Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Naibaho, Tumpak
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1991
S34382
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simaremare, Dedy Rintho I.
"Pencarian minyak dan gas bumi di laut dalam bukanlah hal mudah, karena membutuhkan teknologi, biaya yang mahal serta resiko yang tinggi. Teknologi laut dalam masih relatif muda dibandingkan dengan teknologi struktural lainnya dan hingga sekarang terus mengalami perkembangan dan penyempurnaan. Salah satunya adalah Steel Catenary Riser (SCR) dan SCR pertama dibangun pada tahun 1994 oleh Shell. Riser adalah sarana transportasi untuk mengalirkan fluida/gas dari fasilitas dibawah laut ke fasilitas di permukaan laut atau sebaliknya. Steel Catenary Riser (SCR) adalah riser yang konfigurasinya berbentuk catenari oleh karena berat riser itu sendiri dan salah satu ujungnya tergantung pada floater sedangkan ujung lainnya terletak di dasar lautan. Dalam menganalisa desain riser ini dilakukan beberapa simulasi dimana gelombang dan arus datang dari beberapa arah dan terjadi pergeseran dari FPSO. FPSO diasumsikan mengalami sway sebesar _ 50 m dan heave sebesar _ 5 m. Analisa akan menggunakan program Orcaflex. Dari hasil analisa dan simulasi didapatkan bahwa tegangan terbesar terjadi pada SCR 3 denga arah arus dan gelombang 180o dan FPSO sway -50m. Akan tetapi nilai tersebut masih jauh dibawah tegangan ijin dari SCR tersebut.

Deepwater exploration for oil and gas is not an easy things to do, because high technology needed, expensive and high risk as well. Deep water technology is quite new compare to other structural technology which is until now still under developing and perfection. One of deep water technology is called Steel Catenary Riser (SCR). The first SCR was built in 1994 by Shell. Riser is a conductor pipe conneting floater on the surface and wellhead on the subsea. Steel Catenary Riser is a riser which have catenary configuration because one of the end attached to floater and the other end anchored on the sea bed. SCR design will be analyzed by conducting some simulation where wave and current direction come from diffrent angle and FPSO having sway _ 50 m (asumption) and heave _ 5 m (assumption). The tool used to do simulation is Orcaflex Program. Result of simulation shows that the higher strees occur on SCR 3 where direction of wave and current come in from 180o angle and when FPSO sway far from anchor point on the seabed. However, the strees is accepted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S50531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ardian
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T40580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Adhani
"Floating Storage Offloading (FSO) adalah anjungan terapung yang berfungsi sebagai fasilitas penyimpanan produksi minyak atau gas alam sebelum didistribusikan dengan kapal tanker. FSO ditambatkan pada mooring tower dengan tujuan menjaga FSO agar stabil dan relatif tetap pada posisinya sehingga aspek operasional FSO dapat tetap berjalan lancar. Mooring tower dipilih sesuai dengan keadaan Laut Jawa yang tergolong relatif dangkal. Tugas akhir ini bertujuan untuk menentukan desain mooring tower yang mampu menahan beban lingkungan struktur serta beban tarikan vessel FSO. Perangkat lunak Structural Analysis Computer System (SACS) dipergunakan sebagai alat bantu permodelan dan perhitungan.
Analisa statis (in-place analysis) dilakukan pada mode operasional dan ekstrim terhadap tiga tipe struktur dengan perbedaan geometri pada perangkaan diagonal: tipe struktur perangkaan diagonal tunggal (tipe struktur I); tipe struktur perangkaan diagonal X (tipe struktur II); dan tipe struktur perangkaan diagonal V (tipe struktur III), untuk menentukan desain yoke mooring tower paling baik.
