Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rosdiana
"Sindroma Down disebabkan abnormalitas kromosom yaitu nondisjuction kromosom 21 dengan karakteristik tertentu. Anak sindroma Down memiliki resistensi yang baik terhadap karies. sIgA di dalam saliva merupakan tanda diaktivasinya respon imun humoral di dalam rongga mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar sIgA saliva dengan karies anak sindroma Down. Subjek penelitian berusia 15-17 tahun, sebanyak 34 orang yang tediri dari 17 anak sindroma Down dan 17 anak normal. Seluruh subjek penelitian dinilai kadar sIgA saliva menggunakan ELISA tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan hubungan negatif kuat bermakna antara kadar sIgA saliva dan karies anak sindroma Down (r=-0.628, p=0.007). Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kadar sIgA saliva dan karies anak sindroma Down.

Down syndrome is caused by chromosomal abnormalities nondisjuction chromosome 21 with particular characteristics. Down syndrome children have a good resistance against caries. sIgA in the saliva is a sign activated humoral immune response in the oral cavity. This study aimed to investigate the relationship of salivary sIgA concentrations with caries Down syndrome children. Subjects aged 15-17 years, a total of 34 people consisting of 17 Down's syndrome children and 17 normal children. All subject of the study assessed the concentratios of salivary sIgA using indirect ELISA. The results showed an significant strong negative correlation was found between salivary sIgA concentration and caries Down syndrome children (r = -0628, p = 0.007). This study established that salivary sIgA concentration and caries Down syndrome children was significant correlation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
T35046
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinezia Rahmatunisa Naro
"ABSTRAK
Latar Belakang: Saat ini, masih banyak ibu yang belum melakukan
perawatan pada gigi anaknya yang mengalami trauma gigi. Penelitian
sebelumnya menyatakan bahwa kondisi sosiodemografi ibu (pendapatan,
jarak tempat tinggal-fasilitas kesehatan, orang yang berpengaruh)
mempengaruhi keputusan ibu dalam perawatan kesehatan anak. Tujuan:
Untuk mengetahui hubungan antara status sosiodemografi ibu dan keputusan
perawatan pada kasus trauma gigi anterior anak. Metode: Studi analitik
potong lintang. Subjek penelitian sebanyak 50 ibu dari anak yang mengalami
trauma gigi permanen anterior usia 8-12 tahun di sekolah dasar negeri di
Johar Baru, Jakarta Pusat. Hasil: Terdapat hubungan antara aspek
sosiodemografi pendapatan, jarak rumah dan orang yang mempengaruhi ibu
dengan keputusan perawatan trauma pada gigi permanen anterior anak
(p<0,05).

ABSTRACT
Background: Nowadays, most mothers have not seek the treatment on
children’s traumatized permanent anterior teeth. Previous research stated that
mothers’ sociodemographic conditions (income, home-health facility
distance, influencing person) affect mothers’ decision of children health care.
Aim: Determine the relationship between mothers’ sociodemographic status
and treatment decisions on children’s traumatized permanent anterior teeth.
Method: Cross-sectional analytic study. Research subjects were 50 mothers
of children aged 8-12 years old with traumatized permanent anterior teeth in
public elementary school at Johar Baru, Central Jakarta. Result: There is a
relationship between sociodemographic aspects of income, home-health
facility distance, and influencing person with trauma care decisions on
permanent anterior teeth of children (p<0.05)."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmita Nuraini
"ABSTRAK
Status kesehatan gigi dan mulut seseorang sangat ditentukan oleh perilakunya dalam menjaga kesehatan. Pengaruh faktor lingkungan berupa interaksi dengan lingkup terkecil akan mempengaruhi terbentuknya perilaku. Orang tua terutama ibu memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak dan menjadi contoh bagi pembentukan perilaku. Proses peradangan gingiva sebagai awal dari terjadinya penyakit periodontal dapat terjadi sejak gigi sulung erupsi dan pada anak usia prasekolah merupakan periode awal terjadinya gingivitis, sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai hubungan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu dengan status gingiva ibu dan anak usia 3-5 tahun. Subjek pada penelitian ini adalah 60 anak berusia 3-5 tahun yang bersekolah di TK Cempaka Kelurahan Gondangdia Jakarta Pusat, TK YWPM Kelurahan Tanah Tinggi Jakarta Pusat, TK Mutiara Indonesia Bekasi beserta ibunya. Metode Penelitian ini menggunakan rancangan survei analitik potong lintang. Di dalam rancangan ini pada seluruh subyek dilakukan pengambilan data mengenai perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut ibu menggunakan kuesioner HU-DBI dan pemeriksaan kesehatan gingiva pada ibu dan anak berdasarkan ORI, GI dan pemeriksaan derajat keasaman (pH) saliva. Distribusi frekuensi jawaban kuesioner menunjukkan bahwa perilaku ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya adalah baik. Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara perilaku ibu dengan ORI, GI ibu, pH saliva ibu serta ORI-C.

