Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irwan Wijaya Santoso
"Penambahan filler ke dalam resin cat dapat meningkatkan ketahanan korosi suatu lapisan. Studi ini akan mengukur laju korosi pelapisan pada baja ST-37 menggunakan resin vinylester dan filler bentonite. Konsentrasi bentonite yang digunakan sebesar 2%, 3%, 4%, 5% wt dan metode dispersi dengan mechanical stirring pada kecepatan pengadukan 800rpm, 1100rpm, dan 1400rpm. Pelapisan dilakukan menggunakan paint applicator. Hasil pelapisan dikarakterisasi dengan uji sembur garam selama 72 jam, uji polarisasi, dan electrochemical impedance spectroscopy (EIS). Nilai rata-rata perubahan lebar goresan terkecil dari uji sembur garam adalah pelapisan pada konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm dengan rating number 9. Secara eksplisit pelapisan pada konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm memiliki corrosion rate terkecil dari uji polarisasi. Pemeringkatan lebih lanjut dari uji polarisasi antara masing-masing konsentrasi bentonite dan kecepatan pengadukan, didapatkan bahwa konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm adalah pasangan yang terbaik dengan corrosion rate 0.0033 mpy serta Rp 3580.9 kΩ. Pada kurva Nyquist terlihat adanya resistansi pelapisan Rct dari pelapisan vinylester - bentonite. Impedansi pelapisan dengan konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm lebih besar daripada impedansi pelapisan dengan konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm. Pelapisan pada konsentrasi bentonite 3% dan kecepatan pengadukan 1100rpm memiliki nilai resistansi pelapisan Rct 23.68 kΩ lebih besar daripada nilai resistansi pelapisan pada konsentrasi bentonite 2% dan kecepatan pengadukan 1100rpm Rct 4.99 kΩ.

Adding filler to paint resin can increase the corrosion resistance of a coating. This study will measure the corrosion rate of coating on ST-37 steel using vinylester resin and bentonite filler. The bentonite concentration used was 2%, 3%, 4%, 5% wt and the dispersion method used mechanical stirring at mixing speeds of 800rpm, 1100rpm, and 1400rpm. Coating is done using a paint applicator. The coating results were characterized by a salt spray test for 72 hours, polarization test, and electrochemical impedance spectroscopy (EIS). The smallest average value of creepage scratch width from the salt spray test was the coating at a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm with a rating number of 9. Explicitly the coating at a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm had the smallest corrosion rate from the polarization test. Further ranking of the polarization tests between each bentonite concentration and mixing speed, it was found that the bentonite concentration of 3% and the mixing speed of 1100rpm were the best match with a corrosion rate of 0.0033 mpy and Rp 3580.9 kΩ. The Nyquist curve shows the resistance of the Rct layer of the vinylester - bentonite layer. The impedance of the coating with a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm is greater than the impedance of the coating with a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm. Coating at a bentonite concentration of 3% and a mixing speed of 1100rpm has a coating resistance value Rct of 23,68 kΩ which is greater than the coating resistance value at a bentonite concentration of 2% and a mixing speed of 1100rpm Rct 4.99 kΩ."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryo Rahmadani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi kemungkinan terjadinya korosi dalam pipa penyalur gas bawah laut dan memverifikasi hasil pemodelan tersebut menggunakan data inspeksi langsung. Metode penelitian melibatkan pengumpulan data teknis pipa penyalur, data operasi, serta data inspeksi dari Non Destructive Testing (NDT) dan In Line Inspection (ILI) yang menggunakan prinsip Magnetic Flux Leakage (MFL). Langkah-langkah penelitian meliputi pengumpulan data, analisa data ILI, analisa data perawatan pipa, penilaian awal, pemodelan korosi dan penilaian lokasi korosi, serta evaluasi pemodelan dan hasil inspeksi ILI. Data yang digunakan mencakup komposisi kimia gas dan cairan, laju dan volume aliran, tekanan dan suhu, serta kondisi dasar laut. Pemodelan korosi dilakukan pada setiap lokasi dengan interval tertentu dalam satu sub-region menggunakan data aliran dari pemodelan multifasa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan aliran dan laju korosi dapat digunakan untuk memprediksi lokasi dan derajat keparahan dari korosi internal dengan tingkat akurasi model sebesar 66.6%. Model dengan perhitungan rentang jarak 500m dan laju korosi tinggi memiliki akurasi sebesar 42%, sementara model dengan perhitungan rentang jarak 500m dan laju korosi rendah memiliki akurasi sebesar 92%. Program mitigasi korosi menggunakan inhibitor cukup berhasil, namun beberapa lokasi menunjukkan laju korosi yang lebih tinggi.

This research aims to identify potential corrosion locations in subsea gas pipelines and verify the modeling results using direct inspection data. The research method involves data collection of pipeline technical specifications, operational data, and inspection data from Non-Destructive Testing (NDT) and In-Line Inspection (ILI) using the Magnetic Flux Leakage (MFL) principle. The research steps include data collection, ILI data analysis, pipeline maintenance data analysis, initial assessment, corrosion modeling and location assessment, and evaluation of modeling and ILI inspection results. The data used includes the chemical composition of gas and liquid, flow rate and volume, pressure and temperature, and seabed conditions. Corrosion modeling is performed at each location with certain intervals within a sub-region using flow data from multiphase modeling. The results indicate that flow and corrosion rate modeling can predict the location and severity of internal pipeline corrosion with a model accuracy of 66.6%. Models with 500m interval calculations and high corrosion rates have an accuracy of 42%, while models with 500m interval calculations and low corrosion rates have an accuracy of 92%. The corrosion mitigation program using inhibitors is generally successful, though some locations exhibit higher corrosion rates."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library