Hasil analisa menunjukkan ketiga tipe struktur telah memenuhi kriteria unity check (UC). Berdasarkan criteria UC ini, tipe struktur II cenderung lebih baik dibandingkan tipe struktur lainnya. Namun mempertimbangkan faktor berat, desain tipe struktur I akan digunakan sebagai desain yoke mooring tower karena memilki berat paling ringan diantara ketiganya.

Floating Storage Offloading (FSO) is a floating structure that serves to receive and store oil or natural gas before distributed by shuttle tankers. FSO is moored to a mooring tower to stabilize its position in order to maintain the operational aspect of the FSO. Mooring tower is selected in accordance with the state of Jave Sea which is relatively shallow. The objective of this final paper is to design a yoke mooring tower that able to resist its environmental loading and FSO tension. Structural Analysis Computer System (SACS) is the software used to model and to solve the calculation.
An in-place analysis is conducted on operational and storm conditions on three type of structures with geometrical differences on its diagonal bracing: single diagonal bracing (type I); type X diagonal bracing (type II); and type V diagonal bracing (type III), to choose the best design for a mooring tower structure.
The result shows that each structure type meets the unity check (UC) requirements for in-place analysis. Further analysis presents that structure type II considered as a better structure with regard to UC values. But putting the structure self-weight itselves into consideration, the best structure design to be applied as a mooring tower in the proposed location would be structure type I since this structure is the lightest.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hartadi Lukman
"Stabilitas struktur turbin angin terapung lepas pantai diperlukan agar turbin angin bisa bekerja di laut lepas. Stabilitas struktur dapat dikategorikan dengan pembatasan pergerakan rotasi pitch. Stabilitas struktur bisa ditentukan apabila respon struktur terhadap gaya eksitasi diketahui. Analisa untuk mengetahui respon struktur bisa dilakukan dengan metoda coupled atau uncoupled. Analisa coupled memakan banyak waktu dan biaya sehingga respon struktur dianalisa secara uncoupled dengan analisa frekuensi domain yang cukup efisien dan murah.
Pada penelitian ini dilakukan dua simulasi untuk mengetahui pengaruh parameter tersebut terhadap respon dari dua jenis struktur turbin angin terapung lepas pantai, yaitu simulasi respon turbin angin terapung lepas pantai tipe HyWind dan tipe SWAY terhadap perubahan lingkungan laut atau sea state. Hasil dari simulasi ini akan kemudian dipergunakan sebagai pembanding antara respon kedua jenis sistem dengan parameter yang disamakan.
Analisa coupled dengan metode frekuensi domain menunjukkan hasil yang cukup akurat untuk kondisi laut norrnal. Hasil simulasi menunjukkan bahwa sistem SWAY mempunyai stabilitas yang lebih baik dari sistem HyWind. Pengaruh gaya gelombang terhadap rotasi arah pitch akan semakin meningkat dengan meningkatnya kondisi lingkungan laut, sedangkan pengaruh gaya angin dan arus semakin menurun. Stabilitas sistem turbin angin terapung lepas pantai tipe SWAY dalam arah pitch dapat dikategorikan sangat baik, hal ini dilihat dari hasil simulasi yang menunjukkan bahwa hingga sea state 6, sistem SWAY masuk dalam kategori operating.

Structural stability is needed by floating offshore wind turbine so it can be operated in the open sea. Structural stability can be categorized by the limitation in pitch motion. The stability of structure can be defined by knowing the structural responses. The analysis for structural responses can be done by coupled or uncoupled analysis. Coupled analysis will consume more time and cost. So, uncoupled analysis with frequency domain was choosen to make the analysis efficient and cheaper.
In this research, two simulations were done in order to calculate the response of two SPAR system floating offshore wind turbine, HyWind and SWAY with a variation of sea state. The results will then be used to compare the response of the two system with the same parameters.
