Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Refi Fitri H. NST
"Pada era globalisasi saat ini terdapat kecenderungan meningkatnya tuntutan dan dugaan kejadian kesalahan medik yang berbias ke malpraktik. Hampir setiap tindakan medik menyimpan risiko. Kesalahan medik dengan konsckuensi serius paling sering terjadi Salah satunya di Unit Gawat Darurat. Masalah asuhan klinis di Unit Gawat Darurat apabila tidak dikenali dan dipahami dengan baik dapat merugikan pasien, bahkan rumah sakit itu sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai pengetahuan, sikap, dan persepsi tenaga kesehatan terhadap kesalahan medik yang nantinya diharapkan dapat meminimalisasikan texjadinya kesalahan medik. Penelitian dilakukan di unit gawat darurat RS ”X” dengan 10 informan yang terdiri dari manager, kepala seksi, kepala ruangan, ketua kelompok perawat, dokter dan perawat pelaksana yang bertugas di unit tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu wawancara mendaiam, obsen/asi, dan tclaah dokumen. Analisis data dilakukan dengan metode analisis isi (content anabzsis) yaitu membandingkan hasil penelitian dengan teori dalam kepustakaan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah mengetahui tentang pengertian kesalahan medik, sumber-sumber kesalahan medik, dampak kesalahan medik, dan upaya kesalahan medik, namun untuk tipe-tipe kesalahan medik informan belum mengetahuinya. Sikap informan terhadap kesalahan medik, informan menilai bahwa kesalahancadalah hal yang wajar. Kewlahan tidak texjadi apabila mengikuti prosedur dengan benar. SDM terampil dan fasilitas cukup memadai, hanya ruangan yang belum memadai dinilai sebagai sumber kesalahan medik. Kesalahan medik dapat bcrdampak positif dan negatiti Informan menilai sikap pimpinan dalam mengantispasi kesalahan medik kurang sesuai. Persepsi infomian tentang kesalahan medik menunjukkan bahwa kesalahan medik texjadi dikarenakan kasus sulit, pasien banyak, dan harus melakukan tindakan dengan cepat. Faktor manusia, komunikasi, pasien, merupakan sumbcij terjadinya kesalahan medik.
Kesalahan medik bukan hanya bcrdampak pada pasicn, namun berdampak juga pada pemberi pelayanan. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisasikan kesalahan medik dapat dilakulcan dengan pelatihan, refreshing keilmuan, kolaborasi sesama tim, memperbaiki komunikasi, dan melaksanakan tindakan sesuai SOP.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, dan persepsi tenaga kesehatan di unit tersebut cukup baik namun tidak dibarengi dengan tindakan, sarana dan prasarana yang rnemadai, pengawasan yang memadai dari tim manajemen risiko, dan sistem rujukan pasien yang kurang baik sehingga menyulitl-can keluarga pasien. Mengingat bahwa salah satu usaha untuk meminimalisasikan kesalahan medik adalah dcngan rnembuat Iaporan insiden, maka disarankan tim manajemen risiko untuk secara intensif mensosialisasikan pelaporan insidcn dan menyediakan buku panduan mengenai bentuk~bentuk kesalahan yang harus dilaporkan dan pihak rumah sakit membuat kebijakan yang isinya adalah mernberikan jaminan tidak akan memberikan sanksi kepada yang melakukan kesalahan dan melaporkan kesalahan medik yang terjadi.
......
In current globalization era there is tendency of increasing demand and medical error cases estimation that biased to malpractice. Almost all of medical action has risk. Medical error with serious consequence is the most frequent cases in Emergency Unit. If clinical upbringing cases in Emergency Unit not recognized and comprehended well would harm patient, stahl even the hospital. This research aim to gather information toward knowledge, attitude and health force assessment toward medical error that later would minimize medical error.
Research conducted in emergency unit of RS “X” with 10 informant that consist of manager, chief section, chief executive, nurse group leader, doctor and muse administrator that undertake the unit. Research method used is qualitative method that is circumstantial interview, observation, and document study. Data analysis conducted with content analysis method that is research result with bibliography theory.
Research result shows that informant has recognize about medical error interpretation, medical error sources, medical error impact, and medical error efforts, however for medic types informer not yet know it. Informant behavior toward medical error, informant assess that mistake is spontaneous. Mistake would not occur if following the right procedure, skilled SDM and adequate facility, only room that not yet adequate assessed as medical error source.
Medical error could affect positively and negatively. Informant assessed leader behavior in anticipating medical error less suitable. Informant assessment toward medical error shows that medical error occurs because of complicated cases, excessive patient, and act quickly. Human factor, communication, patient, is source of medical error. Medical error was not only affecting patient, but also affecting service giver. Efforts conducted to minimizing medical error could do by training, knowledge refreshing, team collaboration, fixing communication, and conduct act that appropriate with SOP.
