Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adhitya Sigit Ramadianto
"Latar belakang. Pemeriksaan kecakapan kerja merupakan adalah pemeriksaan psikiatri forensik yang berperan penting dalam menjaga hak-hak orang dengan gangguan jiwa ataupun masalah kejiwaan atas penghidupan yang layak, tetapi juga memiliki tantangan medikolegal tersendiri yang menyebabkan psikiater kerap merasa tidak siap untuk melaksanakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesiapan psikiater untuk melaksanakan pemeriksaan psikiatri forensik untuk kecakapan kerja dan faktor yang berhubungan. Metode. Penelitian ini merupakan sebuah studi potong lintang dengan kuesioner daring yang menelaah tingkat kesiapan (self-efficacy) psikiater untuk melaksanakan pemeriksaan psikiatri forensik untuk kecakapan kerja. Pengambilan data dilakukan secara total sampling pada seluruh psikiater di Indonesia. Tingkat kesiapan diukur melalui 8 butir pernyataan yang dinilai pada skala 0 sampai 10, sedangkan faktor yang berhubungan terdiri dari faktor individual, fasilitas layanan kesehatan, dan regulasi. Hasil. Tingkat kesiapan psikiater untuk melaksanakan pemeriksaan psikiatri forensik untuk kecakapan kerja berada pada median skor 6 (rentang interkuartil 5—8). Faktor yang memiliki hubungan bermakna dengan tingkat kesiapan meliputi asal institusi pendidikan spesialis, pengalaman mengelola kasus selama pendidikan, persepsi kecukupan materi/pengalaman selama pendidikan, pengalaman praktik pemeriksaan kecakapan kerja, jenis fasilitas layanan kesehatan, ketersediaan dan keterlibatan langsung dalam layanan psikiatri forensik, ketersediaan dokter subspesialis psikiatri forensik, dokter subspesialis selain psikiatri forensik, dan psikolog klinis, serta ketersediaan instrumen pengukuran profil kecerdasan dan profil kepribadian, penetapan tim pemeriksan oleh pimpinan, ketersediaan prosedur operasional baku pemeriksaan, serta ketersediaan format baku surat persetujuan dan laporan hasil pemeriksaan. Pembahasan. Pengalaman psikiater melaksanakan pemeriksaan kecakapan kerja, di masa pendidikan ataupun setelahnya, masih sangat beragam, padahal pengalaman praktik menjadi salah satu faktor yang konsisten berhubungan dengan tingkat kesiapan. Psikiater memiliki tingkat kesiapan yang lebih baik jika memiliki sumber daya dan fasilitas yang meamdai, tetapi masih banyak psikiater yang bekerja tanpa sumber daya yang disyaratkan oleh Peraturan Menteri Kesehatan. Temuan penelitian ini dapat menjadi masukan yang relevan bagi pengembangan pendidikan, pelayanan, dan penelitian psikiatri forensik di Indonesia.

Introduction. Fitness-to-work (FtW) assessment is an essential forensic psychiatric asssessment to protection the rights of persons with mental health issues to work and reasonable standards of living. However, the assessment comes with medicolegal risks which keeps psychiatrists from practicing it confidently. This study aims to examine psychiatrists’ self-efficacy in performing FtW assessment and related factors. Methods. This is a cross-sectional study using online questionnaire to examine psychiatrists’ self- efficacy in performing FtW assessment. Data was collected from a total sampling of psychiatrists in Indonesia. Self-efficacy was scored on a scale of 0 to 10, while related factors include individual, healthcare facility, and regulatory factors. Results. Psychiatrists’ self-efficacy in performing FtW assessment has a median of 6 (interquartile range 5—8). Significantly related factors were institution of psychiatric residency, experience of FtW assessment during residency, perception of adequate training, experiene of FtW assessment as a psychiatrist, type of healthcare facility, direct involvement in forensic psychiatry services, availability of forensic psychiatrists, other psychiatric subspecialists, clinical psychologists, intelligence and personality measurements, official appointment from facility leadership, standard operating procedure, and standard format for consent and report. Discussion. Psychiatrists’ experience in conducting FtW assessment vary widely, yet it is an important factor related to self-efficacy. Psychatrists show higher self-efficacy when equipped with adequate resources and facilities. However, many still work without such arrangement as regulated by the Ministry of Health Bylaw. The results of this research can be an important resource for advocacy to improve forensic psychiatry services, education, and research in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Aseana
"Latar belakang:  Seorang Prajurit Siswa yang menjalankan pendidikan pertama militer telah lulus dari proses rekrutmen diantaranya tes kesehatan jiwa. Namun pada saat menjalankan pendidikan pertama militer, beberapa kejadian pelanggaran dilakukan oleh Prajurit Siswa. Kejadian pelanggaran tersebut berpotensi menjadi pelanggaran berat. Penelitian ini menilai hubungan resiliensi pada Prajurit Siswa saat menjalankan pendidikan dihubungkan dengan kejadian pelanggaran. Metode: Subyek penelitian sebanyak 221 Prajurit Siswa Tamtama yang menjalankan pendidikan di Skadron Pendidikan 404 Pangkalan Udara Adi Sumarmo Solo. Penelitian dilakukan pada Februari 2019. Instrumen yang digunakan untuk mengukur resiliensi adalah CD-RISC dan kejadian pelanggaran didapatkan dari data yang dimiliki oleh Skaron Pendidikan 404. Seluruh data dianalisa dengan menggunakan SPSS. Hasil: Rata-rata resiliensi subyek penelitian adalah 77 (41-100). Adanya hubungan antara pendidikan subyek penelitian dan kejadian pelanggaran (p=0.007). Terdapat hubungan antara skala kontrol diri dan pendidikan pada subyek penelitian (p=0.02) dengan hasil kontrol diri subyek penelitian dengan pendidikan SMA lebih baik daripada STM. Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara resiliensi dan kejadian pelanggaran pada Prajurit Siswa Tamtama.
