Found 4 Document(s) match with the query
Nuraini Rifdha Hanawarman
"Paduan aluminium (Al) seri 7075-T735 telah menjadi pilihan utama dalam aplikasi industri otomotif karena kekuatan mekaniknya yang tinggi. Namun, tantangan utama yang dihadapi dalam penggunaannya adalah ketahanan korosi. Dalam upaya untuk meningkatkan ketahanan korosi paduan ini, diperlukan metode pelapisan. Salah satu metode yang menjanjikan adalah Plasma Electrolytic Oxidation (PEO), yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan ketahanan korosi pada logam Al. Dalam penelitian ini diusulkan penyegelan pori pada lapisan PEO dengan melakukan post-treatment menggunakan oksida grafena (GO) menggunakan metode dip coating. GO dipilih karena sifatnya yang tidak reaktif secara kimia dan ramah lingkungan. PEO dilakukan di dalam elektrolit garam alkali dan aditif triethanolamine (TEA). Karakterisasi lapisan yang dihasilkan dilakukan melalui analisis morfologi dan komposisi menggunakan SEM-EDS serta XRD, pengujian ketahanan korosi dengan metode PDP dan EIS, Uji kekerasan Vickers, Uji Abrasi, dan hidrofobisitas dengan Uji Sudut-Kontak. Lapisan GO yang dihasilkan di permukaan coating PEO memiliki ketebalan 3,1 µm. Hasil karakterisasi XRD dan SEM-EDS mengkonfirmasi adanya lapisan GO di atas coating PEO. Selain itu, post-treatment meingkatkan nilai kekerasan dan ketahanan aus. Akan tetapi, post-treatment tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ketahanan korosi. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penutupan pori yang tidak merata akibat aglomerasi GO.
The aluminum alloy (Al) series 7075-T735 has become a top choice in the automotive industry due to its high mechanical strength. However, the primary challenge faced in its use is corrosion resistance. To enhance the corrosion resistance of this alloy, coating methods are required. One promising method is Plasma Electrolytic Oxidation (PEO), which has proven effective in enhancing the corrosion resistance of Al metals. This study proposes pore sealing on the PEO coating by performing post-treatment using graphene oxide (GO) through the dip coating method. GO was chosen for its chemically inert and environmentally friendly properties. PEO was carried out in an alkaline salt electrolyte with triethanolamine (TEA) as an additive. The resulting coating was characterized through morphology and composition analysis using SEM-EDS and XRD, corrosion resistance testing using the PDP and EIS methods, Vickers hardness testing, abrasion testing, and hydrophobicity testing with the contact angle test. The GO layer formed on the PEO coating surface has a thickness of 3.1 µm. The XRD and SEM-EDS characterization results confirmed the presence of the GO layer on top of the PEO coating. Additionally, the post-treatment increased the hardness and wear resistance values. However, the post-treatment did not significantly affect corrosion resistance. This is likely due to uneven pore sealing caused by GO agglomeration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Salwa Amelia Putri Gaizir
"Meningkatnya aktivitas industri menghasilkan limbah industri yang mengandung pelarut organik secara signifikan. Teknologi pemisahan membran merupakan salah satu Solusi unggul untuk mengatasi limbah ini, khususnya melalui pervaporasi (PV) yang hemat energi dan berbasis mekanisme larutan-difusi. Studi ini mengkaji membran polimida (PI) dengan lapisan penopang nanotube karbon (CNT). Kombinasi ini menjanjikan karena stabilitas termal dan kimia PI yang tinggi serta potensi CNT dalam meningkatkan fluks. Namun, densitas PI yang relatif tinggi menyebabkan membran ini memerlukan modifikasi lanjutan untuk meningkatkan performanya. Membran dimodifikasi dengan oksidasi termal pada suhu 350 ºC selama 4 dan 6 jam di dalam dua variasi atmosfer oksidatif berbeda, yakni , 99% Ar-1% O2 dan udara terkompresi (~21% O2). Berdasarkan uji dehidrasi isopropil alkohol (IPA), membran PI/CNT tanpa modifikasi menghasilkan fluks total sebesar 136.15 g/m2.h dan kadar air permeat 90.55 wt%. Di sisi lain, membran yang dioksidasi menggunakan udara terkompresi selama 6 jam menunjukkan peningkatan performa dengan fluks total sebesar 428.42 g/m2.h dan kadar air permeat 96.7 wt%. Berdasarkan hasil ini, modifikasi oksidasi termal terbukti dapat meningkatkan fluks dan kadar air permeat pada membrane PI/CNT untuk aplikasi PV dehidrasi.
