Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febry Hadiqotul Aini
"Kegiatan pengadaan yang merupkan bagian dari pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai di puskesmas merupakan salah satu hal yang krusial karena berhubungan dengan perealisasian perencanaan kebutuhan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis pakai di puskesmas. Adapun, pengadaan di puskesmas dapat dilakukan dengan permintaan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota maupun secara mandiri dengan pembelian. Pengadaan berdasarkan katalog elektronik dapat dilakukan melalui e-Purchasing dan secara manual. E-katalog dinilai dapat meningkatkan efisiensi pengadaan obat, namun pada prakteknya masih mengalami hambatan. Pada saat Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Puskesmas Matraman, dilakukan analisa terkait efektifitas pengadaan obat secara E-katalog di Puskesmas dan diketahui bahwa pengadaan obat melalui E-katalog masih belum berjalan secara efektif.

Activities related to the acquisition of pharmaceuticals, medical equipment, and disposable medical materials play a crucial role in managing stock at community health centers, directly impacting the implementation of resource planning at these facilities. Procuring necessary supplies at community health centers can be facilitated through requests or independently through direct purchasing. Procurement can be executed via e-Purchasing or manual methods. Despite expectations that e-Catalogs would improve the efficiency of drug procurement, practical challenges persist. As part of Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) at Puskesmas Matraman, an analysis was conducted on the effectiveness of drug procurement via e-Catalogs, revealing that e-Catalog-based procurement has not yet been effectively implemented.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eza Muthia Silparensi
"Profesi apoteker memiliki peran penting dalam bidang industri farmasi, rumah sakit, pelayanan, dan pemerintahan. Untuk menjadi apoteker yang professional, seorang calon apoteker harus melakukan Praktik Kerja Profesi Apoteker agar mendapatkan bekal dan pengalaman yang diperlukan untuk memasuki dunia pekerjaan. Praktik Kerja Profesi Apoteker kali ini dilaksanakan di PT. Forsta Kalmedic Global periode Januari – Februari 2022 dan Apotek Roxy Pondok Labu periode Maret 2022. Dengan dilaksanakannya Praktik Kerja Profesi Apoteker di industri farmasi dan apotek, calon apoteker diharapkan mendapatkan pengalaman dan gambaran mengenai pekerjaan yang akan dilakukan oleh seorang apoteker di dunia kerja terlebih di bidang industri farmasi dan pelayanan di apotek.

The pharmacy profession plays an important role in the pharmaceutical industry, hospitals, healthcare services, and government. In order to become a professional pharmacist, a prospective pharmacist must undertake a Professional Pharmacy Work Practice to gain the necessary skills and experience to enter the workforce. This Professional Pharmacy Work Practice was conducted at PT. Forsta Kalmedic Global from January to February 2022, and at Roxy Pondok Labu Pharmacy in March 2022. By participating in this work practice in the pharmaceutical industry and pharmacy, prospective pharmacists are expected to gain experience and an understanding of the work performed by a pharmacist in the professional field, particularly in the pharmaceutical industry and pharmacy services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kanita Klara
"Rumah sakit diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan mutu, mempertahankan standar pelayanan, dan mengutamakan keselamatan pasien. Medication error merupakan kesalahan penggunaan obat atau kegagalan dalam terapi obat ketika masih dalam pengawasan profesional kesehatan dan pasien yang dapat mengakibatkan efek berbahaya pada pasien. Kejadian ini dapat disebabkan oleh komunikasi yang buruk, seperti tidak lengkapnya informasi pasien, tulisantangan tidak terbaca, atau kesalahan komunikasi terkait pesanan obat, ambiguitas dalam nama produk, unit dosis, atau singkatan medis, kurangnya pelabelan yang sesuai, penyalahgunaan pasien karena pemahaman yang buruk tentang petunjuk penggunaan obat, serta faktor lingkungan, seperti pencahayaan, panas, dan kebisingan. Laporan ini dibuat dengan tujuan memperoleh data mengenai kejadian medication error pada fase prescribing dari segi administrasi, farmasetik, dan klinis pada resep Dinas Instalasi Farmasi RSPAD Gatot Soebroto. Teknik pengambilan data dengan purposive sampling dimana data populasi diperoleh dari resep Dinas yang dikumpulkan oleh Instalasi Farmasi Pusat. Sampel yang diambil merupakan sampel yang memenuhi kriteria dan dihitung menggunakan rumus Slovin. Populasi yang telah dihitung berjumlah 1067 resep sehingga sampel yang perlu diambil adalah sebanyak 291 resep. Medication error pada resep dari segi administrasi pada BPJS Dinas RSPAD Gatot Soebroto periode 12 hingga 16 Desember ditemukan terjadi dalam parameter nama pasien sebanyak 4.124%, umur pasien sebanyak 56.357%, jenis kelamin sebanyak 32.302%, berat badan dan tinggi badan pasien sebanyak 100%, nama dokter sebanyak 0.344%, nomor izin dokter sebanyak 0.344%, paraf dokter sebanyak 0.344%, serta tanggal peresepan sebanyak 20.619%. Sedangkan pada segi farmasetik dan klinis tidak ditemukan kejadian medication error pada resep.

