Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tyas Usada
"Era globalisasi sudah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu. Persaingan semakin bertambah ketat, dilain pihak pelanggan menuntut lebih terhadap mutu, waktu dan harga dari suatu produk dan jasa. Untuk memenangkan persaingan perusahaan membutuhkan strategi. Sebuah strategi yang tepat akan memantapkan posisi dari perusahaan itu sendiri. Sering kita mendengar kata-kata" Jika saya tahu akan begini jadinya, maka saya akan melakukannya dengan cara yang lain". Hal itu menunjukkan bahwa sudah terjadi suatu strategi yang salah.
Menggabungkan matriks SWOT dengan Balanced Scorecard (BSC) akan membuat sistem manajemen strategi yang bersifat sistematik dan menyeluruh. Matriks SWOT secara jelas mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi perusahaan, faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Sedangkan BSC sebagai alat pengukuran kinerja perusahaan tidak hanya mempunyai kinerja keuangan saja, tetapi ada lagi yaitu perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran pertumbuhan. Di dalam penggabungan antara matriks SWOT dan BSC, matriks SWOT akan menghasilkan identifikasi faktor-faktor sukses kritis (critical succes factor) yang dapat diimplementasikan ke dalam identifikasi aspek-aspek di dalam Balanced Scorecard. Hal ini, tentu saja lebih merupakan pendekatan struktural di dalam menyusun dasar dari BSC, disamping identifikasi secara simpel "key performance indicator" melalui good feeling atau dengan brain storming
Langkah selanjutnya adalah menyusun quality Function Deployment (QFD) dengan memakai atribut BSC yang dimasukkan ke sumbu vertikal (whats), dan "strategi Sun Tzu" ke dalam sumbu horisontal (hows). Strategi Sun Tzu adalah seni perang karangan Sun Tzu lebih dari 2000 tahun silam. Sekarang banyak sekali diterjemahkan menjadi strategi bisnis dan manajemen. Strategi ini memuat 13 bab dan beberapa point yang mendukungnya. Penggabungan BSC dan Sun Tzu ke dalam matriks QFD akan memperlihatkan prioritas strategi serta skor (bobot) pencapaian kesuksesan.Yang menjadi perhatian selanjutnya adalah bagaimana model ini dapat dipakai perusahaan sebagai pendekatan untuk mengembangkan dan mengimplementasikan rencana strategis dari korporat perusahaan itu sendiri.

Globalization era has been started since many years ago. The competition progressively growing tight, on the other hand customers need more on quality, time and price from a product or service. For winning the competitions, a company needs strategy. Correct strategies wills settle the position from company itself. Often we hear the words" If only I knew then what I know now, I would have done things differently". That matter indicates that have been happened a wrong strategy
Conjoining the SWOT matrix with the balanced scorecard (BSC) makes a systematic and holistic strategic management system. Matrix SWOT clearly identifies entire factors influencing company, internal factors (strength and weakness) and external factors (opportunity and threat). While BSC as a performance measurements tool has perspectives, which is, finance perspective, but there are 3 again, that are customer perspective, internal process perspective, learning and growth perspective. In affiliation among SWOT matrix and BSC, matrix SWOT will yield to identify the critical success factors that can be implemented into the identification of the different aspects toward BSC. It is, therefore, a more structural approach in setting up the foundation of BSC; instead of simply identifying the "key performance indicators" (KPI) via good feeling or by brainstorming.
The next step of the whole process is to make use of the quality function deployment (QFD) methodology with BSC attributes identified as the "What?s" on the vertical axis, and the major strategies of "The Art of Business Management" Sun Tzu's as the horizontal "How?s" axis. The relationships are then studied in the body of the QFD matrix. Consideration is then given as to how the model presented can be customized to allow companies using this approach to develop and implement their corporate business strategic plan.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budy Prastiyo
"Mengelola operasi rantai pengadaan merupakan hal penting dalam perusahaan untuk dapat secara efektif mengikuti kompetisi. Kesuksesan di pasar sangat bergantung kepada kemampuan perusahaan dalam menyeimbangkan antara penyediaan produk dan prosesnya. Perusahaan harus selalu berkelanjutan mengevaluasi setiap proses operasi untuk meyakinkan target produktivitas dan biaya agar realistis dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan melakukan evaluasi kinerja rantai pengadaan yang pada akhirnya dapat melakukan pemilihan para supplier dengan kuantitas pemesanan.
