Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahrani Rahma Lukman
"

Latar Belakang: Periodontitis adalah kondisi inflamasi kronis pada jaringan pendukung gigi yang memiliki ciri kehilangan perlekatan klinis serta penurunan tinggi tulang alveolar. Periodontitis diketahui menjadi penyebab utama kehilangan gigi pada orang dewasa. Prevalensi periodontitis secara global diketahui meningkat dan di Indonesia sendiri, 74% masyarakatnya terdiagnosis periodontitis. Penelitian sebelumnya mengenai hubungan indeks massa tubuh dengan periodontitis memiliki hasil yang beragam, beberapa di antaranya menyatakan adanya hubungan sementara ada pula yang tidak.   Tujuan: Mengidentifikasi hubungan antara indeks massa tubuh dengan periodontitis di RSKGM FKG UI. Metode: Studi observasional analitik potong lintang dengan pendekatan retrospektif. Sampel diperoleh dari data sekunder Rekam Medis Unit Spesialis Periodonsia di RSKGM FKG UI tahun 2019—2023 sesuai kriteria penelitian menggunakan teknik pengambilan sampel non-probability sampling dengan metode consecutive sampling. Hasil penelitian: Sebanyak 504 rekam medis status awal didapatkan dan terdapat 298 yang memenuhi kriteria penelitian. Uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna secara statistik antara berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh dengan staging dan grading periodontitis (p>0,05). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan periodontitis di RSKGM FKG UI.


Background: Periodontitis is a chronic inflammatory condition of the tooth-supporting tissue characterized by clinical attachment loss and loss of alveolar bone height. It is known as the main cause of tooth loss in adults. Globally, the prevalence of periodontitis increases, and in Indonesia, 74% of the population is diagnosed with periodontitis. Previous research on the relationship between body mass index and periodontitis concluded various results, with some stating that there is a relationship while others did not. Objective: To identify the relationship between body mass index and periodontitis. Methods: An observational analytical cross-sectional study with a retrospective approach. Samples were obtained from secondary data retrieved from medical records at the Periodontology Clinic of the Dental Hospital of Universitas Indonesia from 2019 to 2023 using a non-probability sampling technique with the consecutive sampling method according to research criteria. Results: A total of 504 initial status medical records were obtained and 298 met the research criteria. Body weight, height, and body mass index had no significant relationship with the stage and grade of periodontitis (p>0.05). Conclusion: There is no statistically significant relationship between body mass index and periodontitis at the Periodontology Clinic of the Dental Hospital of Universitas Indonesia.

 

"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Kirana Anjani
"Latar Belakang: Bruksisme, yang meliputi kegiatan mengatupkan rahang atas dan bawah dengan keras (clenching) dan mengasah gigi-gigi (grinding), dapat terjadi saat terjaga (awake bruxism atau diurnal bruxism) dan saat tidur (sleep bruxism). Kondisi ini dapat memberikan beban oklusal berlebih pada gigi dan implan dental. Kegagalan implan dental adalah istilah yang digunakan untuk kondisi implan yang harus dilepas atau hilang. Komplikasi implan dental dapat dikategorikan menjadi komplikasi klinis dan komplikasi mekanis. Bruksisme dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kegagalan seperti patah implan atau sekrup implan dental, longgarnya sekrup implan dental, dan patah veneer porselen. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara bruksisme dengan kegagalan dan komplikasi implan dental. Metode: Tinjauan sistematis (PROSPERO CRD42024591936) dengan pencarian literatur pada online database yaitu PubMed, EBSCO, dan SpringerLink. Studi yang diidentifikasi kemudian melalui tahapan skrining, penilaian eligibilitas, dan inklusi menggunakan kerangka Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). Hasil: Sebanyak enam studi memenuhi kriteria inklusi untuk dilakukan systematic review. Berdasarkan hasil analisis studi yang diinklusi, terdapat hubungan antara bruksisme dengan kegagalan implan dan komplikasi implan, baik komplikasi klinis maupun mekanis. Kesimpulan: Kebiasaan bruksisme memengaruhi keberhasilan implan dental dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi klinis serta mekanis, terutama jika disertai faktor risiko tambahan, seperti merokok.