ABSTRACT
Oral health status is determined by health behavior. Environmental interactions in the family will affect behavioral shaping. Parents especially mothers have an important role on educating their children. Gingival inflammation indicates the process of periodontal disease and can begin as early as the first tooth erupts. Preschool children is a period when gingivitis can occur, therefore a research on relationship between mothers’ oral health behavior with gingival health status of herself and children needs to be done. Subject in this study are 60 pairs of mother
and their 3-to-5-year-old children from TK Cempaka Kelurahan Gondangdia Jakarta Pusat, TK YWPM Kelurahan Tanah Tinggi Jakarta Pusat, TK Mutiara Indonesia Bekasi. Research method is cross sectional analytical survey. Examination on mothers’ behavior using Hiroshima University Dental Behavioral Inventory (HUDBI)
questionnaire. The clinical parameter consist of mother-children’s gingival health status measured by ORI, GI and saliva acidity. Frequency distribution of the respondent shows that mothers’ oral health behavior are good. The result of this study shows that there is a significant relationship between mothers’ behavior with ORI,
mothers’ GI, mothers’ saliva acidity and child’s GI."
2013
T35002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widyaningrum Dwihadiputro
"ABSTRAK
Perilaku hidup sehat gigi dan mulut akan berdampak pada status kesehatan gigi dan
mulut seseorang berupa ada atau tidak . Peran ibu dalam menjaga kesehatan gigi dan
mulut anak ataupun mendidik anak dalam kesehatan gigi sangat tergantung kepada
perilaku ibu. Anak usia 4-5 tahun termasuk kelompok risiko karies yang tinggi, maka
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui hubungan perilaku kesehatan gigi dan
mulut ibu terhadap status karies ibu dan anak. Tujuan penelitian ini adalah
membuktikan adanya hubungan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi mulut ibu,
beserta data status kesehatan karies ibu dan anak. Subjek pada penelitian iniadalah 61
ibu dan anaknya berusia 4-5 tahun yang bersekolah di TK Cempaka Kelurahan
Gondangdia Jakarta Pusat, TK YWPM Kelurahan Tanah Tinggi Jakarta Pusat, TK
Mutiara Indonesia Bekasi. Metode penelitian ini menggunakan rancangan
observasional potong lintang. Di dalam rancangan ini dilakukan pemeriksaan perihal
perilaku kesehatan gigi dan mulut pada ibu, status karies ibu dan anak berdasarkan
indeks DMF-T, def-t dan pemeriksaan derajat keasaman (pH) plak. Pemeriksaan
terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut ibu menggunakan kuesioner HU-DBI.
Pada penelitian ini didapatkan indeks karies ibu dan anak yang tinggi. Hasiluji Mann-
Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara karies gigi ibudan anaknya,
namun tidak ada perbedaan status karies anak antara ibu rumah tangga dan ibu yang
bekerja. Dari uji binomial diketahui bahwa perilaku ibu dalam menjaga kesehatan
gigi dan mulutnya adalahbaik. Hasil uji Spearman diketahui bahwa terdapat
hubungan yang sangat lemah dan tidak bermakna antara perilaku kesehatan gigi dan
mulut ibu terhadap status karies ibu dan anak, serta hubungan berdasarkan pekerjaan
ibu terhadap indeks karies ibu dan anak. Perilaku kesehatan gigi dan mulut ibu yang
baik masih menjadir isiko terjadinya karies ibu, namun dapat menjadi factor protektif
dalam risiko kejadian karies anaknya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah perilaku
kesehatan gigi dan mulut ibu memiliki hubungan yang sangat lemah dan tidak
bermakna dengan status karies ibu dan anak, namun perilaku ibu dapat menjadi factor
protektif dari terjadinya risiko karies gigi anaknya.

