Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lili Kristanti
Abstrak :
Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang kolektif. Meskipun banyak bangsa lain, terutama di Asia, juga memiliki sifat kolektif tetapi ciri ini menjadi identik dengan Jepang karena pada jaman Meiji mereka pernah mengkonstitusikan kolektifitas sebagai karakter bangsa. Kolektifitas yang kuat ini mendominasi sampai ke jiga pribadi individu Jepang. Nilai-nilai yang ada dalam kelompok atau masyarakat terinternalisasi atau diinternalisasikan menjadi nilai-nilai individu. Keseragaman ini juga membuat Jepang dijuluki sebagai bangsa yang homogen. Pada kenyataannya, masyarakat Jepang kurang memberi ruang pada perbedaan karena berpendapat bahwa harmoni tercapai berkat keseragaman. Dalam novel Kojinteki na Taiken karya Oe Kenzaburo ini, Bird si tokoh utama, mencoba mendobrak tatanan ini dengan membiarkan jiga pribadinya mendominasi jiga kelompok. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori dialogis Bakhtin, yang menyoroti pertentangan-pertentangan batin Bird dan argumentasi-argumentasinya dengan suara-suara lain. Kemudian untuk melihat proses pembentukan jiga Bird, digunakan teori `I and Me' G.H. Mead, yang melihat jiga sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain dan teori Jiga Dorinne Kondo yang mengungkapkan bahwa jiga orang Jepang bersifat cair sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi individu dalam interaksi dengan orang lain dan masyarakat. Dari analisis yang dilakukan, diketahui bahwa usaha Bird tadi tidak berhasil. Bird tidak dapat mengelak dari kenyataan bahwa dia tidak dapat melepaskan diri dari nilai-nilai kelompok. Meskipun demikian, Bird juga tidak sepenuhnya menyerah pada keadaan. Dia melakukan beberapa kompromi yang dapat menyeimbangkan jiga pribadinya dengan jiga kelompok.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2005
T15219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatat Haryati
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada upaya menjelaskan gambaran penduduk lansia masyarakat Jepang yang tercermin melalui pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dalam novel Ginrei no Hate karya Tsutsui Yasutaka. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan penyajian dalam bentuk deskripsi. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini bertumpu pada teori sosiologi sastra Rene Wellek dan Austin Warren, dan teori parodi konseptual Linda Hutcheon. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan latar belakang pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk dalam teks dan menemukan unsur-unsur teks yang diparodikan. Sumber data yang digunakan adalah novel Ginrei no Hate karya Tsutsui Ysutaka yang diterbitkan pada tahun 2006 oleh Shinchousha, Tokyo. Dari analisis terhadap novel Ginrei no Hate ditemukan bahwa pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dalam teks merupakan realitas sosial yang disimpangkan dari realitas sosial yang terjadi sesungguhnya. Gambaran realitas sosial nampak dari penggunaan metode artistik oleh pengarang. Pemberlakuan sistem penanggulangan ledakan penduduk lansia dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk 1. menyeimbangkan penduduk lansia dan penduduk muda; 2. mengurangi beban ketergantungan penduduk lansia terhadap penduduk produktif; dan 3. menjaga sistem pensiun yang sudah tertata. Selanjutnya, unsurunsur parodi yang terkandung dalam teks adalah: 1. pengkreasian ulang berupa peniruan yang berbeda dari novel Batoru Rowaiaru; 2. kritik terhadap sistem perlindungan dan perawatan lansia yang diterapkan oleh pemerintah, masyarakat dan keluarga; 3. cemoohan dan olok-olok terhadap kebijakan perawatan lansia kunjungan rumah bagi lansia pikun dan netakiri, serta penanganan sistem pensiun yang dilakukan pemerintah dan masyarakat. Ketiga unsur parodi ditemukan dalam bentuk ironik dan satirik dalam teks.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Stanly Monoarfa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan dan persamaan verba kausatif antara bahasa Jepang dan bahasa Indonesia. Di sini dikontraskan pembentuk verba kausatif (shieki) yang ditinjau dari segi makna dan bentuk, serta aspek-aspek yang terkait yang terdapat dalam model-model kalimat berverba kausatif tersebut. Dalam bahasa jepang verba shieki ditandai dengan perubahan verba transitif maupun intransitif menjadi ?seru(~せるatau -saseru(~させる), sedangkan dalam bahasa Indonesia verba kausatif ini biasanya terjadi melalui [1]afiksasi bentuk dasar dengan melekatkan me-kan, memper-kan atau -kan. Data penelitian ini adalah model-model kalimat yang diperoleh dari korpus data novel berbahasa Jepang dan kumpulan cerpen berbahasa Indonesia, serta sumber acuan lain berupa buku-buku yang memuat tentang kausatif baik dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia. Data yang diambil dari novel diperlakukan sebagai data utama, data lainnya diperlakukan sebagai data pelengkap.
