Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anizar Abdurrahman
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S13182
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Chrismanto A.
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam tulisan ini saya mencoba untuk menyajikan suatu organisasi Wanita Islam Aisyiyah. Organisasi ini mempunyai keunikan, yaitu dengan banyaknya didirikan lembaga-lembaga Islam, seperti, masjid istri yang pertama di Yogyakarta.bahkan di Indonesia, kegiatan majelis taklim, sekolah ke_bidanan, rumah sakit bersalin, kegiatan dakwah di kalangan wanita, taman kanak-kanak (Bustanul, Athfal), dan kegiatan anak asuh. Semuanya itu merupakau sumbangsih wanita Islam di Indonesia dalam bidang sosial dan pendidikan.Melihat adanya lembaga-lembaga Islam tersebut, timbulah keinginan saya untuk memajukan suatu karya tulis tentang or_ganisasi wanita Islam Aisyiyah, sebagai skripsi untuk men_capai gelar sarjana sastra program studi Arab.Di dalam pengumpulan data untuk penulisan skripsi saya menggunakan metode Penelitian pustaka, yaitu mengumpulkan data melalui buku-buku, majalah-Majalah, dan brosur-brosur.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1985
S13199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anwarudin Harapan
Abstrak :
Abu Nasr AI--Farabi adalah seorang pemikir besar Islam yang mengembangkan masalah pemancaran dan pelimpahan, dan men_jadikan masalah ini menjadi dasar teorinya yang amat terkenal, yaitu Emanasi . Dari Tuhan memancar dan melimpah sinar, yang mengakibatkan terjadinya ciptaan Tuhan. Pancaran dan pelimpahan sinar Tuhan itu diibaratkan dengan sinar matahari, yang sema_kin jauh jaraknya, daya pancar itu semakin lemah.Kecemerlangan Abu Nasr Al Farabi berhasil membawa Islam ke arah kemajuan dalam bidang pemikiran. Konsep beliau menurut Ibu Yessy Augosdin SS. mempunyai peranan yang besar untuk mun_culnya aliran filsafat di Persia abad 17, yang membahas masalah pemancaran dan pelimpahan, dengan pemukanya Al-Subrawadi. Pada abad ke-20 ini Abu Nasr Al-Farabi menjadi amat terkenal, misalnya kemasyhuran itu kita ketahui melalui seminar tentang Abu Nasr Al -Farabi yang diadakan oleh pemerintab Irak, dalam rangka peringatan 1000 tahun wafatnya Abu Nasr Al-Farabi. Semi_nar yang dihadiri oleh ahli-ahli sejarah Islam dari berbagai ne_gara itu berlangsung di Baghdad bulan Oktober 1975. Dalam forum tersebut Prof. Dr. Tudjimah membacakan karya tulisnya...
Depok: Universitas Indonesia, 1981
S13101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Karim
Abstrak :
