Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dahniar Syifaizza Hariyono
Abstrak :
Latar Belakang: Pandemi Covid-19 menyebabkan pembatasan seluruh aktivitas manusia. Di bidang pendidikan, penerapan moda pembelajaran teori IKGA menggunakan PBL yang biasanya tatap muka digantikan oleh pembelajaran daring selama pandemi Covid-19. Tujuan: Menganalisis persepsi mahasiswa terhadap perubahan moda pembelajaran teori IKGA di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia selama masa pandemi Covid-19. Metode: Penelitian cross-sectional pada mahasiswa FKG UI. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa FKG UI angkatan 2017 – 2019. Teknik pengambilan sampel secara random sampling dan pengumpulan data menggunakan kuesioner melalui Google Form. Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan persepsi mahasiswa terhadap moda pembelajaran selama pandemi Covid-19 baik dan perbedaan bermakna antar tiga kelompok hanya pada persiapan mahasiswa menuju program profesi (P-value = 0,023) dan kepercayaan diri mahasiswa memasuki program profesi (P-value = 0,000) Kesimpulan: Persiapan mahasiswa menuju program profesi dan kepercayaan diri mahasiswa memasuki program profesi lebih baik dalam pembelajaran luring daripada pembelajaran daring. ......Background: The Covid-19 pandemic has led to resctriction all of human activities. In education, the application of theorical of pediatric dentistry using PBL that are usually face-to-face was replaced by online learning during Covid-19 pandemic. Purpose: The aim of this study was to assess dental students perceptions towards theorical of pediatric dentistry learning mode during the Covid-19 pandemic in Faculty of Dentistry at the University of Indonesia Methods: This study used a cross-sectional analysis and conducted on dental students of Faculty of Dentistry Univeristy of Indonesia batch 2017 – 2019. The sampling technique was random sampling and data collection used a questionnaire via Google Form. Results: From a total of 150 respondents, all student perception mostly good and there were significant differences between students in preparation for clinical programs (P-value = 0.023) and confidence in entering clinical programs (P-value = 0.000). Conclusions: Dental students of Faculty of Dentistry University of Indonesia have good perception towards learning mode during COVID- 19 pandemic. Student preparation for clinical programs and confidence in entering clinical programs are way better in offline than online learning
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Safira Ramadani
Abstrak :
Latar belakang: Kegawatdaruratan gigi dan mulut merupakan kondisi pada gigi dan mulut yang dapat mengancam nyawa dan membutuhkan perawatan segera, meliputi perdarahan yang tidak terkontrol, nyeri akibat infeksi, selulitis atau abses yang disertai pembengkakan intraoral dan ekstraoral yang dapat membahayakan jalan napas, serta trauma dental. Anak dalam rentang usia 3-6 tahun cenderung aktif dan banyak bergerak sehingga rentan mengalami trauma. Adanya pandemi COVID-19 yang dapat ditransmisikan melalui droplet dan aerosol menyebabkan adanya risiko penularan COVID-19 di lingkungan praktik dokter gigi, sehingga perawatan yang dapat dilakukan terbatas hanya untuk kegawatdaruratan gigi dan mulut. Pengetahuan mengenai kondisi kegawatdaruratan gigi dan mulut anak diperlukan oleh orang tua agar dapat menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi kondisi tersebut, karena sebagai caregiver anak, orang tua sering kali menjadi yang pertama kali merespon terhadap kondisi kegawatdaruratan. Oleh karena itu, diperlukan komunikasi, informasi, dan edukasi kepada orang tua mengenai kegawatdaruratan gigi dan mulut anak. Tujuan: Mengetahui perbedaan pengetahuan orang tua mengenai kegawatdaruratan gigi dan mulut anak pada masa pandemi COVID-19 sebelum dan setelah diberikan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) menggunakan media audiovisual secara daring. Metode Penelitian: Dilakukan penelitian secara daring dengan desain studi eksperimental. Sebanyak 53 orang tua dari anak berusia 3-6 tahun yang bersekolah di TK dan RA pada kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan yang dipilih secara acak diminta untuk mengisi kuesioner sebelum dan setelah diberikan KIE menggunakan media audiovisual berupa video animasi melalui aplikasi video conference dengan durasi 2 menit. Hasil: Analisis data menggunakan uji komparatif non-parametrik Wilcoxon menunjukkan bahwa terdapat peningkatan signifikan secara statistik (p < 0,05) pada tingkat pengetahuan orang tua setelah diberikan KIE menggunakan media audiovisual secara daring. Kesimpulan: Terdapat peningkatan pengetahuan orang tua mengenai kegawatdaruratan gigi dan mulut anak pada masa pandemi COVID-19 setelah diberikan KIE menggunakan media audiovisual secara daring. ......Background: Dental emergencies are potentially life-threatening oral conditions that demand immediate treatment, including uncontrolled bleeding, severe pain, cellulitis or any bacterial infection in soft tissue