang, staffing merupakan dimensi dengan nilai mean terendah (2,95) dan dimensi dengan nilai tertinggi adalah dimensi komunikasi terbuka (4,18). Pada analisis berdasarkan unit kerja, unit gawat darurat memiliki nilai mean terendah umuk hampir semua variabel budaya keselamatan, kecuali staffing, dengan nilai mean total 2,l8, namun hasil ini tidak sesuai dengan hasil wawancara. Kesimpulan dari penelitian ini adalah budaya kesclamatan pasicn di Rumah Sakit Islam Jakarta dikategorikan sedang dan memiliki karakteristik budaya positif walaupun belum kuat, dengan dimensi terlemah adalah staiing. Staff yang rigid terhadap perubahan dapat menjadi ancaman bagi pengembangan program keselamatan pasien, namun di sisi Iain rumah sakit memiliki peluang potensial yakni staf yang berpendidikan tinggi. Unit gawat darurat merupakan merupakan unit yang perlu mendapatkan perhatian lebih besar dalam mengembangkan progmm keselaman pasien. Mengingat bahwa untuk mcngembangkan program keselamatan pasien dibutuhkan Iaporan dari insiden, maka disarankan tim manajemcn risiko untuk secara intensif mensosialisasikan pelaporan insiden dan manajemen rumah sakit dapat secara aktif membantu untuk meningkatkan keterlibatan dolcter senior dalam program
ABSTRACT
Today?s, health care in hospital become more complex and the opportunities for errors abound. Patient safety-the prevention of medical error-have become central concems both nationally and internationally. While a variety programs are being pushed to improve patient safety, the belief growing that institution?s ability to avoid harm will be realize only when its able to create a culture of safety among its staff The first step to improve patient safety program in hospital is get patient safety culture stuyey on their staff Safety culture assessment can be used as diagnostic tools to identified areas for improvement, to evaluate patient safety program, conduct internal and external benchmarking and fulfill regulatory requirement. The ptupose of this research is to know patient safety culture from Rumah Sakit Islam Jal
2007
T34583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rochimiah
Abstrak :
Berdasarkan Kepmenkes no 129 tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar pelayanan farmasi untuk tidak adanya kejadian kesalahan pemberian obat adalah 100 %. Kejadian kesalahan pemberian obat dari bagian farmasi di RS ?X? masih selalu muncul walaupun sudah ada Standar Prosedur Operasional (SPO). Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan. Metode penelitian ini adalah kualitatif dengan melakukan analisis konten. Peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Dari hasil penelitian didapatkan faktor penyebab kejadian kesalahan pemberian obat yang perlu diperbaiki adalah faktor supervisi terhadap pelaksanaan SPO, lingkungan kerja fisik, kelelahan, stress dan interupsi, beban kerja serta ketrampilan dan pengetahuan petugas.
Based on Kepmenkes No. 129 year 2008 about Minimum Service Standards Hospitals, pharmaceutical service standards for the absence of medication error occurrence is 100%. Incidence of medication errors in a hospital "X" pharmacy section was always appear despite existing Standard Operating Procedures (SOPs). The purpose of this research is to identify and analyze the factors that caused the error. This is a qualitative research method with content analysis. Researchers conducted in-depth interviews, observation and document review. From the results, the causes of medication error events that need to be improved is the supervision of the implementation of SPO factors, physical work environment, fatigue, stress and interruptions, workload and skill and knowledge workers.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T41900
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Shinta Rengganis
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Nur Shinta RengganisProgram Studi : Ilmu Kesehatan MasyarakatJudul : Determinan Perilaku Cuci Tangan pada Anak Usia 9-14 Tahun diKecamatan Kroya Kabupaten Cilacap Tahun 2018Pembimbing : Dr. Dian Ayubi S.KM, M.QIHTemuan penyakit demam tifoid tertinggi di Jawa Tengah berasal dari tiga kabupaten,salah satunya adalah Kabupaten Cilacap. Peningkatan kasus demam tifoid terjadi selamatiga tahun berturut-turut di Puskesmas Kroya I. Salah satu perilaku penyebab penularanpenyakit demam tifoid adalah perilaku cuci tangan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku cuci tangan di Kecamatan Kroya.Penelitian dilakukan di Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap, menggunakan desain crosssectional dengan jumlah sampel sebanyak 136 anak usia 9-14 tahun. Data dikumpulkanmelalui wawancara dengan pedoman kuesioner yang telah diuji validitas danreliabilitasnya serta dianalisis menggunakan regresi logistik ganda melalui aplikasistastitik. Hasil penelitian menunjukkan 73,5 responden berperilaku cuci tangan kurangbenar. Hasil analisis menunjukkan pengetahuan, sikap, dan dukungan teman berhubungansecara signifikan dengan perilaku cuci tangan. Pengetahuan merupakan variabel dominandalam perilaku cuci tangan pada anak usia 9-14 tahun, responden dengan pengetahuantinggi berpeluang untuk berperilaku cuci tangan baik 11,86 kali dibandingkan respondendengan pengetahuan rendah. Puskesmas diharapkan memperkaya materi penyuluhankepada anak dan orangtua serta lebih memaksimalkan program dokter kecil sebagai peereducator anak.Kata Kunci: Perilaku Cuci Tangan, Anak, Pengetahuan
ABSTRACT