This research was aimed to describe the differences and similarities between Japanese causative verbs and Indonesian. Here the contrasted forming causative verbs (shieki) which reviewed in terms meaning and form, as well as related aspects contained in the models the causative sentence verb. In Japanese verbs shieki characterized by changes in transitive and intransitive verbs be-exciting ?seru(~せる) or -saseru(~させる), whereas in Indonesian causative verbs usually occurs through affixation basic form by embedding me-kan, memper-kan or -kan. Data of this study are models sentence corpus of data obtained from a Japanese novel and collection of short stories in Indonesian language, as well as other sources such as reference books which contain either causative in Japanese and Indonesian. novel data taken from treated as the main data, other data are treated as complementary data.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rouli Esther
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan gaya hidup ?aku', seorang wanita usia 3O-an yang tinggal di kota besar di Jepang, yang tergambar dalam teks Chokoreeto Kakumei karya Tawara Machi, terutama dalam aspek kehidupan cintanya. Pengungkapan gaya hidup `aku' dalam teks Chokoreeto Kakumei dilakukan melalui analisis tema dan bahasa kiasan yang digunakan dalam teks Chokoreeto Kakumei. Data penelitian diambil dari kumpulan puisi Lanka Chokoreeto Kakumei (1997) karya Tawara Machi. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis teks Chokoreeto Ka/rime/ adalah pendekatan semiotik, Teori yang digunakan adalah konsep isotopi-motiftema yang dikemukakan oleh A.T Greimas, konsep ketidaklangsungan ekspresi puisi yang dikemukakan oLeh Michael Riffaterre, konsep segitiga cinta yang dikemukakan oleh Robert Sternberg, dan konsep makeinu yang dikemukakan oleh Sakai Junko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam teks Chokoreeto Kakumei, terdapat pembaharuan bentuk hubungan cinta antara pria dan wanita, dilihat dari sudut pandang `aku', yang memilih gaya hidup makeinu. Pembaharuan tersebut adalah pembaharuan bahwa hubungan cinta antara pria dan wanita tidak harus selalu diakhiri dengan pernikahan. Pernikahan hanyalah salah satu pilihan, bukan sebuah keharusan. Dalam teks Chokoreeto Kakumei, ditemukan gagasan pemberontakan terhadap pandangan tradisional masyarakat Jepang mengenai wanita, yang diungkapkan `aku' dengan cara melakukan hubungan perselingkuhan. Hasil penelitian ini merupakan sebuah bentuk tanggapan terhadap gaya hidup wanita Jepang dewasa ini.
ABSTRAK The objective of the research is to show the lifestyle of `I', a woman in her 30s, who lives in a big city in Japan, especially in her love relationship, which is shown in text Chokoreeto Kakumei, written by Tawara Machi. The lifestyle of is shown by analyzing in theme and figurative language in text Chokoreeto Kakumei. The data of the research is taken from anthology of tanka poetry Chokoreeto Kakumei (1997) written by Tawara Machi. The approach used to analyze the text is semiotic approach. Theory used to analyze the text is the concept of isotoph-motivetheme by AJ Greimas, the concept of semantic indirection by Michael Riffaterre, the concept of triangle theory of love by Robert Sternberg, and the concept of makeinrr by Sakai Junko. The result of the research shows that there's a renewal of the form of love relationship between man and woman, seen from the point of view of `I', a woman who choose a makeinu lifestyle. The renewal of the form of love relationship between a man and a woman is not always ended by marriage. Marriage is just one of choices, not an obligation. The idea of breaking the traditional view of Japanese woman is found in the text Chokoreeto Kakumei by having a love affair with a married man. The result of the research is in the form of response to the lifestyle chosen by Japanese woman in this era.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
T 17579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Martinette Susan Christie Prabowo Notosaputro
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada upaya menjelaskan gambaran mengenai maskulinitas otokoyaku dengan menggunakan analisis karakteristik pada tokoh-tokoh yang terdapat dalam drama The Rose of Versailles. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Analisis karakteristik dalam penelitian ini menggunakan konsep stereotipe karakteristik gender Baron. Penggambaran gender merupakan konstruksi sosial. Ideologi yang terkandung dalam drama The Rose of Versailles. Selain itu, penelitian ini juga membahas mengenai kostum, penampilan dan gerak gerik dari otokoyaku. Sumber data yang digunakan adalah video yang dibuat oleh Takarazuka Creative Art yang berjudul The Rose of Versailles pada tahun 2006. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di dalam pertunjukkan Takarazuka Revue terdapat ideologi gender yang dimanfaatkan oleh perempuan sebagai “alat” untuk menunjukkan eksistensinya dalam panggung seni pertunjukan di Jepang.
