Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ephyto Zufar Putra Basuki
"Peningkatan kapasitas jalur dan efisiensi operasional menjadi tantangan utama dalam pengembangan sistem transportasi rel modern, khususnya pada kereta cepat. Sistem Moving Block, meskipun menawarkan perbaikan dibandingkan metode Fixed Block, masih memiliki keterbatasan dalam fleksibilitas operasional dan optimasi jarak antar kereta. Virtual Coupling diperkenalkan sebagai konsep inovatif yang memungkinkan kereta berjalan dalam formasi konvoi tanpa sambungan fisik, dengan jarak antar kereta yang dapat disesuaikan secara dinamis berdasarkan kondisi operasional real-time. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan keunggulan Virtual Coupling dibandingkan Moving Block melalui pemodelan dan optimasi berbasis Mixed Integer Linear Programming (MILP). Model yang dikembangkan memperhitungkan keterlambatan operasional, kapasitas jalur, dan distribusi arus penumpang untuk menghasilkan jadwal operasional yang lebih optimal.Dengan tujuan menunjukan Virtual Coupling mampu meningkatkan kapasitas jalur, mengurangi waktu tunggu, dan memperbaiki keandalan sistem secara keseluruhan. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan Virtual Coupling mampu mengurangi headway antar kereta secara signifikan, dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, serta mempercepat proses pemulihan sistem pasca gangguan operasional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam pengembangan sistem kontrol perkeretaapian masa depan yang lebih adaptif, efisien, dan berorientasi pada keselamatan.

The enhancement of track capacity and operational efficiency has become a major challenge in the development of modern rail transportation systems, particularly in highspeed railways. Although the Moving Block system offers improvements over the Fixed Block method, it still has limitations in operational flexibility and the optimization of inter-train distances. Virtual Coupling is introduced as an innovative concept that enables trains to operate in a convoy formation without physical coupling, with inter-train distances dynamically adjusted based on real-time operational conditions. This study aims to demonstrate the superiority of Virtual Coupling compared to Moving Block through modeling and optimization based on Mixed Integer Linear Programming (MILP). The developed model considers operational delays, track capacity, and passenger flow distribution to generate a more optimal operational schedule, aiming to show that Virtual Coupling can increase track capacity, reduce waiting times, and improve overall system reliability. Simulation results indicate that the implementation of Virtual Coupling can significantly reduce headway between trains while maintaining safety aspects and accelerating system recovery after operational disruptions. This research is expected to serve as a reference in the development of future railway control systems that are more adaptive, efficient, and safety-oriented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Iqbal Risya
"Kendaraan listrik merupakan solusi transportasi ramah lingkungan yang berpotensi mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil. Meningkatnya popularitas kendaraan listrik sebagai alternatif transportasi berkelanjutan, memunculkan berbagai tantangan terkait pengoptimalan performa kendaraan tersebut. Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, diperlukan adanya pengoptimalan pada berbagai aspek seperti sistem penyimpanan energi, sistem pengisian, sistem penggerak, dan lainnya. Penelitian ini mengevaluasi kinerja motor BLDC sebagai sistem penggerak melalui pengujian dengan variasi arus dan beban motor. Pengujian bertujuan untuk mengamati pengaruh arus dan beban motor terhadap karakteristik waktu, tegangan, arus, suhu, torsi, dan rpm motor BLDC. Selain itu, penelitian ini juga meninjau dampak penambahan superkapasitor pada sistem propulsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi arus dan beban motor secara signifikan memengaruhi karakteristik performa motor BLDC. Penambahan superkapasitor pada sistem propulsi terbukti meningkatkan stabilitas kinerja motor di setiap variasi pembebanan. Analisis data menunjukkan peningkatan torsi dan rpm yang lebih stabil, serta pengurangan suhu operasional, yang secara keseluruhan meningkatkan keandalan sistem penggerak kendaraan listrik.

Electric vehicles are an environmentally friendly transportation solution that has the potential to reduce dependence on fossil fuels. The growing popularity of electric vehicles as a sustainable transportation alternative presents various challenges related to optimizing vehicle performance. To address these challenges, optimization is required in various aspects such as energy storage systems, charging systems, drive systems, and others. This study evaluates the performance of a BLDC motor as a drive system through testing with variations in motor current and load. The testing aims to observe the effect of motor current and load on the characteristics of time, voltage, current, temperature, torque, and RPM of the BLDC motor. Additionally, this study examines the impact of adding a supercapacitor to the propulsion system.