Uncoupled analysis with frequency domain method have good accuracy for normal sea state. The simulation shows that the SWAY system have a better stability than the HyWind system. The influence of wave forces on pitch will increase by increasing the sea state, whereas the influence of wind and current forces will decrease. SWAY system has a good stability in pitch. This can be seen from the result of simulation that shows that SWAY system stays within the operating category for sea state 1 until 6.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T45506
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Sugiharto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S34430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Arbesis
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S36046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ktut Gunawan Wirajaya Rajan
"ABSTRAK
Karya tulis ini disusun dengan tujuan untuk memprediksi kapasitas beban ultimit dan karakteristik deformasi total struktur dari struktur Cangkang Beton Bertulang secara Numerik. Untuk maksud tersebut, dalam karya tulis ini akan digunakan metoda elemen hingga, dengan memperhitungkan faktor-faktor nonlinieri tas dari perilaku struktur beton dalam kenyataannya. Faktor-faktor ini biasanya tidak diperhitungkan pada analisa-analisa struktur beton secara konvensional. Kalaupun ditinjau, itupun terbatas dai am bentuk penyeder hanaan-penyederhanaan yang sangat kasar yang sudah barangtentu tidak dapat menggambarkan perilaku struktur yang dapat dianggap mendekati kebenaran. Hal ini terjadi karena sifat-sifat material beton yang sangat komplek. Dalam karya tulis ini, faktor-faktor nonlinieritas struktur beton yang akan dibahas antara lain ; retak beton, tension-stiffening, sifat nonlinier beton pada kondisi tegangan multiaksial, struktur yang tak-homogen akibat adanya tulangan dalam beton dan interaksi antara beton dan baja Cbonded actiorO. Di samping itu juga dibahas faktor nonlinieritas akibat dari segi-segi geometrik struktur yang berperilaku tidak linier setelah mengalami deformasi. Dengan menggunakan metoda numerik, dalam hal ini metoda elemen hingga, dalam karya tulis ini akan diperlihatkan suatu metoda dengan hasil yang lebih rasional untuk penggambaran kompleksitas sifat-sifat struktur beton bertulang. Elemen cangkang yang digunakan adalah elemen cangkang degenerate dengan diskritisasi berlapis pada ketebalannya. Kehadiran tulangan baja diasumsikan dengan model smeared, di mana tulangan dianggap sebagai suatu bidang dengan ketebalan ekivalen yang memiliki sifat-sifat anisolropik uniaksial, sesuai dengan arah pemasangannya. Untuk memenuhi kondisi nonlinier geometrik, dalam karya tulis ini diadopsi pendekatan Total Lagrangian yang berdasarkan pada hipotesa regangan Von Karman. Hasil-hasil yang dicapai dengan metoda dalam karya tulis ini akan diperbandingkan dengan hasil-hasil dari teori-teori klasik maupun dengan data-data hasil eksperimen para peneliti yang ada pada penulis."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi
"ABSTRAK
Stabilitas struktur turbin angin terapung lepas pantai diperlukan agar turbin angin bisa bekerja di laut lepas. Pembatasan pergerakan rotasi pitch bisa dijadikan kategori stabilitas struktur. Stabilitas struktur bisa ditentukan apabila respon struktur terhadap gaya eksitasi diketahui. Analisa untuk mengetahui respon struktur bisa dilakukan dengan coupled atau uncoupled. Analisa coupled memakan banyak waktu dan biaya. Untuk menganalisa respon struktur juga bisa dilakukan dengan analisa uncoupled dengan analisa frekuensi domain yang cukup efisien dan murah.
Pada penelitian ini dilakukan tiga simulasi untuk mengetahui pengaruh parameter tersebut terhadap respon struktur. Simulasi pertama adalah simulasi model struktur tension leg platform MIT dan NREL, kedua adalah simulasi kondisi lingkungan laut atau sea state, dan ketiga adalah simulasi kedalaman laut.