Pengolahan data menggunakan Linear Goal Programming (LGP) Multi Kriteria dalam penentuan pemilihan supplier dengan kuantitas pemesanan dan supplier assessment dalam penentuan kriteria dan bobot supplier.
Hasil perhitungan pada proses seleksi terpilih VS technology, SIT electronic dan Luster menjadi supplier display MPEG masing-masing pesanan sebesar 10.000, 15.000, dan 6.000 pc. Suplier AST, Sinar Baja dan Daihwa untuk produk Speaker Box pesanan sebesar 5.000, 3.000, dan 1.500 set. Trimitra, Citra Sejati dan Maju Plastik untuk produk polybag pesanan sebesar 200.000, 200.000, dan 40.000 pc. WSMU dan Yasunli untuk produk Plastik pesanan sebesar 738.000 dan 400.000 pc.
Untuk selanjutnya bagi perusahan yang bersangkutan dapat menerapkan strategi supplier partnership terhadap supplier-suplier terpilih dengan kriteria yang telah ditentukan.

Evaluation Performance Enchain Procurement in Reaching Excellence Of Competitive In Manufacturing Business Of PT. SYIManaging supply chain operation represent critical factor for every company to be able to effectively follow competition. Successfulness in market very is base on ability of company in balancing among is ready of product and its process. Company have to always have continuation to evaluate every process operate for to assure productivity goals and expense to be realistic can reach. This research aim to evaluate performance enchain procurement which is on finally can do election all supplier with ordering amount.
Data processing use Linear Goal Programming Multi Criterion in determination of election of supplier with ordering amount and supplier assessment in determination of weight and criterion of supplier.
As for result of calculation obtained Result of calculation at chosen selection process of VS Technology, KT Electronic and of Luster become supplier display-MPEG of is each order equal to 10.000, 15.000, and 6.000 pc. Supplier AST, Sinar Baja, and Daihwa for the product of Speaker Box order equal to 5.000, 3.000, and 1.500 set. Trimitra, Citra Sejati and Maju Plastik for the product of order polybag equal to 200.000, 200.000, and 40.000 pc. WSMU and Yasunli for the product of Plastic order equal to 738.000 and 400.000 pc.
Henceforth to take cueing pertinent can apply strategy of supplier partnership to chosen supplier-supplier with criteria, which have been determined.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melania Eka Widia Dewi
"Peningkatan produksi suatu produk dilakukan bila terdapat peningkatan permintaan dari pasar. Seiring dengan meningkatnya produksi, kapasitas produksi tentunya juga harus ditingkatkan, antara lain dengan melakukan penambahan tenaga kerja, mesin, area kerja, dll. Sebelum melakukan penambahan tersebut, terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan untuk mengetahui seberapa besar penambahan yang harus dilakukan dan kelayakannya dari segi finansial.
Pada penulisan ini dilakukan studi kelayakan penambahan mesin injeksi dalam rangka pemenuhan kebutuhan pesanan produksi part kamera pada perusahaan yang bergerak di bidang moulding dan injeksi. Diharapkan dari hasil penelitian studi kelayakan ini dapat diketahui kelayakan secara finansial dan pasar dari penambahan mesin yang dilakukan.
Dari hasil studi kelayakan yang dilakukan terlihat bahwa akan terdapat peningkatan permintaan yang cukup signifikan sehingga dibutuhkan penambahan mesin injeksi. Dari segi finansial dan pasar, penambahan mesin injeksi ini dapat dikatakan layak.

As the demand increase, production capacity might also be improved; either adding the labors, machines, activity area, etc, or combinations of those production factors. In case a production factor should be added, a study must be done to analyze whether this addition is feasible in terms of financial and market condition.
This study analyzes the feasibility study of the addition of injection machine in order to accomplish the requirement orders of part camera production in moldings and Injection Company.
The result of this study shows that the addition of machine injection is feasible based on financial and market condition.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inne Dwiastuti
"Masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Total E&P Indonesia merupakan suatu masalah signifikan yang harus ditangani dengan serius oleh segenap karyawan, baik karyawan permanen maupun kontraktor.
Studi ini terdiri dari dua bagian. Studi pertama bertujuan untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan dan keselamatan kerja, menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dari studi diperoleh faktor yang tingkat pengaruhnya tinggi terhadap masalah kesehatan dan keselamatan kerja, meliputi peledakan atau kebocoran minyak, peledakan atau kebocoran tangki, kerusakan mesin-mesin, serta kecelakaan.
