Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tommy Widjaja
"ABSTRAK
Perubahan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, mendorong perusahaan untuk ikut mengembangkan kemampuan produksinya baik secara kualitas maupun kuantitas. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa banyak perubahan yang berdampak pada ketatnya persaingan dunia usaha yang dikarenakan semakin banyaknya perusahaan yang mengandalkan otomatisasi teknologi khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan laba perusahaan.
Hal ini sangat dirasakan terutama oleh industri manufaktur kimia yang
memanfaatkan teknologi dalam membuat kimia sintetik untuk memperoleh hasil yang sama bahkan cenderung lebih baik tanpa menggunakan bahan-bahan dasar mentah dari hasil bumi yang semakin lama semakin mahal karena semakin menipisnya persediaan material bumi. Sejalan dengan meningkatnya persaingan, menjadikan informasi biaya yang akurat semakin penting, agar kebijaksanaan penetapan harga jual sesuai dengan tujuan atau sasaran perusahaan, maka manajemen membutuhkan informasi yang akurat tentang biaya produksi yang menjadi dasar dalam penetapan harga.
Perhitungan biaya produksi yang selama ini menggunakan metode tradisional costing dapat menimbulkan distorsi biaya produksi karena sistem tersebut hanya menggunakan satu macam basis pembebanan biaya untuk pemakaian sumber daya. Untuk mengatasi keterbatasan ini maka dikembangkan sistem biaya yang berdasarkan pada aktivitas yang disebut Sistem Activity Based Costing (selanjutnya disebut sistem ABC). Sistem ABC merupakan suatu metode atau alat untuk memperoleh informasi biaya yang akurat karena pembebanan biaya didasarkan pada aktivitas yang mengkonsumsi sumber daya dalam proses pembuatan suatu produk. Dengan demikian sistem ini menyediakan informasi yang lebih terperinci mengenai penyebab
timbulnya suatu biaya dibandingkan dengan sistem tradisional.
PT. M-I Production Chemicals Indonesia (selanjutnya disingkat dengan
PT. MIPCI) bergerak di bidang industri pemasok kimia untuk pengeboran minyak pantai maupun lepas pantai yang berskala besar dan sudah menggunakan peralatan teknologi maju dalam kegiatan produksinya, dan bersifat job order production (berdasarkan pesanan). Dalam menentukan biaya produksinya, perusahaan
membebankan biaya produksi tidak langsungnya secara rata pada seluruh unit produk yang dihasilkan. Sampai saat ini manajemen merasa bahwa tanpa memperhatikan sistem biaya yang digunakan, perusahaan telah memperoleh keuntungan, namun akibatnya harga jual yang cukup tinggi dibadingkan dengan biaya-biaya yang ditimbulkan oleh organisasi dalam membuat produk-produknya.
Oleh karena itu, PT. MIPC membutuhkan perhitungan biaya produksi dan penetapan harga pokok yang akurat. Dari hasil perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan sistem ABC dan sistem akuntansi biaya tradisional menunjukkan bahwa perhitungan harga
pokok produksi dengan akuntansi biaya tradisional menyebabkan terjadinya distorsi, melalui perbandingan hasil perhitungan harga pokok produksi (HPP) antara Sistem akuntansi biaya tradisional dengan Sistem ABC. Perhitungan harga pokok per produk
dengan menggunakan sistem ABC untuk produk EB-8132 adalah US$ 901.53 / drum, PI-7142 adalah US$ 216.26 / drum, PI-7212 adalah US$ 863.96 / drum, EB-8548 adalah US$ 592.61 / drum, EB-8501 adalah US$ 328.57 / drum, PI-7235 adalah US$ 380.41 / drum, SI-475 adlah US$272.06 / drum, WT-510 adalah US$ 3,333.99 / drum, WT-1400 adalah US$ 2,138.76, KI-3015 adalah US$ 1,010.72 / drum.
