Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sharon Hanandi
Abstrak :
Pelaksanaan distribusi vaksin yang merupakan salah satu produk rantai dingin, harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan untuk memastikan mutu vaksin tetap terjaga dengan baik. Puskesmas Kecamatan Makasar melaksanakan prosedur distribusi vaksin sesuai dengan peraturan Kementerian Kesehatan Indonesia dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses distribusi vaksin adalah suhu cool box saat distribusi vaksin yang dapat dipantau melalui termometer yang tersedia, status freeze tag dalam cool box, jumlah vaksin, VVM vaksin bila ada, tanggal kadaluwarsa vaksin, serta suhu cold chain tempat vaksin disimpan yang dipantau tiga kali sehari. Seluruh hal tersebut harus tercatat dengan baik dan jelas pada berita acara serah terima vaksin dan laporan kedatangan vaksin.  ......The distribution of vaccines, which are one of the cold chain products, must be carried out in accordance with the stipulated requirements to ensure that the quality of the vaccines is maintained properly. The Makassar District Health Center carries out vaccine distribution procedures in accordance with the regulations of the Indonesia’s Ministry of Health and BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan). Some points that have to be considered in the vaccine distribution process are the temperature of the cool box during vaccine distribution which can be monitored by the provided thermometer, the status of the freeze tag in the cool box, the number of vaccines, the VVM of the vaccine if available, the expiration date of the vaccine, and the temperature of the cold chain where the vaccine is stored which is monitored three times a day. All of these aspects must be recorded properly and clearly in the vaccine handover records and vaccine arrival reports.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Abdullah
Abstrak :
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskular yang memiliki tingkat prevalensi tinggi di Indonesia. Adanya peningkatan kasus penyakit hipertensi ini menyebabkan diperlukannya suatu upaya pencegahan dan pengendalian untuk mengatasi peningkatan kasus penyakit hipertensi ini terutama di Indonesia. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah edukasi penyakit hipertensi menggunakan leaflet sebagai media edukasi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai pemberian edukasi mengenai penyakit hipertensi dengan menggunakan leaflet dan juga peran apoteker dalam tatalaksana penyakit hipertensi. Penyusunan laporan ini dilakukan melalui hasil pencarian studi literatur dan juga pembuatan design leafletnya menggunakan Canva, yaitu sebuah aplikasi desain grafis online. Hasil penyusunan laporan ini menunjukkan bahwa leaflet dapat digunakan sebagai media yang efektif oleh tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas Kecamatan Makasar dalam rangka edukasi mengenai penyakit hipertensi, pencegahan dan pengendalian, serta pengobatan penyakit hipertensi kepada pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke Puskesmas. Selain itu, apoteker sebagai tenaga kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam membantu penatalaksaan pasien hipertensi, tidak hanya dalam proses pemberian terapi pengobatan hipertensi saja, melainkan juga dalam kegiatan pelayanan informasi obat (PIO) terkait hipertensi, yang mana salah satu dari bentuk PIO tersebut adalah membuat leaflet mengenai penyakit hipertensi. Hasil laporan ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk apoteker dalam melakukan proses edukasi mengenai penyakit hipertensi kepada masyarakat. ......Hypertension or high blood pressure is a disease of the cardiovascular system that has a high prevalence rate in Indonesia. The increase in cases of hypertension causes the need for prevention and control efforts to overcome the increase in cases of hypertension, especially in Indonesia. One effort that can be made is education about hypertension using leaflets as an educational medium. This study aims to provide an explanation regarding providing education about hypertension using leaflets and also the role of pharmacists in managing hypertension. This report was prepared using the results of a literature study search and also creating a leaflet design using Canva, an online graphic design application. The results of preparing this report show that leaflets can be used as an effective medium by health workers at the Makasar District Health Center in the context of education about hypertension, prevention and control, as well as treatment of hypertension for patients and their families who visit the Community Health Center. Apart from that, pharmacists as health workers have a very important role in assisting the management of hypertensive patients, not only in the process of providing hypertension treatment therapy, but also in drug information service activities (PIO) related to hypertension, of which one form of PIO is make leaflets about hypertension. The results of this report can be used as a source of information for pharmacists in carrying out the educational process regarding hypertension to the public.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gayatri Indah Pramesti
Abstrak :