Studi kedua menggunakan metode AHP, untuk mengetahui Risk Priority Level dari 10 unit major risk di unit produksi CPA(Central Processing Area), salah satu site Total E&P Indonesie, yang biaya treatment dan biaya kerugiannya tersedia. Dan hasil AHP diperoleh 6 unit major risk CPA yang level resikonya tinggi. Setelah itu dilakukan simulasi Monte Carlo dan Optquest atas high risk di CPA untuk mengetahui dinamika alokasi biaya dan total advantage yang diperoleh dari treatment yang dilakukan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa semakin besar budget yang disediakan akan semakin besar total advantage yang diperoleh dan semakin besar pula treatment yang diberikan atas semua unit. Namun setelah budget mencapai $600.000, peningkatan total advantage yang diperoleh tidak sebanding dengan budget yang dikeluarkan.

Health and safety is a major concern that has to be considered seriously by all Total E&P Indonesia employees whether its permanent staff or contractor.
This study consists of two parts. The first part analyzes factors that affect health & safety by using Analytical Hierarchy Process (AHP). The results of this study show that factors which have high level risk are explosion or leaking of oil refinery, explosion or leaking of tank, broken machines and accident.
Using AHP, the second part analyzes risk priority level of 10 Major Risk at CPA (Central Processing Area), one of total E&P Indonesia's site that treatment cost and risk cost is provided. Moreover, this study focus to 6 units that have high level risk by using Monte Carlo simulation and Optquest by Cristal Ball, to analyze the dynamic of cost allocation and total advantage. The results of the study show that the more available budget is spent, the bigger total advantage is get, and the most treatment of units could be given. But after budget reach $600.000, the increasing of total advantage is not as many as the increasing of budget spent in treatment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14713
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andhika P. Herlambang
"Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan aparatur pemerintah, yaitu Polri perlu mendapatkan perhatian serius dari instasi-instansi pemerintah. Saat ini sedang dikembangkan konsep dan prinsip-prinsip pelayanan yang berkualitas, yang kemudian disebut pelayanan prima, yang menguraikan tentang konsep, prinsip, mutu dan indikator pelayanan prima dalam konteks tugas seorang aparatur negara, strategi mengidentifikasikan pelanggan dan analisa permasalahan pelayanan prima dalam pembuatan Surat Ijin Mengemudi (SIM), sehingga dapat memberikan pelayanan yang memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Dengan adanya penyederhanaan proses dengan menggunakan program simulasi i-Graft Process 2000 yang digunakan sebagai alat bantu untuk menganalisa waktu proses saat ini dibandingkan dengan waktu proses yang diusulkan, maka didapat waktu pengurusan pembuatan SIM yang lebih lama, tempi dengan hasil yang lebih berkualitas.
Pada proses usulan, jumlah operasi mengalami perubahan antara current process dengan proposed process, jumlah transportasi mengalami perubahan antara current process dengan proposed process, jumlah inspeksi juga mengalami perubahan antara current process dengan proposed process dan jumlah penundaan (delay) mengalami perubahan antara current process dengan proposed process. Pada proses usulan, jumlah waktu mengalami perubahan dan biayapun mengalami perubahan yang cukup berarti. Hal ini disebabkan karena diharuskannya para pemohon SIM untuk mengikuti kursus teori dan kursus mengemudi selama 15 jam dan 20 jam.

Society demand about service quality of government employees, which is Police, need require getting serious attention of government department. This time, they have improving service principles and concept which with quality and called excellent services, which elaborate about concept, principal and indicator of excellent services and quality in context of duty as government employees, strategy to identifying customer and analysis problems of excellent service in making of Driving License (SIM), so that can give satisfying service of society as customer.
With existence of process moderation by using simulation program of i-Graft Process 2000, which is used as appliance assist to analyses time process in this time compared to proposed process time, hence got time management of making of longer SIM, but with result of more with quality.
