Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deviana
Abstrak :
Mutu layanan yang berkualitas hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang profesional. Diktat merupakan salah satu alternatif pendekatan untuk membantu meningkatkan mutu tenaga kesehatan. Pemerintah selalu memberikan kesempatan kepada seluruh pegawai termasuk pegawai Departemen Kesehatan untuk meningkatkan mutu tenaga kesehatan yang bersangkutan. Salah satu pendekatan yang telah dikembangkan untuk peningkatan profesionalisme adalah melalui Diktat Jarak Jauh (DJJ). Melalui DJJ tenaga kesehatan tidak perlu meninggalkan tempat tugasnya dan dapat mencapai sasaran tenaga kesehatan yang berada di berbagai unit pelayanan kesehatan. Kemajuan teknologi informasi khususnya teknologi komunikasi berbasis komputer sangat pesat. Kemajuan teknologi tersebut menawarkan cara altematif untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran jarak jauh. Untuk terlaksananya DJJ berbasis elektronik yang bermutu diperlukan infrastruktur sistem yang baik seperti adanya pemahaman yang baik dari para manusia yang terlibat dalam kegiatan ini baik sebagai peserta belajar maupun sebagai penyelenggara (brainware), kesiapan perangkat keras (hardware) yang mendukung terlaksananya komunikasi, kesiapan perangkat lunak (software). Selain itu persiapan yang matang sebelum mengimplementasikan sebuah pembelajaran jarak jauh memegang peran penting demi kelancaran proses pembelajaran, seperti penentuan mekanisme teknis komunikasi selama proses pembelajaran yang didukung dengan suatu kewenangan dalam berbagi peran, menentukan model instruksional yang menentukan keefektifan proses belajar untuk interaktivitas antara pembelajar, tutor/ narasumber, dan pihak pendukung/ penyelenggara dan materi pembelajaran harus dirancang. Tujuan penelitian ini adalah merancang basis data untuk sistem informasi penyelenggaraan kegiatan Diktat Jarak Jauh Kesehatan Berbasis Elektronik yang dapat menunjang dalam efektifitas kegiatan melalui penyediaan informasi yang diperlukan untuk pengendalian dan perbaikan hasil kegiatan. Untuk menetapkan variabel yang akan dijadikan dasar dalam basis data pada sistem informasi yang akan dirancang, dilakukan kajian pra analisis dengan menggunakan pendekatan kualitatif di Kota Probolinggo, Jawa Timur. Dari hasil kajian pra analisis diperoleh hasil bahwa infrastruktur sebagaimana yang telah disebutkan di atas sangat menentukan keberhasilan kegiatan DJJ berbasis elektronik. Hal lainnya yaitu adanya suatu mekanisme yang dipersiapkan secara matang mulai dari persiapan sampai dengan penilaian serta tersedianya data yang terintegrasi dan dapat dengan mudah diakses oleh pihak yang terlibat dalarn kegiatan ini dapat memberikan informasi dalam melaksanakan kegiatan sehingga dapat menunjang untuk terwujudnya koordinasi yang baik. Berdasarkan hasil kajian pra analisis di atas, selanjutnya disusun rancangan basis data untuk sistem informasi penyelenggaraan yang dapat menyajikan informasi mengenai efektifitas komunikasi antar pelaku dalam sistem, hasil pencapaian kegiatan pembelajaran, penyebaran pembelajar tiap unit kerja berdasarkan jenis diktat yang diikuti. Rancangan sistem yang disusun dibatasi pada mekanisme kegiatan meliputi pengumpulan dan pengolahan data, rancangan basis data, rancangan input, rancangan output, sistem menu serta kebutuhan hardware, software, dan brainware. Selanjutnya saran untuk penyelenggaran kegiatan DJJ Kesehatan berbasis Elektronik, perlu persiapan infrastruktur yang balk guna tercapainya komunikasi yang untuk mendukung koordinasi yang baik. Infrastruktur tersebut meliputi manusianya (brainware), perangkal kerns (hardware), perangkat lunak (software) serta aturan yang mengatur peran para pelaku dalam sistem. Selain itu persiapan lainnya yang jugs merupakan hal panting untuls keberhasilan kegiatan ini seperti mekanisme kegiatan, rancangan instruksional pembelajaran, ketersediaan data yang terintegrasi dan dapat diakses oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan ini. Pengelolaan sistem penyelenggaraan kegiatan ini sebaiknya dipegang oleh daerah dengan bantuan teknis dari Bapelkes dan Pusdiklat untuk rancangan-rancangan jenis diktat yang akan ditawarkan, model pembelajaran, modul dan bahan penyerta yang diperlukan serta untuk menjaga mutu diktat melalui akreditasi dan sertifikasi diktat dan institusi diktat. ......Database Design for Implementing Information System for Long Distance Health Training and Education of Electronic Base in Probolinggo, East JavaThe qualified service quality can be only performed by. Health officer heaving knowledge, skill and professional attitude. Training and education is one of alternative approach to promote health officer quality. Government always gives all of employers included health department employers the opportunity to promote the quality health officer. One of approach which is developed to increase the professionalism is long distance training and education (LDTE). By implementing LDTE, health officer do not need to quit their own work and are able to reach the objective of health officers who is in several unit of health service. The progress of information technology, especially communication technology is based on computer. It officer the alternative way to carry out the activity of long distance learning. To perform LDTE based on sophisticated electronic, it is needed well infra-structure system such as the existence of understanding of involved people in this activity as participants of learning (learners) or as conductors (brainware), readiness of' hardware supporting communication performance and readiness of software. Besides that, there should be the well preparation before implementation of long distance learning will have the significant role in smoothness of learning process such as mechanism determination of technical communication during learning process which is supported with authorization in sharing the role, determination of instructional model which determines the effectiveness among learners, tutor supporting parties for conductor and the learning material that should be designed. The objective of this research is to design the conduction of database design for information system for health training and education activity in long distance which is based on electronic to support effectiveness of activity through information needed to control and improve the activity result. To determine the variable which will be the basic in database of design information system, there should be pre analysis study by using qualitative approach in Probolinggo, East Java. From pre analysis study, it is found out infrastructure as mentioned absolutely determines the success of LDTE activity based on electronic_ The other case is that there must be existence of well prepared mechanism from preparation until evaluation of integrated data. So that it can be easily accessed by the involved parties in this activity in giving the information of activity to create well coordination. Based on result of above pre analyses study, next , it is arranged the conduction information system design which provides the information of communication effectiveness inter actors in a system, result of reaching learning activity spreading the learners in each unit based on training and education followed. Design of system which is arranged is limited with activity mechanism including collecting and studying data, designing database, input design, output design, menu system and hardware, software, and brainware needs. Then, recommendation to conduct the activity of Health LDTE which has the electronic base should prepare the well infrastructure in order to reach communication in supporting the good coordination. The infrastructure consists of human (brainware), hard ware, software and rules regulation role of actors in that system. Beside that, the other significant preparation to support the success of this activity is like an activity mechanism, the existence of integrated data which can be accessed by involved parties in this activity. In management of this activity conduction, it will be better, if it is managed by regional authority by empowering the technical aid from Bapelkes (Broard of Health Implementation) and Pusdiklat for the sort of design of Diktat which will be given, Model of learning, Module and Completion materials needed to keep the quality of Diklat through promoting that there will be accreditation and job training of Diklat institution.