HIV/AIDS adalah masalah kesehatan global yang serius, dan pengelolaan efek samping obat antiretroviral (ARV) adalah bagian penting dari terapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menguraikan berbagai efek samping dari obat antiretroviral dan cara penanggulangannya pada Puskesmas Kecamatan Makasar. Penelitian dilakukan melalui pendekatan deskriptif dengan metode observasional dan tinjauan literatur. Data dikumpulkan dari catatan medis pasien HIV/AIDS yang mendapatkan terapi ARV di Puskesmas Kecamatan Makasar selama periode April 2023. Temuan menunjukkan bahwa efek samping yang umum dialami oleh pasien meliputi mual, muntah, diare, dan ruam kulit. Efek samping ini bervariasi tergantung pada jenis ARV yang digunakan. Untuk mengatasi efek samping, langkah-langkah yang diambil termasuk pemberian obat antiemetik, edukasi pasien mengenai pola makan yang tepat, dan penyesuaian dosis obat. Manajemen efek samping ARV di Puskesmas Kecamatan Makasar cukup efektif, namun perlu adanya peningkatan dalam hal edukasi pasien dan pemantauan rutin untuk meningkatkan kepatuhan terhadap terapi dan kualitas hidup pasien. Disarankan untuk mengembangkan program edukasi yang lebih komprehensif untuk pasien dan pelatihan bagi tenaga kesehatan mengenai manajemen efek samping ARV. Evaluasi rutin terhadap penanganan efek samping juga diperlukan untuk memastikan keberlanjutan kualitas pelayanan kesehatan di Puskesmas. ...... HIV/AIDS is a serious global health issue and managing the side effects of antiretroviral (ARV) drugs is a crucial part of therapy. This study aims to identify and describe the various side effects of antiretroviral drugs used at the Makasar District Health Center and the methods to mitigate them. The research was conducted using a descriptive approach with observational methods and literature review. Data were collected from the medical records of HIV/AIDS patients receiving ARV therapy at the Puskesmas Kecamatan Makasar during the period of April 2023. The findings indicate that common side effects experienced by patients include nausea, vomiting, diarrhea, and skin rashes. These side effects vary depending on the type of ARV used. To address the side effects, measures taken include the administration of antiemetic drugs, patient education on proper dietary habits, and adjustment of drug dosages. The management of ARV side effects at the Puskesmas Kecamatan Makasar is quite effective, but there is a need for improvement in patient education and routine monitoring to enhance therapy adherence and patient quality of life. It is recommended to develop more comprehensive educational programs for patients and training for healthcare providers on ARV side effect management. Routine evaluation of the effectiveness of side effect management is also necessary to ensure the sustainability of the quality of healthcare services at the Health Center.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Darsih Sarastri
Abstrak :
Evaluasi penggunaan obat (EPO) menjadi kegiatan farmasi klinis yang penting untuk mengetahui pola, evaluasi berkala, masukan perbaikan, dan pengaruh intervensi pola penggunaan obat. EPO antibiotik perlu dilakukan karena tingginya potensi resistensi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui pola pemakaian antibiotik oral di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022 berdasarkan jenis (nama generik), kelas terapi dan pengeluaran biaya (expenditure) serta pola pemakaian ATC level 3 antibiotik berdasarkan nilai DDD value dan pengeluaran biaya. Data pemakaian obat yang diperoleh dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO), alokasi gudang obat (BULD) dan resep tahun 2022 diolah menggunakan pivot table software Microsoft Excel dan dipresentasikan dalam diagram batang. Hasil pola pemakaian obat antibiotik oral tertinggi di Puskesmas Kecamatan Makasar tahun 2022 berdasarkan jenis yaitu Amoksisilin (67,63%), berdasarkan kelas terapi yaitu J01 – Antibacterials for Systemic Use (95,18%) dan berdasarkan expenditure yaitu Amoksisilin (66,47%). Selanjutya, hasil pola pemakaian kelas terapi antibiotik oral tertinggi berdasarkan expenditure yaitu J01 – Antibacterials for Systemic Use (97,88%) serta pola pemakaian ATC level 3 antibiotik oral tertinggi berdasarkan nilai DDD value dan expenditure yaitu J01C – Beta-lactam Antibacterials, Penicillins dengan DDD value 67,63% dan Expenditure 66,47%. ...... The evaluation of drug usage (EPO) has become an important clinical pharmacy activity to understand patterns, conduct periodic evaluations, provide improvement inputs, and assess the impact of interventions on drug usage patterns. EPO for antibiotics is necessary due to the high potential for resistance. A study was conducted to determine the pattern of oral antibiotic usage in the Makasar District Health Center in 2022 based on type (generic name), therapeutic class, expenditure, and the pattern of ATC level 3 antibiotic usage based on DDD values and expenditure. Data on drug usage obtained from Drug Usage Reports and Drug Request Forms (LPLPO), drug warehouse allocation (BULD), and prescriptions in 2022 were processed using Microsoft Excel pivot table software and presented in bar diagrams. The results showed that the highest pattern of oral antibiotic usage in the Puskesmas District Makasar in 2022 based on type was Amoxicillin (67.63%), based on therapeutic class was J01 – Antibacterials for Systemic Use (95.18%), and based on expenditure was Amoxicillin (66.47%). Furthermore, the results indicated that the highest pattern of therapeutic class usage of oral antibiotics based on expenditure was J01 – Antibacterials for Systemic Use (97.88%), and the highest pattern of ATC level 3 oral antibiotic usage based on DDD values and expenditure was J01C – Beta-lactam Antibacterials, Penicillins with DDD value of 67.63% and Expenditure of 66.47%.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Raisa Wulida Sulistiya
Abstrak :
ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur dilaksanakan selama dua minggu dimulai dari tanggal 24 Oktober sampai dengan 7 November 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon Apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Puskesmas Kecamatan Makasar Jakarta Timur telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas, sedangkan pelayanan farmasi klinis yang belum dilakukan adalah pemantauan dan pelaporan efek samping obat.