Background: Military students who underwent early military education had passed recruitment process which included psychiatric assessment. However, some rule violations were still observed and these violations could potentially lead to severe rule violation. This study aims to determine the association between resilliency and the occurence of rule violation among basic stage military students in Indonesia Air Force. Methods: This study consisted of 221 basic stage military students that underwent education process in Skadron Pendidikan 404 Adi Sumarmo Airforce Base. It was performed in February 2019. The instruments used to measure resiliency were CD-RISC and the number of rule violations was obtained from the Skadron Pendidikan 404s database. All data was analyzed using SPSS. Results: The mean score of resiliency was 77 (41-100). There is a relationship between education level and the number of rule violations (p=0.007). There is a relationship between the scale of self control and education level (p=0.02). Self control in the studys subjects were better for those who finished senior high school than those who finished vocational high school. Conclusion: There is no association found between resilliency and the occurence of rule violation among basic stage military students."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Duti Ardi Suarjani Putri Lestari
"Permintaan Surat Keterangan Kesehatan Jiwa (SKKJ) setiap tahunnya semakin meningkat dari sisi jumlah dan jenisnya termasuk SKKJ Laik Kerja untuk evaluasi kelaikan bekerja, begitu pula di Rumah Sakit Jiwa Profesor Dr. Soerojo Magelang sebagai pusat rujukan di Jawa Tengah dan sekitarrnya serta di Rumah Sakit Umum Pendidikan Nasional dr. Cipto Mangunkusumo sebagai pusat rujukan nasional. Penelitian ini bertujuan mencari standar prosedur penilaian laik kerja untuk menghasilkan laporan psikiatri forensik yang objektif untuk mencegah timbulnya permasalahan hukum. Studi ini disusun dengan desain tinjauan sistematis kualitatif dengan menggunakan metode PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses). Pertanyaan klinis diformulasikan dengan model PICO, (P): mental health problem or mental health disorder or psychiatric problem or psychiatric disorder or work disability, (I): fit-to-work examination or fit-to-work evaluation or fit-to-work assessment or fitness-for-duty examination or fitness-for-duty evaluation or fitness-for-duty assessment, (C): Comparative intervention: -, (O): psychiatric report or forensic psychiatry report. Pencarian dilakukan pada database Pubmed, Scopus, ProQuest, PsycInfo dan Cochrane.Dari pencarian literatur, didapatkan 5 literatur yang sesuai dengan pertanyaan klinis. Literatur tersebut kemudian ditelaah kritis menggunakan pedoman AACODS untuk grey literature. Setelah itu, dilakukan analisis dan perbandingan antara satu literatur dengan literatur lainnya. Analisis mencakup langkah langkah prosedural pemeriksaan dalam penilaian laik kerja dan formulasi hasil pemeriksaan dalam membentuk pendapat terkait penilaian laik kerja. Dengan memahami langkah-langkah prosedural pemeriksaan dalam penilaian laik kerja dan formulasi hasil pemeriksaan dalam membentuk pendapat terkait penilaian laik kerja menghasilkan laporan logis yang objektif untuk mencegah timbulnya permasalahan hukum.

The request for mental health medical certificate is increasing each year, including fit-to-work or fitness-for-duty (FFD) evaluation. This also occurs in Prof. Dr. Soerojo Mental Health Hospital, Magelang, as a referral center in Central Java, and in dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital, as a referral center in Indonesia. This study aimed to search for a standardized FFD evaluation in order to release accurate and objective forensic psychiatry report and minimize the risk of legal conflict and dispute. This qualitative systematic review used PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-analyses) method. The clinical question was formulated with PICO model, with (P): mental health problem or mental health disorder or psychiatric problem or psychiatric disorder or work disability, (I): fit-to-work examination or fit-to-work evaluation or fit-to-work assessment or fitness-for-duty examination or fitness-for-duty evaluation or fitness-for-duty assessment, (C): Comparative intervention: -, (O): psychiatric report or forensic psychiatry report. The search was conducted in Pubmed, Scopus, ProQuest, PsycInfo, and Cochrane databases. The search yielded 5 matched articles. These articles were then critically appraised using AACODS Grey Literature Guideline. These articles were analyzed and compared to each other afterwards. The analysis included the steps of FFD examination procedure, and the formulation of opinions based on the examination. Understanding the steps of FFD examination procedure and formulating opinions regarding fitness-to-work based on the examination are essential to create an objective and logical report thus preventing legal dispute."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library