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suroto
Abstrak :
Di Indonesia, diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama baik untuk penduduk yang tinggal di desa maupun di kota. Sebagian besar kejadian diare, yaitu 60 - 80 % dialami oleh golongan anak dibawah lima tahun. Golongan ini setiap tahunnya mengalami 2 - 3 kali kejadian diare, dimana sekitar 1 - 2 % diantaranya akan jatuh kedalam keadaan dehidrasi, yang bila tidak segera ditolong, 50 - 60 % akan meninggal. Menghadapi persoalan masih tinginya angka kejadian diare, Depkes RI secara global mempunyai dua tujuan pokok program pemberantasan penyakit diare yaitu; mencegah kematian karena diare dan mencegah agar tidak terjadi diare. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh perilaku ibu terhadap kejadian diare pada anak balita. Dari analisis ini akan dilihat besar risiko perilaku kesehatan terhadap kejadian diare. Rancangan penelitian ini adalah kasus-kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 1498 kasus dan 1498 kontrol. Analisis data dilakukan dengan uji statistik regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor perilaku kesehatan ibu mempunyai pengaruh terhadap kejadian diare yaitu perilaku buang air besar dan membersihkan jamban (rasio odds = 1,21, selang kepercayaan 95 % = 1,03 - 1,42). Perilaku cuci tangan yang mempunyai efek yang berbeda menurut umur anak yaitu dengan umur anak < 24 bulan (rasio odds = 1,58, selang kepercayaan 95 % = 1,23 - 2,05). Perilaku cuci tangan pada umur anak ≥ 24 bulan (rasio odds 1, 11, selang kepercayaan 95 % = 0, 93 - 1, 33). Sedangkan variabel lain (Confounding) yang turut mempengaruhi kejadian diare adalah pendidikan ibu dan sumber air. Untuk menunjang keberhasilan program pemberantasan penyakit diare perlu penyuluhan yang penekanannya terutama pada aspek perbaikan perilaku cuci tangan dan perilaku buang air besar dan membersihkan jamban pada ibu balita.
The Role of Mother's Behavior to Diarrhea Diseases in Children Under Five Years Old in Central Sulawesi, Southeast Sulawesi and East Nusa Tenggara, 1998In Indonesia, diarrhea is still a major problem in rural and urban area. Most of diarrhea cases were in children under five years old (60 - 80 % of the cases). Among them, the episodes diarrhea was 2 - 3 time annually and 1 - 2 % of them went into dehydration condition. In response to high prevalent of diarrhea, in general Ministry of Health Republic of Indonesia has two main objective namely to prevent of diarrhea and prevention of death among diarrhea cases. The main objective of this study is to assess the role of mother's behavior to diarrhea diseases in children under five years old. The study design is case-control with a sample 1498 cases and 1489 control. Multiple logistic regressions were used to determine the relationship between independent variable with dependent variable. This study showed that factor of mother's behavior is associated with diarrhea. The specific behavior hygienic the defecation practice and cleaning toilet (odds ratio = 1.21, 95 % CI = 1.03 - 1,42), hand washing (odds ratio = 1.58, 95 % CI = 1.23 - 2.05) for children under 24 month and (odds ratio = 1.11, 95 % CI = 0.93 -- 1.33) for children ≥ 24 month. The confounder variable which had association to diarrhea was mother's education and source of water. In order to support the success of diarrhea control program, it is necessary to do health information to mother's behavior about hand washing and hygienic defecation practice and cleaning toilet.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T7876
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habasiah Safri
Abstrak :
Related Factors with Condom Using among Transvestites in DKI Jakarta in year 2000One way to determine the risk level of sexual behavior for Sexually Transmitted Diseases (STD) or HIV/AIDS is by measuring condom usage. Risky sexual behavior can be defined as sexual intercourse without consistent use of condoms. This research involves a survey to determine the level of condom usage among transvestites in 5 districts in Jakarta. The goal of this research is to explore factors relating to condom usage among transvestites in DKI Jakarta using cross sectional methodology research design. Data collection has been conducted over a 3 week period, and involved a sample of 138 transvestites, all of whom had sexual intercourse over the previous 2 weeks. The Dependent Variable is condom usage, while the Independent Variables are: 1) predisposing factors such as age, education, occupation, earnings, health knowledge (STD, HIV/AIDS and condom), previous sexual behavior, current sexual behavior, medication seeking behavior, reason for becoming a sex workers, excuses for always/not always wearing condoms; 2) access to condoms, source of information on HIV/AIDS and condoms; 3) perceptions regarding level of intimacy between transvestites and other persons. The research uses univariate and bivariate analysis. The result of the research shows that condom usage among transvestite is 15,2 % consistent and 84,8% inconsistent. From bivariate analysis, it has been found that a variable that has a significant relation with condom usage is the place where transvestites usually perform sexual intercourse. Other independent variables do not have a significant relationship with condom usage. Based on the result of this research, it is proposed that counseling programs be instigated to increase negotiation skills, and also to provide information to explain that the only effective method to prevent STDs and HIV/AIDS for transvestites engaged in high risk sexual behavior is condom usage. This is because transvestites have many sexual partners and they often engage in anal intercourse. NGOs involved in AIDS Prevention and condom manufacturers are expected to take active roles in delivering these messages.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8301
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuning Tiadi
Abstrak :
ABSTRAK
Keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan adalah cermin ketepatan setiap pimpinan kesehatan didalam mengambil keputusan dan merumuskan kebijaksanaan. Keputusan dan kebijaksanaan merupakan pemecahan masalah yang terstruktur dimana bentukan strukturnya terdiri dari berbagai informasi yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi.