The results of the study show that variations in motor current and load significantly affect the performance characteristics of the BLDC motor. The addition of a supercapacitor to the propulsion system has been proven to improve motor performance stability under various load conditions. Data analysis indicates an increase in torque and more stable RPM, as well as a reduction in operational temperature, which overall enhances the reliability of the electric vehicle's drive system."

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Abdul Aziz
"Sistem transmisi Voltage Source Converter-High Voltage Direct Current (VSC-HVDC) telah menjadi pilihan utama dalam transmisi daya jarak jauh karena keunggulannya dalam hal fleksibilitas dan stabilitas. Namun, tantangan utama dalam pengoperasian sistem VSC-HVDC adalah menjaga stabilitas dan performa optimal, terutama dalam kondisi transien dan saat terjadi gangguan. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja sistem transmisi VSC-HVDC dengan menggunakan kontrol roportional-Integral Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (PI-ANFIS) dan membandingkan performanya dengan kontrol PI konvensional. Penelitian ini menggunakan pemodelan sistem transmisi VSC-HVDC dengan kontrol PI sebagai dasar. Data relasi input-output dari model tersebut kemudian digunakan untuk melatih model ANFIS. Setelah itu, model VSC-HVDC dengan kontrol PI-ANFIS dikembangkan dan dianalisis. Kinerja sistem dengan kontrol PI-ANFIS dievaluasi dalam kondisi transien dan saat terjadi gangguan, baik gangguan permanen maupun sementara.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa kontrol PI-ANFIS mampu meningkatkan performa sistem transmisi VSC-HVDC secara signifikan dibandingkan dengan kontrol PI konvensional. Dalam kondisi transien, PI-ANFIS mampu mengurangi overshoot dan mempercepat settling time pada kendali daya aktif, daya reaktif, dan tegangan DC. Saat terjadi gangguan permanen, PI-ANFIS menunjukkan kemampuan yang lebih baik dalam menjaga kestabilan dan mempercepat waktu pemulihan sistem. Pada kondisi gangguan sementara, PI-ANFIS mampu mencapai kestabilan lebih cepat dan menjaga stabilitas dalam batas yang diinginkan. Keunggulan kontrol PI-ANFIS didasari oleh kemampuan adaptasi dan pembelajaran dari algoritma ANFIS, yang memberikan fleksibilitas tambahan dalam menghadapi kondisi dinamis dan gangguan tak terduga. Implementasi kontrol PI-ANFIS pada sistem transmisi VSC-HVDC tidak hanya meningkatkan kinerja sistem dalam jangka pendek, tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi jangka panjang melalui peningkatan keandalan dan pengurangan biaya pemeliharaan sistem. Penelitian ini memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan teknologi kontrol cerdas untuk sistem transmisi daya yang lebih handal, efisien, dan adaptif. Hasil penelitian ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut dan adopsi kontrol PI-ANFIS dalam aplikasi praktis pada sistem transmisi VSC-HVDC di masa depan.