ABSTRACT
Internship at Internship at Makasar District Jakarta Timur Primary Health was held at 24th October until 7th November 2016. This internship was intended to make Apothecary student understand roles and responsilibities of Pharmacist in primary health, understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in Makasar District Jakarta Timur Primary Health are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 30 Year 2014 about Standarization of Pharmaceutical Care in Primary Health. Clinical pharmacy activities in Makasar District Jakarta Timur Primary Health that are not done is monitoring and reporting of drugs side effect.
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sita Ayu Lestari
Abstrak :
Badan Pusat Statistik Indonesia menyatakan bahwa terjadinya peningkatan pravalensi DM dari diperkirakan, yaitu meningkat menjadi 8,5%. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) yang dapat diklasifikasikan berdasarkan penyebabnya, yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan DM dengan kondisi tertentu. Ketepatan penggunaan dan kepatuhan pasien dalam pengobatan diabetes melitus dapat mengurangi risiko terjadinya komplikasi, seperti kerusakan pembuluh darah makrovaskular (jantung, otak, dan pembuluh darah), mikrovaskular (mata dan ginjal), ataupun kerusakan neuropati Peran pelayanan kefarmasian dalam pencegahan ataupun pelaksanaan pengobatan yang tepat dan rasional terhadap penyakit DM sangat penting dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. PIO merupakan kegiatan pelayanan kefarmasian yang dilakukan oleh Apoteker dalam memberikan informasi terkait obat untuk meningkatkan pemahaman dan menunjang penggunaan obat yang rasional. Dari hasil edukasi dan pemberdayaan masyarakat terkait penyakit Diabetes Melitus melalui leaflet Di Mushalla Nurul Iman Kelurahan Halim Perdana Kusuma II, wilayah Puskesmas Kecamatan Makasar didapatkan kesimpulan bahwa pemahaman dewasa dengan penyakit tidak menular (PTM) dan lansia terkait pengertian, klasifikasi, dan kriteria penyakit Diabetes Melitus secara umum, pemahaman terapi farmakologi dan non farmakologi penyakit Diabetes Melitus, serta pemahaman tanda dan gejala hipoglikemia dianggap telah bertambah yang ditunjukkan dengan respon, tanggapan, serta pertanyaan yang diajukan peserta saat edukasi dilakukan. ......Badan Pusat Statistik Indonesia reports an increase in the prevalence of diabetes mellitus (DM) from an estimated rate, rising to 8.5%. Diabetes mellitus is a chronic condition characterized by elevated blood glucose levels (hyperglycemia) and can be classified based on its causes, including DM type 1, DM type 2, gestational DM, and DM associated with specific conditions. The accuracy of DM treatment and patient adherence can reduce the risk of complications, such as damage to macrovascular (heart, brain, and blood vessels), microvascular (eyes and kidneys), and neuropathic complications. Pharmaceutical services play a vital role in preventing and providing appropriate and rational treatment for DM, thereby enhancing patients' quality of life. Pharmaceutical Information and Education (PIO) is a service provided by pharmacists to deliver information related to medications to improve understanding and support rational drug use. Through educational efforts and community empowerment regarding Diabetes Mellitus in leaflets distributed at Mushalla Nurul Iman, Halim Perdana Kusuma II Subdistrict, within the Makasar District Health Center's jurisdiction, it was concluded that the understanding of adults with non-communicable diseases (NCDs) and the elderly regarding the general definition, classification, and criteria of Diabetes Mellitus, as well as knowledge of pharmacological and non-pharmacological therapies for Diabetes Mellitus, and understanding of signs and symptoms of hypoglycemia, had improved. This was evidenced by the responses, feedback, and questions posed by participants during the educational sessions.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library