ABSTRACT
Oral health behavior will have an impact on oral health status of a person in the form
of the presence or absence of diseases in the mouth. Mothers’ role in maintaining oral
health in children or educate children dental health is dependent upon the mothers’
behavior.Children aged 4-5 years is include in a high caries risk group, it is necessary
to conduct a study to determine the relationship of oral health to the mother caries
status of mothers and children.The purpose of this study is to prove the existence of a
relationship mothers’ oral health behavior, along with the data caries status of
maternal and their children’s health. Subjects in this study were 61 mothers and their
children aged 4-5 years who attended TK CempakaGondangdia village in Central
Jakarta, TK YWPM Tanah Tinggi village in Jakarta Pusat, TK Mutiara Indonesia
Bekasi. Method of this study uses cross-sectional observational design. The
examination concerning mothers’ oral health behavior, the mother and child caries
status based on DMF-T, def-t index, and the examination of the degree of acidity
(pH) plaque. Examination of mothers’ oral health behavior using HU-DBI
questionnaire.In this study obtained caries index on mothers and children is high.
Mann-Whitney test results show that there is a difference of dental caries between
mothers and their children, but there was no difference in caries status of children
with housewives and working mothers. From the binomial test is known that
mothers’ oral health behavior in maintaining healthy teeth and mouth counted as
good.Spearman's test result is known that there is a very weak and no significant
correlation between mothers’ oral health behavior with caries status of mothers and
children, and relationships based on mothers’ employment and child caries index.
Good oral health behavior of mothers is still a risk on mothers’ dental caries, but can
be a protective factor in the incidence of caries risk in their children.The conclusion
of this study is mothers’ oral health behavior has a very weak and no significant
correlation with caries status of mother and children, but mothers’ oral health
behavior may be a protective factor of occurrence of dental caries risk in children."
2013
T35000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amrita Widyagarini
"ABSTRAK
Streptococcus mutans (S. mutans) diketahui merupakan bakteri patogen utama
dalam proses karies. Koloni S. mutans pada anak dapat terbentuk melalui
transmisi S. mutans yang terutama bersumber dari ibu. S. mutans serotipe c, e, dan
f diklasifikasikan berdasarkan pada komposisi kimia polisakarida spesifik serotipe
dan sering ditemukan pada sampel plak. Sampel plak didapatkan dari 66 pasang
anak usia 3-5 tahun dan ibunya. Metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang
dipakai dengan menggunakan primer gtfB dalam penelitian ini telah
mengkonfirmasi keberadaan S. mutans pada 46 sampel plak pasang anak dan
ibunya. Terdapat hubungan yang bermakna antara karies anak dan karies ibunya
(p<0,05). Skor karies anak akan meningkat seiring dengan peningkatan skor
karies ibu. Distribusi S. mutans serotipe c ditemukan dalam proporsi yang banyak,
sedangkan S. mutans serotipe e ditemukan paling sedikit pada sampel plak anak
usia 3 – 5 tahun dan ibunya.Terdapat hubungan tidak bermakna antara S. mutans
serotipe c dan e dengan status karies anak dan ibunya (p>0,05). Terdapat
hubungan sangat lemah, tidak bermakna antara S. mutans serotipe c dan e anak
dengan ibunya (0,000 < r < 0,199; p>0,05).

