Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Nyoman Suarjana
Abstrak :
ABSTRAK
MiR-21 diketahui berperan dalam proliferasi dan diferensiasi osteoklas, namun peran ekspresi miR-21 serum pada osteoporosis masih belum jelas. Penelitian sebelumnya mendapatkan bahwa ekspresi miR-21 serum berkorelasi positif dengan densitas mineral tulang pada penderita osteoporosis pascamenopause, tetapi penelitian tersebut tidak menganalisis faktor-faktor lainnya yang terlibat dalam osteoporosis pascamenopause.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ekspresi miR-21 serum, konsentrasi RANKL, OPG, TGF- ? 1, sklerostin, rasio RANKL/OPG, kalsium serum dan aktivitas fisis terhadap densitas mineral tulang belakang pada perempuan pascamenopause hipoestrogenik dengan osteoporosis dibandingkan dengan tanpa osteoporosis, dengan point of interest pada ekspresi miR-21 serum.Penelitian ini dilakukan dengan disain uji potong lintang komparatif, di RSUD Ulin Banjarmasin, pada bulan Agustus 2015 sampai Juli 2016. Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu perempuan pascamenopause hipoestrogenik dengan osteoporosis dan tanpa osteoporosis. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive. Pemeriksaan ekspresi miR-21 serum menggunakan metode absolute quantification real-time PCR. Analisis statistik menggunakan uji korelasi Spearman, Mann-Whitney U test dan regresi linear berganda.Subjek dibagi menjadi 2 kelompok yaitu perempuan pascamenopause hipoestrogenik dengan osteoporosis PMOP dan tanpa osteoporosis PMNOP masing-masing sebanyak 60 subjek. Median ekspresi miR-21 serum pada PMOP lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dan PMNOP p = 0,001 . Ekspresi miR-21 serum, RANKL, rasio RANKL/OPG dan aktivitas fisis berkorelasi bermakna dengan nilai BMD pada PMOP. Aktivitas fisis sedang berkorelasi negatif bermakna dengan ekspresi miR-21 serum pada PMOP dan PMNOP. Analisis regresi linear berganda menggunakan metode backward stepwise mendapatkan persamaan regresi linear: BMD = 1,373 - 0,085 Ln.miR-21 - 0,176 Log 10.RANKL R2 = 52,5 .Simpulan. Ekspresi miR-21 serum pada perempuan pascamenopsuse hipoestrogenik dengan osteoporosis terbukti lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa osteoporosis. Ekspresi miR-21 serum terbukti memberikan pengaruh negatif terhadap nilai BMD tulang belakang pada perempuan pascamenopause hipoestrogenik dengan osteoporosis sebesar 8,5 , dengan persamaan regresi linear BMD = 1,373 - 0,085 Ln.miR-21 - 0,176 Log10.RANKL. Persamaan ini dapat menjelaskan nilai BMD tulang belakang sebesar 52,5 . Kata kunci: BMD, miR-21 serum, Osteoporosis, Pascamenopause
ABSTRACT
MiR-21 is known to play a role in osteoclast proliferation and differentiation, but the role of serum miR-21 expression in osteoporosis remains unclear. Previous research found that serum miR-21 expression was positively correlated with bone mineral density in postmenopausal osteoporosis patients, but the study did not analyze other factors involved in postmenopausal osteoporosis.This study aimed to determine the role of serum miR-21 expression, concentration of RANKL, OPG, TGF- ? 1, sclerostin and serum calcium, RANKL/OPG ratio, and physical activity on bone mineral density of spine in hypoestrogenic postmenopausal women with osteoporosis compared to no osteoporosis, with point of interest on the expression of serum miR-21.This study was conducted by comparative cross sectional design, conducted at Ulin General Hospital Banjarmasin, from August 2015 until July 2016. The subjects were divided into 2 groups of hypoestrogenic postmenopausal women with osteoporosis and without osteoporosis. Sampling was done by consecutive method. Examination of serum miR-21 expression using absolute quantification real-time PCR method. Statistical analysis using Spearman correlation test, Mann-Whitney U test and multiple linear regression.The subjects were divided into 2 groups of hypoestrogenic postmenopausal women with osteoporosis PMOP and without osteoporosis PMNOP each as many as 60 people. Median of serum miR-21 expression at PMOP group was significantly higher compared to PMNOP group p = 0.001 . Serum miR-21 expression, RANKL, RANKL/OPG ratio and physical activity were significantly correlated with BMD values ? ? ? ?in PMOP group. Moderate physical activity was significantly negative correlated with serum miR-21 expression. Multiple linear regression multivariate analysis using backward stepwise method obtained linear regression equation BMD = 1,373 - 0,085 Ln.miR-21 - 0,176 Log10.RANKL R2 = 52,5 .Conclusion. Serum miR-21 expression in hypoestrogenic postmenopausal women with osteoporosis has been shown to be higher compared with no osteoporosis. Serum miR-21 expression proved to have a negative effect on spinal BMD values in hypoestrogenic postmenopausal women with osteoporosis of 8.5 , with linear regression equation BMD = 1.373 - 0.085 Ln.miR-21 - 0.176 Log10.RANKL. This equation can explain the value of spinal BMD by 52.5 . Keywords: BMD, Osteoporosis, postmenopausal, serum miR-21