causing intraoral or extraoral swelling, and dental trauma. Dental trauma is more frequent among children because they tend to be more active, which makes them more vulnerable to dental injuries. COVID-19 pandemic, which is primarily transmitted through droplets and aerosols, causes dental practice to provide emergency-only dental services. The knowledge of dental emergencies are needed by parents in order to determine the appropriate action to treat these conditions, because as caregivers, parents are often the first to respond to children’s dental emergency conditions. Therefore, dental health education to parents regarding dental emergencies in children are needed. Objectives: The purpose of this study was to analyze the difference of parental knowledge before and after education using online audio-visual media regarding dental emergency in children during COVID-19 pandemic. Methods: The design of this study is an experimental study. A total of 53 parents of children aged 3 to 6 years old from randomly selected kindergartens at Setiabudi, South Jakarta were asked to fill out the questionnaire before and after online education using audio-visual media of a 2-minute duration via a video conference platform. Results: Data analysis using the Wilcoxon comparative test showed that there was a statistically significant increase (p < 0.05) in knowledge of parents after watching the audio-visual media. Conclusion: Online education using audio-visual media can improve the knowledge of parents on dental emergency in children during COVID-19 pandemic.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alana Aluditasari
Abstrak :
Latar Belakang : Penilaian risiko karies adalah suatu hal yang penting untuk dilakukan pada saat kunjungan anak ke dokter gigi. CAMBRA versi Indonesia merupakan salah satu metode penilaian risiko karies gigi anak. Di era pandemi Covid-19, frekuensi kunjungan anak dan orang tua ke dokter gigi menjadi berkurang sehingga penilaian risiko karies pada anak sulit dilakukan. Keberadaan telepon pintar dan sistem operasi di dalamnya seperti android, diharapkan dapat mampu bermanfaat bagi orang tua untuk secara langsung menilai risiko karies pada anak. Tingkat pendidikan orang tua merupakan hal yang berpengaruh di dalam penggunaan telepon pintar. Penelitian mengenai aplikasi CAMBRA versi Indonesia berbasis android pada anak usia 0-5 tahun dengan orang tua berpendidikan tinggi belum pernah dilakukan sebelumnya di Indonesia. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aplikasi CAMBRA versi Indonesia berbasis android "SKOR GIGI" dalam menilai risiko karies anak usia 0-5 tahun oleh orang tua berpendidikan tinggi Metode Penelitian : Penelitian ini dilakukan di Taman Kanak-kanak, PAUD, dan RSKGM FKG UI dengan subjek penelitian adalah 37 orang tua berpendidikan tinggi yang sesuai dengan kriteria inklusi. Setelah mengisi informed consent, subjek penelitian diminta mengisi aplikasi SKOR GIGI pada telepon pintar berbasis android. Enam hari setelahnya dilakukan wawancara untuk pengisian formulir CAMBRA versi Indonesia oleh dokter gigi. Hasil kemudian diolah statistik untuk melihat sensitivitas dan spesifisitas dari aplikasi, dan dilakukan uji komparatif antara pengisian aplikasi SKOR GIGI dan formulir CAMBRA versi Indonesia. Hasil : Uji sensitivitas aplikasi SKOR GIGI menunjukkan nilai 96,3%, spesifisitas 100%, nilai duga positif 100%, dan nilai duga negatif 90,9%, yang dapat diinterpretasikan bahwa aplikasi SKOR GIGI valid untuk digunakan. Hasil uji komparatif dengan McNemar menunjukkan p-value 1.000 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara penilaian risiko karies anak usia 0-5 tahun dengan menggunakan aplikasi SKOR GIGI oleh orang tua berpendidikan tinggi dan formulir CAMBRA versi Indonesia oleh dokter gigi. Kesimpulan : Aplikasi CAMBRA versi Indonesia berbasis android SKOR GIGI dapat digunakan untuk menilai risiko karies anak usia 0-5 tahun oleh orang tua berpendidikan tinggi. ......Background: Caries risk assessment is essential to do during a child's dental visit. The Indonesian version of CAMBRA is a method for assessing the risk of dental caries in children. In the time of the COVID-19 pandemic, the frequency of dental visits by children and parents has declined, making it difficult to assess caries risk in children. The availability of a smartphone and its operating systems like Android is expected to be useful for parents to directly assess the risk of caries in children. The level of education of parents is an influential factor in their use of smartphones. There has never been any research in Indonesia on the Indonesian version of the Android-based CAMBRA application among children aged 0-5 years by highly educated parents. Objective: This research aimed to analyze the Indonesian version of the Android-based CAMBRA application “SKOR GIGI” in assessing the caries risk of children aged 0-5 years by highly educated parents. Methods: This research was conducted in kindergarten, playschool, and RSKGM FKG of UI with 37 parents as with higher