Conclusion Hom this research is knowledge, attitude, and health force assessment in those unit is quite well but not along with action, adequate medium and infrastructure, adequate monitoring from risk management team, and patient reference system that less good so that complicate patient family. Considering that one of the efforts to minimize medical error is making incidental report, so that suggested risk management team intensively socialize incident report and providing guidance book toward fallacies that had to be reported and hospital that make policy, which has content of guaranteed would not give sanction to the one who do mistake and reporting medical error occurred."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi
"Rumah sakit Islam adalah sebuah media pelayanan kesehatan untuk mengartikulasikan Islam dalam pelayanan sehari-hari. Dalam falsafahnya Rumah sakit Islam Jakarta adalah perwujudan dari iman dan amal sholeh kepada Allah dan menjadikannya sebagai sarana ibadah. Di setiap sudut ruang di RS1 Jakarta terparnpang hadis senyum adalah sedekah, tetapi setiap penulis berkunjung kesana jarang mendapat senyarnan. Di misi RSI Jakarta ingin mewujudkan Pelayanan kesehatan yang Islami, profesional dan bermutu dengan tetap peduli pada kaum dhu'afa. Di sisi lain obat-obatan yang dipakai masih mengandung alkohol, pelayanan pasien kandungan masih ditangani dokter spesialis pria. Di jam kerja penulis sering menemui karyawan RSI Jakarta di tempat parkir.
Tujuan penelitian ini adalah didapatkannya gambaran Kepemimpinan, Budaya Organisasi Islami dan Produktivitas Karyawan di Rumah Sakit Islam Jakarta. Penelitian ini menggunakart metode cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 310 responden dan satu orang inforrnan yaitu direktur SDM dan Pembinaan Rohani RSI Jakarta.
Pada penelitian ini didapatkan basil bahwa, nilai-nilai Islam barn diterapkan dalam bentuk simbol seperti pakaian muslimah tetapi di sisi lain RSI Jakarta masih menggunakan simbol Aesculap yang tidak Islami. Untuk Pelayanan belum dilakukan pernisahan antara petugas pria untuk pasien pria demikian pula sebaliknya. Keteladanan juga didapati bet= kuat di RS1 Jakarta. Sedangkan untuk produktivitas karyawan sudah baik.
Pada saat ini Kepemimpinan di RSI Jakarta belum kuat, demikian pula dengan Budaya Organisasi Islaminya, sedangkan untuk Produktivitas Karyawan sudah balk. Untuk itu sebaiknya RS1 Jakarta para pimpinannya lebih berkornitinen untuk menjadi teladan bagi para stafnya. Mulai dirintis pelayanan pasien dengan menggunakan sistem gender, bila ha] itu tidak bisa dilakukan lebih balk rnemperbanyak petugas wanita mengingat batasan aurat wanita yang bokh dilihat yaitu wajah dan telapak tangan. Memperbanyak dialog antara pimpinan dengan staf, staf dengan staf baik di dalam unit kerja yang sama maupun dengan unit kerja lainnya.
......Islam Hospital is a health service media for articulating Islam in daily services. In philosophy of Islam Hospital Jakarta is a form of faith and good deed to Allah and make it as religious medium. In every corner of RS1 Jakarta, shown hadis of smile is alms, but every the writer come he rarely got smile. RS1 Jakarta mission is realizing Islamic health service, professional and certifiable by still caring dhu'afa people. In the other side, used medicine was still containing alcohol, obstetrical patient service still performed by man specialty doctor. In work hour, writer often meet RS1 Jakarta staffs in parking area.
This research purpose is obtaining description of leadership, Islamic organizational culture and staffs productivity at RS1 Jakarta. This research is using cross sectional method with total respondents of 310 people and I informant whose director of SDM and spiritual construction of RSI Jakarta.
From this research obtained that Islamic values implemented in the form of symbolic such as rnuslimah cloths but in the other side RS1 Jakarta still using non Islamic Aesculap symbol. For services not yet performed separation between man staffs for man patient and in the contrary. Compliance obtained not yet strong in RSI Jakarta. While, staffs productivity has already well.
Recently leadership in RSI Jakarta not yet strong, thus with Islamic organizational culture, while for staffs productivity is well. Therefore, it is better for leader of RSI Jakarta more committed to become model for their staffs. Patient services start be pioneered by using gender system, if it could not performed, it is better to increase woman staffs considering woman aurat are face and hand palm. Increasing dialogues between chief-staffs and staffs-staffs whether in the same working unit and other working unit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34321
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkah Afifah Oktaviani
"Terapi cairan infus intravena merupakan prosedur perawatan invasif yang umum di ruang rawat inap rumah sakit. Terapi cairan infus diresepkan untuk memulihkan atau mempertahankan status hidrasi dan elektrolit. Monitoring terapi cairan infus merupakan suatu proses yang kompleks dan berkelanjutan. Pemantauan bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas infus dan untuk menghindari potensi komplikasi kelebihan cairan serta ketidakseimbangan elektrolit. Pemberian terapi cairan yang salah akan menimbulkan dampak merugikan bagi klien. Pelaksanaan monitoring terapi cairan infus dan dokumentasi keperawatan yang optimal diharapkan dapat menghindari terjadinya kesalahan dalam pemberian obat. Pemasangan stiker infus juga diharapkan dapat menjadi alat perawat untuk meningkatkan efektivitas monitoring terapi cairan di ruang rawat inap.
......
Intravenous infusion fluid therapy is a common invasive treatment procedure in hospital inpatient rooms. Intravenous fluid therapy is prescribed to restore or maintain hydration and electrolyte status. Monitoring infusion therapy is a complex and ongoing process. Monitoring aims to evaluate the effectiveness of the infusion and to avoid potential complications of fluid overload and electrolyte accommodation. Providing the wrong fluid therapy will cause harm to the client. Implementation of optimal monitoring of infusion fluid therapy and limitations is expected to avoid medication administration error. The installation of infusion stickers is also expected to be a tool for nurses to increase the effectiveness of monitoring fluid therapy in inpatient rooms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library