Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Santi Anggraini
"ABSTRAK
Latar Belakang : Perubahan yang terjadi pasca bedah pada area wajah dan leher
dapat menyebabkan perubahan fisik, yang termasuk didalamnya perubahan
Penampilan Wajah dan Leher yang dapat mempengaruhi Quality of Life Pasien.
Tujuan: Menilai perbedaan QOL antara pasien dengan kategori simetri jika
dibandingkan dengan pasien kategori asimetri pada pasien pasca reseksi
mandibula dengan rekonstruksi pelat pada kasus ameloblastoma.
Metode Penelitian: 20 subyek penelitian dilakukan penilaian QOL dengan
menggunakan University of Washington Questionnaire (UW QOL) versi Bahasa
Indonesia yang telah dilakukan cross cultural adaptation serta memiliki 8 item
pernyataan yang valid dengan nilai konsistensi Alpha Cronbach?s sebesar 0,817.
Penilaian perubahan fisik dilakukan dengan menggunakan fotografi frontal ekstra
oral dengan membuat kategori asimetri, dengan perhitungan asymmetry index dan
perhitungan pergeseran menton.
Hasil : Terdapat perbedaan QOL yang signifikan antara pasien dengan kategori
asimetri wajah jika dibandingkan dengan pasien kategori simetri wajah pada
pasien pasca reseksi mandibula dengan rekonstruksi pelat. Pada pasien dengan
kategori simetri memiliki skor QOL yang lebih tinggi dibanding pasien dengan
kategori asimetri.
Kesimpulan:Perubahan fisik pada wajah dan leher pasca reseksi bedah dengan
rekonstruksi pelat mempengaruhi penilaian QOL pasien.

ABSTRACT
Background: Changes that occur after surgery on the face and neck area can be
categorized into physical changes, which can affect the Quality of Life of Patients.
This becomes important when the patient is a barometer of the success of the
actions in the field of medicine.
Purpose: Assess QOL differences between patients with asymmetry categories
when compared with patients categories symmetry in patients with post-resection
of mandibular reconstruction plate in the case of ameloblastoma.
Methods: 20 subjects research conducted QOL assessment using the University
of Washington Questionnaire (UW-QOL) Indonesian version that has been made
cross-cultural adaptation and has 8 valid statement items and the value of
consistency Cronbach's Alpha in point 0.817. Assessment of physical changes
done by using extra-oral photography frontal asymmetry by creating categories,
with the calculation of the index and a shift asymmetry menton.
Results: There were significant differences in QOL among patients with
symmetry categories compared with those categories of asymmetry in patients
with post-resection mandibular reconstruction plate. In patients with category
symmetry has a higher QOL scores than patients with category symmetry.
Conclusions: Physical changes in the face and neck after surgical resection with
reconstruction plate affect patient QOL assessment."
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pruput Dwi Mutiari Soekarno
"Defek pada daerah kraniofasial memiliki struktur 3 dimensi yang rumit, sehingga memiliki tingkat kesulitan tersendiri saat dilakukan restorasi. Bone graft tetap menjadi pilihan utama pada rekonstruksi defek tulang segmental. Beberapa metode rekonstruksi defek tulang adalah dengan penggunaan bone graftberupa autograft, allograft, dan bone graft sintetik. Bone graft sintetik merupakan bahan yang paling mudah didapatkan, namun memiliki keterbatasan sifat osteogenik. Seperti beta tricalcium phospate yang terlalu cepat diresorbsi. Fibronectin merupakan komponen matriks ekstraselular yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas sel osteoblast sehingga meningkatkan potensi osteogenik pada bone graft sintetik. Metode: kultur sel osteoblas manusia (MG63) dalam jumlah yang cukup, dibagi dalam beberapa kelompok kelompok: kelompok 1 dipajankan dengan beta tricalcium phosphate dan kelompok lainnya dipajankan dengan beta tricalcium phospate dan fibronectin dengan konsentrasi yang berbeda . Pada hari ke-2, 6, 8 setelah pemajanan dilakukan pemeriksaan kadar osteokalsin terhadap kelompok-kelompok tersebut. Hasil yang didapat menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan pada ekspresi osteokalsin pada kedua kelompok. Kesimpulan: Peran Fibronectin untuk mempercepat dan meningkatkan konsentrasi osteoklasin pada sel osteoblast tidak terlalu signifikan. Fibronectin dapat digunakan sebagai scaffold dalam rekayasa jaringan. Kata kunci: bone graft, Beta tricalcium phosphate, fibronectin, sel osteoblast, osteokalsin.

Craniofacial defect comprises of complex 3D structure, therefore have high level of difficulty to restore. In segmental bone defect, bone graft remain a gold standard. Several methods of in bone defect reconstruction are using autograft, allograft, and synthetic bone graft. Synthetic bone graft have high availability but less of osteogenic potency. Beta Tricalcium phospate have good structure but the resorbtion time is fast. Fibronectin is an extracelullar matrix component that can increase osteoblast cell activity and osteogenic potency in synthetic bone graft. Method: human osteoblast cell line (MG63) divided into several groups, one group was given Beta tricalcium phospate and other groups was given beta tricalcium phospate and fibronectin with different concentration. On day 2, 6, 8 concentration of osteocalcin wasmeasured. The result shows no significant different in osteocalcin expression in those groups. Fibronectin role in increasing and accelerating osteocalcin concentration are not too significant. Fibronectin can be used as a scaffold in bone regeneration."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library