Penentuan harga pokok produksi berdasarkan aktivitas menyatakan bahwa Sistem akuntansi biaya tradisional menentukan biaya terlalu rendah (undercost) untuk produk WT-510 sebesar US$ 2,679.69 atau sebesar 410%, WT-1400 sebesar US$ 916.5 atau sebesar 75%, KI-3015 sebesar US$ 309.34 atau sebesar 44% sedangkan untuk produk EB-8501 terlalu tinggi (overcost) sebesar US$ 70.67 atau sebesar 18%, PI-7142 sebesar US$ 22.47 atau sebesar 9%. Terjadinya perbedaan
harga pokok produksi disebabkan karena adanya perbedaan dalam alokasi biaya overhead pabrik kepada masing ? masing produk, dimana pada Sistem akuntansi biaya tradisional hanya digunakan satu pemicu biaya untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik yang terjadi, yaitu berdasarkan total unit produksi. Kesimpulan yang dapat diambil adalah perhitungan harga pokok menggunakan sistem ABC akan lebih menghasilkan informasi biaya yang akurat bila dibandingkan dengan menggunakan sistem tradisional, karena dalam sistem ABC produk hanya dibebani biaya dari aktivitas yang digunakan dan tidak dibebani oleh biaya dari aktivitas yang tidak digunakan. Pendekatan ini menyebabkan biaya per unit yang lebih stabil dan konsisten dengan tujuan pembebanan biaya ke produk yang mengkonsumsi aktivitas. Biaya untuk melakukan aktivitas itulah yang dibebankan ke
produk yang mengkonsumsi aktivitas tersebut. "
2008
T 25276
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desi Intan Anggraheni
"Tesis ini membahas proses pelaporan keuangan dan kesesuaian pengungkapan Laporan Keuangan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA - W) Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat Tahun 2008 dengan peraturan yang berlaku serta permasalahannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa proses pelaporan keuangan dan pengungkapannya sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi maka disarankan agar meningkatkan pengendalian intern dengan reviu secara intensif terhadap Laporan Keuangan dan penugasan pegawai sesuai kompetensinya di Balai Besar KSDA Jawa Barat; Sekretariat Jenderal mengalokasikan SDM berlatar belakang akuntansi dan meningkatkan pelaksanaan diklat akuntansi; Inspektorat Jnederal mengintensifkan pendampingan teknis pelaporan keuangan sampai ke tingkat UAKPA, Universitas Indonesia meningkatkan perhatiannya pada akuntansi pemerintahan.

The focus of this study is financial reporting, and disclosure of financial statement for 2008 its conformity with regulations, and the problems. This research is qualitative descriptive interpretive. The data were collected by means of deep interview and analyze of UAKPA and UAPPA-Ws- financial statement for 2008. The researcher suggests for improving internal control by means of financial statement reviu, and provision of appropriate task competence by Office of Conservation of Natural Resources - West Java; the allocation of staff with accounting education background and accounting training held by Generale Secretariat; conducting technical guidance for making financial report intensively by Generale Inspectorate; and concern in government acoounting by University of Indonesia."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T27768
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Jefry Hezron
"ABSTRAK
Tesis ini membahas pengaruh variabel proporsi dewan komisaris independen,
direksi independen, dan komite audit yang merupakan mekanisme dari tata kelola
perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif
analitis, dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah proporsi dewan komisaris independen,
direksi independen, dan komite audit, secara simultan maupun parsial tidak
mempengaruhi nilai perusahaan yang diambil dari nilai PBV. Sementara variabel
kontrol yang adalah ukuran perusahaan memberikan pengaruh negatif signifikan
terhadap nilai perusahaan.

ABSTRACT
The focus of this study is to investigate the effect of proportions of independent
commissioners, independent directors and audit committee which is a corporate
governance mechanism on firm value. This is an analytical descriptive research,
using secondary data obtained from various sources. The conclusion of this study
is the proportion of independent commissioners, independent directors and audit
committee, simultaneously and partially does not affect the firm value taken from
the PBV ratio. While firm size as control variables, gives a negative significant
effect on firm value."
