Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chairunnisa Murniati
"Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui pengaruh jenis peketjaan dan tempat ketja perempuan kawin terhadap jumlah anak lahir hidup berdasarkan data SDKI 2007. Perempuan kawin pada penelitian ini adalah perempuan status kawin yang berusia 15-49 tahun pada saat survei dilakuk:an. Selain jenis peketjaan dan tempat ketja, variabel bebas lain yang digunakan adalah pendidikan, lama status kawin dan status pemakaian kontrasepsi.
Teori mengacu pada apakah jumlah anak menghambat peketjaan. Compatible apabila tidak menghambat peketjaan sedangkan incompatible apabila menghambat peketjaan. Berdasarkan temuan pada analisis deskriptif, jumlah anak tidak menghambat peketjaan sales dan agricultural sehingga cenderung mempunyai jumlah anak lahir hidup yang lebih banyak sedangkan professional dan industrial yang umurnnya beketja di luar rumah jumlah anak menghambat peketjaan sehingga dapat disimpulkan bahwa teori compatibility masih berlaku berdasarkan data SDKI 2007. Pendidikan mempunyai hubungan negatif dengan jumlah anak lahir hidup. Perempuan yang berpendidikan tinggi mempunyai jumlah anak lahir hidup yang lebih sedikit dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Berdasarkan lama status kawin, perempuan dengan lama pernikahan lebih dari 10 tahun cenderung mempunyai jumlah anak lahir hidup lebih dari 2. Berdasarkan status pemakaian kontrasepsi, perempuan menggunakan alat kontrasepsi ketika sudah memiliki 1 s.d 2 anak ataupun lebih dari 2 anak. Berdasarkan analisis inferensial dengan metode Ordered Choice Model, terlihat bahwa jenis peketjaan dan tempat ketja mempunyai pengaruh signifikan terhadap jumlah anak lahir hidup dan pengaruhnya tersebuf·tergantung pada pendidikan, lama status kawin dan status pemakaian kontrasepsi.

The aim of this research is to study the influence of women's occupation and where women work on the number of children ever born (CEB) using the 2007 Indonesia Demographic Health Survey. The analysis is conducted on married women aged 15-49 years at the time of survey. The other independent variables are education, duration of marriage and the use of contraceptions.
According to theory, higher number of children may hamper women to work. Work and children are compatible when the number of children does not hamper women to work while on the other hand they are incompatible when children hamper women to work. Based on descriptive analysis, women who work as sales and agricultural workers tend to have more CEB than women who do not work while women who work as professional and industrial workers who usually work outside. home tend to have less children than women who do not work. This proves that compatibility theory is valid. According to education, the level of education has an inverse relationship with the number of CEB. Higher educated women has lower CEB compared to less educated women. Based on the duration of marriage, women who have married more than 10 years tend to have more than two CEB. The result also shows that women use contraceptives when they have 1-2 and more than 2 CEB. Regression results show that women's occupation and where women work have significant influence on CEB and depend on women's education, duration of marriage and contraceptive use."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T31636
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Siti Kusyiah
"Tesis ini membahas tentang beberapa faktor yang mempengaruhi pemakaian IUD di Indonesia yang memungkinkan kita untuk mengetahui siapa pemakai IUD itu, Jika kita mengetahuinya dengan jelas tentu kita dapat menentukan segmentasi sasaran untuk: peningkatan pemakaian IUD pada masa yang akan datang.
Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dati analisis deskriptif dan inferensial dengan model regresi logistik biner. Data yang dignnakan adalab data SDKI 2007, dengan unit analisis wanita kawin usia 15-49 tahun yang memakai seluruh alat/cara kontrnsepsi.
Dari basil penelitian inl kita dapat mengenali, temyata pemakai IUD di Indonesia adalah :
1. W.anita yang tamat SLTA keatas kecenderungannya memakai IUD 2,89 kali wanita yang berpendidikan SLTP.
2. Wanita kelompok umur 35-49 kecenderungannya memakai IUD 2,69 kali wanita umur 25-34 tahun.
3. Wanita yang punya anak masih hidup I orang kecenderungannya memakai IUD 0,49 kali wanita yang punya anak masih bidup z,J orang.
4. Wan.ita yang tidak ingin menambah anak Jagi kecenderungannya memakai IUD 2,72 kali wanita yang ingin punya anak lagi,
5. Wanita yang tinggal di pekotaan kecenderungannya memekala IUD 2,26 kali wanita yang tinggal di pedesaan
6. Wanita yang bekerja kecenderungannya memakai IUD 1,72 kali wanita yang tidak bekerja
7. Wanita yang bekerja sebagai tenaga profesional kecenderungannya memakai IUD 3.0& kali wanita yang tidak bekerja dan yang beketja sebagai tenaga sales kecenderungannya 1, 74 kali wanita yang tidak bekerja.
Dan hal yang tidak kalah pentingaya untuk diketahui bahwa pengaruh jumlah anak masih hidup terbadap peluang pemakaian IUD, tidak tergantung tingkat pendldikan dan peluang pemakaian IUD pada wanita yang bekerja sebagai tenaga usaha pertanian bempir sama peluangnya dengan wanita yang tidak bekerja.

This thesis discusses factors influencing the use of IUD in Indonesia in order to determine the segmentation target of WD users in order to increase the number of iUD users in the future.
The method of analysis is descriptive analysis and inferential statistics of Logistic Binary Regressions. The data used is the 2007 Indonesia Demographic and Health Survey on the sample of 15-49 yearn old of married women who currently use contraceptives.
From the results of this study we can identify that
1. Women with SLTA and higher education are more likely {2,89 times) to use IUD than women with SLTP education.
2. Women aged 35-49 years are more likely {2,69 times) to use IUD than women aged 25-34 years.
3. Women with I child still alive are less likely (0,49 times) to use IUD lower than women with 2-3 children still alive.
4. Women who desire more children are more likely (2,72 times) to use IUD than women who do not desire more children.
5. Women who live in urban areas are more likely (2.26 times) to use IUD than women who live in rural areas.
6. Women who work are more likely (1.72 times) to use IUD than women who do not work
7. Women who work as professionals are more likely (3.08 times) to use IUD than women who do not work; women who work as sales workers tend to use IUD, 1. 74 times more likely than women who do not work.
Two interesting findings from this study are: the influence of the number of children still alive on using IUD does not depend on education level the tendency of women who work in agriculture sector to use IUD are the same with the women who do not work."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T31635
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library