At proposal process, amount of operation are changed between current process and proposed process, amount of transportation are changed between current process and proposed process, amount of inspection are changed between current process and proposed process and amount of delay are changed between current process and proposed process. At proposal process, amount of time are changed between current process and proposed process and expense are changed between current process and proposed process. This matter caused by obliging of all applicants of SIM must follow theory courses and driving courses during 15 hours and 20 hours.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amri Lukman
"Sistem produksi modern dituntut untuk dapat bersaing di dalam memenuhi permintaan pasar. Produksi dituntut untuk dapat merespon secara cepat apa yang diinginkan oleh pasar. Mereka harus dapat mempertemukan antara jumlah produk dan variasi modelnya yang akan diproduksi dengan jumlah produk yang diinginkan oleh pasar. Jika permintaan melebihi suplai atau persediaan, ini akan menyebabkan kerugian karena akan terjadi kekosongan produk di pasar dan manufakturing tidak mendapatkan keuntungan dari jumlah produk yang diserap pasar. Tetapi sebaliknya jika suplai atau persediaan melebihi permintaan, ini akan mengakibatkan tidak terjadinya produk dipasar sehingga terjadinya stok produk di pasar maupun di gudang penyimpanan dan ini akan menimbulkan biaya penyimpanan. Kecenderungan terbesar saat ini adalah kearah diversifikasi produk dalam merespon permintaan pelanggan dan membawa kearah multi produk dan kearah pembuatan dalam jumlah atau ukuran yang kecil (small batches).
Dengan kondisi demikian diperlukannya aktivitas-aktivitas menuju optimalisasi, efesien, dan fleksibilitas, sehingga perlu dipikirkan untuk menggunakan sistem produksi yang dapat menjawab keduanya. Single system atau flow shop, sistem yang banyak digunakan, atau saat ini digunakan pada produksi setrika listrik di PT. XYZ dan pada umumnya dirasakan sudah tidak fleksibel dan efesien dalam merespon permintaan pasar dan sistem produksinya sendiri. Waktu yang cukup banyak yang diperlukan dalam pergantian variasi model, banyaknya jumlah stasiun kerja, kurangnya pemanfaatan kernampuan operator, area kerja yang besar, dan line defect adalah sebagai gambaran dari ketidak fleksibel dan efesien dari sistem tersebut.
Cellular manufacturing system (CMS) menawarkan ini semua, efesien dan fleksibilitas. CMS adalah suatu sistem pembuatan barang yang dilakukan oleh satu orang atau beberapa orang dari proses awal sampai barang jadi. Istilah ini berhubungan dengan organisasi dari fasilitas manufakturing yang berbasis sel dari mesin dan proses yang sama. Dengan prinsip CMS ini memungkinkan seorang pekerja dalam suatu sel produksi melakukan proses dari mulai pemasangan part pertama sampai barang jadi dari satu jenis atau lebih model. Penyesuaian perubahan jumlah produksi dengan segera, menurunnya work in process (W.I.P), menurunnya cycle time produksi, meningkatnya produktivitas dan meningkatnya kepedulian terhadap mutu dan memperkecil defect merupakan keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan CMS.
Elemen-elemen kerja pada flow system sebagai dasar dalam mendesain CMS. Semaksimal mungkin elemen-elemen kerja dapat dikerjakan oleh satu pekerja, sehingga waktu standar yang didapat dari pekerja tersebut sebagai waktu yang diterapkan untuk pekerja lainnya. Time dan motion study sebagai tools yang digunakan di dalam mendesain CMS.
Total waktu standar cell yang di dapat sebagai acuan di dalam perencanaan dari jumlah dan variasi model yang akan diproduksi pada setiap bulan atau setiap harinya sesuai dengan penmintaan pasar. Banyaknya variasi dan sedikitnya jumlah produk yang akan dibuat sangat memungkinkan diterapkan dalam CMS. Perencanaan yang maksimal dari jumlah dan variasi model yang diproduksi untuk dapat merespon permintaan pasar secara cepat dan produktivitas yang tinggi setiap bulan atau harinya digunakan software solver. Sebagai suatu hubungan yang saling terkait perencanaan produksi ini akan membawa kedalam pendesainan dari sistem suplai yang tepat dan peningkatan kemampuan karyawan sehingga mampu meningkatkan daya kompetitif. penerapan dari CMS sekaligus menambah wawasan terhadap inovasi dari teknologi manufakturing.

The modern production system is demanded can be compatible to meet market demand. Production is requested to quickly respond what market need. They have to meet both product quantity and model or variety will be produced match to the market need. When demand more than what has been supplied or inventory, this will make a loss due to will be happened blankness of product in the market and manufacturer does not get a profit from product quantity absorbed. But on the contrary when supply or inventory more than demand, this will affect of not marketable of the product so that will be overstock in the market and warehouse, so will generate inventory cost. The most trends at the moment are products diversification and bring up to making small batch in production.