education according to the inclusion criteria as the research subjects. Following the completion of the informed consent, the research subjects were instructed to fill out the SKOR GIGI application on their Android-based smartphones. Six days later, an interview was conducted to fill out the Indonesian version of the CAMBRA form by the dentist. The findings were then statistically processed to assess the sensitivity and specificity of the application, and a comparative test was performed between filling out the SKOR GIGI application and the Indonesian version of the CAMBRA form. Results: The results of the tests performed on the SKOR GIGI application indicate a value of 96.3% for sensitivity, 100% for specificity, 100% for positive predictive value, and 90.9% for negative predictive value. It can be interpreted that the SKOR GIGI application is valid to use. The results of the comparative test with McNemar indicated a p-value of 1,000, showing that there was no significant difference between the caries risk assessment of children aged 0-5 years using the SKOR GIGI application by highly educated parents and the Indonesian version of the CAMBRA form by dentists. Conclusion: The Indonesian version of the Android-based CAMBRA application SKOR GIGI can be used to assess the caries risk of children aged 0-5 years by highly educated parents.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Linni Fitria
Abstrak :
Latar Belakang: Madu diproduksi oleh lebah madu diantaranya Apis malivera dan Apis dorsata. Berdasarkan sumber nectar flora dibedakan monoflora dan polyflora. Madu monoflora seperti madu randu dan madu lengkeng dengan konsentrasi 25% dan 50% telah diteliti memiliki efektivitas anti bakteri terhadap bakteri S. mutans. Salah satu madu polyflora adalah madu putih Dompu yang dihasilkan oleh lebah hutan kering Dompu. Di bidang kedokteran gigi S. mutans khususnya S. mutans serotype c merupakan bakteri utama penyebab karies gigi Tujuan: Menganalisa perbedaan zona hambat antara Madu putih Dompu dan madu randu terhadap pertumbuhan bakteri S. mutans serotype c. Metode: Desain penelitian Ekperimen laboratorik. Koloni S. mutans serotype c hasil biakan dalam broth TYS20B dengan konsentrasi 28x108 CFU diratakan dalam media agar selektif TYS20B, di tengah medium agar letakkan paper disk dengan diameter 12 mm yang kemudian ditetesi 50 madu putih Dompu dan madu randu yang telah dilakukan pengenceran 12,5%,25% dan 50% dimasukkan dalam jar yang telah diberi gas anaerob di inkubasi selama 46 jam pada suhu 370C. Perhitungan zona hambat dilakukan sebanyak 3 kali dengan mengukur lingkaran terluar dikurangi lingkaran terdalam di bagi dua. Hasil: Nilai rerata zona hambat madu putih Dompu 25% terhadap koloni S. mutans serotype c menunjukkan nilai tertinggi (4,1633±0.9312) dan zona hambat madu randu 50% terhadap S. mutans serotype c menunjukan nilai terendah (2,106±1,264). Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan tidak bermakna antara zona hambat madu putih Dompu dan madu randu pada semua konsentrasi (p>0,01). Kesimpulan: Terdapat perbedaan yang tidak bermakna antara zona hambat pada madu putih Dompu dan madu randu terhadap pertumbuhan bakteri S. mutans serotype c. ......Background: Honey is produced by honey bee include Apis mellifera and Apis Dosrsata. Based on the nectar source, honey was differentiated become monoflora and polyflora. Monoflora honey such as randu honey and polyflora honey such as Dompu white honey with a concentration of 25% and 50% have been investigated that antibacterial effectiveness against bacteria S. mutans. In dentistry, S. mutans especially S. mutans serotype c is a major cause of dental caries. Objective: To analyze the differences of inhibition zone between Dompu white honey and randu honey on the growth of bacteria S. mutans serotype c. Method: Design of research is laboratory experiments. Colonies of S. mutans serotype c from the results of TYS20B broth culture in a concentration of 28x108 CFU flattened in an agar medium selective TYS20B, in the middle of the medium, in order to place the paper disk with its diameter of 12 m, then etched with 50 of Dompu white honey and randu honey have been diluted 12 5%, 25% and 50% put in a jar that had been gassed with anaerobic incubation for 46 hours at a temperature of 370C. Calculations of Inhibition zone was done 3 times by measuring the outermost circle minus the innermost circle divided by two. Results: The mean of inhibition zone Dompu white honey 25% towards the colonies of S. mutans serotype c show the highest value (4.1633 ± 0.9312) and inhibition zone randu honey 50% towards S. mutans serotype c shows the lowest value (2.106 ± 1.264). Statistical test results showed no significant difference between the inhibition zone Dompu white honey and randu honey in all concentrations (p> 0.01). Conclusion: There are no significant differences of inhibition zone between Dompu white honey and randu honey on the growth of bacteria S. mutans serotype c.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library