2010
T27854
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Deden Riyadi
"Penelitian ini membahas pengakuan dan pengukuran nilai wajar tanaman kelapa sawit antara perlakuan akuntansi berdasarkan International Accounting Standards 41 (IAS 41) yang berbasis harga pasar dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 16 Aset Tetap (PSAK 16) yang memberi pilihan antara pengukuran berbasis biaya perolehan atau basis harga pasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak perbedaan pengukuran tersebut terhadap nilai wajar tanaman kelapa sawit pada industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nilai wajar tanaman kelapa sawit dengan pengukuran berbasis harga pasar berdasarkan IAS 41 berbeda dengan pengukuran berdasarkan PSAK 16 model biaya berbasis biaya perolehan. Hasil pengukuran berdasarkan IAS 41 dan PSAK 16 model revaluasi dapat menghasilkan nilai wajar yang sama jika menggunakan pendekatan yang sama dalam menentukan harga pasar aset tanamam kelapa sawit. Akan tetapi dampaknya laporan laba rugi menyajikan hasil operasi yang berbeda dan ekuitas mengakui akun surplus revaluasi. Kedua hal ini menjadikan penerapan PSAK 16 model revaluasi tidak bisa menggantikan penerapan IAS 41.

This research discusses the fair value of oil palm plantation by comparing the measurement in accordance with International Accounting Standards 41Agriculture (IAS 41) with basis of market price and Indonesian Accounting Standard 16 Fixed Assets (PSAK 16) which allows selection of cost model or market price (revaluation) model. This research is intended to identify impacts of the difference in measurement on the fair value of oil palm plantation of the oil palm plantation industry in Indonesia.
The results of this research indicates that the fair value of oil palm plantation measured under basis of market price under IAS 41 is different with the fair value based on PSAK 16 cost model. The measurement under IAS 41 and PSAK 16 market price (revaluation) model will results in similar fair value if applies similar approach in determining the market valye of the oil palm plantation. However, the the income statements reports different operating results and the equity accounts impacted due to recognition of revaluation surplus. These items of difference have made the application of PSAK 16 revaluation model cannot substitute the application of IAS 41."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28298
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Bestian
"Penelitian yang sudah pernah dilakukan menunjukkan bahwa penundaan di dalam penerbitan laporan keuangan tahunan dapat meningkatkan tingkat ketidakpastian didalam pembuatan keputusan berdasarkan informasi yang tersedia didalam laporan keuangan sehingga investor dapat menunda pembelian dan penjualan atas saham sampai laporan keuangan diterbitkan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sampai sejauh mana faktor-faktor yang menentukan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang biasa diukur dengan audit delay, yang dihitung dari selisih waktu tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan sampai dengan tanggal laporan audit yang dikeluarkan oleh KAP. Dari berbagai faktor-faktor yang ada peneliti hanya memilih total aktiva, jenis opini auditor, ukuran KAP dan rasio profitabilitas. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan apakah total aktiva, jenis opini auditor, ukuran KAP dan rasio profitabilitas memiliki pengaruh terhadap praktek audit delay pada bank-bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa tidak terdapat pengaruh dari total aktiva terhadap audit delay, sebaliknya ditemukan hubungan signifikan dari opini audit, ukuran KAP dan rasio profitabilitas terhadap audit delay, serta terdapat pengaruh yang signifikan dari seluruh variabel total aktiva, opini audit, ukuran KAP dan rasio profitabiltas terhadap audit Delay.