ABSTRACT
Streptococcus mutans (S. mutans) are considered to be an important bacterial
pathogen of dental caries. The major reservoir from which children acquire these
organisms is their mothers. S. mutans is classified into three serotypes, c, e and f,
based on the chemical composition of its cell surface serotype-specific
polysacharide. S. mutans serotypes c,e and f were reported to be frequently
isolated from human dental plaque. Plaque samples were collected from 66 3- to
5-years-old and mothers with caries. Polymerase chain reaction (PCR) method
using gtfB primer in this research has confirmed S. mutans from 46 dental plaque
samples child-mother pairs. There is significant relationship between children
caries score and mother caries score (p<0.05). Child caries score increases as
mother caries score rise. Distribution of serotype c S. mutans has more prevalent
detected than serotype e S. mutans. There is no significant relationship (p>0.05)
between serotype c/e S. mutans and child-mother caries score. There is also no
significant relationship (0,000 < r < 0,199 ;p>0,05) between serotype c/e S.
mutans in children and their mothers."
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifa Pediarahma
"Inflamasi gingiva adalah kondisi patologis yang paling sering disebabkan oleh plak bakteri.Secretory immunoglobulin A (sIgA) adalah immunoglobulin yang menonjol pada saliva dan merupakan mekanisme pertahanan spesifik utama rongga mulut.Secretory immunoglobulin A meningkat jika terdapat stimulus imunologi lokal, salah satunya adalah alat ortodonti cekat.Pada penggunaan alat ortodonti cekat juga terjadi peningkatan akumulasi plak dan inflamasi gingiva. Penelitian mengenai hubungan sIgA dengan inflamasi gingiva menunjukkan hasil yang bervariasi Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kadar sIgA saliva dan inflamasi gingiva pada anak yang menggunakan alat ortodonti cekat. Sampel saliva didapatkan dari 16 anak yang menggunakan alat ortodonti cekat dengan inflamasi gingiva dan 16 yang menggunakan alat ortodonti cekat tanpa inflamasi gingiva. Seluruh subjek dilakukan pemeriksaan Gingival Index untuk menilai inflamasi gingiva,dan sample saliva diukur kadar sIgAnya dengan ELISA. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif lemah tidak bermakna antara kadar sIgA saliva dan inflamasi gingiva pada anak yang menggunakan alat ortodonti cekat (r =0,282 p=0.290). Semakin tinggi kadar sIgA saliva pada anak yang menggunakan alat ortodonti cekat, maka semakin tinggi inflamasi gingivanya.

Gingival Inflammation is a pathologic condition that often caused by bacterial plaque. Secretory immunoglobulin A (sIgA) is the main immunoglobulin in saliva and specific defense mechanism in oral cavity.Secretory immunoglobulin A is stimulated by local immune factor. Orthodontic fixed appliance is one of the local factor. Fixed appliance may increase the value of plaque and gingival inflammation. Research about correlation between sIgA level and gingival inflammation shows vary results. This study aimed to analyze correlation between salivary sIgA and gingival inflammation in children with fixed ortodontic appliance.Saliva samples were collected from 32 children with ortodontic appliance. Sixteen of them have gingival inflammation, and 16 of them have no gingival inflammation. Gingival Index were examined and use ELISA to asses salivary sIgA level. The study showed there is weak and not significant positive correlation between salivary sIgA level and gingival inflammation in children with orthodontic appliance (r =0,282 p=0.290).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Merdiana Dwi Trasti
"Sebelum adanya penggunaan susu formula sebagai pengganti ASI, gigi berlubang pada bayi jarang ditemukan.2,19 Dilaporkan pada anak riwayat ASI Eksklusif, karies jarang ditemukan karena mendapat komponen imunitas khususnyaIgA yang dapat memperlambat pertumbuhan bakteri S.mutans.2,11 Pada anak riwayat susu formula komponen imunitas belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar sIgA saliva anak ECC riwayat ASI eksklusif dan susu formula. Penelitian ini dilakukan pada 34 anak ECC usia 18-48 bulan yang memiliki skor deft >1, dengan 17 subjek riwayat ASI eksklusif dan 17 subjek riwayat susu formula. Seluruh subjek dilakukan pemeriksaan skor deft, dan dilakukan pengukuran sampel saliva dengan ELISA. Rerata skor deft anak ECC kelompok riwayat ASI eksklusif lebih rendah dibanding susu formula. Terdapat perbedaan bermakna rerata kadar sIgA saliva anak ECC antara riwayat ASI eksklusif dan susu formula (p=0,004).