Voltage Source Converter-High Voltage Direct Current (VSC-HVDC) transmission systems have become the preferred choice for long-distance power transmission due to their advantages in flexibility and stability. However, the main challenge in operating VSC-HVDC systems is maintaining optimal stability and performance, especially under transient conditions and during disturbances. This research aims to analyze the performance of VSC-HVDC transmission systems using Proportional-Integral Adaptive Neuro-Fuzzy Inference System (PI-ANFIS) control and compare its performance with conventional PI control. This research uses modeling of the VSC-HVDC transmission system with PI control as a basis. The input-output relationship data from the model is then used to train the ANFIS model. Afterward, the VSC-HVDC model with PI-ANFIS control is developed and optimized. The performance of the system with PI-ANFIS control is evaluated under transient conditions and during disturbances, both permanent and temporary. The results show that PI-ANFIS control can significantly improve the performance of the VSC-HVDC transmission system compared to conventional PI control. Under transient conditions, PI-ANFIS is capable of reducing overshoot and accelerating settling time in active power, reactive power, and DC voltage control. During permanent disturbances, PI-ANFIS demonstrates better ability in maintaining stability and accelerating system recovery time. Under temporary disturbance conditions, PI-ANFIS achieves stability faster and maintains stability within desired limits. The superiority of PI-ANFIS control is based on the adaptability and learning capabilities of the ANFIS algorithm, which provides additional flexibility in dealing with dynamic conditions and unexpected disturbances. The implementation of PI-ANFIS control in VSC-HVDC transmission systems not only improves short-term system performance but can also provide long-term economic benefits through increased reliability and reduced system maintenance costs. This research makes a significant contribution to the development of intelligent control technology for more reliable, efficient, and adaptive power transmission systems. The results of this research can serve as a foundation for further research and the adoption of PI-ANFIS control in practical applications of VSC-HVDC transmission systems in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irham Muslim
"Sistem tenaga listrik merupakan sistem yang dapat mengalirkan daya listrik dari pusat pembangkit ke konsumen melalui 3 subsistem (pembangkit listrik, sistem transmisi, dan sistem distribusi). Ketika daya listrik melewati saluran transmisi yang panjang maka akan terjadi tegangan jatuh pada saluran transmisi. Namun, saat kondisi beban rendah seperti Perayaan Hari Raya Idul Fitri, tegangan di sisi penerima pada saluran transmisi masih tetap tinggi sehingga menimbulkan permasalahan, yaitu tegangan lebih. Hal tersebut disebabkan karena arus beban lebih kecil daripada arus pengisian (arus kapasitor) pada saluran transmisi. Tegangan lebih dapat diselesaikan dengan menggunakan static var compensator (SVC) karena SVC dapat menyerap daya reaktif dari bus pada sistem menggunakan thyristor controlled reactor (TCR). Penelitian ini menggunakan algoritma particle swarm optimization (PSO) dalam menentukan kapasitas SVC yang optimal untuk tujuh skenario yang telah ditentukan berdasarkan lokasi peletakan. Penelitian ini menghasilkan dua keluaran, yaitu profil tegangan di seluruh bus dan total rugi-rugi daya aktif pada saluran transmisi. Seluruh skenario berhasil memperbaiki profil tegangan di seluruh bus pada Subsistem Mandirancan. Total rugi-rugi daya aktif di saluran transmisi pada Subsistem Mandirancan mengalami peningkatan dari kondisi awal sebesar 4.97% saat mengatur kapasitas SVC 1, 4.97% saat mengatur kapasitas SVC 2, 5.20% saat mengatur kapasitas SVC 3, 4.98% saat mengatur kapasitas SVC 1 dan SVC 2, 3.54% saat mengatur kapasitas SVC 1 dan SVC 3, 3.62% saat mengatur kapasitas SVC 2 dan SVC 3, dan 3.02% saat mengatur kapasitas SVC 1, SVC 2, dan SVC 3.