At this condition, need activities to optimize, efficient and flexibility so that must be thought of using production system, which can answer the both of it. Single system or flow shop are often used or right now used on electric iron production at PT. XYZ and commonly is already un-flexible and in-efficient for respond of market demand and itself system. Need long time to change model or variety, workstation amount, shortage of operator capability; big working area and line defect is representation of un-flexibility and efficiency of the system.
Cellular Manufacturing System (CMS) offer efficiency and flexibility. CMS is a good manufacturing system, which is done by one people, or some peoples from start process to finished product. This term has relationship with organization of manufacturing facility based on cell of the same machine and process. Using this CMS principle, possible for a worker in a production cell. Immediately adjustment of change of production amount, work in process (WIP) downhill, production cycle time downhill, increment of productivity and care of care and minimizing of defect are advantages can be obtained from CMS implementation.
Working elements in the flow system act as the basis of CMS design. As much as possible, the working elements can be handled by one worker, thus the standard time derived from the worker can be implemented to other workers. Time & motion study is the tools to design CMS.
Total calculated cell standard time acts as the planning baseline for each type and model produced every month or every day inline with market demand. High product variety and relatively small production output is very suitable for CMS implementation. Solver module of Microsoft Excel can be used as planning tool by optimizing some variable in production process: number of output, model variety, time to respond market and productivity. As variables interrelated in the system, this method of production planning can be utilized as an accurate supply system design and increase worker competency thus promote competitiveness. The implementation of CMS also extends knowledge and understanding in manufacturing technology innovation.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Tiombun Vera Lyna
"Manajemen rantai suplai merupakan topik yang popular pada manajemen bisnis modern. Hal tersebut telah menjadi strategi pengelolaan bisnis pada situasi yang sernakin kompetitif. Sistem pengukuran kinerja rantai suplai yang telah ada dari berbagai literatur memiliki kelemahan dalam pengembangan kinerja rantai suplai secara keseluruhan. Sebagai perusahaan yang telah menerapkan manajemen rantai suplai PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik memerlukan pengukuran kinerja yang terpadu untuk mendapatkan gambaran kinerja rantai suplai perusahaan. Penelitian ini bertujuan memaparkan suatu sistem pengukuran kinerja rantai suplai sebagai kontribusi kepada pengembangan manajemen rantai suplai. Suatu pendekatan berdasarkan proses digunakan untuk membentuk model pengukuran kinerja Pengukuran kinerja rantai suplai juga menggunakan teori himpunan fuzzy yang bertujuan untuk mengakomodasi situasi nyata dalam pengukuran dan proses evaluasi.
Model pengukuran kinerja rantai suplai yang diperoleh berupa hirarki pengukuran kinerja yang terdiri dari kriteria yaitu Proses Utama, Subproses dan Ukuran Kinerja rantai suplai Air Cleaner Assy ANF di PT.Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik. Kemudian dilakukan perbandingan berpasangan antar kriteria tersebut untuk mendapatkan bobot yang berguna untuk mengetahui prioritas dari evaluasi pengukuran tersebut. Dan terakhir dilakukan algoritma pengukuran kinerja rantai suplai untuk mendapatkan nilai kinerja (Performance Index) dari rantai suplai.
Pada penelitian ini diperoleh model pengukuran kinerja rantai suplai yang berbentuk hirarki dimana terdiri dari 3 tingkat yaitu 6 Proses Utama, 14 Subproses dan 38 Ukuran Kinerja Berdasarkan pendapat tim penilai kinerja rantai suplai Proses Utama yang memiliki bobot terbesar adalah Pemasokan. Proses Utama yang memiliki bobot terendah adalah Logistik Masuk Sedangkan hasil dari algoritma pengukuran kinerja diperoleh Proses Utama yang memiliki Performance Index atau nilai kinerja terbesar adalah Pemasaran dan Penjualan yaitu 9.98 dan Proses Utama yang memiliki nilai kinerja terendah adalah Logistik Masuk yaitu 7.34. Sedangkan nilai kinerja rantai suplai produk Air Cleaner Assy ANF pada PT.Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik secara keseluruhan adalah 8.92. Dari nilai kinerja tersebut dapat dilakukan perbandingan terhadap nilai kinerja yang ada didalam setiap kelompok baik itu Proses Utama, Subproses dan Ukuran kinerja. Dengan demikian dapat dilakukan identifikasi perbaikan kinerja rantai suplai.