ABSTRACT
This study focuses on efforts to clarify the picture of masculinity otokoyaku by using analysis of the characteristics of the figures contained in the drama The Rose of Versailles. This study is a qualitative research. Analysis of the characteristics in this study uses the concept of gender stereotypes Baron characteristics. The depiction of gender is a social construction. Ideology contained in the drama The Rose of Versailles. Furthermore, this study also discusses the costume, appearance and gestures of otokoyaku. Source of data used is a video with title The Rose of Versailles made by Takarazuka Creative Art's in 2006. Results of this study indicate that in the Takarazuka Revue performances are gender ideology used by women as a "tool" to demonstrate their existence in the performing arts stage in Japan.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Pratama
Abstrak :
Program pengiriman calon perawat dan care worker Indonesia ke Jepang melalui kerangka Japan Indonesia Economic Partnership Agreement sejak 2008 merupakan lembaran baru bagi hubungan kedua negara. Lalu bagaimana media massa Jepang memaknai kedatangan tenaga kerja Indonesia ini? Melalui teori semiotika Roland Barthes penelitian ini berusaha menangkap representasi identitas para calon perawat dan care worker Indonesia dalam artikel-artikel berita pada salah satu media massa Jepang, The Asahi Shimbun Digital. Dengan analisis makna konotasi terhadap unsur kebahasaan dalam artikel berita The Asahi Shimbun Digital, penelitian ini menemukan bahwa representasi-representasi identitas yang ditampilkan melanggengkan ideologi-ideologi tertentu.
The sending of Indonesian nurse and care worker candidates since 2008 through the framework of Japan Indonesia Economic Partnership Agreement is a new chapter in the relations between the two countries. The question is how Japanese mass media interpret the migration of Indonesian labor to their country? By using Roland Barthes semiotics theory, this research captured the representation of identity of Indonesian nurse and care worker candidates identity in the news articles on one of the Japanese mass media, The Asahi Shimbun Digital. Through the analysis of connotative meanings of linguistic elements in the news articles, this research found that representations of identity perpetuate certain ideologies.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halidia
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini menggunakan sebuah novel sebagai kasus dari penggunaan kata sapaan bahasa Jepang dengan menggunakan metode kualitatif yang meliputi studi pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan bagaimana kata sapaan digunakan dalam novel tersebut . Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis-jenis kata yang digunakan sebagai kata sapaan dalam novel ini adalah istilah kekerabatan, nama+istilah kekerabatan, nama lengkap, nama keluarga+sufiks, nama keluarga, nama kecil, profesi, dan pronomina persona. Penggunaan kata-kata tersebut merefleksikan hubungan antara penutur dan mitra tuturnya.
ABSTRACT
This research used a novel as a case of the use of terms of address and reference in Japanese language by using qualitative method which included the study of literature. The purpose of this research is to explain how terms of address and reference was used in that novel. The result of this research showed that words used as terms of address and reference in this novel are kinship terms, name + kinship terms, full name, family name + suffix, family name, first name, profession, and personal pronouns. The use of those words reflected the relationship between speaker and the addressee.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ciciheriyanti
Abstrak :
Penelitian ini berjudul ?Masalah Kejiwaan Tokoh Utama dalam Novel Shikisai wo Motanai Tazaki Tsukuru to, Kare no Junrei no Toshi karya Haruki Murakami. ?Penelitian ini bertujuan untuk meneliti tokoh dan karakter tokoh, peristiwa dan latar yang digunakan Haruki Murakami untuk mendukung gambaran masalah kejiwaan tokoh utama Tazaki Tsukuru dalam peradabannya. Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan psiko-analisa Sigmund Freud dalam bukunya Civilization and Its Discontents. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu mendeskripsikan data-data yang ada, kemudian menganalisisnya sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data pada penelitian ini adalah novel Shikisai wo Motanai Tazaki Tsukuru to, Kare no Junrei no Toshi karya Haruki Murakami. Data penelitian berupa penggalan kalimat mengenai masalah kejiwaan yang dialami Tazaki Tsukuru dalam peradabannya: (1) kehilangan dan ketidakbahagiaan (2) kesepian dan isolasi sosial (3) cinta samudrawi yang koheren dengan teori psiko-analisa Sigmund Freud dalam bukunya Civilization and Its Discontent.