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.M. Tahir Azhary
Abstrak :
Obyek penelitian ini adalah tentang negara hukum yang dalam bahasa Belanda disebut rechtsstaat. Ada dua aspek penting yang akan disoroti melalui kajian ini yaitu prinsip-prinsip negara hukum dilihat dari segi hukum Islam dan implementasinya selama masa dilihat dari segi hukum Islam dan implementasinua selama masa Rasulullah dan Khulafa' rasyidin serta pada masa kini. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyajikan suatu gambaran yang tepat tentang karakteristik hukum Islam sebagai initi pokok al-din al-Islam. Pendekatan yang digunakan dalam menyusun disertasi ini telah pendekatan normatif, doktriner, analitis, deskriptif dan kajian perbandingan. Sumber utama kajian ini adalah kepustakaan hukum Islam dan tulisan-tulisan lainnya yang relevan.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1991
D25
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fachrul Razy
Abstrak :
Latar Belakang: Obesitas merupakan faktor resiko terjadinya osteoartritis (OA). Penelitian terdahulu bahwa faktor mekanik belum cukup untuk menjelaskan hubungan OA dengan obesitas. Faktor resiko ini dapat menurunkan fungsi dan aktifitas fisik pasien OA. Lemak viseral tempat ditemukan White Adipose Tissue (WAT), dapat mengeluarkan hormon leptin, dan leptin dapat mensekresi sitokin proinflamasi yang berdampak pada degradasi kartilago sendi, yang diduga berhubungan dengan kejadian OA Tujuan: Mendapatkan gambaran leptin serum dan kadar IL-1β cairan sendi pasien OA lutut wanita dengan obesitas sentral. Metode: Studi potong lintang pada pasien OA lutut wanita yang berobat di poliklinik Rheumatologi RSCM dalam kurun waktu Maret–Juli 2017. Pengambilan sampel dilakukan secara berturutan. Diagnosis OA lutut berdasarkan kriteria ACR 1986. Dilakukan pemeriksaan lemak viseral dengan menggunakan alat BIA Karada Scan .HBF 375. Pemeriksaan leptin serum dan IL-1ß cairan sendi dengan metode ELISA. Hasil: Didapatkan 22 subjek wanita yang memenuhi kriteria penelitian. Nilai median lemak viseral 12,5 (5 – 27,5 ) %, nilai median leptin serum 19735,5 (2998–81782) pg/ml, dan nilai median IL-1ß 1,23 (0,76 – 6,11). Simpulan: Didapatkan kadar rerata leptin serum 19735,5 (2998-81782) pg/ml dan rerata kadar IL-1β cairan sendi 1,23 ( 0,76 – 6,11). ......Background: Obesity is a well recognized risk faktor for osteoarthritis. However, the relationship between obesity and OA may not simply due to mechanical factor, may be a risk factor for declining function and physical activity. Viseral fat is that founded white adipocite tissue is product quantities of leptin. It's to secrete higher levels of proinflammatory cytokine and implicated in cartilage degradation. The aim: of this study was to examine Profile of serum leptin and IL-1β synovial fluid in central obecity with knee osteoarthritis woman patients Methods: This study was cross sectional study in OA patients visiting Rheumatology outpatients clinic in Cipto Mangunkusumo Hospital during March – July 2017. Sample were collcted using consecutive sampling methood. Knee OA diagnosed according to the 1986 American College of Rheumatology criteria. Viseral fat were measred by BIA Karada Scan HBF 375. Blood serum and synovial fluid was collected from 22 knee OA patients, serum leptin and synovial fluid were measured by ELISA, Results : Of twenty two subjects met the inclution criteria, median of viseral fat was 12,5 (5 – 27,5) % and median of serum leptin was 19735,5 ( 2998 – 81782) pg/ml and median of IL-1 β was 1,23 ( 0,76 - 6,11) pg/ml. Conclusion: :Serum leptin was 19735,5 (2998 – 81782) pg/ml and median of IL-1 β was 1,23 ( 0,76 - 6,11) pg/ml.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library