Informasi merupakan hasil olahan dan analisa terhadap data yang dihimpun melalui suatu sistem yang dibangun baik dalam bentuk survey atau laporan rutin. Salah satu kriteria Informasi yang baik adalah yang On time dan On demand , oleh karenanya data hasil laporan rutin menjadi penting artinya didalam menjalankan manajemen suatu organisasi.

Rentang organisasi Departemen Kesehatan, yang lebar dan berjenjang, menghendaki suatu sistem informasi yang handal. Keberadaan Puskesmas yang relatif dekat dan merata ditengah-tengah masyarakat, adalah sumber informasi yang baik bagi Departemen Kesehatan. Oleh karena itu sejak dikembangkannya Konsep Pembangunan Puskesmas, Departemen Kesehatan telah mengembangkan sistem informasi dengan bentuk pencatatan dan pelaporan Puskesmas. Yang pada akhirnya disebut Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas ( SP2TP).

Luas wilayah dan heterogenitas letak geografi mengakibatkan tidak terjaminnya kelengkapan laporan yang diterima oleh jenjang administrasi yang lebih tinggi seperti di Propinsi dan di Pusat.

Untuk dapat memenuhi kebutuhan informasi dengan mengoptimalkan pemanfaatan data yang tersedia, perlu mengganti atau mengisi data yang tidak lengkap dengan menggunakan metode statistik yang dikenal yaitu Metode Imputasi. Agar hasil pengolahan dan analisa dapat menjadi informasi yang representatif harus ada batasan - batasan yang digunakan.

Bertitik tolak dari permasalahan tersebut, peneliti mencoba untuk menggali batasan-batasan data yang masih layak untuk dilakukan Imputasi agar diperoleh informasi yang baik dengan memanfaatkan data yang tersedia. Untuk itu, dilakukan simulasi imputasi dengan menggunakan data yang lengkap dari laporan SP2TP dari Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1998.

Dengan diperolehnya batasan-batasan data yang layak untuk dilakukan imputasi, diharapkan kebutuhan informasi dapat terpenuhi sesuai dengan dengan kriteria yang diharapkan.
ABSTRACT
Application Imputation Method on Health Center Data Processing Collected through SP2TP in 1998Reliable information is an information, which is supported by accurate, timely, actual, inter-related and continuing data. To obtain information that meet the above criteria the existence of health center dosed to the community is suitable to be the source of good health information.

in line with the increasing health problems faced by health sectors, the role of information is becoming more important in detection and prioritizing the problems and developing intervention policy to be applied. in order to provide health information, in 1981 Ministry of Health endorsed SP2TP. With the SP2TP, it is expected that the responsible person in every level of administration will obtain reliable and correct health information.

However, in the implementation of SP2TP, the management has not yet integrated with other health center program, both in provision of resources and utilization. Therefore, the activity is considered as an additional burden for the health personnel. Planning system is dominated by top down policy creating less concern and low compliance of health center in recording and reporting the activity and the result. As a consequence, the data collected through SP2TP is becoming in complete and less accurate.

Health center contributions in providing information on health situation in the working area is indicated through extend of community's reliability toward health center, which is reflected through number of community visit to health center.

Criteria required on the presentation of information are uon time" and "on demand". Incompleteness of health center data collected through SP2TP indicated a barrier in fulfilling the criteria. Basic statistic method used in collecting and analyzing the data usually with an assumption that the data iscomplete. Incompleteness of health center data as a big influence in the result of processing and analyzing data.

To obtain health information timely and in representatively by using available data, a statistic method which can accommodate data in completeness is required. One of the statistic methods to be used is by filling or changing of the missing data with imputation method. Data variable used in this thesis are antenatal data (Ki and K4) in 1998 based on the report of Yogyakarta Province submitted to the central level.