Ratib ar-Rifa_i sering dihubungkan dengan tarekat Rifa_iyyah dan debusnya di Banten yang mempertunjukkan ke_ajaiban-keajaiban, seperti: kebal terhadap senjata tajam, tidak hangus terbakar api, mampu menjinakkan binatang buas dan sebagainya. Skripsi ini mencoba menelusuri hubungan tersebut dengan cara menetapkan sebuah naskah Ratib ar-Ri_fa_i, kemudian membuat terjemahan dan mengungkapkan isinya. Dari terjemahan naskah dapat diketahui bahwa isi nas_kah Ratib ar-Rifa_i berbentuk doa dan zikir, di dalamnya disebutkan pula beberapa nama tokoh, seperti: Syekh 'Abd al-Qadir al-Jilani, Syekh Ahmad al-Kabir ar- Rifa_i, Syekh Safi ad-Din Ahmad ibn _Alwan, Syekh Ahmad al-Badawi ar-Ri_fa_i, Syekh Ibrahim Ahmad ad-Dasuqi, Syekh Abu Bakar Abdul_lah al-Aydarus, Syekh Musa ibn Sayyid_Abdullah al-Qadir ar-Rifa_i, Sultan Muhammad al-Arif Zain al-Asyiqin, Sultan Abu Mafakhir Muhammad _Na ad-Din dan Maulana Hasanud_din (Hasan ad-Din) ibn Maulana Mahdum. Secara garis besar isi naskah dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: bagian pembukaan dan bagian isi pokok naskah. Bagian pembukaan berbentuk doa yang diawali dengan kalimat basmallah dan diakhiri dengan salawat ke_pada Nabi saw. dan puji-pujian kepada Allah. Sedangkan isi pokok naskah dikelompokkan menjadi: Hadiah al-Fatiha, Munajat Rifa_i, Salawat Nabi, Managib, Doa pujian, Zikir, Kutipan ayat-ayat al-Qur'an dan bagian penutup naskah. Penyebutan nama tiga orang sultan Banten, Yakni: Sultan Muhammad al-_Arif Zain al-Aisyiqin, Sultan Abu Mafa_khir Muhammad _Ala ad-Din dan Maulana Hasanuddin menunjuk_kan bahwa tarekat Rifa_iyyah telah diakui keberadaannya di Kesultanan Banten. Keberadaannya ini kemudian dimanifesta_sikan ke dalam seni debus, sebagaimana tercermin dalam doa munajat Rifa_i. Teks naskah Ratib ar-Rifa'i sering menyebutkan nama Syekh _Abd al-Qadir aJ-Jilani, penyebutan nama pendiri tarekat Qadiriyyah ini menunjukkan pula keberadaan tarekat Qadiriyyah dan pengaruhnya terhadap keberadaan dan perkembangan tarekat Rifa_iyyah di Kesultanan Banten. Dengan de_mikian dapat disimpulkan bahwa di Kesultanan Banten pada waktu itu berkembang di aliran tarekat yakni : tarekat Qadiriyyah dan tarekat Rifa_iyyah.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13341
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Syamsuritzal
Abstrak :
Bangsa Indonesia adalah masyarakat yang bhinneka, arti_nya terdiri dari, beraneka macam suku bangsa. Ada suku bangsa yang berasal dari berbagai daerah, seperti: Aceh, Batak, Mi_nangkabau,. Sunda, Jawa, Bugis, Dayak dan lain-lain. Ada pula suku bangsa yang berasal dari.keturunan Asing, seperti: ketu_runan Cina, Arab, Belanda dan lain-lain.Masalah yang menarik bagi penulis, ialah masalah keturu_nan Arab. Untuk bisa menyelami kehidupan di lingkungan mereka, terutama aspek-aspek yang berhubungan dengan keagamaan mereka, penulis menggunakan pengamatan partisipasi. Penulis langsung terjun ke lapangan dan tinggal beberapa hari bersama mereka untuk mengikuti beberapa upacara keagamaan di kalangan mere_ka. Kemudian mewawancarai pimpinan upacara atau imam tentang hal-hal yang dianggap penting. Kemudian penulis berusaha menguraikan masalah secara deskriptif. Tempat-tempat yang penulis kunjungi pada waktu upacara keagamaan ialah: Al--Rabithat Al-Alawiyah dan Jami'at Khair J1. K.H. Mas Mansyur 17 Jakarta, Mesjid Luar Batang di Pasar...
