Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isna Amalia Mutiara Dewi
"Hipertensi intradialitik merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada pasien yang menjalani hemodialisis dengan prevalensi kejadian sebesar 38%, kejadian hipertensi intradialitik yang tidak diatasi dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi intradialitik pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisis. Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 57 orang. Analisis data menggunakan Chi-square dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara transfusi darah saat hemodialiasis (p= 0,001), interdialytic weight gain (IDWG) (p= 0,002), laju ultrafiltrasi (UFR) (p= 0,037) dan pemberian erythropoetin stimulating agents (ESA) (p= 0,048). Hasil analis multivariat regresi logistik berdasar nilai Odd Ratio menunjukkan IDWG ≥ 3% dan transfusi darah saat hemodialisis merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kejadian hipertensi intradialitik pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis. Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu dilakukan intervensi keperawatan terkait pembatasan cairan pada pasien hemodialisis sebagai salah satu upaya pencegahan kejadian hipertensi intradialitik.

Intradialytic hypertension is the most common complication in patients undergoing hemodialysis with a prevalence of 38%, untreated intradialytic hypertension can increase patient morbidity and mortality. This study aims to analyze the factors associated with the incidence of intradialytic hypertension in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. The design of this research is analytic cross sectional with a sample size of 57 people. Data analysis using Chi-square and Logistic Regression. The results showed that there was a relationship between blood transfusion during hemodialysis (p= 0.001), interdialytic weight gain (IDWG) (p= 0.002), ultrafiltration rate (UFR) (p= 0.037) and the administration of erythropoetin stimulating agents (ESA) (p= 0.048). ). The results of multivariate logistic regression analysis based on Odd Ratio values ​​showed IDWG 3% and blood transfusion during hemodialysis was the most associated factor with the incidence of intradialytic hypertension in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis therapy. Based on the results of this study, it is necessary to carry out nursing interventions related to fluid restriction in hemodialysis patients as an effort to prevent the incidence of intradialytic hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Made Sumaharianta Radin
"Angka kejadian gagal ginjal kronik (GGK) terus meningkat, tercatat pada data internasional society of nefrology di tahun 2020 ada 850 juta jiwa kasus gagal ginjal kronik di dunia. Hemodialisis merupakan terapi ginjal yang paling banyak dijalani pasien GGK, pasien yang menjalani terapi hemodialisis harus mematuhi diet cairan. Sulitnya pasien untuk meningkatkan kepatuhan diet cairan, sehingga peneliti melakukan penelitian berupa Audio Recording Hypnosis yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan diet cairan pasien dan menurunkan Interdialytic Weight Gain (IDWG) pasien. Peneliti menggunakan desain quasi eksperimen dengan pre-test dan post-test. Sebanyak 70 responden dibagi menjadi 35 kelompok kontrol dan 35 kelompok perrlakuan. Responden perlakuan didengarkan sugesti sedangkan pada kelompok kontrol didengarkan motivasi, pasien mendengarkannya kurang lebih 10-15 menit saat melangsungkan hemodialisis di jam ke 3. Hasil penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kepatuhan sebelum diberikan audio recording hypnosis dan setelah diberikan sugesti (0.00 < 0.05)c, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan (0.22 > 0.05). Pada IDWG tidak ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan setelah diberikan sugesti (0.50 > 0.05), kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak memiliki perbedaan yang signifikan (0.31 > 0.05). Hasil penelitian ini menjadi rekomendasi pada asuhan keperawatan untuk mengedukasi pasien dalam meningkatkan kepatuhan diet cairan dan menurunkan IDWG dengan memberikan sugesti yang tepat pada pasien GGK yang menjalani hemodialisis.

The incidence of chronic kidney failure continues to increase, according to data from the International Society of Nephrology, in 2020 there were 850 million cases of chronic kidney failure in the world. Hemodialysis is the most common kidney therapy for CKD patients. Patients undergoing hemodialysis therapy must adhere to a fluid diet. It is difficult for patients to increase fluid diet compliance, so researchers conducted research in the form of Audio Recording Hypnosis which aims to increase patient fluid diet compliance and reduce patient Interdialytic Weight Gain (IDWG). Researchers used a quasi-experimental design with pre-test and post-test. A total of 70 respondents were divided into 35 control groups and 35 intervention groups. The results of this study showed a significant difference in the level of compliance before being given audio recording hypnosis and after being given suggestions (0.00 < 0.05), but there was no significant difference between the control group and the intervention group (0.22 > 0.05). In the IDWG there was no significant difference between before and after suggestions were given (0.50 > 0.05), the control group and the intervention group did not have a significant difference (0.31 > 0.05). The results of this study provide recommendations for nursing care to educate patients in increasing fluid diet compliance and reducing IDWG by providing appropriate suggestions to CKD patients undergoing hemodialysis"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Nurinto
"Fatigue merupakan salah satu gejala paling umum yang dialami oleh orang dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Intervensi kombinasi latihan intradialitik dan terapi musik diharapkan memperbaiki fatigue lebih signifikan. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh latihan intradialitik dan terapi musik terhadap fatigue pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan 35 responden yang terbagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kelompok intervensi berjumlah 17 responden yang diberikan latihan intradialitik dan terapi musik sedangkan kelompok kontrol berjumlah 18 responden yang diberikan latihan intradialitik. Pengukuran fatigue menggunakan kuesioner Multidimensional Fatigue Inventory (MFI) versi Indonesia. Analisis data yang digunakan adalah independent t-test, one way ANOVA, dan paired t test untuk melihat perbedaan rerata skor fatigue pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna rerata fatigue sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dengan nilai p value 0,000. Pada kelompok kontrol juga terdapat perbedaan yang bermakna rerata fatigue sebelum dan sesudah intervensi dengan nilai p value 0,001. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan selisih rerata fatigue post test dan pre test antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p value 0,231), namun penurunan rerata fatigue pada kelompok intervensi lebih besar dari pada penurunan rerata fatigue pada kelompok kontrol. Tidak ada hubungan yang bermakna antara karakteristik responden (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, penyakit penyerta dan lama hemodialisis) dengan fatigue kelompok intervensi (p value > 0,05). Kesimpulan penelitian latihan intradialitik dan terapi musik dapat menurunkan nilai fatigue baik pada kelompok intervensi maupun kelompok kontrol. 