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Yulita
Abstrak :
Sistem monitoring dan evaluasi program pembelajaran di Politeknik Kesehatan Jakarta I Jurusan Kesehatan Gigi belum berjalan optimal dan komponen pendidikan yang dinilai hanya mahasiswa. Indikator yang digunakan belum mewakili sebagai ukuran kemajuan dan keberhasilan Proses Belajar Mengajar. Penyimpanan dan pengelolaan data pembelajaran pun masih dilakukan secara manual sehingga membutuhkan waktu lama untuk menghasilkan informasi. Identifikasi indikator program pembelajaran dan pengembangan indikator baru yang bermanfaat, mewakili, dan robust dilakukan untuk mengukur kualitas program pembelajaran. Dan untuk keterpaduan pengelolaan data dibangunlah model aplikasi basis data sesuai rujukan indikator yang telah dikembangkan sehingga menghasilkan keluaran sesuai kebutuhan program. Proses pengembangan sistem informasi menerapkan langkah-langkah dalam System Development Life Cycle (SDLC) dengan menggunakan teknik wawancara mendalarn, observasi, dan telaah dokumen sebagai metode pengumpulan datanya. Hasil yang diperoleh adalah suatu prototype penunjang sistem informasi untuk monitoring dan evaluasi program pembelajaran dengan perangkat lunak aplikasi siap pakai. Uji coba menunjukkan bahwa sistem berjalan sesuai rujukan indikator yang telah ditetapkan. Keberhasilan uji coba menyimpulkan bahwa pengembangan indikator telah dilakukan, perangkat lunak aplikasi telah dirancang, dan dengan dukungan sistem manajemen basis data, dapat dihasilkan keluaran yang disajikan secara menarik sesuai rujukan indikator. Untuk efektifitas implementasi sistem dibutuhkan kornitmen tinggi untuk menjalankan proses monitoring dan evaluasi program pembelajaran dengan memanfaatkan sistem yang telah dikembangkan, dan ditunjang dengan kelayakan spesifikasi perangkat keras serta sumber daya manusia pengelola basis data. Daftar bacaan : 38 (1986-2002)
Monitoring and evaluating system on teaching program in Jakarta I Health Polytechnic, Department of Dental Health has not progress optimal yet and educational component which counted only student. This indicator is not representative for assessment the progress and successfulness of teaching process. Data storing and management still manually and need too much time to presenting information. Indicators identification of teaching program and developing the new indicators that useful, representative, and robust conducted to measure teaching program quality. Database application mode established for integrated data management as reference by developed indicators to produce output as program needs. Development process of information system implemented the steps in System Development Life Cycle (SDLC) using in-depth interview, observation, and documents appraisal as data collecting method. The result is a prototype to support information system of monitoring and evaluating the teaching program, with application software that ready to use. Test drive of this prototype showed that system works as reference indicators that have determined. Success of test drive conclude that indicators development has been done, application software has been designed, and with support by database management system, could produce output as reference indicators. For effectiveness of system, implementation need high commitment to do monitoring and evaluating process of teaching program by using system that have developed, and supported by reliability of hardware and human resources for database management. Bibliography : 38 (1986 - 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Makson Parulian
Abstrak :
Paradigma rumah sakit pada era globalisasi , mempunyai ciri competitors, sehingga rumah sakit harus dapat meningkatkan cakupan, mutu dan efisiensi pelayanannya agar dapat unggul dari rumah sakit lainnya. Hal ini membutuhkan suatu sistem informasi manajemen untuk mendukung manajemen di rumah sakit. Sarana pelayanan di rumah sakit yang belum dimanfaatkan secara baik oleh masyarakat , disebabkan oleh banyak faktor. Faktor mutu dan efisiensi pelayanan yang kurang memadai mungkin juga menjadi penyebab yang tidak kalah panting. Untuk itu informasi mengenai cakupan, mutu dan efisiensi pelayanan rumah sakit sangat diperlukan dalam manajemen rumah sakit untuk perencanaan strategis, pengendalian manajerial maupun operasional kegiatan pelayanan rumah sakit. Penelitian ini merancang suatu sistem informasi yang memenuhi kebutuhan informasi cakupan, mutu dan efisiensi pelayanan bagi manajer RSUD Pasar Rebo dengan. mengunakan metode analisa dan desain sistem. Rancangan sistem informasi manajemen ini menghaslfkan informasi mengenai cakupan, mute dan efisiensi kegiatan pelayanan dari setiap instalasi pelayanan RSUD Pasar Rebo dengan menampilkan indikatorindikatornya. Sistem informasi manajemen yang dihasilkan pada penelitian ini mengunakan dua alternatif, yaitu alternatif pertama secara manual, data dikumpulkan kemudian diolah oleh komputer. Sedangkan alternatif ke-dua merupakan suatu jaringan PC dengan Local Area Networking. Rancangan sistem informasi manjemen yang dipilih magi RSUD Pasar Rebo adalah alternatif pertama yang secara bertahap akan menjadi alternatif ke-dua.