Daftar Acuan : 10 (1999-2003)

Supply Chain Management has become a popular topic in business management where it has been a strategy for business management in the competitive situation. Performance measurement system of supply chain literature dealing with performance measurement have been published has a drawback in developing supply chain performance as global.
PT.Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik has implemented supply chain management needs a systematic performance measurement to get a picture of company supply chain performance. In this study has an objective to propose a performance measurement system to contribute to the development of supply chain management A process-based approach is used to create a model of performance measurement. This paper using fuzzy set theory to address the real situation and evaluation processes of performance measurement of supply chain.
The model of supply chain performance measurement is a performance measurement hierarchy. It is composed of Core Process, Sub process and Performance measures of supply chain for Air Cleaner Assy ANF at PT.Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik Pairwise comparison method is proposed to derive the relative weights to find out the priority performance evaluation. Finally, it has implemented measurement algorithm to get the Performance Index of Supply Chain.
This paper reveals performance measurement of supply chain in hierarchy model where it has 3 levels, 6 Core Process, 14 Sub process and 38 Performance Measures. Based on the opinion of evaluator of supply chain, the biggest Performance Index of Core Process is Marketing and Sales with 9.98. The lowest Performance Index of Core Process is Inbound Logistic with 7.34. And, global Performance Index of Supply Chain for Air Cleaner Assy ANF at PT. Astra Otoparts Divisi Adiwira Plastik is 8.92. With this performance index, we can benchmark the performances of the whole system and then identify the potential improvement for supply chain performance.
References: 10 (1999-2003)
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T15383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Hendra M.
"Dalam menjalankan salah satu tugasnya, yakni melaksanakan pelayanan yang bermutu sesuai standar pelayanan Rumah Sakit, RS X membutuhkan ketersediaan obat-obatan untuk dapat secara kontinyu menyediakan obat-obatan kepada pasien. Kegagalan dalam penyediaan obat-obatan ini berpotensi memberikan citra negatif pada mutu pelayanan rumah sakit. RS X telah memiliki modul inventori farmasi dalam sistem informasinya. Modul ini merupakan bagian dari Enterprise Resource Planning (ERP) dimana di dalamnya terdapat informasi jumlah stok dan titik pemesanan kembali untuk setiap item farmasi. Pada prakteknya, pengendalian inventori dalam menentukan titik pemesanan kembali masih menggunakan cara-cara tradisional sehingga selain dana yang terikat pada inventori menjadi tidak terkendali juga kerap terjadi kegagalan pemenuhan permintaan barang farmasi.
Penelitian ini akan membahas suatu metode yang rasional untuk mencapai inventori yang optimal dan tingkat pelayanan yang tinggi dengan cara memanfaatkan data dan informasi yang telah tersedia dalam database ERP-nya. Penelitian ini menghasilkan suatu usulan model inventori farmasi yang lebih efisien ditinjau dari biaya inventorinya. Dari simulasi diketahui bahwa pada model ini tidak terdapat kegagalan penyediaan sehingga tercapai tingkat pelayanan (service level) sebesar 100%. Selain itu, model ini juga memberikan nilai safety stock dan reorder point yang dinamis sesuai dengan respon forecast terhadap permintaan aktual.

In order to achieve its assignment, to perform qualify services according to hospital service standard, Hospital X needs the availability of pharmacy to provide medicine for patient continuously. The failure of supply would-be a negative image for quality of service. Hospital X already has pharmacy inventory module in its information system. The module is a part of Enterprise Resource Planning (ERP), which has stock and reorder point information for each item. In matter-of-fact, the inventory control still used traditional method to define reorder level, so the capital tied up in inventory will uncontrollable and the failure of supply would-be happened frequently.
This research will discuss a rational method to reach optimum inventory and high service level by take advantage of data and information in the ERP database. The outcome of research is a proposed inventory model, which has a lower inventory cost. From simulation, we can see there is no failure of supply on this model, so 100% service level can be archived. The model also gives dynamic safety stock and reorder point according to forecast respond of actual demand.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Theodorus B. Hanandaka
"Competitive Intelligence (CI) merupakan sebuah program sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisa informasi tentang aktivitas kompetitor dan trend bisnis untuk kepentingan tujuan perusahaan. Bagaimana melakukan dan menerapkan CI sehingga menjadi informasi yang memberikan nilai tambah dalam perencanaan strategi perusahaan seringkali masih menjadi permasalahan tersendiri di dalam perusahaan. Menemukan fokus dan prioritas CI agar tercapai pelaksanaan operasi intelijen yang efektif pada dasarnya merupakan tugas pertama bagi mereka yang ingin menerapkan CI, sebelum dilakukan pengumpulan dan analisa informasi dengan berbagai pilihan teknik dan metode.