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S13409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munasik
Abstrak :
Setelah meninggalnya Nabi Muhammad SAW umat Islam terpecah menjadi dua bagian, yaitu: golongan yang berpendapat bahwa pengganti Nabi Muhammad itu dipilih berdasarkan musyawarah. Golongan ini sekarang dikenal dengan golongan Ahlussunnah (Sunni). Dan golongan yang berpendapat bahwa pengganti Nabi Muhammmad itu sudah ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW. Golongan ini dikenal dengan golongan Syi'ah. Permasalahan tentang siapa pengganti Nabi Muhammad inilah yang telah dikaji dan diteliti untuk mengetahui siapa sebenarnya yang berhak menjadi pemimpin ummat Islam setelah Nabi Muhammad wafat. Golongan Syi'ah berpendapat bahwa orang yang berhak menjadi pemimpin ummat Islam adalah mereka yang dikenal dengan sebutan Ahlul Bait dan keturunannya. Mereka percaya bahwa Ahlul Bait dan keturunanya itu mendapat ilmu dari Nabi Muham_mad dan memberikan penjelasan dan penjabaran tentang keagamaan untuk ummat Islam seluruhnya. Konsep yang mereka pakai adalah imamah bukan khilafah. Dan sebagai pemegang jabatan imamah itulah adalah seorang Imam (dari ahlul bait dan, keturunannya). Mereka mempercayai imamah itu karena imamah merupakan salah satu prinsip agama golongan Syi'ah.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sy. Nur
Abstrak :
Sedikitnya informasi tentang pendiri tarikat Hadda_diyah, membuat saya berusaha untuk menyusun skripsi dengan judul Sayid Abdullah Al-Haddad. Skripsi ini lebih menitik beratkan pada pengenalan siapa itu pendiri tari_kat Haddadiyah dan bagaimana ajaran-ajaran dalam tarikatnya. Sedangkan sifat dari skripsi ini adalah Deskriptif, yaitu memaparkan tentang kehidupan Sayid Abdullah Al-Haddad. Metode penulisannya dilakukan dengan proses penelitian pustaka dan wawancara dengan tokoh-tokoh yang menguasai atau mengetahui tentang sufi dan tasawwuf, khus'usnya tentang Sayid Abdullah A1-Haddad. Selain itu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan sejarah dengan sedikit analisa. Hasil dari penelitian pustaka adalah kita dapat mengetahui bahwa Sayid Abdullah Al-Haddad adalah seorang ahli dakwah, sufi, mursyid pada zamannya yang selalu berjuang demi membela agama Islam dengan lisan dan tulisan. Beliau dilahirkan di salah satu pinggiran Tarim, sebuah kota terkenal di Hadramaut (Yaman Selatan), pada malam Senin tanggal 5 Safar 1044 H/ 1653 M. Wafat pada petang hari Selasa, tanggal 7 zulqaidah 1132 H/ 1720 M. dan dimakamkan di pemakaman Zanbal, Tarim. Sedangkan hasil dari wawancara adalah kita dapat mengetahui beberapa pesan dan keistimewaan yang dimiliki Sayid Abdullah Al-Haddad. Sebagai seorang ulama sufi, Sayid Abdullah AI-Haddad banyak sekali memberikan pesan_-pesan kepada umat muslim, baik secara lisan maupun tuli_san. Pesan dengan lisan biasanya diucapkan Sayid Abdullah Al-Haddad kepada murid-muridnya, dan dari buku-buku muridnya inilah kita dapat mengetahui pesan-pesan tersebut. Demikian Pula dengan keistimewaan yang dimiliki Sayid Abdullah Al-Haddad, biasanya orang melihat keis_timewaan tersebut sangat kagum dan kemudian menceritakan keistimewaan tersebut kepada orang lain, dan diantara mereka menuliskan keistimewaan tersebut di dalam buku~buku karangan mereka. Dari merekalah kita dapat mengetahui keistimewaan yang dimiliki Sayid Abdullah Al-Had. Setelah melakukan penelitian pustaka dan wawancara, saya berkesimpulan bahwa betul sekali apa.yang diajukan oleh Sayid Abdullah Al-Haddad bahwa masalah hati merupakan faktor penting yang memudahkan seseorang dalam mempelajari ilmu tasawwuf.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S13408
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Nurmaya