Hospitals are organized with the aim of improving quality, maintaining service standards, and prioritizing patient safety. Medication error is an error in the use of drugs or failure in drug therapy while still under the supervision of health professionals and patients which can result in harmful effects on patients. These incidents can be caused by poor communication, such as incomplete patient information, illegible handwriting, or miscommunication regarding drug orders, ambiguity in product names, dosage units, or medical abbreviations, lack of appropriate labeling, patient misuse due to poor understanding of instructions for using the drug, as well as environmental factors, such as lighting, heat, and noise. This report was prepared with the aim of obtaining data regarding the incidence of medication errors during the prescribing phase from an administrative, pharmaceutical, and clinical perspective on prescriptions from the Pharmacy Installation Service of the Gatot Soebroto Army Hospital. The data collection technique was purposive sampling where population data were obtained from official prescriptions collected by the Central Pharmacy Installation. The sample taken is a sample that meets the criteria and is calculated using the Slovin formula. The population that has been calculated is 1067 recipes so that the sample that needs to be taken is 291 recipes. Medication errors in prescriptions from an administrative point of view at the BPJS Dinas RSPAD Gatot Soebroto for the period December 12 to 16 were found to occur in the parameters of the patient's name by 4,124%, patient's age by 56,357%, gender by 32,302%, patient's weight and height by 100%, 0.344% doctor's name, 0.344% doctor's license number, 0.344% doctor's initials, and 20.619% prescription date. Meanwhile, from the pharmaceutical and clinical perspectives, there were no medication errors found in prescriptions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sherly Violeta Lestari
"Pengelolaan sediaan farmasi di puskesmas terdiri dari serangkaian tahapan yang dimulai dari perencanaan hingga pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP. Proses pencatatan dan pelaporan merupakan elemen penting dalam penatalaksanaan obat baik yang ketika obat diterima, disimpan, didistribusikan, serta yang digunakan di Puskesmas, termasuk pencatatan dan pelaporan dalam pembuatan Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). LPLPO merupakan suatu laporan atau format yang berisi tentang penggunaan dan pengeluaran obat. LPLPO dibuat oleh puskesmas pada setiap bulannya yang berfungsi untuk monitoring pemakaian dan penerimaan obat setiap bulan dengan tujuan dapat menjaga ketersediaan obat pada puskesmas dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan hasil pengamatan terkait data yang tertera pada kartu stok masing-masing obat yang ada di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati sesuai dengan data yang terdapat pada Laporan Pemakaian dna Lembar Permintaan Obat (LPLPO) Periode Januari hingga Maret Tahun 2023 Puskesmas Kecamatan Kramat Jati. Daftar sepuluh penggunaan obat terbanyak di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Periode Januari hingga Maret tahun 2023 antara lain Parasetamol 500 mg, Metformin 500 mg, DMP Kombinasi/ Alpara tab, Amlodipin 10 mg, Tablet Tambah Darah (Rematri), Vitamin B Kompleks, Deksametason, Guaifenesin, Cetirizin, dan Vitamin A 200000 IU.

