Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Haryani
"Penyuluhan kesehatan merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan. Penyuluhan dapat dilakukan langsung melalui metode tatap muka atau dengan menggunakan media massa sebagai sarana dalam penyampaian informasi. Pada kenyataannya belum diketahui cara mana yang paling efektif dalam penyuluhan kesehatan untuk perawatan hipertensi usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan langsung dan melalui media massa dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Responden yang terlibat adalah 122 usia dewasa yang merupakan total populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan langsung dan melalui media massa berhubungan secara bermakna dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa. Penyuluhan kesehatan melalui media cetak merupakan faktor dominan pada perawatan hipertensi. Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukannya penyuluhan kesehatan secara berkala melalui selebaran, majalah dan poster."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
610 JKI 19:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Royani
"Penelitian deskriptif korelasi dan cross sectional ini bertujuan mengetahui hubungan antara sistem penghargaan dengan kinerja
perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota C. Pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner dan observasi. Metode Chi Square dan Multiple Logistic Regression digunakan dalam analisis data. Hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara sistem penghargaan dengan kinerja 65 perawat (p(persepsi perawat)= 0,720;
p(observasi)= 0,716; α= 0,05). Sub variabel pengaruh dan pertumbuhan diri adalah sub variabel yang paling berhubungan
dengan kinerja perawat. Rumah sakit perlu mempertimbangkan jenjang karir perawat sebagai dasar utama pemberian sistem
penghargaan.
"
Depok; Serpong: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia; STIKES Banten BSD City Serpong, 2012
610 JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Ayu Sani Utami
"Kunjungan rumah yang merupakan bentuk pelayanan keperawatan yang dilakukan di rumah lansia, berfungsi untuk mengendalikan faktor risiko hipertensi pada agregat lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengendalian faktor risiko hipertensi pada agregat lansia yang sudah dan belum mendapatkan kunjungan rumah di sebuah Kelurahan di Depok. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Melalui teknik cluster random sampling diperoleh 176 lansia yang terbagi dalam kelompok yang mendapatkan kunjungan rumah dan yang tidak. Data dianalisis dengan chi square, independent t-test dan Mann Withney test. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengaturan diet, pembatasan perilaku merokok, manajemen stres, pengendalian tekanan darah, pengaturan perilaku berolahraga dan status gizi lansia yang mendapatkan kunjungan rumah lebih baik dibandingkan lansia yang tidak. Tingkat stress, tekanan darah sistolik dan diastolik pada agregat lansia dengan hipertensi yang belum mendapatkan kunjungan rumah lebih tinggi dibandingkan lansia yang mendapatkan kunjungan rumah. Upaya promotif dan preventif yang dilakukan perawat komunitas melalui kunjungan rumah dapat mengendalikan faktor risiko hipertensi pada agregat lansia.
Control of Hypertension Risk Factors among High Risk Elderly People through Home Visits. Home visit is a home health nursing service that might reduce the incidence of hypertension among the elderly aggregate. The aims of this study was to determine differences in risk factors for hypertension control in the elderly aggregate who have and have not received home visits at a Village in Depok. This research employed a descriptive comparative design with cross-sectional approach. Total sample of 176 elderly were randomized into 2 groups; among others were 88 elderly people who have been visited and 88 elderly people who have not been visited. Data were analyzed using a statistical test chi square, independent t-test and Mann Withney test. The results showed that diet, restriction of smoking behavior, stress management, blood pressure control, and arrangement of exercise behavior and nutritional status of elderly who have received a home visit was better than the elderly who have not received home visits. The stress level, and the systolic and diastolic blood pressure in the elderly aggregate with hypertension who have not received a home visit was higher than the elderly who have received home visits. Promotive and preventive efforts undertaken by the community nurses through home visits could control the risk factors of hypertension among the elderly aggregate."