The power system is a system that can deliver electrical power from the generating center to consumers through 3 subsystems (power plant, transmission system, and distribution system). When electric power passes through a long transmission line, there will be a voltage drop on the transmission line. However, during low load conditions such as the Eid Celebration, the voltage on the receiving side of the transmission line is still high, causing problem, namely overvoltage. This is because the load current is smaller than the charging current (capacitor current) on the transmission line. Overvoltage can be solved by using a static var compensator (SVC) because SVC can absorb reactive power from the bus in the system using a thyristor controlled reactor (TCR). This study uses the particle swarm optimization (PSO) algorithm to determine the optimal SVC capacity for seven scenarios that have been determined based on the location of the placement. This study produces two outputs, which are voltage profiles at all buses and total active power losses on transmission lines. All scenarios succeeded in improving the voltage profile at all buses in the Mandirancan Subsystem. The total active power losses on the transmission line in the Mandirancan Subsystem increased from the initial condition of 4.97% when setting the sizing of SVC 1, 4.97% when setting the sizing of SVC 2, 5.20% when setting the sizing of SVC 3, 4.98% when setting the sizing of SVC 1 and SVC 2, 3.54% when setting the sizing of SVC 1 and SVC 3, 3.62% when setting the sizing of SVC 2 and SVC 3, and 3.02% when setting the sizing of SVC 1, SVC 2, and SVC 3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luluk Anjar Rahmawati
"Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan metodologi yang berfungsi untuk menurunkan biaya listrik pada sektor industri yang sebelumnya menggunakan fosil sebagai bahan bakar listrik berganti dengan memanfaatkan energi terbarukan dengan menggunakan aplikasi Homer. Penelitian ini menggunakan fotovoltaik yang dipasang pada atap sebuah industri di Bekasi, Indonesia, sebagai manajemen waktu beban puncak industri. Supaya didapatkan harga terendah dengan sistem terbaik maka digunakan beberapa skenario yang menggunakan perbandingan guna memperoleh hasil yang paling sesuai dan berguna bagi industri ini. Skenario pertama diimplementasikan hanya dengan jaringan listrik PLN tanpa fotovoltaik, atau PV. Skenario kedua menerapkan PV yang dipasang dan bekerja pada saat WBP (waktu beban puncak) industri dengan BESS (Battery Energy Storage System), dan selebihnya dilakukan oleh jaringan listrik PLN dengan PV pada waktu beban puncak industri. Yang ketiga adalah skenario dengan PV dan koneksi jaringan listrik PLN dengan belanja modal (harga material) yang rendah, namun sesuai dengan kebutuhan. Dengan ketiga jenis skenario di atas maka digunakan perbandingan LCOE, NPV dan IRR sebagai acuan dari ketiga skenario dan diperoleh skenario ketiga yang memenuhi industri ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil secara ekonomi yaitu, terdapat penurunan tarif harian menjadi sebesar $0,0817/kWh, IRR 7,6%, NPV $15,5M dan payback period 10 tahun

This research aims to provide information and methodology that functions to reduce electricity costs in the industrial sector which previously used fossil fuel as electricity fuel by using renewable energy using the Homer application. This research uses photovoltaics installed on the roof of an industry in Bekasi, Indonesia, as time management for industrial peak loads. So that obtain the lowest price with the best system, several scenarios are used that use comparisons to obtain the most appropriate and useful results for this industry. The first scenario is implemented only with the PLN power grid without photovoltaics, or PV. The second scenario applies PV installed and working during industrial WBP (peak load times) with BESS (Battery Energy Storage System), and the rest is carried out by the PLN electricity network with PV at industrial peak load times. The third is a scenario with PV and PLN electricity grid connection with low capital expenditure (material prices) but in compliance with needs. With the three types of scenarios above, a comparison of LCOE, NPV and IRR is used as a reference for the three scenarios and a third scenario is obtained that meets this industry. This is proven by economic results, namely, there is a decrease in daily tariffs to $0,0817/kWh, IRR 7,6%, NPV $15,5M and pay back period 10 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Bahyudin Akbar
"Baterai lithium-ion (LIB) digunakan secara luas dalam banyak aplikasi, mulai dari utilitas pembangkit listrik hingga perangkat elektronik portabel. Namun demikian, kinerja dan umur panjang LIB dipengaruhi oleh dinamika elektro-termal-penuaan (ETA) yang saling berhubungan yang terjadi selama proses pengisian dan pengosongan yang berulang-ulang. Studi ini menyajikan teknik untuk mengelola pengisian dan pengosongan LIB dengan mengontrol tegangan operasional. Teknik ini melibatkan penggunaan pengontrol proporsional-integral-derivatif (PID), yang melibatkan dinamika ETA yang saling berhubungan. Dengan menggunakan data validasi  yang diperoleh dari lithium-iron fosfat (LFP) silinder 26650. Pengontrol PID mengoptimalkan waktu respons pengisian dan pengosongan melalui tegangan sekaligus memengaruhi masa pakai sel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pengontrol PID memungkinkan proses pengisian dan pengosongan yang cepat dan aman untuk LIB dengan mengendalikan tingkat parameter tertentu yang dikenal sebagai overshoot. Strategi ini memiliki potensi untuk diimplementasikan dalam proses pengisian dan pengosongan secara positif yang mempengaruhi kinerja LIB.