Management Information System for RSUD Pasar Rebo Manager to Meet the Need of Information about Hospital Services Utilization, Quality and Efficiency In globalisasion era, hospital paradigm is characterized by competitors. This makes hospital should be able to increase its services utilization, quality and efficiency, so it can be superior to other hospitals. A management information system is needed to support hospital mangement. People has not utilize hospital facilities well yet, because of many factors. One important factor is quality and efficiency of hospital services which are under optimal . Therefore, information about hospital services utilization , quality and efficiency is needed in hospital management for strategic planning, managerial control and operational services. This study design an information system which meets the needs of information about utilization, quality and efficiency for RSUD Pasar Rebo manager, by using method of analysis and system design. The management information system results in those information from each installation in RSUD Pasar Rebo by presenting their indicators. The management information system resulted from this study , has two alternatives. First alternative is collecting data manually and then the data is processed by computer. The second alternative is a PC network with Local Area Networking. The design chosen for RSUD Pasar Rebo is the first alternative which will be gradually transformed in to the second one.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T5639
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sutardi
Abstrak :
Program Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) merupakan komitmen global hasil Konferensi Tingkat Tinggi Anak tahun 1990 di New York. Tujuan ETN yaitu menekan serendah mungkin angka kesakitan tetanus neonatorum sampai tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi. Di perkirakan di seluruh dunia tak kurang dari 350.000 neonatus setiap tahunnya meninggal akibat tetanus neonatorurn. Di Indonesia tetanus neonatorum merupakan penyebab utama ke empat kematian neonatal yaitu sebesar 7,9 %. Angka kejadian tetanus neonatorum tahun 1997- 2000 berkisar 1,6 - 1,8 per 10.000 kelahiran hidup (fenomena gunung es). Jawa Barat merupakan provinsi dengan laporan kasus tetanus neonatorum terbesar di Indonesia, angka kejadian tetanus neonatorum periode 1997-2000 berkisar 1,2 - 1,6 per 10.000 kelahiran hidup dengan CFR berkisar 34,2 % - 47,1 %, Upaya pencapaian eliminasi tetanus neonatorum di lakukan melalui pendekatan risiko secara terpadu, sedikitnya melibatkan tiga program yaitu program imunisasi, KIA dan surveilans. Program imunisasi berperan meningkatkan eakupan imunisasi TT hamil, imunisasi wanita usia subur (WUS). Program KIA berupaya meningkatkan cakupan pelayanan antenatal, cakupan kunjungan neonatus, pembinaan dukun bayi dan meningkatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Program surveilans berperan dalam penyelidikan epidemiologi untuk mengidentifikasi faktor risiko dan daerah risiko serta ikut memantau dan menilai keberhasilan dampak program. Meskipun ETN teiah dilaksanakan sejak tahun 1995 namun program surveilans belum mampu memberikan informasi yang harus di tindak lanjuti secara rutin, baik oleh pimpinan maupun oleh program KIA dan imunisasi. Pengolahan data hasil penyelidikan epidemiologi belum didukung oleh suatu sistem informasi yang memadai dan belum mengakomodir keterpaduan program ETN. Dalam melakukan pengembangan sistem informasi surveilans tetanus neonatorum di Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat, dilakukan observasi dan wawancara dengan petugas. Tujuannya adalah mempelajari permasalahan sistem yang ada saat ini, serta melakukan rancangan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan program. Permasalahan dalam sistem informasi yang ada saat ini adalah rendahnya kuantitas dan kualitas informasi yang di hasilkan surveilans, belum terstrukturnya pengolahan data surveilans, sebagian proses pengolahan data manual, pengolahan data sangat tergantung kepada petugas tertentu serta belum terpadunya sistem informasi ETN. Pengembangan sistem informasi surveilans tetanus neonatorum terdiri dari rancangan output, rancangan input, rancangan basis data dan rancangan teknologi yang menghasilkan suatu prototipe program aplikasi. Kelebihan dari sistem informasi surveilans tetanus neonatorum adalah proses pengolahan menjadi terstruktur, proses lebih cepat, proses lebih teliti, proses konsisten, mudah di akses dengan tampilan menarik, hasil up to date serta mengakomodir kebutuhan program ETN. Mengingat prototipe aplikasi sistem informasi surveilans tetanus neonatorum secara teknis telah berhasil di ujicoba di laboratorium, dan sumber daya di unit surveilans Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat memadai, maka perlu kiranya dilakukan implementasi sistem pada kegiatan surveilans yang sebenarnya. Proses implementasi secara manajerial harus di dukung komitmen kuat pimpinan dan pengelola program. Daftar Bacaan : 28 (1981- 2003)
The Development of Surveillance Information System on Tetanus Neonatorum in The Health Authority of West Java Province ? 2003The Tetanus Neonatorum Elimination (TNE) Program is a result from global commitment at the Summit Conference for Children in New York in 1999. The aims of the TNE Program is to decreased as low as possible the morbidity of the tetanus neonatorum, until it's not any longer to be the public health problem. It is estimated that there were 350,000 newborns die every year in the world due to tetanus neonatorum. in Indonesia tetanus neonatorum is the fourth major cause of death on newborn, at 7.9%. Its prevalence in 1997 - 2000 is around 1.6 - 1.8 per 10,000 life birth, but this figure is beliefs to be a tip of the iceberg phenomenon. West Java is a province which reported to be having the highest cases of tetanus neonatorum in Indonesia in 1997 - 2000, as high as 1.2 - 1.6 per I0,000 life birth, with its case fatality rate (CFR) at 34.2 to 47.1%. An integrated risk approach is accomplished in order to try to eliminate the tetanus neonatorum, which at least involving three programs at the ministry of health (MOH), i.e. the immunization program, the maternal and child health (MCH), and surveillance. The immunization program has a role on increasing the coverage on TT immunization on pregnant mothers, and immunization on women at reproductive age (15 - 39 years old). The MCH program is try to increasing the coverage of antenatal care (ANC) services, coverage on newborn visit by health personnel, train and aide the traditional birth