Management of pharmaceutical supplies at community health centers consists of a series of stages starting from planning to recording and reporting as well as monitoring and evaluating the management of pharmaceutical supplies and BMHP. The recording and reporting process is an important element in drug management, both when drugs are received, stored, distributed, and used at the Community Health Center, including recording and reporting in making Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO). LPLPO is a report or format that contains information about the use and dispensing of drugs. The LPLPO is made by the puskesmas every month which functions to monitor the use and receipt of medicines every month with the aim of maintaining the availability of medicines at the puskesmas within a certain period of time. Based on the results of observations related to the data listed on the stock card for each drug in the Kramat Jati District Health Center, it is in accordance with the data contained in the Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) for the period January to March 2023 at the Kramat Jati District Health Center. The list of the ten most commonly used drugs at the Kramat Jati District Health Center for the period January to March 2023 includes Paracetamol 500 mg, Metformin 500 mg, DMP Combination/Alpara tab, Amlodipine 10 mg, Blood Increase Tablets (Rheumatism), Vitamin B Complex, Dexamethasone, Guaifenesin , Cetirizine, and Vitamin A 200000 IU.

"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Hadiqotul Aini
"Dalam pelayanan kefarmasian di rumah sakit, apoteker melakukan pemberian informasi obat (PIO) dengan menyediakan informasi serta rekomendasi terkait suatu obat  baik kepada dokter, apoteker lain, perawat, profesi kesehatan lainnya maupun pasien. Adapun, di depo rawat inap Rumah Sakit Universitas Indonesia, pemberian informasi obat, terutama yang memerlukan rekonstitusi belum berjalan  maksimal dikarenakan keterbatasan waktu dan tenaga. Oleh karena itu, perlu adanya suatu sistem yang dapat meningkatkan efisiensi pemberian informasi obat. Pada tugas khusus Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Rumah Sakit Universitas Indonesia, disusun daftar obat injeksi H-N yang memuat informasi indikasi, cara pemberian, cara rekonstitusi dan stabilitas dari masing-masing obat. Hal tersebut diharapkan  dapat memudahkan dalam pencarian data sehingga dapat meningkatkan efektifitas baik dalam penelusuran informasi obat maupun pemberian informasi obat.

As part of pharmaceutical care in hospitals, pharmacists provide Drug Information Services (DIS) by offering information and recommendations related to a medication to doctors, other pharmacists, nurses, other healthcare professionals, patients, and others. However, at Rumah Sakit Universitas Indonesia, the delivery of drug information, especially for medications that require reconstitution, has not been fully optimized due to time and manpower constraints. Therefore, there is a need for a system aimed at improving the efficiency of drug information provision. As part of Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) at Rumah Sakit Universitas Indonesia, a list of injection drugs H-N was compiled, which includes information such as indications, administration methods, reconstitution procedures, and stability. With these actions implemented, it is anticipated that accessing data will be simplified, thereby enhancing the efficiency of both retrieving and providing drug information.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Novita
"Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Penting bagi seorang apoteker untuk memiliki peran yang penting dalam mengoptimalkan terapi dan mencegah munculnya masalah terkait obat salah satunya dengan melaksanan pelayanan pemantauan terapi obat. Salah satu kondisi pasien yang perlu mendapatkan pemantauan terapi obat adalah pasien dengan perawatan intensif, pasien dengan multipenyakit dan mendapatkan polifarmasi serta mendapatkan terapi sehingga berpotensi mengalami masalah terkait obat. Pemantauan Terapi Obat dilakukan dengan bimbingan seorang Apoteker lahan sehingga dapat melatih kemampuan farmasi klinis bagi seorang calon apoteker, sehingga kegiatan dan laporan terkait pemantauan terapi obat ini diharapkan dapat berguna bagi seorang calon apoteker. Tujuan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui peran apoteker dalam pelaksanaan pemantauan terapi obat (PTO). PTO dilakukan kepada pasien Nn.S dengan diagnosa dekompresi, ICH pada basal ganglia kiri, diabetes melitus Tipe 2, hipertensi stage 2 dan CAP dan mendapatkan polifarmasi dan perawatan intensif di ICU. Metode yang digunakan adalah pengumpulan data, identifikasi, studi literatur serta diskusi kepada apoteker penanggung jawab di tempat. Berdasarkan hasil PTO terhadap pasien Nn. S, didapatkan hasil pasien telah mendapatkan terapi sesuai dengan diagnosis pasien, namun ditemukan interaksi obat, dosis obat terlalu tinggi dan dosis terlalu rendah dan intervensi terkait masalah obat telah disampaikan dan dilakukan penyesuaian terkait terapi pasien. Peran apoteker dalam pelaksanaan pemantauan terapi obat sangat penting sehingga dapat meningkatkan efektivitas terapi dan pencegahan masalah terkait obat.