Lithium-ion batteries (LIBs) are extensively utilized in many applications, from power plant utilities to portable electronic devices. Nevertheless, the performance and longevity of the LIB are affected by the interconnected electro-thermal-aging (ETA) dynamics that occur during the repeated process of charging and discharging. This study presents a technique for managing the charging and discharging of LIBs by controlling the operational voltage, addressing this issue. The technique involves employing a proportional-integral-derivative (PID) controller, which involves interconnected ETA dynamics. The result of the suggested technique is confirmed by comparing experimental data obtained from a cylindrical 26650 lithium-iron phosphate (LFP) from literature. The PID controller optimizes the response time of charging and discharging through the voltage while affecting the lifetime of the cell. The results indicated that the implementation of the PID controller allows for a rapid and secure charging and discharging process for LIB, leading to improved cell health and a longer cell life expectancy by controlling a certain degree of parameter known as overshoot. This strategy has a potential to be implemented in the charging and discharging process that positively affects the LIBs performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihan Aliif Tirtawijaya
"Keandalan sistem distribusi tenaga listrik merupakan aspek penting dalam menjamin kontinuitas pasokan listrik kepada pelanggan. Berdasarkan studi historis, sekitar 90% gangguan listrik terjadi pada jaringan distribusi. Penelitian ini menganalisis dan mengevaluasi indeks keandalan pada jaringan Roy Billinton Test System (RBTS) menggunakan metode section technique serta melakukan validasi melalui simulasi reliability assessment pada perangkat lunak ETAP 21.0.1. Parameter keandalan utama yang dianalisis meliputi SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) dan SAIDI (System Average Interruption Duration Index), serta indeks keandalan berbasis energi dan ekonomi berupa EENS (Expected Energy Not Supplied) dan nilai ekonomi EENS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai SAIFI dan SAIDI yang diperoleh dari metode section technique memiliki akurasi yang tinggi terhadap hasil simulasi reliability assessment pada perangkat lunak ETAP 21.0.1 pada kondisi jaringan eksisting, dengan nilai error SAIFI sebesar 0,048% dan SAIDI sebesar 0,030%. Hal ini menunjukkan bahwa metode section technique mampu memberikan hasil perhitungan yang valid dalam menganalisis keandalan sistem distribusi. Namun, nilai SAIDI masih belum memenuhi standar IEEE Benchmark Year 2024 Results For 2023 Data. Oleh karena itu, dilakukan rekonfigurasi jaringan terhadap jaringan eksisting. Hasil simulasi setelah rekonfigurasi menunjukkan peningkatan keandalan, ditandai dengan penurunan SAIFI sebesar 6,64% dan SAIDI sebesar 8,30%. Selain itu, nilai EENS mengalami penurunan sebesar 15,41% dan nilai ekonomi EENS turun sebesar 15,69%. Dengan demikian, rekonfigurasi jaringan terbukti mampu meningkatkan keandalan sistem distribusi RBTS serta mengurangi potensi kerugian ekonomi bagi perusahaan penyedia listrik akibat gangguan kelistrikan.

The reliability of electrical distribution systems is a crucial aspect in ensuring the continuity of electricity supply to customers. Based on historical studies, approximately 90% of power disturbances occur within the distribution network. This study analyzes and evaluates the reliability indices of the Roy Billinton Test System (RBTS) using the section technique method and validates the results through reliability assessment simulations using ETAP 21.0.1 software. The primary reliability parameters analyzed include SAIFI (System Average Interruption Frequency Index) and SAIDI (System Average Interruption Duration Index), as well as energy-based reliability indices and economic such as EENS (Expected Energy Not Supplied) and the economic value of EENS. The results show that SAIFI and SAIDI values calculated using the section technique method exhibit high accuracy when compared to ETAP simulation results under the existing network conditions, with an error of 0.048% for SAIFI and 0.030% for SAIDI. This indicates that the section technique provides valid and reliable calculations for analyzing distribution system reliability. However, the SAIDI value did not meet the IEEE Benchmark Year 2024 Results for 2023 Data. Therefore, a network reconfiguration was applied to the existing RBTS network. Post-reconfiguration simulation results showed improved reliability, indicated by a 6.64% reduction in SAIFI and a 8.30% reduction in SAIDI. Additionally, the EENS value decreased by 15.41%, and the economic value of EENS decreased by 15.69%. In conclusion, the network reconfiguration effectively enhanced the reliability of the RBTS distribution system and reduced potential economic losses for the electricity provider due to power disturbances. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library