attendant, and increasing the delivery attendant by health personnel. And the surveillance program is responsible on carried out an epidemiology investigation in order to identify any risk factors and risk areas, as well as to monitor and evaluate the impact of a succeed achievement of a program. Although the TNE program has been conducted since 1995, but so far, its surveillance program is unable to provide information that should be routinely followed up, whether by the decision makers or by MCH or immunization program. Moreover, there is no adequate information system to support the data management of the result of the epidemiology investigation, as well as to accommodate the integrity of TNE program. in order to develop the surveillance information system of tetanus neonatorum in West Java, an observation and interview toward the officer of the Health Authority of West Java Province is being conducted. The study has an aim on finding out any recent problem that exist on the system, and try to design a proper information system regarded to the need of the program. Some findings on the recent problems on the existing system are: poor information quantity and quality, unstructured data management on the result of surveillance, some data management process is prepared manually, the process is solely depend on particular officer, and the information system of the TNE program has not been integrated yet. The development of the information system of tetanus neonatorum surveillance is comprises of several stages, which are: an output design, an input design, a data-base design, and a technology design resulting on a prototype of an application program. The advantages of the information system of tetanus neonatorum surveillance are: the management data processing is more organize, faster, more precise, more consistent, easy to access with a good appearance, an up to date result, and put together the main three TNE program organizer. As laboratory try-out of the prototype of the information system of tetanus neonatorum surveillance is technically succeeded, and its human resources at the surveillance unit of Health Authority of West Java Province is sufficient, it is suggested that the system can be implemented for the factual surveillance activities. And its implementation process should be supported by strong commitment from the decision makers and its program organizer. Reference: 28 (1981 - 2003)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Muljati
Abstrak :
ABSTRAK Telah dilakukan berbagai upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Demam Berdarah Dengue antara lain dengan Sistem Kewaspadaan Dini Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue (SKD KLB DBD) terutama didaerah endemik DBD, namun insiden penyakit DBD cenderung meningkat dan jumlah daerah terjangkit DBD juga meningkat jumlahnya. Dinas Kesehatan Dati II pada umumnya belum dapat melaksanakan SKD KLB DBD secara optimal. Hambatan pelaksanaan SKD KLB DBD di Dati II sangat bervariasi, dan dari evaluasi kegiatan surveilan Program Pemberantasan Penyakit DBD di Kodya Bandung tahun 1995/1996 - 1997/1998 menunjukkan bahwa hambatan utama SKD KLB DBD adalah pada kegiatan pengumpulan data, analisis data dan penyajian hasil analisis serta pemanfaatan data dalam SKD KLB DBD. Studi ini merancang suatu model pengembangan SKD KLB DBD berdasarkan sistem informasi geografi (SIG) dan analisis runtut waktu data DBD di Kodya bandung dengan menggunakan program aplikasi Epi Info dan Epi Map. Program Aplikasi yang telah siap pakai akan memudahkan petugas dalam pemasukan data, analisis dan penyajian hasil analisa data yang dibuat lebih spesifik dengan tampilan peta wilayah dan indikator DBD. Tahapan pengembangan sistem SKD KLB DBD di Dati II Kodya Bandung terdiri dari penelitian awal, analisis. sistem, desain sistem dan pengembangan sistem. Tahap selanjutnya adalah uji coba sistem, tetapi tidak dilakukan dalam penelitian ini karena keterbatasan waktu. Uji coba direncanakan di beberapa Dati II agar diperoleh gambaran tentang penerapan sistem yang baru, dan kemudian diharapkan sistem tersebut dapat diterapkan di semua Dati II.
ABSTRACT Development of The Early Warning System for Unusual Event of Dengue Haemorrhagic Fever ( EWS UE DHF ) According of the Geography Information System and DHF Time Series Data Analysis in Bandung MunicipalityIt has been taken some efforts of prevention and Dengue Haemorrhagic Fever Control the Early Warning System of Unusual Event of DHF ( EWS UE DHF ) especially in the DHF Endemic area, however the DHF incident trend is increasing as well as the number of the contagious DHF area. In general, the Health Service District H can not implement the EWS UE DHF optimally- The constraint of the implementation of EWS UE DHF in District area varies, and the activity evaluation of DHF Surveilllance Control Programme in Bandung Municipality in the year 1995 - 1997 shown that the main constraint of EWS UE DHF is data collection activity, analysis data and presentation of analysis result as well as data utilization for EWS UE DHF. This study design a model of developing EWS UE DHF according to the Geographical Information System ( GIS ) and DHF Time Series data Analysis in Bandung Municipality by using the application of Epi Info and Epi Map Program. The Application Program which is ready to use will make the workers easier in entering the data, analysis and presentation of data analysis result which made in more specific with the Map Area Appearance and DHF indicator. Development phase system of EWS UE DHF in Bandung Municipality is consist of the preliminary research, analysis system, design system and development system. The next phase is a try-out to the system, but it will not be carried out in this research because of the time limitation. The trial will be planned for some districts area in order to get some ideas about the new system implementation, and hopefully the system can be used for all districts B.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjiharti
Abstrak :