Penelitian ini mengambil monitor Thin Film Transistor-Liquid Crystal Display (TFT -LCD) sebagai pilot project pelaksanaan CI di sebuah perusahaan pemasaran. Melalui metode Nominal Group Technique (NGT), berhasil teridentifikasi tiga topik intelijen yang dibutuhkan perusahaan dalam kaitannya dengan program pemasaran dan lingkungan kompetitif yang dihadapi. Tujuh Alat Manajemen Kualitas (The New Seven QC New Tools) digunakan dalam mengolah dan menganalisa informasi yang dikumpulkan secara legal dan etis. Hasil yang diperoleh menjawab kebutuhan perusahaan akan gambaran situasi kompetisi pemasaran yang dihadapi perusahaan, prioritas program promosi yang diperlukan, dan penilaian terhadap kompetitor bisnis.

Competitive Intelligence (CI) represents a systematic program in collecting and analyzing information about competitor's activities and the business trends for the sake of company's objectives. How to conduct and apply CI so that become information giving adds value in the company strategy planning oftentimes still become separate problems in the company itself. Finding priority and focus of CI so that effectiveness of intelligence operation is reached basically represent first duty for anyone who wishes to apply CI, before information gathering and analysis conducted by using various technique and method.
This research takes Thin Film Transistor-Liquid Crystal Display (TFTLCD) monitor as a pilot project of CI execution in a marketing company. By using Nominal Group Technique (NGT) method, three key intelligence topics were successfully identified, in relation with marketing program and competitive environment faced by the company. The Seven New QC Tools were conducted in processing and analyzing information collected ethically and legally. The result obtained answering the company requirements of competition situation picture will face by the company, promotion program need to be prioritized, and business competitor assessment.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16143
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Mulyani
"PT. XY selaku perusahaan negara yang diberi tanggung jawab untuk mencetak dokumen negara, dituntut untuk memiliki kinerja bisnis yang baik, sesuai dengan visi yang hendak dicapai yaitu menjadi perusahaan percetakan kelas dunia. Salah satu bagian proses didalam menghasilkan produk cetakannya adalah unit pengolahan larutan pembersih daur ulang yang bertugas menyediakan larutan pembersih untuk membersihkan sisa tinta pada proses pencetakan dokumen.
Metode yang digunakan untuk mengukur dan meningkatkan kinerja proses adalah dengan metodologi DMAIC (define, measure, analyze, improve, control) Six Sigma dimana pada fase improve (peningkatan) dilakukan dengan metode Design of Experiments (DOE), yaitu metode ilmiah untuk mengidentifikasi parameter kritis pada proses dan selanjutnya menentukan setting optimal pada parameter proses tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode DOE pada proses pengolahan larutan pembersih daur ulang, yaitu penelitian parameter kunci yang mempengaruhi cetakan dengan kualitas baik, yaitu pada faktor kadar soda dan kadar SCOnya. Analisis statistik digunakan untuk mengidentifikasi parameter proses yang mempengaruhi jumlah cetakan baik yang dapat dihasilkan. Hasil dari penelitian diharapkan dapat memberikan masukan pada perusahaan untuk mengaplikasikan metode DOE pada proses-proses inti lainnya dalam rangka peningkatan kinerja bisnisnya.

PT. XY is a nation banknote printers and coin minting company, must has a good business performance, which appropriate with its vision : to be world class security printing company. As a part of security printing production process, the recycling cleaner solution process has a responsibility to supply a cleaner solution to clean the excess of inks in printing process.
The DMAIC (define, measure, analyze, improve, control) Six Sigma methodology is used to measure and improve process performance and for improve phase, the author used Design of Experiments (DOE) method. DOE is a scientific method for identifying the critical parameters associated with a process and thereby determining the optimal settings for these process parameter.
This research use the method of DOE in recycling cleaner solution process which soda and SCO concentration are affect the good prints. Statistical analysis was carried out to identify the process parameters, which affect the good prints quantity. The results of the study encouraged the company to application of DOE to other core processes to improve their business performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24626
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>