Drug theraphy monitoring is a process that encompasses ensuring safe, effective, and rational drug therapy for patients. A pharmacist needs to play a crucial role in optimizing therapy and preventing drug-related problems, one of that is drug therapy monitoring. Some of the patient conditions that require drug therapy monitoring are patients undergoing intensive care, patients with multiple diseases receiving polypharmacy, and those undergoing therapy, which may potentially lead to drug-related problems. Drug theraphy monitoring is conducted under the guidance of a clinical pharmacist to train the clinical pharmacy skills of a prospective pharmacist, so the activities and reports related to drug therapy monitoring are expected to be beneficial for a prospective pharmacist. This special assignment aims to understand the role of the pharmacist in implementing drug theraphy monitoring. Drug theraphy monitoring is performed on patient Nn.S with a diagnosis of Post craniectomy decompression, ICH on the left basal ganglia type 2, diabetes mellitus type 2, hypertension stage 2, CAP and receiving polypharmacy and intensive care in ICU. The method used includes data collection, identification, literature study, and discussions with the responsible pharmacist on-site. Based on the results of drug monitoring therapy on patient Nn. S, it was found that the patient had received therapy according to the diagnosis, but drug interactions, excessive drug doses, and inadequate doses were identified. Drug-related interventions were communicated, and adjustments to the patient's therapy were made. The role of the pharmacist in implementing drug monitoring therapy is crucial to improving therapy effectiveness and preventing drug-related problems.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Putriana
"Geriatri adalah pasien lanjut usia dengan multi penyakit dan/atau gangguan akibat penurunan fungsi organ, psikologi, sosial, ekonomi, dan lingkungan yang membutuhkan pelayanan kesehatan secara terpadu. Pemantauan terapi obat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan dari dilaksanakannya Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah untuk meningkatkan efektivitas dari terapi obat dan meminimalisir resiko adanya Reaksi Obat Yang Tidak Dikehendaki (ROTD). Acute Kidney Injury (AKI) merupakan salah satu kondisi yang mempengaruhi struktur dan fungsi ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal secara cepat/mendadak dengan laju filtrasi glomerulus (LFG) yang umumnya berlangsung reversible, diikuti kegagalan ginjal untuk mengekskresi sisa metabolisme dengan/atau tanpa gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Terapi hipertensi pada pasien CKD dengan eksresi albumin urine > 30 mg/24 jam direkomendasikan menggunakan obat-obatan antihipertensi golongan Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) atau menggunakan golongan Angiotensin Receptor Blockers (ARB). Acute Lung Udema (ALO) merupakan penumpukan cairan secara berlebihan diruang interstisial dan alveolus paru secara mendadak yang terjadi karena adanya tekanan hidrostatik kapiler meningkat dan penurunan tekanan koloid osmotik serta terjadinya kerusakan dinding kapiler sehingga menyebabkan kebocoran di kapiler ke ruang interstisial dan menjadi edema alveolar. Pengobatan yang diterima sudah sesuai indikasi namun terdapat beberapa permasalahan seperti beberapa interaksi obat yang dapat menimbulkan efek samping, dosis yang tidak sesuai serta pemberian beberapa obat yang tidak sesuai interval dan regimen pemberian.