Background: Bruxism, which includes clenching and grinding, can occur during wakefulness (awake bruxism or diurnal bruxism) and sleep (sleep bruxism). This condition can create an excessive occlusal load on teeth and dental implants. Dental implant failure is the term to describe where the implant must be removed or lost. Dental implant complications can be categorized into clinical complications and mechanical complications. Bruxism can be one of the risk factors for implant failure, such as implant or screw fracture, screw loosening, and porcelain veneer fracture. Objective: To analyze the relationship between bruxism and implant failure and complications. Methods: Systematic review (PROSPERO CRD42024591936) with literature searches in online databases namely PubMed, EBSCO, and SpringerLink. The identified studies then went through screening, eligibility assessment, and inclusion stages using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) framework. Results: A total of six studies met the inclusion criteria for systematic review. Based on the analysis of the included studies, there was an association between bruxism and implant failure and complications, both clinical and mechanical complications. Conclusion: Bruxism affects dental implant success and both clinical and mechanical complications, especially if accompanied by additional risk factors such as smoking."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saskia Kirana Anjani
"Latar Belakang: Bruksisme, yang meliputi kegiatan mengatupkan rahang atas dan bawah dengan keras (clenching) dan mengasah gigi-gigi (grinding), dapat terjadi saat terjaga (awake bruxism atau diurnal bruxism) dan saat tidur (sleep bruxism). Kondisi ini dapat memberikan beban oklusal berlebih pada gigi dan implan dental. Kegagalan implan dental adalah istilah yang digunakan untuk kondisi implan yang harus dilepas atau hilang. Komplikasi implan dental dapat dikategorikan menjadi komplikasi klinis dan komplikasi mekanis. Bruksisme dapat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kegagalan seperti patah implan atau sekrup implan dental, longgarnya sekrup implan dental, dan patah veneer porselen. Tujuan: Untuk menganalisis hubungan antara bruksisme dengan kegagalan dan komplikasi implan dental. Metode: Tinjauan sistematis (PROSPERO CRD42024591936) dengan pencarian literatur pada online database yaitu PubMed, EBSCO, dan SpringerLink. Studi yang diidentifikasi kemudian melalui tahapan skrining, penilaian eligibilitas, dan inklusi menggunakan kerangka Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA). Hasil: Sebanyak enam studi memenuhi kriteria inklusi untuk dilakukan systematic review. Berdasarkan hasil analisis studi yang diinklusi, terdapat hubungan antara bruksisme dengan kegagalan implan dan komplikasi implan, baik komplikasi klinis maupun mekanis. Kesimpulan: Kebiasaan bruksisme memengaruhi keberhasilan implan dental dan meningkatkan risiko terjadinya komplikasi klinis serta mekanis, terutama jika disertai faktor risiko tambahan, seperti merokok.

Background: Bruxism, which includes clenching and grinding, can occur during wakefulness (awake bruxism or diurnal bruxism) and sleep (sleep bruxism). This condition can create an excessive occlusal load on teeth and dental implants. Dental implant failure is the term to describe where the implant must be removed or lost. Dental implant complications can be categorized into clinical complications and mechanical complications. Bruxism can be one of the risk factors for implant failure, such as implant or screw fracture, screw loosening, and porcelain veneer fracture. Objective: To analyze the relationship between bruxism and implant failure and complications. Methods: Systematic review (PROSPERO CRD42024591936) with literature searches in online databases namely PubMed, EBSCO, and SpringerLink. The identified studies then went through screening, eligibility assessment, and inclusion stages using the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyses (PRISMA) framework. Results: A total of six studies met the inclusion criteria for systematic review. Based on the analysis of the included studies, there was an association between bruxism and implant failure and complications, both clinical and mechanical complications. Conclusion: Bruxism affects dental implant success and both clinical and mechanical complications, especially if accompanied by additional risk factors such as smoking."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library