Studies have been done showing that the delay in publishing the annual financial statements can increase the level of uncertainty in making decisions based on information provided in financial statements so investors can defer the purchase and sale of shares until the financial statements issued. This research was conducted to see how far the factors that determine the timeliness of submission of financial reports which is usually measured with audit delay, which is calculated from the difference between the time of the company?s annual financial statement date until the date of the audit report issued by the audit firm. From the various factors researcher have chose only the total assets, auditor opinion type, auditor firm size and profitability ratio. This study was conducted to verify the total assets, the type of opinion the auditor, audit firm size and profitability ratio has an effect to audit delay at the banks listed in Indonesia Stock Exchange. The results from this study found that there was no significant relationship of total assets on audit delay, conversely found a significant relationship of the audit opinion type, audit firm size and profitability ratio to the audit delay, and there is significant influence of all variables in total assets, audit opinion, audit firm size and profitabiltas ratio to audit delay."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T28296
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Waluyo
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis besar pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan dan kesehatan secara parsial dan simultan terhadap peningkatan pembangunan manusia Indonesia dan untuk menganalisis besar pengaruh pengeluaran pemerintah pada sektor pendidikan, kesehatan dan peningkatan pembangunan manusia secara parsial dan simultan terhadap tingkat kemiskinan Indonesia. Penelitian ini merupakan peneHtian kuantitatif dengan model ekonometrika, yaitu regresi linier berganda. Populasi peneHtian ini adalah seluruh propinsi di Indonesia dengan jangka waktu dua tahunan mulai 1998 sarnpai dengan 2007.
Hasil penelitian menunjukkan terrlapat pengaruh postitif pengeluaran pemerintah sektor pendidikan (t-l) dan pengaruh negatif pengeluaran pemerintah sektor kesehatan (t-1) terhadap penlngkatan pembangurum rnanusia (t). Variabilitas peningkatan pembangunan manusia yang dapat diterangkan oleh pengeluaran pernerintah sektor pendidikan dan sektor kesehatan sebesar 37.9%, sementara pengaruh 62.1% disebabkan oleh varlabe1 lain di luar model.
Basil penelitian juga menunjukkan terdapat pengaruh positif pengeluaran pemerintah sektor pendidikan (t-1), pengeluaran pemerintab sektor kesehatan (t-1) dan peningkatan pembangunan manusia (t-1) terhadap tingkat kemiskinan (t). Variabilitas tingkat kemiskinan yang dapat diterangkan oleh pengeluaran pemerintah untuk sektor pendidikankesehatan dan peningkatan pembangunan manusia sebesar 17,3%, sementara pengaruh 82.7% disebabka.n oleh variabellain di luar model.

ABSTRACT
Objective of this study is to analyze the magnitude of effect for Government Expenditures on Health and Educational sectors both partially and simultaneously over the enhancement of human development in Indonesia as well as to analyze the magnitude of effect for government expenditures on health, educational sectors and the enhancement of human development both partially and simultaneously over poverty level in Indonesia. This study is quantitative research with econometrics model by multiple-Iinier regression. Population of this study is all provinces in Indonesia with bi-annual periods that commenced from 1998 to 2007.
The result of this study showed that there is a positive effect on government expenditures over educational sectors (t-1) and negative effect on government expenditures over health sector (t-1) over the enhancement of human development (t). Variability for enhancement of human development that can be explained by government expenditures on health and educational sectors are
37.9%, meanwhile 62.1% is caused by other variables outside the models.
Result of this study is also showed that there is a positive effect of government expenditures on educational sector (t-1 ), government expenditures on health sector (t-1) and enhancement of human development (t-1) over poverty level (t). Variability on poverty level that can be explained by govenrment expenditures on educational, health sectors and enhancement of human development is 17.3%, meanwhile 82.7% of effect is contributed by other variables outside the models."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32376
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyudi Akbari
"Sebelum auditor internal melaksankan audit rinci maka auditor harus melakukan penilaian sistem pengendalian intern (SPI) dan membuat program audit pada unit atau kegiatan yang akan diaudit. SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset, dan ketaatan terhadap peraturan perundang- undangan. Sedangkan program audit merupakan uraian yang sistematis dari langkah audit untuk mencapai tujuan audit yang digunakan sebagai petunjuk mengenai langkah audit yang harus dilaksanakan, dan juga sebagai alat pengendali bagi pimpinan dalam memonitor pelaksanaan kegiatan audit.