Time before formula feeding has been found, baby tooth decay is definitely rare.2,19 Studies reported, children with exclusive breastfeeding have low caries as they have immunity component, specifically IgA, which may exhibits colony of S.mutans.2,11Meanwhile, immunity component of children with formula feeding is barely unknown. This study aimed to analyze the difference of quantity salivary sIgA Early Childhood Caries (ECC) children between exclusive breastfeeding and formula feeding history. Saliva samples were collected from 34 ECC children aged 18-48 months who have deft score >1, both exclusive brestfeeding and formula feeding history group are 17 subjects each. Deft score were examined, and quantity of salivary sIgA were assesed by ELISA. Deft score mean of exclusive breastfeeding history group is lower than formula feeding history group. There is a significant difference quantity salivary sIgA ECC children between exclusive breastfeeding and formula feeding history (p=0,004)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainur Rizzkiya
"[ABSTRAK
Penyakit jantung kongenital merupakan anomali kongenital yang paling sering terjadi dengan insiden 8-10 kasus dari 1000 kelahiran. Anak dengan penyakit jantung kongenital membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Beberapa obat yang dikonsumsi oleh anak dengan penyakit jantung kongenital dapat menyebabkan terjadinya karies. Disebutkan bahwa anak dengan penyakit jantulng kongenital memiliki insiden karies yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak normal. Tingkat keparahan resiko terjadinya karies dapat diperiksa melalui penghitungan nilai pH plak. Probiotik sering digunakan untuk pencegahan karies pada anak. Manfaat penggunaan probiotik dapat mengurangi resiko terjadinya karies. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel plak pada subjek sebelum berkumur minuman probiotik, kemudian subjek berkumur dengan minuman probiotik, dan 30 menit setelah berkumur minuman probiotik Hasil yang didapatkan dari 15 orang anak, probiotik dapat meningkatkan nilai pH plak (p=0,001) sebelum berkumur dan sesaat setelah berkumur, dan dapat bertahan 30 menit setelah berkumur minuman probiotik (p=0,430).
ABSTRACT
Congenital Heart Disease is the most common congenital anomaly occurred with an incidence of 8-10 cases out of 1000 births. Children with congenital heart disease are need treatment in the long term. Some drugs consumed by children with congenital heart disease may cause caries. As mentioned that children with congenital heart disease has a higher incidence of caries compared to normal children. The risk level of caries can be checked by calculating the plaque pH values. Probiotics are often used for prevention of caries in children. Benefits of using probiotics can reduce the risk of caries. This research is use samples of plaque on the subject before rinsing probiotic drink, then the subject gargling with probiotic drinks, and 30 minutes after rinsing probiotic drinks Results obtained from 15 children, probiotics can enhance the plaque pH values (p = 0.001) before rinsing and shortly after the rinse, and can last 30 minutes after rinsing probiotic drink (p = 0.430).;Congenital Heart Disease is the most common congenital anomaly occurred with an incidence of 8-10 cases out of 1000 births. Children with congenital heart disease are need treatment in the long term. Some drugs consumed by children with congenital heart disease may cause caries. As mentioned that children with congenital heart disease has a higher incidence of caries compared to normal children. The risk level of caries can be checked by calculating the plaque pH values. Probiotics are often used for prevention of caries in children. Benefits of using probiotics can reduce the risk of caries. This research is use samples of plaque on the subject before rinsing probiotic drink, then the subject gargling with probiotic drinks, and 30 minutes after rinsing probiotic drinks Results obtained from 15 children, probiotics can enhance the plaque pH values (p = 0.001) before rinsing and shortly after the rinse, and can last 30 minutes after rinsing probiotic drink (p = 0.430)., Congenital Heart Disease is the most common congenital anomaly occurred with an incidence of 8-10 cases out of 1000 births. Children with congenital heart disease are need treatment in the long term. Some drugs consumed by children with congenital heart disease may cause caries. As mentioned that children with congenital heart disease has a higher incidence of caries compared to normal children. The risk level of caries can be checked by calculating the plaque pH values. Probiotics are often used for prevention of caries in children. Benefits of using probiotics can reduce the risk of caries. This research is use samples of plaque on the subject before rinsing probiotic drink, then the subject gargling with probiotic drinks, and 30 minutes after rinsing probiotic drinks Results obtained from 15 children, probiotics can enhance the plaque pH values (p = 0.001) before rinsing and shortly after the rinse, and can last 30 minutes after rinsing probiotic drink (p = 0.430).]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Rahdelita