Universitas Udayana. Fakultas Kedokteran, 2013
610 JKI 16:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Besral
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh minum teh terhadap kejadian anemia kurang zat besi pada penduduk usia lanjut (usila). Populasi penelitian ini adalah usila di Kota Bandung dan sampelnya dipilih secara acak sebanyak 132 usila di Kecamatan Cicendo. Metode pengukuran hemoglobin menggunakan Sianmethemoglobin, sedangkan kebiasaan minum teh diukur dengan catatan asupan makanan (food record) 1 x 24 jam selama 7 hari. Analisa data menggunakan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian didapatkan bahwa kejadian anemia pada usila di Kota Bandung adalah 47,7% (95%CI = 39%?56%). Separuh dari responden (49%) mempunyai kebiasaaan selalu minum teh tiap hari (95%CI = 40%?58%). Usila yang selalu minum teh tiap hari mempunyai risiko untuk anemia 92 kali lebih tinggi (95%CI=8?221) dibandingkan usila yang tidak pernah minum teh setelah dikontrol dengan variabel konsumsi lauk dan konsumsi pauk. Apabila kebiasaan minum teh setiap hari dapat dikurangi maka kejadian anemia pada usila dapat diturunkan sebesar 85%, dari 47,7% menjadi 7,3%. Kejadian anemia dapat diturunkan dengan cara mengurangi kebiasaan minum teh atau meningkatkan konsumsi protein, namun mengingat kondisi gigi serta keuangan usila, maka perubahan kebiasaan minum teh merupakan pilihan yang paling bijak untuk menurunkan kejadian anemia.

The Effect of Drinking Tea to the Anemia among Elderly in Bandung. The objective of this study is to know the effect of tea to anemia iron deficiency among elderly people. The study population is the elderly people in Bandung City. The sampling was 132 elderly that were selected randomly in Sub District of Cicendo year 2005. Method of measuring hemoglobin is the sianmethemoglobin and the drinking tea was measured by 1 x 24 hours food record for seven days. The data was analysis using multiple logistic regression.
The results of this study shows that rate of anemia among elderly people in Bandung is 47,7% (95%CI = 39%?56%) and about half of the elderly (49%) drinking tea every day (95%CI = 40%?58%). The elderly who drink tea every day have risk for anemia 92 times higher compared than those who did not drink tea (ORadj = 91.8, 95% CI = 8?221) after controlled for protein intake. If the drinking tea habit among elderly could be changed, the anemia could be reduced by 85% i.e. from 47.7% become 7.3%. In order to decrease anemia, it?s suggested to reduce their drinking tea habit or increase their protein intake. However, due to lack of their teeth?s functioning and low of their economic status, reducing their drinking tea habit is the best choice to decrease anemia among elderly."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia; Akademi Perawat Depkes ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Arruum
Depok: Department of Health Administration and Policy, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, 2015
610 UI-JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Arruum
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Yasman
"ABSTRAK
Retensi perawat adalah hal penting untuk memelihara stabilitas tenaga kerja keperawatan. Namun, angka turnover perawat yang tinggi mengindikasikan rendahnya retensi perawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) X di Jakarta. Di sisi lain, kepemimpinan berkontribusi hampir pada setiap kegiatan dalam organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan model kepemimpinan kepala ruangan menurut pandangan perawat pelaksana dengan retensi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi. Sampel berjumlah 166 perawat pelaksana. Hasil analisis menunjukkan proporsi perawat dengan tingkat retensi tinggi sebesar 50%. Model kepemimpinan situasional, transformasional, transaksional, visioner, dan servant mempunyai hubungan yang bermakna dengan retensi perawat (p< 0,05). Model kepemimpinan yang paling berhubungan dengan retensi adalah model kepemimpinan transaksional (OR= 2,81). Model kepemimpinan memberikan pengaruh yang positif terhadap lingkungan kerja, kepuasan kerja, komitmen organisasi, dan kinerja perawat yang pada akhirnya akan meningkatkan retensi perawat sehingga perlu diimplementasikan dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Poppy Fitriani
"Peran keluarga sangat penting dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita gizi kurang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (fenomenologi desktiptif) dengan wawancara mendalam yang datanya dianalisis dengan teknik Collaizi. Penelitian ini menemukan tujuh tema yaitu perasaan keluarga, penilaian keluarga, strategi pemberian makan, sistem pendukung keluarga dan masyarakat, motivasi, dan harapan keluarga. Kesimpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman keluarga dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita gizi kurang sangat beragam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dalam memberikan intervensi keperawatan terhadap keluarga dalam mengatasi masalah gizi kurang pada balita dan memberikan masukan bagi pemerintah dalam upaya mengatasi masalah gizi kurang pada balita.