Geriatrics are elderly patients with multiple diseases and/or disorders due to decreased organ, psychological, social, economic and environmental function who require integrated health services. Monitoring drug therapy is an activity carried out to ensure safe, effective and rational drug therapy for patients. The aim of implementing Drug Therapy Monitoring (PTO) is to increase the effectiveness of drug therapy and minimize the risk of Undesirable Drug Reactions (ROTD). Acute Kidney Injury (AKI) is a condition that affects the structure and function of the kidneys which is characterized by a rapid/sudden decline in kidney function and glomerular filtration rate (GFR) which is generally reversible, followed by failure of the kidneys to excrete metabolic waste with/or without interference. fluid and electrolyte balance. Hypertension therapy in CKD patients with urinary albumin excretion > 30 mg/24 hours is recommended using antihypertensive drugs in the Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) group or using Angiotensin Receptor Blockers (ARB). Acute Lung Oedema (ALO) is a sudden accumulation of excessive fluid in the interstitial space and alveoli of the lungs which occurs due to increased capillary hydrostatic pressure and decreased colloid osmotic pressure as well as damage to the capillary walls, causing leakage in the capillaries into the interstitial space and becoming alveolar edema. The treatment received was according to the indications, but there were several problems such as several drug interactions that could cause side effects, inappropriate doses and the administration of several drugs that did not match the interval and administration regimen.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Putriana
"Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan tempat melakukan segala upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif. Namun, di fasilitas pelayanan kesehatan dapat menjadi sumber penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam upaya preventif adalah dengan cara memberikan edukasi terkait bagaimana cara membuang sampah obat dengan bijak, baik dan benar. Faktor yang perlu diperhatikan saat pembuangan obat adalah persiapan lokasi pembuangan obat. Puskesmas memiliki kewajiban untuk melakukan pengelolaan limbah farmasi. Pengelolaan limbah farmasi dapat dilakukan secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga berizin. Pengelolaan limbah farmasi berupa obat rusak dan kadaluarsa di puskesmas berdasarkan jenis sediaan dan karakteristiknya. Gema cermat merupakan kegiatan untuk mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan obat secara tepat dan benar serta meningkatkan kemandirian masyarakat dalam memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan memusnahkan obat secara tepat dan benar sehingga meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Dampak negatif dari hal ini adalah kesalahan dalam menggunakan hingga membuang limbah obat. DAGUSIBU bertujuan untuk memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap penggunaan obat dengan benar. Minimnya rasa ingin tahu masyarakat terkait pengelolaan obat mulai dari mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat secara benar sangatlah berbahaya.

Health service facilities are places where all health service efforts can be carried out, whether promotive, preventive, curative or rehabilitative. However, health care facilities can be a source of disease transmission and allow environmental pollution. One of the efforts that can be made as a preventive measure is by providing education regarding how to dispose of medicinal waste wisely, properly and correctly. The factor that needs to be considered when disposing of drugs is the preparation of the drug disposal location. Community Health Centers have an obligation to manage pharmaceutical waste. Pharmaceutical waste management can be carried out independently or in collaboration with licensed third parties. Management of pharmaceutical waste in the form of damaged and expired medicines at community health centers based on the type of preparation and its characteristics. Echo careful is an activity to create concern, awareness, understanding and skills in the community in using medicines appropriately and correctly as well as increasing people's independence in selecting, obtaining, using, storing and disposing of medicines appropriately and correctly so as to increase the rational use of medicines. The negative impact of this is errors in using and disposing of drug waste. DAGUSIBU aims to provide public understanding and awareness of the correct use of drugs. The lack of public curiosity regarding drug management, starting from obtaining, using, storing and disposing of drugs correctly, is very dangerous.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haolin Rusnur Efanda
"HIV/AIDS tetap menjadi perhatian utama dalam kesehatan global, dengan tantangan utama dalam diagnosis, pencegahan, dan perawatan yang efektif menggunakan antiretroviral (ARV). Praktik Kerja Profesi Apoteker dilakukan pada periode 1 April hingga 17 April 2023 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, yang bertujuan untuk meningkatkan edukasi masyarakat tentang HIV/AIDS melalui pengembangan leaflet dan brosur. Metode studi literatur digunakan untuk menyusun laporan ini, dengan fokus pada analisis data pasien HIV/AIDS di Puskesmas. Penggunaan aplikasi grafis Canva mempermudah pembuatan materi edukatif seperti leaflet dan brosur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 506 pasien terdaftar pada periode 25 Desember 2021 hingga 31 Desember 2022, masih ada yang tidak aktif dalam mengambil terapi ARV di Puskesmas. Kesimpulan dari laporan ini menyoroti pentingnya edukasi melalui leaflet dan brosur sebagai metode yang efektif untuk menjangkau masyarakat lebih luas dalam memahami HIV/AIDS, termasuk informasi tentang pengertian HIV/AIDS, tanda dan gejala, penularan, upaya pencegahan, serta pengobatan yang tersedia di Puskesmas. Peran apoteker dalam memberikan informasi, konseling, dan monitoring penggunaan ARV juga disoroti sebagai bagian integral dari manajemen HIV/AIDS. Saran untuk penelitian mendatang mencakup perlunya investigasi lebih lanjut terkait alasan tidaknya pasien mengambil terapi ARV di Puskesmas, serta perluasan studi literatur dan analisis data demografi untuk mengevaluasi efektivitas leaflet dan brosur dalam mendukung edukasi masyarakat tentang HIV/AIDS di wilayah tersebut.