Abstrak :
K.H.R. Abdullah bin Nuh dilahirkan di kota Cianjur, Jawa Barat, pada tanggal 30 Juni 1905. Abdullah adalah anak ke-3 dari keluarga ningrat K.H.R. Muhammad Nuh bin Idris seorang ulama besar Cianjur. Abdullah bin Nuh pertama kali mengenal dasar-dasar keislaman dari orangtuanya, dan menamatkan pendidikan dasar_ di pesantren milik keluarganya yang bernama Panatut Talibil Muslimin. Kemudian pada usia 13 tahun, beliau belajar dan mendalami Islam di madrasah Syamailul Huda (1918-1922). Abdullah bin Nuh adalah seorang ulama intelektual yang serba ahli, aktif dan produktif. Semasa muda, Abdullah bin Nuh pernah menjadi redaktur majalah mingguan Hadramaut edisi Bahasa Arab di Surabaya (1922-1926) sekaligus juga mengajar di Hadramaut School. Tahun 1926-1928 memperdalam Ilmu Fiqih di Jami'atul Azhar, Kairo, lalu pulang dan mengajar di Cianjur sampai dengan tahun 1943. Di saat memuncaknya perjuangan kemerdekaan, beliau memimpin PETA sebagai Daidanco untuk wilayah Cianjur, Bogor dan Sukabumi. Tahun 1948-1950 terpilih menjadi anggota KNIP di Yogjakarta. Bersamaan dengan itu diangkat pula menjadi Lektor Mda pada UII, dan pada waktu itulah beliau aktif di bidang siaran bahasa Arab di RRI. Dari Yogjakarta kegiatan siaran dilanjutkan di Jakarta dengan menjabat Kepala Siaran bahasa Arab RRI (1950-1964). Selain itu juga menaajar bahasa Arab dan menjabat sebagai pengajar luar biasa pada FSUI (1960-1967); Ketua Lembaga Penelitian Islam; Ketua Yayasan Ukhuwah Islamiyah; dan memimpin majalah Pembina (1962-1972). Pada tahun 1968, Abdullah bin Nuh mulai merintis lembaga pendidikan Islam dengan nama Majlis Al-Ghazali di Kota Paris, Bogor. Dari sinilah Abdullah bin Nuh dengan segala kearifan, kharisma dan kedalaman ilmu keislamannya menyebarkan keharuman namanya sebagai seorang Llama 'langka' yang memiliki keluasan ilmu, sikap rendah hati, tegas, berprinsip namun arif. Kesemuanya membuat beliau amat toleran pada perbedaan pendapat, karena menurutnya pandangan yang mutlak-mutlakkan dan ingin benar sendiri itulah yang menimbulkan sengketa di antara umat, dan hal itu amat memprihatinkannya. Abdullah bin Nuh adalah Llama yang sunggLih mendambakan terwujudnya ukhuwwah Islamiyah. Sehingga, sebagai seorang penulis yang produktif, beliau berupaya merambah ke jalan itu, yaitu dengan menyusun buku Ukhuwah Islamiyah dan buku Ana Muslim Sunni Syafii yang merupakan 'masterpiece' dari sekian banyak buku-buku karena beliau. Selain berdakwah langsung di majlis-majlis ta'lim, ide, pandangan dan pemikirannya pun banyak beliau tuangkan dalam berbagai media masa. Karya-karyanya tersebut berkisar di bidang politik, pendidikan dan kemasyarakatan Islam. Ternyata hasil pemikirannya banyak membawa wawasan baru dalam pemikiran ajaran Islam di Indonesia, baik dalam bidang hukum Islam, tasawuf dan sastra. Dalam kaitannya dengan perkembangan pemikiran Islam di Indonesia, pemikiran K.H.R. Abdullah bin Nub ini berada pada jalur antara Ulama tradisionalis dan modernis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruslan
Abstrak :
Tulisan ini mencoba mempertanyakan kembali seberapa jauh keterlibatan peranan budaya Jawa dalam memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ajaran Islam, bidang-bidang apa yang tampak jelas pengaruhnya, serta corak Islam yang bagaimana yang akhirnya muncul ke permukaan Penyebaran dakwah Islam di tanah Jawa boleh dikatakan tidak mengalami tantangan secara fisik. Islam tumbuh dan berkembang pesat di Jawa melalui cara damai dan bukan melalui cara paksaan atau penaklukan. Akan tetapi suasana damai yang dirasakan dakwah Islam di Jawa, tidak berarti ikut mempercepat proses peralihan kepercayaan orang-oranq Jawa ke dalam Islam secara kafah (menyeluruh), karena unsur-unsur kepercayaan lama yang masih tertanam kuat di hati mereka malah turut berbaur ke dalam tubuh Islam yang baru mereka anut. Dan pada perkembangan selanjutnya telah menandai corak keislaman mereka dengan sebutan Islam Jawa. Munculnya corak keislaman seperti itu, secara kronologis akan ditelusuri melalui fase-fase pertumbuhan agama Islam; kapan, dari mana, siapa para penyebarnya, dan mazhab apa yang berkembang di tanah Jawa, serta metode pengenalan peran Islam yang bagaimana yang disampaikan kepada masyarakat setempat ? Tokoh penyebar agama Islam generasi pertama di tanah Jawa dikenal dengan sebutan Wali Songo. Di antara mereka, dikatakan ada yang telah menggunakan sarana budaya setempat untuk memperkenalkan ajaran Islam. Usaha ini dimaksudkan agar masyarakat setempat tidak merasa asing terhadap eksistensi Islam, sekaligus untuk menghindari kekhawatiran bahwa masyarakat setempat akan lari menjauh bila kepercayaan lama mereka dihantam secara frontal. Di sisi lain, budaya Jawa itu sendiri dikatakan memiliki suatu kemampuan dalam mengolah dan menyeleksi pengaruh asing untuk disesuaikan dan diselaraskan dengan cita-cita setempat (Local, Genius). Kemampuan ini telah dibuktikan ketika pengaruh Hindu-Budha datang di tanah Jawa. Lalu benarkah corak Islam Jawa itu muncul karena akibat adanya faktor Local Genius tersebut? Ataukah karena akibat penerapan metode pengenalan Islam yang kompromistis yang akhirnya malah memberi peluang bagi kambuhnya corak kepercayaan lama? Lewat penulisan skripsi ini, pertanyaan di atas akan dibahas melalui sebuah studi kasus tentang persentuhan antara dakwah Islam dan konsepsi kedudukan raja-raja Jawa yang dianggap memiliki citra adikodrati (Raja-Dewa).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sadili
Abstrak :
Munculnya sekelompok umat Islam yang melaksanakan bai'at kepada pemimpin kelompok tersebut merupakan latar belakang penulisan skripsi ini. Kelompok tersebut adalah Jama'at al-Muslimin atau disebut juga Jama'at al-Takfir wa al-Hijrab. Jama'ah atau kelompok ini berasal dari Mesir. Mereka berkeyakinan bahwa umat Islam seluruh dunia telah menjadi kafir dan jahiliyah sejak abad ke-4 Hijriyah. Me_reka mengkaf irkan umat Islam di luar kelompok mereka dan setiap orang yang menerima pandangan mereka tetapi tidak mau masuk ke dalam kelompok mereka dan tidak mau berbai'at kepada Imam mereka. Fenomena ini mungkin saja terjadi di Indonesia, negeri yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Oleh karena itu, penulisan skripsi ini bertujuan untuk mendapatkan da_ta yang obyektif tentang bai'at agar dapat menjadi pedoman bagi umat Islam Indonesia dalam menentukan sikap terhadap fenomena-fenomena ke-Islaman yang terjadi di Indonesia. Data-data yang terdapat di dalam skripsi ini berasal dari al-Qur'an, al-Sunnah dan tulisan-tulisan yang berhu_bungan dengan masalah bai'at. Dari data yang ada, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Bai'at bukan menjadi batas pembeda antara Islam dan jahiliyah. (2) Seorang muslim yang selama hidupnya tidak pernah melaksanakan bai'at, apabila ia mati tidak dapat disebut sebagai orang yang mati dalam keadaan berakidah jahiliyah. (3) Bai'at hanya bisa dilaksanakan untuk tujuan manta_ati Allah SWT. (4) Bai'at yang sah adalah bai'at yang dilaksanakan . secara suka rela.(5) Hukum melaksanakan bai'at adalah sunnah atau'man_dub, yaitu suatu perbuatan yang jika dilakukan akan mendapatkan pahala dan jika ditinggalkan tidak mendapat siksa. (6) Bai'at pada jaman Nabi tidak pernah digunakan un_tuk mengangkat Muhammad saw sebagai Imam atau kepala negara.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S13381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>