Sebagai suatu perpustakaan di bawah institusi penelitian, Bagian Perpustakaan Badan Litbang Kesehatan mempunyai tugas pokok memberikan layanan informasi lptek kesehatan terutama kepada peneliti. Data pemanfaatan layanan perpustakaan oleh peneliti dari tahun ke tahun ternyata rendah oleh sebab itu kinerjanya perlu dikaji. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan perpuszakaan belum diketahui dengan jelas, oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui seberapa jauh layanan perpustakaan Bagian Perpustakaan Badan Litbang dimanfaatkan oleh peneliti; (2) mengidentifikasi faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap Iayanan perpustakaan tcrscbut, (3) mengetahui faktor-faktor apa saja yang paling dominan berpengaruh terhadap layanan perpustakaan, dan (4) mengetahui perilaku pencarian informasi para peneliti. Untuk mengetahui hal tersebut, dilakukan penelitian crass sectional terhadap pcneliti Badan Litbang Kesehatan yang berkantor di Jakarta. Pengumpulan data dilakukan selama satu bulan, yaitu dari tanggal 26 Nopember - 20 Desember 2000 melalui wawancara berdasarkan kuesioncr yang telah diujicobakan terhadap 20 responden di Perpustakaan Puslitbang Gizi Bogor dan dengan wawancara mendalam terhadap delapan orang informan. Sampel diambil secara strargfied random sampling sebanyak 65 ora ng pcneliti. Tesis ini mengungkapkan bahwa pada umumnya pemanfaatan layanan penpustakaan oleh peneliti masih rendah. Ada tujuh faktor yang secara teonris mempengaruhi pemanfaatan layanan perpustakaan yaitu pendidikan, jabatan fungsional peneliti, pengetahuan tentang layanan perpustakaan, pemanfaatan penyedia informzsi Iainnya, persepsi terhadap koleksi, perscpsi terhadap aksesibilitas dan persepsi terhadap kinerja pustakawan. Namun dari tujuh faktor lesebut temyata hanya terdapat satu faktor yang mempunyai hubungan secara bermakna, yaitu pengetahuan pcnelili tentan, jenis layanan yang diberikan perpustakaan. Dari hasil penelitian ini, tcsis menyimpulkan bahwa (I) layanan perpustakaan belum dikctahui oleh sebagian peneliti ; (2) koleksi yang ada sebagian belum dapat memenuhi kebutuhan pcneliti, (3) sarana akses yang ada belum optimal dimanfaatkan dan, (4) perilaku pencarian informasi peneliti selain menggunakan perpustakaan juga melalui hubungan pribadi dengan teman seprofesi, menggunakan koleksi pribadi dan internet. Kontak dengan perpustakaan rata-rata dilakukan setiap dua minggu. Schubungan dengan kesimpulan tersebut, maka tesis ini mengajukan saran sebagai berikut. 1. Perpustakaan Badan Litbang Keschatan perlu meningkatkan pengctahuan peneliti terhadap layanan perpustakaan dengan cara ; (1) peningkatan jumlah dan dislribusi brosur perpustakaan, (2) peningkatan promosi dan sosialisasi secara aktif baik melalui media cetak, media elektonik, mengisi acara pada pertemuan atau seminar rurin yang diselenggarakan Badan Litbang Kesehatan, (3) safari penyuluhan peneliti yang dilakukan ke masing-masing Puslitbang atau dilakukan di Perpustakaan 2. Perpustakaan Badan Litbang Kesehatan perlu meningkatkan pengadaan koleksi bahan pustaka terutama majalah ilmiah, tesis, terbitan pemerintah, surat kabar dan buku teks. Caranya selain pembelian (dengan demikian anggaran perlu ditambah), dan meningkatkan hubungan dengan Perguruan Tinggi untuk mcndapatkan tesis dan dengan lembaga pemerintah untuk mendapatkan terbitan pemerintah. Selain itu juga menjalin kerjasama kemitraan dengan peneliti agar informasi iptek hasil penelusuran mereka yang diperoleh dari sumber lain di luar Perpustakaan Badan Litbang Kcsehatan dapat disimpan di perpustakaan. Dengan demikian terjadilah sharing infomation lebih baik serta menghemat biaya pcngadaan. 3. Perpustakaan Badan Litbang Kesehatan perlu mcningkatkan aksesibilitas layanan perpustakaan melalui (1) sosialisasi isisonline dan digilib, (2) penambahan jumlah komputer untuk penelusuran intemet di ruang perpustakaan, (3) katalog manual secara bertahap ditiadakan diganti oleh OPAC dan isisonline sehingga akscs ke layanan perpustakaan dapat dipercepat yang pada gilirannya peneliti menjadi terbiasa mcnggunakan internet dan LAN (Local Area Network) dan (4) perlu dipertimbangkan perpanjangan jam buka perpustakaan hinga sore hari.
As a library under the auspices of a research institution, the Library Division of the National Institute of Health Research and Development (NII-IRD), now namely the Science and Technology Information and Research Promotion Network Division , is tasked principally with providing health science and technology information services to researcher in particular. However, the fact that from year to year researcher have taken relatively little advantage of library services, it is deemed necessary to study the performance of the NIHRD Library Division. This study needs to be conducted since it is not clear yet what factors affect the utilization of libraries. The purpose of this study are: (I) to know what extent researchers are taking advantage of the library services at the Library Division; (2) to identify any factors that perhaps affect library services; (3) to know what factor most dominantly affect library services and (4) to know the manner researcher are seeking infomtation. In order to understand the matter, NIHRD researchers who are posted in Jakarta were subjected to a cross sectional study. A month long data collection was conducted from 26 November--20 December 2000 by means of interview based on questionnaires tried out to 20 respondents at the Nutrition Research and Development Library in Bogor, and in-depth interview of eight informants from 3-6 January 2001. A stratified random sampling of researchers was taken from. 65 respondents. The thesis found that generally researchers have taken little advantage of library services. Of the seven factors that theoretically affect the utilization of library services, only one appeared to have significant correlation, namely the researcher?s understanding of the kind of services provided by the library. As a result of the thesis, it is concluded that (1) there researchers who are still not cognizant of library services; (2) the available collection does not yet meet the need of researchers, (3) access facilities are being used, however have not been optimally taken advantage of and (4) other than utilizing library, researches are seeking infomation through personnel contact with fellow professionals, using private collections and searching the intemet. The average contact with the library is every two weeks. In connection with the conclusion reached, the following suggestions are submitting. l. The NIHRD Library needs to enhance researcher's cognizant ol' library service through activities covers (l) Increase the total number and distribution of library brochures, actively escalate promotion and socialization through printed media. seminars and electronic media (internet); (2) go on a group infomiative safari to the respective Research and Development Centers or conducted at the NIHRD library. 