HIV/AIDS remains a major concern in global health, with primary challenges in diagnosis, prevention, and effective treatment using antiretroviral therapy (ARV). The Pharmacist Professional Internship was conducted from April 1 to April 17, 2023, at Cengkareng Sub-District Health Center, aimed at enhancing public education about HIV/AIDS through the development of leaflets and brochures. Literature review methods were used to compile this report, focusing on the analysis of HIV/AIDS patient data at the health center. The use of graphic design application Canva facilitated the creation of educational materials such as leaflets and brochures. The research findings showed that out of 506 registered patients from December 25, 2021, to December 31, 2022, some were inactive in picking up their ARV therapy at the health center. The conclusion of this report highlights the importance of education through leaflets and brochures as effective methods to reach a broader audience in understanding HIV/AIDS. This includes information on the definition of HIV/AIDS, signs and symptoms, transmission, prevention efforts, and available treatments at the health center. The role of pharmacists in providing information, counseling, and monitoring the use of ARV therapy is also emphasized as an integral part of HIV/AIDS management. Recommendations for future research include the need for further investigation into the reasons why some patients do not pick up their ARV therapy at the health center, as well as expanding literature studies and demographic data analysis to evaluate the effectiveness of leaflets and brochures in supporting public education on HIV/AIDS in the region.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Noel Arsenius
"Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Pada pembuatan obat, pengendalian menyeluruh  sangat esensial untuk menjamin bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Pembuatan secara sembarangan tidak dibenarkan bagi produk yang digunakan untuk menyelamatkan jiwa, atau memulihkan atau memelihara kesehatan. Tidaklah cukup bila produk jadi hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, tetapi yang lebih penting adalah bahwa mutu harus dibentuk ke dalam produk tersebut. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personel yang terlibat.

Berdasarkan UU No. 40 tahun 2004, bangsa Indonesia telah memiliki sistem Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk mewujudkan tujuan sistem jaminan sosial nasional perlu dibentuk badan penyelenggara yang berbentuk badan hukum publik berdasarkan prinsip kegotongroyongan, nirlaba, keterbukaan, kehatihatian, aakuntabilitas, aportabilitas, kepesertaan bersifat wajib, dana amanat, dan hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan programadan sebesar-besarnya untuk kepentingan peserta. Salah satu program jaminan sosial yang diadakan pemerintah jaminan kesehatan nasional, yaitu jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan Kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan ke setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.


Pharmaceutical Industry is a business entity that has a license in accordance with the provisions of laws and regulations to carry out drug manufacturing activities or drug ingredients. In drug manufacturing, comprehensive control is essential to ensure that consumers receive high quality drugs. Indiscriminate manufacture is not permitted for products used to save lives, or restore or maintain health. It is not enough that the finished product simply passes a series of tests, but what is more important is that quality must be built into the product. Drug quality depends on starting materials, packaging materials, production processes and quality control, buildings, equipment used and personnel involved.

Based on Law no. 40 of 2004, the Indonesian people already have a Social Security system for all Indonesian people. In order to realize the objectives of the national social security system, it is necessary to establish an organizing body in the form of a public legal entity based on the principles of mutual cooperation, non-profit, openness, prudence, accountability, portability, mandatory participation, mandated funds, and the results of the management of the Social Security Fund are used entirely for program development and to the maximum extent possible. for the benefit of the participants. One of the social security programs held by the government is the national health insurance, namely a guarantee in the form of health protection so that participants get the benefits of health care and protection in meeting basic health needs which is given to everyone who has paid dues or whose contributions are paid by the government"

Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>