Karya akhir ini membahas analisis penerapan sistem pengendalian intern dan perancangan program audit untuk kegiatan jasa penelitian dan pengembangan (jasa litbang) pada PPPTMGB Lemigas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM). Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa PPPTMGB Lemigas telah melaksanakan aktivitas pengendalian pada kegiatan jasa litbang namun terdapat kelemahan pada penilaian risiko dan pemantauan tagihan yang belum terbayar (outstanding invoice). Hal tersebut disebabkan belum adanya struktur dan pedoman khusus yang mengelola risiko khususnya pada penanganan outstanding invoice sedangkan pelaksanaan audit Inspektorat Jenderal KESDM masih terfokus pada sektor belanja (pengeluaran anggaran untuk pelaksanaan kegiatan) belum pada penilaian seberapa optimal pemasukan PNBP dari kegiatan jasa litbang.
Hasil penelitian menyarankan kepada auditor di lingkungan Inspektorat Jenderal KESDM untuk dapat meningkatkan pengetahuan, kualitas dan kemampuan audit khususnya pada kegiatan jasa litbang sehingga dapat memastikan dan memberikan jaminan yang memadai, membuat pedoman audit untuk menilai SPI kegiatan unit dan membuat program audit yang berbasis risiko untuk menilai efisiensi, keekonomian, efektivitas dari kegiatan jasa litbang PPPTMGB Lemigas. Sedangkan untuk PPPTMGB Lemigas disarankan agar melakukan perbaikan penanganan outstanding invoice melalui pembuatan kriteria, pedoman penilaian SPI dan penanganan outstanding invoice serta meningkatkan pemantauan dan koordinasi dengan pihak terkait untuk penyelesaian outstanding invoice
Prior to implementing detail audit the internal auditor must conduct a detailed assessment of the internal control system (ICS) and create an audit program for the unit or activity to be audited. ICS is a process integral to the actions and activities carried out continuously by the leadership and all employees to provide reasonable assurance of achieving organizational goals through effective and efficient, the reliability of financial reporting, safeguard assets, and compliance with laws and regulations. While the audit program is a systematic description of the audit steps to achieve the audit objectives are used as guidance regarding the audit steps that must be implemented, and also as a tool for the management controllers in monitoring the implementation of audit activities.
This thesis discusses the application of systems analysis and design of internal control audit program for research and development activities (R&D services) on PPPTMGB Lemigas Ministry of Energy and Mineral Resources (MEMR). From the research we concluded that PPPTMGB Lemigas has implemented ICS for R&D services but there are weaknesses in risk assessment and monitoring of unpaid bills (outstanding invoices). It is due to the lack of structure and specific guidelines to manage risk especially in the handling of outstanding invoices while auditing the Inspectorate General of MEMR still focused on the sector expenditure (expenditure budget for the implementation of activities) is not on the assessment of how the optimal revenue non-tax revenues from services R&D activities
The results suggest to the auditor within the Inspectorate General of MEMR to increase knowledge, quality and audit capability, particularly in services R&D activities in order to ensure and provide adequate collateral, create audit guidelines to assess the ICS activities of the unit and make risk-based audit program to assess efficiency, economics, the effectiveness of services R&D activities PPPTMGB Lemigas. While for PPPTMGB Lemigas advised to make improvements the handling of outstanding invoices through the creation of criteria, guidelines for assessment and treatment ICS outstanding invoices and improve monitoring and coordination with related parties for settlement of outstanding invoices.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Viksi Kusumasari
"ABSTRACT
Tesis ini membahas apakah divisi audit internal PT Bank X telah memberikan nilai
tambah bagi perusahaan melalui assurance, independensi, dan sebagai katalis sesuai
dengan best practice.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa divisi audit internal PT Bank X telah
memberikan nilai tambah. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa audit kepatuhan
masih menjadi fokus utama dari aktivitas divisi audit internal. Oleh karena itu, divisi
audit internal perlu memperluas cakupan perannya yaitu sebagai katalis melalui
peningkatan pemberian jasa konsultasi, pelaksanaan control risk self-assessment, dan
juga peningkatan sertifikasi profesional bagi auditor internal PT Bank X.

