Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Christofer Satria
"Penciptaan ini dilatarbelakangi oleh ketetarikan pencipta terhadap keindahan dan fenomena subak di Bali khususnya daerah Gianyar dan Bangli. Subak adalah organisasi kemasyarakatan yang mengatur sistem pengairan sawah, yang digunakan untuk bercocok tanam padi di Bali. Subak biasanya memiliki pura yang dinamakan Pura Uluncarik yang diperuntukan untuk "Dewi Sri" (dewi kemakmuran dan kesuburan). Penciptaan ini difokuskan pada fotografi decopuage keindahan dan phenomena subak Bali khususnya daerah Gianyar dan Bangli. Berorientasi dari keindahan dan fenomena subak di Bali, pencipta ingin mengungkapkan ke dalam sebuah karya fotografi decopauge, dengan menggunakan dua teknik yang berbeda menjadi satu kesatuan, sehingga kesan foto akan lebih berbeda dan mengikuti tekstur batu yang digunakan. Berdasarkan hal tersebut pencipta menggunakan teori transformasi, untuk perubahan dari karya asli be-dalam karya baru dan teori semiotika, sebagai pembuatan karya untuk melihat komposisi foto dan tekstur batu yang digunakan. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan metode dokumentasi, yang difokuskan didaerah Gianyar dan Bangli. Pencipta berharap dengan adanya perancangan ini, dapat memberikan dampak baik terhadap Subak di Bali terutama daerah Gianyar dan Bangli, dan dapat menjadi media yang menarik untuk memelihara dan menjaga Subak di Bali."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 JSRD 21:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Wayan Rupiani
"Bali merupakan pulau Dewata yang banyak memiliki kisah atau legenda maupun silsilah kawitan atau garis keturunan laki-laki (purus). Legenda tersebut masih diyakini dan disakralkan, sepertl yang tersimpan di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung, yaitu sebuah Prasasti Ujara Kanda yang menjelaskan tentang kisah Ki Mantri Tutuan dan seketurunannya. Ki Mantri Tutuan berasal dari keturunan Raja Kelingga Jawa Timur yang beman Dalem Mangori, mempunyai anak bernama Pangeran Satriawangsa menjalani hukuman dan kutukandi tarah Bali bernama Pura Bukit Buluh di Desa Gunaksa Kecamatan Dawan Kabupaten Klungkung.
Berdasarkan fenomena di atas diciptakanlah sebuah karya tari inovatif yang berjudul Ki Mantri Tutuan. Adapun alasannya adalah ingin menggali nilai-nilai keyakinan yang bersifat religious dan erat hubungannya dengan alam gaib, serta memperoleh pengetahuan tentang sejarah,etika,moral dan sopan santun terhadap orang yang pantas dihormati, dan ingin mensosialisasikan terhadap keturunan Ki Mantri Tutuan melalui sajian dalam bentuk karya tari inovatif.
Prinsip-prinsip angripta sesolahan dipilih untuk proses penciptaan karya tari Ki Mantri Tutuan dan dalam perwujudannya menggunakan teori transpormasi yang merupakan suatu proses pemindahan kisah dari aslinya menjadi karya sent tari yang bersifat inovatif. Ki Mantri Tutuan dalam bentuk karya tari inovatif adalah sebuah karya tari kekinian, yang berorientasi pada standar tari Bali yaitu agem, tandang, tangkis dan tangkep dikemas menjadi karya baru yang menyesuaikan dengan perkembangan jaman."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library