"[ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui kebiasaan NSB dengan dimensi lengkung gigi dan gangguan TMJ pada anak usia 3-5 tahun. Responden NSB dikelompokan dalam 2 kelompok, yaitu anak dengan durasi NSB kelompok kurang dari 3 tahun, dan anak dengan durasi NSB kelompok lebih dari 3 tahun. Kuesioner kwalitatif disampaikan kepada ibunya sebagai penetapan responden yang sesuai dengan kriteria inklusi sehingga perhitungan kwantitatif dilakukan dengan pengukuran model cetakan lengkung gigi dan pemeriksaan auskultasi TMJ. Hasil perhitungan uji statistik menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara NSB dan dimensi lengkung gigi. Menunjukan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan dimensi lengkung gigi pada LLGP rahang atas dengan kekuatan korelasi negatif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05), pada PLGP rahang atas dengan kekuatan korelasi positif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05) dan pada LLGP rahang bawah dengan kekuatan korelasi positif sangat kuat (0,8 < r < 1; p < 0,05). Hasil uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan antara NSB dan gangguan TMJ menunjukan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan buka mulut dengan kekuatan korelasi positif sedang (0,400 < r < 0,600; p < 0,05), dan terdapat hubungan bermakna antara NSB dan bunyi sendi dengan kekuatan korelasi positif kuat (0,600 < r < 0,800; p < 0,05).

ABSTRACT
This research was conducted to acknowledge the NBS habits with dental arch dimension and TMJ disorders in children of 3-5 years. NSB respondents were grouped into 2 groups, which are children with NSB duration of less than 3 years, and children with the NSB duration of more than 3 years. The questionnaire was delivered to their mother as a qualitative determination of respondents who fit the criteria of inclusion. The quantitative measurement was done with dental arch model and TMJ auscultation. Statistical analyze was using Pearson correlation test to determine the relationship between NSB and the dimensions of the dental arch. The result showed there was a significant relation between NSB and the width posterior upper arch with moderate negative correlation strength (0.400 "
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shaffa Amalia
"Zinc Zn merupakan mineral yang terkandung dalam salah satu enzim alkaline phosphatase dalam cairan krevikular gingiva. Volume cairan krevikular gingiva ini diketahui berhubungan berat dengan gingivitis. Gingivitis pada anak disebabkan oleh akumulasi plak dan bakteri. Plak merupakan lapisan di permukaan gigi yang mengandung bakteri. Bakteri Streptococcus mutans S. mutans paling banyak ditemukan di plak dan berkoloni pada permukaan gigi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan kadar Zn dalam cairan krevikular gingiva dengan terjadinya gingivitis dan pertumbuhan koloni S. mutans pada anak di wilayah DKI Jakarta. Subyek penelitian berusia 12-14 tahun, sebanyak 30 anak. Sampel penelitian berupa kadar Zn yang terdapat di dalam cairan krevikular gingiva. Kadar Zn diukur dengan menggunakan metode spektofotometri serapan atom. Terdapat hubungan lemah dan tidak bermakna dengan arah korelasi positif antara kadar Zn dalam cairan krevikular gingiva dengan terjadinya gingivitis.

Zinc Zn is a mineral that is contained in one of the enzyme alkaline phosphatase in gingival crevicular fluid. The volume of gingival crevicular fluid are considered to have a relationship with gingivitis. Gingivitis in children is caused by the accumulation of plaque and bacteria. Plaque is a layer on the surface of the tooth that contains bacteria. Streptococcus mutans S. mutans is the most commonly found on plaque and colonize on the tooth surfaces. This research was conducted to determine relationship Zn levels in gingival crevicular fluid to gingivitis and S. Mutans colony growth in children. Subjects aged 12 14 years old, 30 children. Zn levels were measured using atomic absorption spectrophotometry method. There is weak and no significant relationship with positive correlation between Zn levels in gingival crevicular fluid and gingivitis p.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>