Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marina Chiara
"Maraknya stasiun televisi swasta di Indonesia saat ini, membuat masyarakat bebas menentukan program acara seperti apa yang ingin ditontonnya. Dengan berbagai pilihan program acara dan waktu siaran yang terpancar lebih dari 18 jam/hari. Penonton disajikan berbagai tayangan yang sangat variatif, mulai dari tayangan yang bersifat informatif sampai dengan tayangan yang bersifat menghibur. Sehingga penonton dapat dengan bebas memilih program-program acara yang diminati dan sesuai dengan kebutuhannya. Salah satu jenis tayangan yang diminati penonton Indonesia saat ini adalah jenis acara misteri atau yang bertema dunia supernatural. Hal ini dapat diketahui dari tingginya rating program acara tersebut. Sehingga tayangan program acara bertema misteri/dunia supernatural di stasiun televisi swasta akhir-akhir ini sangat marak. Gejala ini ditandai dengan jumlah program acara yang ditayangkan dalam setiap minggu, dimana minimal satu judul program acara bertema misteri/dunia supernatural diputar di masing-masing stasiun televisi swasta. Format acaranya pun berbeda-beda. Ada yang berformat sinetron, film lepas, drama seri, reality show, serta infotaintment yang berisi perbincangan dan rekonstruksi. Tayangan-tayangan bertema misteri/dunia supernatural tersebut kebanyakan merupakan produk lokal, namun terdapat juga produk asing, seperti film-film horor Barat, India serta Mandarin. Melihat semakin tinggi kuantitas tayangan program acara misteri/dunia supernatural di televisi, menjadi nnenarik untuk mengetahui bagaimana pemetaan persepsi khalayak remaja terhadap image program acara misteri tersebut di beberapa stasiun televisi swasta dikaitkan dengan gaya hidup remaja tersebut. Sehingga nantinya terbentuk 3 cluster (kelompok remaja), yaitu cluster hedonis, cluster achiever, dan cluster activist. Setelah terbentuk ketiga cluster tersebut maka akan dibandingkan pemetaan persepsinya terhadap image program acara misteri yang ada balk sebelum terbentuk cluster maupun setelah terbentuk cluster. Dalam penelitian ini program acara misteri yang akan dibandingkan ada sepuluh program acara misteri, yaitu Kismis (RCTI), Antara Dua Alam (SCTV), Gentayangan (TPI), Gaib (TPI), Percaya Nggak Percaya (ANTV), Scariest Places On Earth (Metro TV), Dunia Lain (Trans TV), Ekspedisi Alam Gaib (TV 7), Rahasia Alam Gaib (Lativi), dan Saksi Misteri (Lativi). Penelitian dilakukan terhadap remaja SMUN di wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey terhadap 120 orang siswa SMUN kelas 1, 2 dan 3. Dengan pertimbangan usianya yang berkisar antara 14-18 tahun. Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel probabilita, menggunakan multistage cluster sampling. Tahap 1, memilih satu secara acak kota madya yang ada di DKI Jakarta. Tahap 2, memilih dua secara acak kecamatan. Tahap 3, memilih dua secara acak kelurahan masing-masing satu dari kecamatan yang sudah terpilih. Tahap 4, memilih dua secara acak SMUN masing-masing satu dari tiap kelurahan yang telah terpilih. Tahap 5, memilih tiga secara acak dari masing-masing SMUN yang telah terpilih (kelas1,2 dan 3). Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisa multivariate, yaitu Cluster Analysis dan Multidimensional Scaling (MDS). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah tayangan program acara misteri dapat dikatakan memiliki kredibilitas yang tinggi apabila informasi yang disajikan berdasarkan kisah nyata/pengalaman seseorang dan seluruh informasi program acara misteri ini berasal dari sumber yang terpercaya. Tayangan program acara misteri dapat menarik/memiliki daya tarik yang tinggi apabila program acara misteri ini selalu menyajikan cerita yang berbeda setiap episodenya, lokasi/tempat yang dipilih untuk syuting selalu menyeramkan, dapat memberikan informasi mengenai tempat-tempat mana saja yang menyeramkan/angker, serta program acara misteri yang tidak hanya memberikan rasa takut tetapi juga dapat memberikan pelajaran buat penontonnya agar selalu bertaqwa kepada Tuhan YME. Program Acara Misteri yang paling kredibel menurut responden (dimana hampir semua indikatornya yang digunakan untuk mengukur nilai kredibilitas, memiliki persentase tertinggi), adalah Dunia Lain (Trans TV). Program Acara Misteri yang paling tidak kredibel menurut responden (dimana hampir semua indikatornya yang digunakan untuk mengukur nilai kredibilitas, memiliki persentase terendah), adalah Antara Dua Alam (SCTV). Program Acara Misteri yang paling menarik menurut responden, adalah Dunia Lain (Trans TV). Program acara misteri yang paling tidak menarik menurut responden, adalah Antara Dua Alam (SCTV). Program Acara Misteri yang paling disukai oleh responden adalah Scariest Places On Earth ( Metro TV ). Program Acara Misteri yang paling sering ditonton oleh responden adalah Dunia Lain ( Trans TV ) Serta faktor pembentukan cluster mempengaruhi pemetaan persepsi khalayak remaja terhadap image program acara misteri di beberapa stasiun televisi swasta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S4351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devie Paseli
