Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Menur Karen K.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T38019
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Yudiana Ratnasari
Abstrak :
Penelitian ini mencoba melihat hubungan trait kepribadian dan strategi caping pada orangtua yang memiliki anak autistik. Kondisi spesifik yang terjadi akibat autisme seperti kegagalan berkomunikasi, perilaku tantrum dan tidak biasa, obsesi-kompulsi, serta ketergantungan yang tinggi pada anggota keluarga, membuat orangtua mengalami tingkat stres yang cukup tinggi. Randa! & Parker (1999) mengemukakan bahwa menjadi orangtua anak autistik memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak special needs lainnya seperti down ?s syndrom atau retardasi mental. Perbedaan trait kepribadian dilihat dari teori McCrae & Costa berdampak pada strategi pemilihan coping terhadap masalah yang dihadapi selama pengasuhan anak autistik tersebut. Dari hasil penelitian ini diperoleh hasil bahwa trait kepribadian yang berhubungan positif dengan strategi coping adalah trait ncuroticism. Artinya makin tinggi skor trait ncuroticism seseorang maka akan makin tinggi pula skor strategi coping maladaptifnya. Sementara trait kepribadian conscientiousness memiliki hubungan yang negatif dengan strategi coping maladaptif. Dominasi trait conscientiousness diikuti oleh trait agreeableness dan extraversión pada subjek penelitian ini sangat tinggi. Ke 50 subjek penelitian ini memiliki skor yang tinggi pada trait ini. Menurut peneliti hal ini terkait dengan usia diatas 30 tahun di mana pada tahapan usia tersebut dominasi trait yang menonjol adalah conscientiousness dan agreeableness (McCrae & Costa, 1992). Meski subjek penelitian ini didominasi oleh wanita namun secara keseluruhan total skor tertinggi dalam pemilihan strategi coping adalah yang berpusat pada masalah. Hal ini sedikit berbeda dengan teori yang mengatakan bahwa wanita umumnya akan memakai strategi coping yang hanya memfokuskan pada pengaturan emosi saja tanpa mengubah stressor.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T37965
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Kartikasari
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas pelatihan problem solving dalam meningkatkan kemampuan penyelesaian masalah pada remaja yang mengonsumsi minuman keras. Saat ini, penyalahgunaan narkoba dan minuman keras sebagian dilakukan oleh remaja (Kartono, 2008). Ada berbagai macam teori yang menjelaskan penyebab konsumsi minuman keras pada remaja, salah satunya adalah model psikologis, yang memandang perilaku ini dapat dilakukan remaja sebagai caranya untuk menyelesaikah masalah yang tengah dihadapi (Sigelman dkk dalam Rice & Dolgin, 2002). Keadaan ini menunjukkan kurang berkembangnya kemampuan penyelesaian masalah yang dimiliki remaja yang mengonsumsi minuman keras tersebut.

Intervensi dalam penelitian ini adalah pelatihan problem solving, menggunakan teori yang dikembangkan oleh D’Zurilla dan Nezu (dalam D’Zurilla, Nezu, & Maydeu-Olivares, 2004). Pelatihan dilakukan selama lima hari, terhadap empat orang remaja yang mengonsumsi minuman keras yang berusia antara 15-19 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan penyelesaian masalah antara sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Sepanjang dan setelah dilakukannya pelatihan, subyek mengaku tidak mengonsumsi minuman keras. Akan tetapi, hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal selain pelatihan yang dilakukan, yaitu pengawasan petugas panti yang menjadi lebih ketat. Seluruh subyek menyatakan masih memiliki keinginan untuk kembali mengonsumsi minuman keras dan memandang langkah-langkah penyelesaian masalah yang dijelaskan dalam pelatihan hanya sebagai cara cadangan.
ABSTRACT
The purpose of this study is to know the effectivity of problem solving training to enhance problem solving skills in adolescents who have drinking problem. Nowadays, majority of drugs and alcohol misuse was done by adolescents (Kartono, 2008). There are various kinds of theory that explain the reasons why adolescents drinking alcohol, one of them is psychological model which stated that adolescents could involved in this behavior as their way to solving problems that they have (Sigelman et al. in Rice & Dolgin, 2002). This situations shows that adolescents who have drinking problem is lacking in problem solving skills.

The intervention in this study is problem solving training, using theory that was developed by D’Zurilla and Nezu (in D’Zurilla, Nezu, & Maydeu-Olivares, 2004). This training was conducted for five days, involving four adolescents who have drinking problem with 15-19 years of age. Study results shows that there are no differences in their problem solving skills between before and after following training. During and after the training was held, all of the subjects stated that they were no longer drinking alcohol. But, there are other external factors that influence this behavior, which is supervisor’s monitoring that’s become more intense. All of them still have intention in drinking alcohol again and think about the problem solving steps that was explained during the training only as a backup plan.
2009
T37626
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library