Name Nur Shinta RengganisStudy Program Public Health ScienceTitle Determinant of Handwashing Behavior among Children Aged 9 14years old in Subdistrict Kroya, Cilacap Regency, 2018Counsellor Dr. Dian Ayubi S.KM, M.QIHThe highest tifoid fever disease in Central Java came from three district, one of them isCilacap District. One of the typhoid fever transmission behaviors is hand washing. Theobjective of this study was to identify factors related to handwashing behavior in KroyaSubdistrict. The research was conducted in Kroya I rsquo s Health Center Cilacap Regency byusing cross sectional design with 136 samples from children aged 9 14 years old. Datawere collected through interviews with questionnaires that had been tested for validityand reliability then analyzed with multivariate logistic regression through stastisticapplication. The results showed 73.5 of respondents have not correct handwashingbehavior. The results show that knowledge, attitude, and friend supports relatedsignificantly with handwashing behavior. Knowledge is dominant variable onhandwashing behavior in children aged 9 14 years old, respondents with high knowledgehave a chance 11,86 times to have correct handwashing behavior compared torespondents with low knowledge. Health Center Care is expected to enrich the extensionmaterials to children and parents as well as to maximize peer educators program.Keyword Handwashing Behavior, Children, Knowledge
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Andreyna Saragi
Abstrak :
Sistem perairan memiliki nilai dan peran dalam masyarakat yaitu nilai ekonomi, nilai sosial, dan nilai lingkungan ekologis. Namun, peningkatan populasi dan sifat kegiatan manusia yang cenderung mengeksploitasi alam pada akhirnya mengganggu siklus air, menyebabkan degradasi lingkungan, dan juga menurunkan nilai perairan. Situ Rawa Besar adalah situ yang berfungsi sebagai kawasan resapan air, kenyataannya kualitas perairan Situ Rawa Besar rendah. Saat ini, timbul cemaran bau dari perairan Situ Rawa Besar, padahal sudah ada upaya yang dilakukan pemerintah terkait pengelolaan situ. Masalah pada riset ini adalah belum diketahui kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini, sumber dampak dari rendahnya kualitas perairan, dan alternatif solusi terbaik dari permasalahan kualitas perairan Situ Rawa Besar terkait pengelolaan situ secara berkelanjutan. Tujuan pada riset ini adalah menganalisis kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini ditinjau dari parameter kimia, mikrobiologi, dan plankton, menganalisis sumber dampak, serta memilih alternatif terbaik untuk memperbaiki kualitas perairan Situ Rawa Besar. Metode yang digunakan adalah metode campuran (mixed method) yaitu metode kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan kualitatif. Penetapan alternatif solusi terbaik menggunakan model AHP. Hasil riset ini menunjukkan bahwa kualitas perairan Situ Rawa Besar saat ini ditinjau dari parameter kimia, mikrobiologi, dan plankton yaitu tidak memenuhi baku mutu dan menunjukan kondisi perairan yang labil. Sumber dampak rendahnya kualitas perairan di Situ Rawa Besar dari frekuensi terbesar hingga terendah adalah alih fungsi lahan, limbah domestik cair, keramba, dan limbah domestik padat. Alternatif solusi terbaik untuk memperbaiki kualitas perairan Situ Rawa Besar ditinjau dari kriteria manfaat langsung, biaya, waktu dan partisipasi masyarakat adalah lahan basah buatan. Kesimpulan pada riset ini adalah kualitas perairan Situ Rawa Besar dapat diperbaiki dengan membangun lahan basah buatan. ......Water systems have values ​​and roles in society, namely economic values, social values, and ecological environmental values. However, increasing the population and the nature of human activities that tend to exploit nature ultimately disrupt the water cycle, cause environmental degradation, and also reduce the value of waters. Situ Rawa Besar is a situ that functions as a water catchment area the quality of Situ Rawa Besar waters is low. Currently, odor contamination arises from the waters of Situ Rawa Besar, even though there have been efforts by the government related to situ management. The problem in this research is that the quality of Situ Rawa Besar waters is unknown, the source of the impact of the low quality of waters, and the best alternative solution to the problem of Situ Rawa Besar waters quality related to the sustainable management of situ. The purpose of this research is to analyze the current quality of Situ Rawa Besar waters in terms of chemical and microbiological parameters, analyze the source of impacts, and choose the best alternative to improve the quality of Situ Rawa Besar waters. The method used is a mixed-method, namely quantitative and qualitative methods with a qualitative approach. Determination of the best alternative solutions using the AHP model. The results of this research indicate that the quality of Situ Rawa Besar waters in terms of chemical, microbiological, and plankton parameters is not meeting the quality standards and showing unstable water conditions. The source of the impact of the low quality of waters in Situ Rawa Besar from the largest to the lowest frequency is land-use change, liquid domestic waste, cages, and solid domestic waste. The best alternative solution to improve the quality of Situ Rawa Besar waters in terms of the criteria of direct benefits, costs, time and community participation is constructed wetlands. This research concludes that the quality of Situ Rawa Besar waters can be improved by building constructed wetlands
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Uiniversitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library