2. The NIHRD Library needs to strengthen its literature collection, particularly such as scientilicjournals, theses, govemment publications, newspapers and textbooks. Besides purchasing these item (so requires additional budget).Theses may be obtained by means of promoting relations with universities, and government institutions to obtain government publication. Also, work together a closer cooperative program with fellow researchers, so that the result of their science and technology studies and another information obtained with sources from outside the NIHRD library can be kept at the library. This way, there will be better sharing of information and economizing on literature material procurement of library acquisition. 3. The NIHRD needs to increase accessibility to library services through (1) socialization of isisonline and digilib, (2) additional number of workstation for searching the internet in the library, (3) the manual catalog should be gradually replaced by OPAC and isisonline to speed up access, and the researchers in tum will become used to using the internet and LAN (local Area Network) and (4) consider the need that the library service hours or stays open until late aftemoon.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5436
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Purnamawati
Abstrak :
Jamu merupakan obat tradisional yang dibuat dengan cara mengolah bahan alamiah yaitu yang mempunyai khasiat obat dengan beberapa bahan campuran. Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pemanfaatan pengobatan tradisional menunjukan peningkatan yang cukup signifikan, yaitu mulai dari 19.9% pada tahun 1980, menjadi 23.2% pada tahun 1986 dan kemudian meningkat menjadi 31.4% pada tahun 1992. Berdasarkan data susenas 2001 terjadi peningkatan pemanfaatan obat tradisional mulai tahun 2000 sebesar 15.6% menjadi 30.2% pada tahun 2001. Walaupun demikian keberhasilan pengobatan tradisional sebagai upaya pelayanan kesehatan masih perlu dibuktikan efektivitasnya dan diperhatikan efek sampingnya, khususnya jika pemafaatannya digunakan oleh ibu yang sedang hamil. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsumsi jamu pada ibu hamil terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di bekasi tahun 2008. Metode Penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan desain kasus kontrol. Populasi penelitian adalah ibu hamil yang bersalin di Rumah Sakit Umum Kota Bekasi, Rumah Bersalin dan Bidan praktek swasta di wilayah Bekasi. Sampel penelitian adalah kasus Asfiksia yang terjadi pada bayi baru lahir dan kontrolnya adalah bayi baru lahir yang tidak mengalami asfiksia. Jumlah kasus yang diperlukan adalah sebanyak 103 kasus dan 309 kontrol. Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan metode kualitatif untuk melihat persepsi tenaga kesehatan, ibu hamil dan penjual obat tradisional secara mendalam mengenai pengaruh konsumsi jamu selama kehamilan dan pengaruhnya untuk bayi baru lahir di bekasi tahun 2008. Dari hasil penelitian secara kuantitatif diketahui bahwa ada hubungan yang signifikan antara konsumsi jamu terhadap kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. (p = 0.000, OR 7.1 dan 95%CI 4.23 - 11.9). AFE 0.85 dan AFP 0.43 ). Terdapat hubungan antara jumlah anc dengan asfiksia pada bayi baru Jahir (jumlah anc 4-8 kali p = 0.052, OR 1.68 dan CI 0.99 - 2.83. jumlah anc kurang dari 4 kali (p = 0.019, OR 3.02 dan 95%CI 1.2 - 7.58). Dari hasil wawancara mendalam kepada ibu kasus, diketahui bahwa mayoritas dari ibu hamil belum paham mengenai perilaku sehat selama hamil dan tidak mendapatkan penjelasan yang cukup dari petugas kesehatan. selain itu ibu hamil biasanya mengkonsumsi jamu atas anjuran keluarga atau tetangga tanpa mengetahui manfaat atau efek samping yang ditimbulkan. Asfiksia pada bayi baru lahir (bbl) menipakan kasus yang jarang, walaupun demikian asfiksia menjadi faktor terbesar yang menyebabkan angka kematian bayi di bekasi, oleh karena itulah perlu adanya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan baik pada saat kehamiian maupun persalinan. Selain itu perlu adanya standarisasi penggunaan jamu untuk ibu hamil, khususnya jamu gendong yang dalam penelitian ini lebih dari 90% dimanfaatkan oleh ibu hamil.
Jamu are traditional medicine which is made by natural ingredience which has good effect by using several ingrediences. Recording to Household Health Survey (SKRT) shows significant percentage of Indonesian people who used traditional medicine as medication has been increase from 19.9% in year 1980, become 23.2% in year 1986 and 31.4% in year 1992. National Socio-Economic Survey (SUSENAS) 2001 shows significant percentage too from 15.6% in year 2000 become 30.2% in year 2001.The succesful of traditional medicine as self medication in health care still need to prove for efectiveness and the side effect especially if it used by pregnant women. The goal of this study is to know how the effect of consuming jamu for pregnant women with birth asphyxia in Bekasi in 2008. Quantitative and qualitative study designs are used in this study. We use case control design to see how the odds ratio of the mothers who have experience to take jamu during pregnancy. The population are the pregnant women who delivery in Bekasi General Hospital, Delivery Home Services and Midwife Private Practice. The sample are birth asphyxia cases and the control are the healthy baby without asphyxia. Determination sum of sample obtained by 416 baby. Divisible become 104 cases and 312 control. Qualitative study design is used to get in depth information of the mother, thehandlers of jamm and the providers about the effect of consume jamu during pregnancy for newborn baby in Bekasi in 2008. The result shows that there are relation and risk of consume jamu with birth asphyxia. (p = 0,000, OR = 7,1 95%CI 4.23 - 11.9) and Frequencies of ANC with birth asphyxia (4 - 8 times during pregnancy, p = 0,052, OR = 1,68 and less than 4 times during pregnancy are p = 0,019, OR 3.02). the result of indepth tell us that majority of mother’s cases do not know about the health attitude during pregnancy and do not have enough information from providers about it. Beside that the pregnant women ussually get advise to consume jamu from their family or neighbour without knowing the benefit or the side effect of it. Birth asphyxia is a relatively rare case, but asphyxia is become the biggest factor to cause of neontal death in Bekasi, therefore we suggest to increase the quality of health services during pregnancy and delivery and need a standart for using of jamu for pregnant women, consider to the result that the jamu gendong is the most used by pregnant women more than 90%.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34410
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>