"Poligami merupakan salah satu isu kontroversial yang saat ini masih belum mencapai titik temu bahkan dikalangan umat Islam sendiri, yang notabene mempunyai aturan khusus mengenai poligami. Berangkat dari permasalahan ini, maka penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bentuk penyajian dan keberpihakan Majalah Sabili dan Ummi sebagai majalah yang berbasis Islam dalam memberitakan isu poligami dan praktiknya. Penelitian yang berparadigma konstruksionis ini menggunakan teori Konstruksi Realitas yang diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman serta teori faktor-faktor yang mempengaruhi isi berita dari Shoemaker dan Resse, dengan meminjarn kerangka analisis teks dari William A. Gamson dan Andre Modigliani. Pada analisis teks ditemukan beberapa framing yang akhirnya membentuk framing utama. Sabili dan Ummi, keduanya memiliki lima buah framing utama, yaitu poligami membawa banyak rnanfaat, poligami diperbolehkan di dalam Islam, penentang poligami adalah penentang syariat Islam, Poligami adalah solusi masalah jumlah perempuan yang lebih banyak daripada laki-laki, dan framing poligami rnenghindarkan seseorang dari perbuatan zina. Namun ada satu framing yang dimiliki oleh Sabili tapi tidak dimiliki oleh umrni, yaitu framing banyak orang mendukung poligami. Dari ke,seiuruhan isi ditemukan bahwa baik Sabili maupun Ummi sama-sama memberitakan isu mengenai poligami secara positif. Nilai-nilai yang dianut oleh pembuat berita akan mempengaruhi bentuk penyajian berita. Dalam pandangan konstruksionis, realitas poligami yang ada di masyarakat dikonstruksi kembali oleh Ummi dan Sabili serta disesuaikan dengan nilai-nilai media tersebut di mana Ummi dan Sabili merupakan media yang berbasis Islam yang bertujuan untuk menyebarkan dakwah Islam dan mempekerjakan jurnalis yang beragama Islam. Pemberitaan di media Sabili lebih banyak secara kuantitas pada jumlah halaman dan artikel daripada Ummi. Majalah urnmi yang mempunyai target market kaum perempuan menyajikan artikel poligami tidak langsung dari tangan jurnalisnya, melainkan menggunakan kiriman tulisan dari pembaca. Berbeda dengan Sabili yang menerjunkan langsung jurnalisnya. Fenggunaan surat pembaca seperti yang dilakukan majalah Ummi dilatarbelakangi oleh posisi majalah Ummi yang serba sulit. Di satu sisi is adalah majalah Islam yang harus meneruskan nilai-nilai Islam kepada pembaca, namun di sisi lain Ummi adalah majalah dengan target market perempuan yang oleh kaum kontra disebut sebagai pihak yang paling dirugikan dari adanya praktik poligami. Cara penyajian berita tentang poligami di Ummi dan Sabili juga berbeda. Majalah sabili menggunakan kalimat kalimat yang tegas dan eksplisit sedangkan majalah Ummi lebih mengandalakan pendekatan personal dengan menggunakan kalimat-kalimat yang lebih halus. Dalam penggunaan narasumber, Sabili lebih banyak menggunakan narasumber yang pro poligami dibandingkan kelompok kontra sehingga didapatkan pemberitaan yang berat sebelah. Apalagi Ummi yang hanya menggunakan satu narasumber raja yaitu penulis artikelnya yang semuanya setuju dengan konsep dan pengimplementasian dari konsep poligami."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S4266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nicky Stephani
"Penelitian ini membahas tentang penggambaran orang tua tunggal dalam program televisi, khususnya dalam program talkshow. Talkshow Sudut Pandang dipilih karena acara tersebut memberikan perhatian dan membahas permasalahan orang tua tunggal di Indonesia dari segi yang konstruktif. Penelitian kualitatif dengan paradigma kritis konstruksionisme ini membahas representasi orang tua tunggal dalam program televisi dengan menggunakan teknik analisis framing setting dan kategorisasi fakta Murray Edelman.Penelitian ini menghasilkan pola representasi orang tua tunggal di televisi, dimana sosok duda mati dari kalangan orang biasa digambarkan secara lebih positif dibandingkan dengan sosok janda cerai dari kalangan artis. Berdasarkan perspektif feminisme sosialis, pola representasi tersebut tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ideologi dominan yang ada dalam media Indonesia, yaitu patriarki dan kapitalisme. Pada akhirnya, representasi orang tua tunggal dalam program yang positif sekalipun hanya menjadi reproduksi isu yang dikonstruksi berdasarkan kepentingan ideologi dominan semata.

This research examines representation of single parents in television program, especially talkshow. Talkshow Sudut Pandang is chosen because of its concern and discussion of Indonesian single parents issue from positive perspective. This qualitative research using critical constructionism paradigm discussed single parents representation in television through Edelman`s framing setting and facts categorization analysis.This research describes the pattern of single parents representation in television which died single father from common people is represented more positive than divorced single mother from celebrity realm. Through socialist feminism, those patterns could not be separated from dominant ideologies in Indonesian media, which are patriarchy and capitalism. At the end, representation of single parents in positive program just becomes media reproduction which is constructed by dominant ideologies interest."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library