Industrial activities generate significant wastewater containing organic solvents, which often goes untreated. Several technologies have been developed for treating organic solvent wastewater, one of them being membrane separation technology, specifically pervaporation (PV). PV offers a low-energy operation and separates molecules by the solution-diffusion mechanism. A selective polyimide (PI) membrane with a carbon nanotube (CNT) support layer is potentially beneficial for pervaporation due to PI’s thermal and chemical stability and CNT’s potential to enhance flux. However, membrane modification is needed to improve the flux of the dense PI selective layer. Thermal oxidation is a potential method to modify the membrane structure at a relatively low temperature in an oxidative atmosphere. This treatment alters the membrane’s properties for pervaporation applications. Membrane thermal oxidation modification was conducted at 350 ºC using two oxidative atmospheres, 99% Ar-1% O2 and compressed air (~21% O2). Each atmospheric condition was applied for two heating durations, 4 and 6 hours. In the isopropyl alcohol (IPA) dehydration PV test, the pristine PI/CNT membrane has a total flux of 136.15 g/m2.h, with an average water content in the permeate of 90.55 wt%. In contrast, the PI/CNT membrane treated under compressed air for 6 hours exhibited a significantly higher total flux of 428.42 g/m2.h and an average water content in permeate of 96.7 wt%. Therefore, thermal oxidation modification improved the membrane performance by increasing both total flux and average water content in the permeate."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Rivansyah Ikhwani Mulawarman
" Penggunaan zat pewarna secara luas dalam industri tekstil dan farmasi telah menyebabkan pencemaran air yang serius, yang membahayakan ekosistem dan makhluk hidup. Untuk mengatasi permasalahan ini, penelitian ini mengeksplorasi penggunaan nanofiltrasi pelarut organik (OSN) dalam menghilangkan zat pewarna dari air limbah menggunakan membran graphene oxide (GO) yang dimodifikasi dengan serbuk melamin–asam fitat (M-PhA). Melamin dipilih karena stabilitas kimianya dan sifatnya yang ramah lingkungan, sementara asam fitat memiliki enam gugus fosfat bermuatan negatif yang dapat berinteraksi baik dengan molekul pewarna. Kombinasi keduanya menghasilkan karakteristik zwitterionik pada membran, sehingga meningkatkan kemampuannya dalam menolak zat pewarna kationik maupun anionik. Membran GO-M-PhA ini dibuat melalui metode filtrasi berbantuan tekanan dengan menggunakan serbuk M-PhA sebanyak 10–40 mg yang didispersikan dalam larutan GO 10 ppm, kemudian dikeringkan secara termal pada suhu 90 °C selama 6 jam. Di antara variasi yang diuji, membran GO-M-PhA-30 menunjukkan kinerja terbaik, dengan tingkat penolakan sebesar 99,94% untuk methyl green (MG), 98,97% untuk congo red (CR), dan 99,79% untuk pendimetalin (PM), serta permeansi etanol dan air yang tinggi. Membran ini juga mempertahankan tingkat penolakan CR yang tinggi di berbagai jenis pelarut dan menunjukkan performa stabil selama tiga hari pemisahan berkelanjutan berbasis tekanan, sehingga mengonfirmasi kemampuan antifouling yang sangat baik, durabilitas tinggi, serta potensi besar untuk aplikasi OSN tingkat lanjut.