This study entitled "Psychological Problems? Protagonist in the novel Shikisai wo Motanai Tazaki Tsukuru to, Kare no Junrei no Toshi by Haruki Murakami." This study aims to examine the character, events and settings that are used by Haruki Murakami to support the description of psychological problems of Tazaki Tsukuru as a protagonist in his civilization. The approach that writer use is psycho-analytical of Sigmund Freud in his book Civilization and Its Discontents. This study used a descriptive method of analysis, which describes the existing data, then analyze it according to the research objectives. Sources of data in this study is Haruki Murakami's novel ?Shikisai wo Motanai Tazaki Tsukuru to, Kare no Junrei no Toshi.? Research data regarding the sentence fragments of mental problems experienced by Tazaki Tsukuru in civilization: (1) loss and unhappiness (2) loneliness and social isolation (3) oceanic feelings that coherent with theory of psycho-analysis by Sigmund Freud in his book Civilization and Its Discontent.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhaniar Asmarani
Abstrak :
ABSTRAK
Yakuwarigo memiliki pengertian singkat yaitu jenis bahasa yang diambil dari karya fiksi, yang diasosiasikan dengan tipikal karakter tertentu pada karya fiksi tersebut. Penggunaan Yakuwarigo atau bahasa peran saat ini banyak ditemukan pada komik-komik berbahasa Jepang. Yakuwarigo tidak sama dengan bahasa yang digunakan pada percakapan sehari-hari di Jepang, karena Yakuwarigo adalah buatan dan hanya digunakan pada karya fiksi dan jarang digunakan pada percakapan sehari-hari. Tujuan dari penulisan tesis ini yaitu penulis ingin membuktikan penggunaan Yakuwarigo khususnya jenis Roujingo dan Hakasego, hanya terdapat pada karya fiksi dan jarang digunakan pada percakapan seharihari. Selain itu penulis ingin mengimbau pemelajar bahasa Jepang supaya tidak menelan mentah-mentah bahasa yang digunakan dalam karya fiksi khususnya komik, karena pada kenyataannya, bahasa yang digunakan di dalam komik, berbeda dengan bahasa yang digunakan pada percakapan sehari-hari. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitis dengan menggunakan metode kepustakaan dan data kualitatif dan kuantitatif;
ABSTRACT
Yakuwarigo have a brief understanding of the type of language that is taken from a fictional litterature, which is typically associated with a particular character in the fictional litterature. The use of Yakuwarigo or Role Language, commonly found in Japanese comics. Yakuwarigo is not the same as standard Japanese language that use in everyday conversation, because Yakuwarigo is artificial and its only used in fictional litterature. The purpose of this thesis that the author wants to prove the use of Yakuwarigo, especially Roujingo and Hakasego are only found in fictional literature and rarely used in Japanese everyday conversation. Moreover, the author would like to warn Japanese language learners not to easily believe and use in everyday conversation the language that contained in fictional literature especially in comics. Because in facts, the language that used in comics is not all used in everyday conversation. This research is a descriptive analytical study using literature methods and qualitative and quantitative data.
Depok: [Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Program Pascasarjana Universitas Indonesia], 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandhya Widyatnya
Abstrak :
Kendo adalah salah satu dari banyak bela diri tradisional dari Jepang yang bernama Budo. Kendo (剣道) terdiri dari dua kanji yaitu kanji ken (剣) yang berarti pedang dan dou (道) yang berarti jalan. Secara etimologi, kendo berarti "Jalan Pedang". Berbeda dengan olahraga pada umumnya, kendo tidak hanya menitik-beratkan pada pembentukan fisik, namun juga pembentukan kepribadian. Kendo saat ini tidak hanya ada pada Jepang saja, namun juga sudah mulai dikenal oleh seluruh dunia termasuk Indonesia. Hal yang unik adalah, pengajaran-pengajaran untuk pembentukan kepribadian yang dibawa oleh kendo masih berpegang teguh pada budaya dan cara Jepang. Tujuan penelitian ini adalah penulis ingin mengetahui bagaimana perkembangan kendo di Indonesia, kesulitan apa yang menghambat kendoka Indonesia untuk menerima pengajaran tersebut, serta untuk mengetahui manfaat yang didapatkan oleh para kendoka Indonesia setelah lama mengikuti pelatihan kendo. Penulis juga ingin menunjukan kenyataan tentang falsafah bushido yang selama ini diagung-agungkan oleh kebanyakan orang selain orang Jepang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kepustakaan dan wawancara. ...... Kendo is one of many Japanese traditional martial arts named Budou. Kendo (剣道) is formed by two kanji characters. They are Ken (剣), which means "sword", and Dou (道), which means "way". Therefore, etymologically, kendo means "The Way of Sword". Kendo is not just only paying attention at physical improvement, but also paying attention on personality improvement o. Today, kendo exists not only in Japan, but also worldwide, including Indonesia. There is one special thing about kendo. For the teachings of improvement of personality, kendo still applies Japan's culture and ways. The purposes of this research is to know about kendo growth in Indonesia, the troubles that appear in Indonesian's kendoka learning philosophy, and also to know the impact on Indonesia kendoka after joining kendo's exercises after a certain amount of time. Researcher also want to show to other people about the reality of bushido, which is adored by most of non-Japanese people. This research is a qualitative research. applies literature study, and interview methods.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>