ABSTRACT
This thesis discusses whether the internal audit division of PT Bank X has provided
value added to the company through assurance, independence, and as a catalyst in
accordance with best practice.
This study is a qualitative study using descriptive methods. The research concludes
that the internal audit division of PT Bank X has provided value added. The results
also show that the compliance audit is still dominant of the activities of the internal
audit division. Therefore, the internal audit division needs to expand the scope of its
role as a catalyst through increased consulting services, implementation of control risk
self-assessment, and also an increase in professional certification for internal auditor
PT Bank X."
2013
T54350
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hardy Setyadji
"ABSTRACT
Tesis ini membahas tentang tingkat maturity proses internal audit pada PT X. Tingkat maturity proses internal audit dinilai berdasarkan quality assurance dan improvement programs; perekrutan, pelatihan dan pengembangan internal auditor; penilaian risiko dan perencanaan audit tahunan; metodologi yang digunakan oleh internal auditor; penggunaan teknologi informasi; serta proses pelaporan dan pemantauan. Penilaian tingkat maturity proses internal audit berguna untuk mengidentifikasi perbedaan yang terjadi antara penerapan proses internal audit di perusahaan, dengan best practices. Perbedaan tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi tindakan perbaikan yang akan dilakukan dalam area tertentu di masa depan. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat maturity proses internal audit pada PT X tahun 2013 masih berada di tingkat yang paling rendah. Divisi internal audit PT X harus melakukan tindakan perbaikan dalam jangka waktu tertentu, dalam rangka mencapai tingkat maturity berikutnya dan memberikan nilai tambah.

ABSTRACT
This thesis discusses the internal audit process maturity at PT X. Assessment of internal audit process maturity is useful to identify the differences that occur between the application of the internal audit process in the company, with the best practices. Such differences can be used to identify the corrective actions to be performed in a certain area in the future. The results of this study concluded that the internal audit process maturity at PT X in 2013 still at the lowest level. Internal audit division of PT X must do the corrective action in a certain time, in order to achieve the next level of maturity and provide added value."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T55452
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naiborhu, Napoleon
"ABSTRACT
Tesis ini membahas mengenai evaluasi Divisi SPI dan Konsultan Eksternal dalam praktik manajemen risiko yang dilakukan di Divisi Operasi PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok.
Terkait dengan praktik manajemen risiko, perusahaan menggunakan jasa konsultan eksternal untuk membantu pelaksanaan manajemen risiko di lingkungan perusahaan. Namun selepas itu, sampai sekarang SPI belum melakukan evaluasi atas kecukupan manajemen risiko. Fungsi SPI mengalami perubahan dari watchdog menjadi konsultan meskipun belum sekalipun melakukan konsultasi kepada jajaran komisaris. Masih terdapat kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki Divisi Penilaian Risiko dalam menjalankan fungsinya. Terkait pengendalian internal, SPI memiliki kendala dalam jumlah personil SPI yang dinilai sangat kurang untuk melaksanakan fungsinya sebagai pengawas jalannya tata kelola. Program whistleblower juga belum digalakkan sebagai salah satu sarana pengendalian internal yang mamadai

ABSTRACT
This thesis amplifies to the evaluation of Internal Audit Division and External Consultant in risk management practices that were carried out in Operational Division of PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Tanjung Priok.
Related to the risk management practices, the company had assigned external consultants to assist the implementation of risk management within corporate environment. But until now, Internal Audit Division has not evaluated the adequacy of risk management. Internal Audit Division has changed its role from being a watchdog to be a consultant, although not even once that Internal Audit Division gave consulting activities to the board of commissioners. There are number of deficiencies that still need to be improved by Risk Assessment Division in carrying out its functions. Related to internal control, Internal Audit Division has shortage of personnel onboard to be considered as sufficient to perform monitoring function of governance. Whistleblower program has not encouraged as one way to improve adequacy of internal controls"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T55450
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>