Fatigue is one of the most common symptoms experienced by people with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The combined intervention of intradialytic exercise and music therapy is expected to improve fatigue more significantly. The purpose of this study was to identify the effect of intradialytic exercise and music therapy on fatigue in patients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The research design used was a quasi-experiment with 35 respondents divided into intervention and control groups. The intervention group amounted to 17 respondents who were given intradialytic exercise and music therapy while the control group amounted to 18 respondents who were given intradialytic exercise. Measurement of fatigue using the Indonesian version of the Multidimensional Fatigue Inventory (MFI) questionnaire. Data analysis used was independent t-test, one way ANOVA, and paired t test to see the difference in mean fatigue scores in the intervention group and control group. The results showed that there was a significant difference in the average fatigue before and after treatment in the intervention group with a p value of 0.000. In the control group there was also a significant difference in the average fatigue before and after the intervention with a p value of 0.001. There was no significant difference in the difference in mean fatigue post test and pre test between the intervention group and the control group (p value 0.231), but the decrease in mean fatigue in the intervention group was greater than the decrease in mean fatigue in the control group. There was no significant relationship between the characteristics of respondents (age, gender, education level, comorbidities and duration of hemodialysis) with fatigue in the intervention group (p value > 0.05). The study concluded that intradialytic exercise and music therapy can reduce fatigue values in both the intervention and control groups. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmiati
"Latar belakang. Kecemasan dan depresi adalah masalah umum di antara pasien hemodialisis. Berbagai faktor telah diyakini akan berkontribusi terhadap masalah kecemasan pada pasien. Komorbiditas, tipe akses vaskular, kelelahan, ketakutan, status keuangan, durasi HD, jumlah sesi dialisis, tingkat nitrogen urea darah, dan usia adalah berbagai faktor yang diyakini berkontribusi. Kecemasan dan depresi akan memiliki dampak negatif pada kualitas hidup pasien pada berbagai domain kualitas hidup, penurunan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial. Intervensi non-farmakologis seperti penggunaan stress ball dapat menjadi pilihan dalam mengurangi kecemasan dan depresi yang dialami pasien. Tujuan. Evidence-Based Nursing (EBN) ini bertujuan untuk mengidentifikasi efektifitas stress ball dalam mengurangi kecemasan dan depresi pada 20 pasien hemodialisis di RS Fatmawati. Metode. Metodologi yang digunakan pada EBN adalah pre-eksperimental yang dilakukan melalui 5 tahap; (1) Identifikasi fenomena, perumusan pertanyaan klinis dengan menggunakan konsep PICO, (2) telusur jurnal terkait, (3) telaah/kritis jurnal, (4) implementasi EBN berdasarkan jurnal yang dipilih, (5) evaluasi hasil implementasi EBN. Hasil. Karakteristik usia pasien rata-rata berusia 42 tahun, mayoritas berjenis kelamin perempuan sejumlah 24 orang, dengan lama menjalani dialysis sekitar 36 bulan. Latihan stress ball efektif dalam mengurangi kecemasan dan depresi pasien dengan menggunakan instrumen HADS yaitu dari skor 10 menjadi skor 4 setelah diberikan intervensi selama 4 minggu. Simpulan. Latihan stress ball terbukti efektif dalam menurunkan skor kecemasan dan depresi pada pasien yang menjalani hemodialisis.

Background. Anxiety and depression are common problems among hemodialysis patients. Various factors have been believed to contribute to anxiety problems in patients. Comorbidities, vascular access type, fatigue, fear, financial status, duration of HD, number of dialysis sessions, blood urea nitrogen level, and age are various factors believed to contribute. Anxiety and depression will have a negative impact on the quality of life, in various domains of quality of life, it has also shown a decline in physical, mental and social well-being. Non-pharmacological interventions such as the use of stress balls can be options for reducing anxiety and depression experienced by patients. has been shown to have a positive effect on anxiety and depression in patients. Objective. Evidence-Based Nursing (EBN) aims to identify the effectiveness of stress balls in reducing anxiety and depression in 20 hemodialysis patients at Fatmawati Hospital. Method. The methodology used in EBN is pre-experimental which is carried out through 5 stages; (1) Identify phenomena, formulate clinical questions using the PICO concept, (2) search for related journals, (3) review/critical journals, (4) implement EBN based on selected journals, (5) evaluate the results of EBN implementation. Results. The average patient age characteristics are 42 years old, the majority are 24 women, with a duration of dialysis of around 36 months. Stress ball training is effective in reducing patient anxiety and depression using the HADS instrument, from a score of 10 to a score of 4 after being given intervention for 4 weeks. Conclusion. Stress ball training has been proven to be effective in reducing anxiety and depression scores in patients undergoing hemodialysis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library