Analisa coupled dengan metode frekuensi domain menunjukkan hasil yang cukup akurat untuk kondisi laut nornal. Pada simulasi pertama menunjukkan tension leg platform NREL mempunyai stabilitas yang lebih baik dari tension leg platform MIT. Semakin meningkat sea state, pengaruh gaya gelombang terhadap stabilitas rotasi pitch semakin besar sedangkan pengaruh gaya angin semakin kecil.
Stabilitas tension leg platform NREL dapat dikategorikan sangat baik, Hal ini dilihat dari semua simulasi dan variasi, kategori stabilitas tension leg platform NREL masuk dalam kategori operating, kecuali pada variasi sea state 8 yang dalam kategori survival.

ABSTRACT
Structure's stability is needed by floating offshore wind turbine so its can be operated in the open sea. Limitation in pitch motion can be the categorization of structure stability. The stability of structure can be defined by knowing the structural responses. Analysis for structural responses can be done by coupled or uncoupled. Coupled analysis will consume more time and cost. So, uncoupled analysis with frequency domain can be choosen to make the analysis efficient and
cheaper.
In this research, uncoupled analysis with frequency domain will be used in the calculation of structural responses. The first simulation is tension leg platform MIT and NREL structure model. Second, simulation of sea state, and the last one is simulation of depth of sea.
Uncoupled analysis with frequency domain method have good accuracy for normal sea state. In the first simulation, tension leg platform NREL have more stability in pitch than tension leg platform MIT. Increasing sea state affected the increase influence of wave force on pitch, and the decrease the influence of wind and current force on pitch. Tension leg platform NREL have good stability in pitch. This can be seen from the result of all simulation and variation, the tension leg platfrom NREL in operating category beside the variation of sea state 8 which
ic catagorized as survival."
2011
T31672
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Harridi Ilman Tovid
"ABSTRAK
Pembuatan estimasi biaya yang efektif dipengaruhi oleh dua faktor; aplikasi
hitung yang digunakan dan estimator itu sendiri. Seorang estimator yang mahir
akan menentukan akurasi estimasi biaya dan aplikasi hitung yang efektif akan
meningkatkan kecepatan pembuatannya serta akurasi perhitungannya akan semakin
baik. Di sisi lain, menurut Data Statistik Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi,
sekitar 88% kontraktor Indonesia adalah kontraktor kecil. Dengan perdagangan
bebas Masyarakat Ekonomi Asean yang telah diberlakukan, tantangan bagi
kontraktor kecil Indonesia untuk bersaing akan semakin besar.
Dengan kedua alasan tersebut, penulis merancang Breakdown untuk
meningkatkan daya saing kontraktor kecil Indonesia sebagai aplikasi pembuatan
estimasi biaya penawaran. Breakdown dirancang dengan memperhatikan faktor
pembuatan estimasi biaya, kebutuhan kontraktor kecil dan aplikasi yang sudah ada.
Aplikasi ini dibangun berbasis Javascript dengan framework Webix. Metode
Hallway Testing telah dilakukan untuk menguji coba purwarupa aplikasi ini dan
didapatkan kesimpulan bahwa aplikasi ini sesuai dengan tujuannya dan mudah
digunakan.

ABSTRACT
There are two factors in order to achieve an effective cost estimation;
calculation application that being used and also by the estimator itself. A capable
estimator will determine the accuracy of a cost estimation and a good calculation
application will increase the speed and further calculation accuracy. On the other
side, according to statistical data from Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi
(Institution of Construction Services), about 88% of Indonesian contractors are
small contractors. In accordance of Asean Economic Community program applied,
Indonesian small contractors are faced with bigger challenge.
With those reasons in mind, the writer designed the Breakdown to increase
Indonesian small contractors? competitiveness as a bidding cost estimation
application. Breakdown is designed with consideration from cost estimation factors,
small contractors? needs and other application that was already available. This
application is built based on Javasript and Webix framework. Hallway Testing
method has been applied to test the prototype of the application which result a
conclusion that this application has achieved its purposes and easy to use.;"
2016
S65577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>