Family`s role is very important to fulfill on nutritional demand of children under five years. This study aimed to provide indepth understanding of family`s experience in fulfilling nutrition for underweight children. This study design was descriptive phenomenology with in-depth interview and analyzed with Collaizi`s analysis method. This study identified seven themes, which are family`s feeling to children condition; appraisal to the causes of underweight; family use certain strategy to improve their feeding practice; family applies social support from family members and the community especially informational and instrumental support; the meaning of family`s experience is high motivation; family`s hope that the government has a good program to solve malnutrition problem. The result indicated that there was various experience of family in fulfilling nutritional demand. This study gave information about nursing intervention for family in managing nutritional problem and provided some ways to guide government programs which related to malnutrition management in children."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
610 JKI 14:3 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Santoso
"Kasus penyalahgunaan NAPZA khususnya NAPZA suntik mengalami peningkatan. Kecenderungan peningkatan tersebut tercermin dalam peningkatan kasus NAPZA suntik di Kota Palembang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan arti dan makna pengalaman mantan pengguna dalam penyalahgunaan NAPZA suntik di Kota Palembang. Desain penelitian yang digunakan yaitu fenomenologi deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Wawancara mendalam digunakan dalam pengumpulan data. Hasil wawancara direkam menggunakan tape recorder, data diolah dalam bentuk transkrip verbatim dan dianalisis menggunakan metode Colaizzi. Penelitian menghasilkan sembilan tema sesuai tujuan khusus yaitu: alasan menggunakan NAPZA suntik diklasifikasikan menjadi alas an pertama kali dan alasan tetap menggunakan; respon yang timbul setelah menggunakan NAPZA suntik yaitu respon personal dan respon orangtua; persepsi terkait efek samping dan bahaya yaitu mempunyai nilai lebih dan mempunyai dampak buruk; makna menggunakan NAPZA suntik yaitu makna selama menggunakan dan makna setelah sembuh; dan harapan terhadap dukungan pihak terkait yaitu dukungan pihak kepolisian, petugas kesehatan dan pemerintah daerah. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penyalahgunaan NAPZA suntik merupakan kebiasaan yang harus segera dicegah dan ditanggulangi sedini mungkin. Perawat spesialis komunitas sebagai salah satu tenaga profesional dibidang kesehatan mempunyai peran dalam upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yaitu upaya primer, sekunder dan tertier."
Poltekkes Depkes Palembang ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2012
610 JKI 15:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Cahya Rahmadiyah
"A toddler is a group on the stage of human development that is vulnerable to the risk affecting their health specifically
about their growth and development. Providing the appropriate nutrition to toddlers during this risky age of 6 to 24
months is crucial in promoting a proper growth and development. The proper nourishment for toddlers at the age of 6 to
24 months includes breast-feeding and complimentary solid foods. The objective of this study was to determine the
correlation between the specific characteristics of a family or a household and the provision of complementary feeding
about the growth and development of children (6-24 months) in the village of Curug Cimanggis, Depok. This study
used a descriptive correlational, cross-sectional approach using a sample that consisted of 102 children aged 6-24
months, which were collected using a proportional cluster sampling. Based on the Chi Square test, the researchers found
no correlation between the provision of complementary feeding with a child?s growth and development. This is because
breast-feeding as the source of nourishment is still the major factor that directly influences the growth and development
of any toddler between the age of 6-24 months. However, by applying better financial management in conjunction with
the ability to modify the practices of how families feed their toddlers, a family may raise and nurture their toddlers so
they may grow according to the proper stages of development. The results of this study are expected to serve as an input
in improving toddlers? health care concerning their growth and development by promoting the importance of providing
the appropriate complimentary food by the proper guidelines while continuing to breast feed toddlers between the age
of 6 to 24 months.
Gambaran Pemberian Makanan Pendamping ASI dengan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita (6-24
Bulan). Balita merupakan kelompok risiko yang mudah terkena masalah kesehatan diantaranya masalah pertumbuhan
dan perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan yang sesuai dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan. Pemberian nutrisi pada balita usia 6-24 bulan meliputi pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberian MP-ASI dan karakteristik
keluarga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak (6-24 bulan) di Posyandu Kelurahan Curug Kecamatan
Cimanggis, Depok. Penelitian ini menggunakan deskriptif korelasional, pendekatan cross sectional dengan 102 sampel
keluarga dengan balita usia 6-24 bulan yang diambil secara proportional cluster sampling. Uji Chi Square ditemukan
tidak ada hubungan pemberian MP-ASI dengan pertumbuhan dan perkembangan. Hal ini dikarenakan faktor langsung
yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan balita adalah nutrisi dimana balita usia 6-24 bulan masih diberikan
ASI. Hasil penelitian didapatkan lebih banyak Ibu yang memberikan MP-ASI yang sesuai dengan pedoman pemberian
MPASI memiliki balita dengan pertumbuhan baik dan perkembangan yang sesuai. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberi masukan pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan tumbuh kembang balita melalui peningkatan promosi
kesehatan tentang pentingnya MP-ASI sesuai pedoman dan melanjutkan menyusui pada balita usia 6-24 bulan."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>