The widespread use of dyes in the textile and pharmaceutical industries has led to serious water pollution, harming both ecosystems and living organisms. To address this issue, this study explores the use of organic solvent nanofiltration (OSN) to remove dyes from wastewater using graphene oxide (GO) membranes modified with melamine–phytic acid (M-PhA) powder. Melamine was chosen for its chemical stability and eco-friendly properties, while phytic acid offers six negatively charged phosphate groups that interact well with dye molecules. Together, they create zwitterionic characteristics in the membrane, improving its ability to reject both cationic and anionic dyes. The resulting GO-M-PhA membranes were fabricated via pressure-assisted filtration using varying amounts of M-PhA powder (10–40 mg) dispersed in a 10 ppm GO solution, then thermally crosslinked at 90 °C for 6 hours. Among them, the GO-M-PhA-30 membrane showed the best performance, achieving rejection rates of 99.94% for methyl green (MG), 98.97% for congo red (CR), and 99.79% for pendimethalin (PM), with strong ethanol and water permeance. It also maintained high rejection for CR across different solvents and demonstrated stable performance over three days of continuous pressure-driven separation, confirming its excellent antifouling ability, durability, and potential for advanced OSN applications."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ginting, Elza May Elizabeth
"The increasing contamination of water resources due to rapid industrialization and population growth has become a significant environmental concern. Graphene oxide (GO) membranes show promise for dye removal from wastewater, but their weak adhesion limits long-term use. To enhance membrane performance, silica (SiO2) nanoparticles were coated with polydopamine (PDA) and polyethyleneimine (PEI), forming PDA/PEI/SiO2 nanoparticles. Silica (SiO2) acts as a structural nanofiller enhancing mechanical stability, polydopamine (PDA) provides strong adhesion and cohesion through its mussel-inspired chemistry, and polyethyleneimine (PEI) contributes to amine-rich groups that increase surface charge and improve dye affinity via electrostatic interactions. These were incorporated into GO membranes using a low-pressure filtration-assisted self-assembly method. The modified membranes were tested for removing Congo Red (CR), Methyl Orange (MO), Crystal Violet (CV), and Methylene Blue (MB) using cross-flow nanofiltration. The GO1–PPS2 membrane exhibited the best performance, achieving high rejection rates: 98.68% (CR), 91.48% (MO), 86.12% (CV), and 66.03% (MB), with corresponding water permeance of 9.40, 8.64, 11.33, and 14.73 L m-2 h-1 bar-1. These results outperform pure GO membranes due to the synergistic effects of PDA/PEI/SiO2, offering enhanced dye removal and water permeability. This approach presents a viable strategy to improve GO membrane stability and performance for advanced wastewater treatment applications.
Pencemaran sumber daya air yang terus meningkat akibat industrialisasi yang pesat dan pertumbuhan populasi telah menjadi perhatian lingkungan yang serius. Membran graphene oxide (GO) menunjukkan potensi besar dalam menghilangkan zat warna dari air limbah, namun daya rekatnya yang lemah membatasi penggunaan jangka panjang. Untuk meningkatkan kinerja membran, nanopartikel silika (SiO2) dilapisi dengan polydopamine (PDA) dan polyethyleneimine (PEI), membentuk nanopartikel PDA/PEI/SiO2. Silika (SiO2) yang berperan sebagai pengisi struktural yang meningkatkan stabilitas mekanik, PDA memberikan daya rekat dan kohesi yang kuat melalui sifat kimianya yang terinspirasi dari perekat kerang, sementara PEI menyumbang gugus amina yang memperkaya muatan permukaan. Membran hasil modifikasi diuji untuk menghilangkan congo red (CR), methyl orange (MO), crystal violet (CV), dan methylene blue (MB) menggunakan sistem nanofiltrasi aliran silang. Membran GO1–PPS2 menunjukkan performa terbaik, dengan efisiensi penolakan tinggi: 98,68% (CR), 91,48% (MO), 86,12% (CV), dan 66,03% (MB), serta permeansi air masing-masing sebesar 9,40; 8,64; 11,33; dan 14,73 L m-2 h-1 bar-1. Hasil ini melampaui membran GO murni berkat efek sinergis dari PDA/PEI/SiO2 yang memberikan peningkatan signifikan. Pendekatan ini menawarkan strategi yang menjanjikan untuk meningkatkan stabilitas dan kinerja membran GO dalam aplikasi pengolahan air limbah tingkat lanjut."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library