Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diana Nurlaily
Abstrak :
Catur pada beberapa tahun belakangan ini mengalami kebangkitan dalam wujudnya yang baru, yakni catur online. Melalui waktu-waktu sulit di masa pandemi, orang-orang menemukan kecintaannya pada catur melalui platform bermain online dan media sosial, di mana para pecatur profesional mulai tertarik untuk menjadi kreator konten dan menyajikan konten catur kepada masyarakat luas. Catur tidak pernah sepopuler ini sebelumnya, dan hal ini bisa jadi disebabkan oleh seorang guru catur internet, Levy Rozman, atau yang lebih dikenal sebagai Gotham Chess. Rozman menghasilkan pertumbuhan engagement yang masif pada Januari 2023 dengan membagikan konten video singkatnya pada YouTube shorts kanal Gotham Chess. Tulisan ini ingin mencari tahu bagaimana ia mengembangkan engagement secara pesat dengan menggunakan metode kualitatif analisis konten untuk menganalisis konten video singkat yang dibagikan oleh Gotham Chess pada Januari 2023. Menggunakan teori user engagement behavior dan media baru, tulisan ini menganalisis perilaku engagement pengguna konten YouTube shorts Gotham Chess. Temuan dari penelitian ini menunjukkan adanya faktor-faktor yang berkontribusi dalam mendorong perilaku engagement pada konten video singkatnya, yakni: 1) frekuensi yang konsisten dan moderat, yakni sejumlah 30 video singkat dalam satu bulan, 2) jenis konten yang bervariasi, 3) penggunaan kalimat pembuka, hook, dan catchphrase, serta 4) penyebutan nama-nama besar selebritas catur. Meskipun demikian, tulisan ini terbatas pada faktor internalnya saja, sedangkan ada faktor-faktor di luar konten itu sendiri yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan perilaku engagement yang tentunya dapat dibahas di penelitian-penelitian selanjutnya. ......Chess in recent years has been revived to its new form of online chess. Throughout the hard times of the pandemic, people found and rekindled their love of chess through online platforms and social media, where professional chess players were just getting started with their idea of creating chess content for the masses. Chess has never been more popular than it is today, thanks to the viral internet chess teacher, Levy Rozman, who is better known as his online persona, Gotham Chess. Rozman has found the way to generate massive engagement growth in January 2023 and this article seeks to know how by using methods of qualitative content analysis in order to analyze the short-form video contents of Gotham Chess in January 2023. Through the lenses of user engagement behavior and new media, this paper seeks to analyze the user engagement behavior on Gotham Chess’ YouTube shorts. The findings show a series of factors that contributed in boosting the engagements of his short-form video contents, namely: 1) consistent uploads with moderate frequency of 30 short-form videos per month, 2) a wide variety of content, 3) the use of intros, hooks, and catchphrases, and 4) mentions of big names and chess celebrities. However, this study is limited to the internal factors of a YouTube shorts content, while there are also other external factors to explore in the next studies to come that could contribute in generating user engagements for content creators in digital platforms.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Carissa Putri Muhamartha
Abstrak :
This paper demonstrates the creative-based online media Indonesia on Instagram in applying the online (citizen) journalism principles. As the world becomes more digitized, journalism has faced its most significant challenges in the context of principles and practices of digital journalism, especially since the popularisation of social network sites. The internet opens up great opportunities for the public, who have internet access, to create their media online and implement journalism principles. The presence of online media news growing on the internet can not be considered conventional news because the issues raised and information are packaged in various creative ways, including collaboration. As a result, apart from being the disseminator of information, a community was also formed. This research aims to analyze the implementation of journalism principles for Indonesia's creative-based online media, specifically The Finery Report (TFR). The researcher also uses several concepts and theories of journalism. First is principles journalism by Bill Kovach. Second online journalism principles by Paul Bradshaw. Third, Deuze's type of online journalism. While the analysis method used is qualitative content analysis. The data are collected by analyzing all TFR's information and investigating their media channels, specifically Instagram and website. The findings show that the Indonesian creative-based media has sought to utilise Bill Kovach's essential Journalism elements, all the aspects of Bradshaw's online journalism principles, and identified into one of Deuze's categories. This research also finds the presence of news media on social media is essential. This is because they can directly engage with the audience and get sources for news articles.masaran konvensional yang digantikan oleh pemasaran digital. Pemasaran digital dapat didefinisikan sebagai kampanye pemasaran yang menggunakan berbagai strategi pemasaran seperti media sosial. Menggunakan media sosial sebagai bagian dari pemasaran digital adalah strategi yang sangat umum digunakan karena aksesibilitasnya. Dengan alasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemasaran media sosial dapat membantu mempromosikan bisnis. Instagram dianggap sebagai salah satu media sosial paling efektif sebagai platform pemasaran. Keunggulan ini menyebabkan banyak pebisnis termasuk pebisnis makanan online menggunakan Instagram sebagai strategi pemasarannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran di Instagram dilakukan oleh pelaku usaha makanan online dengan melakukan wawancara kepada dua pelaku usaha makanan online; @KouignPastry dengan menggunakan metode analisis Bauran Pemasaran (7P). ......Penelitian ini mengkaji media online berbasis kreatif Indonesia di Instagram dalam menerapkan prinsip jurnalisme. Internet membuka peluang besar bagi masyarakat yang memiliki akses internet, untuk membuat situs media sendiri secara online dan menerapkan prinsip jurnalistik. Kehadiran pemberitaan media online yang berkembang di internet tidak hanya bisa dikatakan sebagai berita konvensional karena jenis isu dan informasi yang diangkat dikemas dengan berbagai cara kreatif, termasuk kolaborasi. Alhasil, selain sebagai penyebar informasi, terbentuk juga komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi prinsip jurnalisme media online berbasis kreatif di Indonesia, khususnya The Finery Report (TFR), dengan menggunakan beberapa konsep dan teori jurnalisme, yaitu pertama prinsip-prinsip jurnalisme milik Bill Kovach. kedua prinsip jurnalisme online Paul Bradshaw. Ketiga, jenis jurnalisme online Deuze. Sedangkan metode yang digunakan adalah kualitatif konten analisis. Data dikumpulkan melalui analisis beragam informasi seputar TFR serta melihat kanal media milik TFR, terutama Instagram dan website. Temuan menunjukkan bahwa TFR telah berusaha mengimplementasikan seluruh prinsip jurnalisme milik Bill Kovach dan Paul Bradshaw serta telah teridentifikasi ke salah satu kategori milik Deuze. Penelitian ini juga menemukan bahwa kehadiran media berita di media sosial penting dan esensial. Hal ini karena mereka dapat langsung terlibat dengan audiens dan mendapatkan sumber artikel berita.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jessycarania Jaxentia
Abstrak :
Korean Wave atau Hallyu telah memasuki era 2.0 di mana fans global dari seluruh penjuru dunia dapat menikmati budaya populer Korea melalui pengalaman transmedia di media sosial. Fenomena ini kemudian mendorong meningkatnya penggunaan konsep transmedia dalam strategi branding grup K-pop sebagai aktor budaya dalam Hallyu 2.0, salah satunya adalah penerapan transmedia branding. Menggunakan metode analisis konten, penelitian ini menganalisis bagaimana AESPA membangun brand persona melalui implementasi transmedia branding pada strategi branding mereka sebagai girl group K-pop representatif di era Hallyu 2.0. Penelitian ini menemukan bahwa AESPA menerapkan konsep transmedia branding dengan menggunakan tiga elemen desain, yaitu: narasi, partisipasi, dan brand. Penerapan elemen desain ini diperkuat dengan penciptaan worldview yang secara eksklusif mewadahi narasi AESPA serta inkorporasi teknologi mutakhir yang mendorong perluasan penyampaian pesan brand secara berkelanjutan ke cakupan audiens baik di ruang virtual dan juga dunia nyata. Melalui citra, identitas, nilai, dan keunggulan dari brand AESPA yang terdefinisi melalui penerapan ketiga elemen transmedia branding tersebut, AESPA dapat memperkuat brand persona-nya sebagai “Metaverse girl group” yang membuat nilai kompetitif AESPA di lanskap industri K-pop menjadi lebih tinggi. ......Korean Wave or Hallyu has entered its 2.0 era where global fans from around the world can enjoy Korean pop culture through transmedia experience in social media. This phemomenon then has led onto the increasing of transmedia concept usage on K-pop groups’ branding strategies as one of the cultural actors in Hallyu 2.0, which one of them is transmedia branding implementation. Using content analysis method, this study analyses how AESPA build their brand persona through transmedia branding implementation in their branding strategy as one of the representative K-pop girl groups in Hallyu 2.0 era. Findings found that AESPA has implemented transmedia branding concept using its three design elements, which are: narratives, participation, and brands. This three element designs impelementation is amplified by worldview building that exclusively accomodated AESPA’s narration and also advent technology incorporation that has driven expansive message dissemination continuously to audiences in virtual and also real world. Thus, through image, identity, value, and competitive values of AESPA as a brand that have been defined through transmedia branding’s elemen designs, AESPA are able to strengthen their brand persona as a “Metaverse girl group” that has significantly elevated AESPA’s competitive value in K-pop industry landscape.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Adzra Aliyya Pinanditya
Abstrak :
Aiesec is a youth-run organization that strives to activate leadership skills among youth. Hence, Aiesec has its own qualities that need to be fulfilled to be called a leader, one of them being self-awareness. Aiesec believes leadership skill is something that could be learned over time. Movie, being one of the mass communication media, has a function to help understand an action that later could support learning. Grounded by a theory from Turow (2014) about the function of mass communication and Rochat (2003) about stages of Self-Awareness, this research aims to understand how the movie “Work It” helps understand self-awareness as one of Aiesec’s leadership qualities. To do this, a content analysis of “Work It” as the main data collection and an interview for triangulation with one of the Team Leaders in Aiesec Universitas Indonesia were conducted. This research reveals that the movie “Work It” covers all the stages of Self-Awareness development by Rochat and the processes of the development were dynamic. The message alignment of the movie and Aiesec’s Leadership Qualities of Self-Awareness is that exploration could lead to discovering passion. The movie “Work It” and movies in general have several creative elements to support the delivery of the message. Thus, this research suggests embedding movies with moral value into a learning process. ......Aiesec adalah organisasi yang bertujuan untuk mengasah kemampuan kepemimpinan pemuda. Untuk mempermudah mengukur tercapainya tujuan ini, Aiesec memiliki beberapa kualitas kepemimpinan, salah satunya adalah self-awareness. Aiesec percaya bahwa kemampuan kepemimpinan adalah sesuatu yang dapat dipelajari. Film, sebagai salah satu media komunikasi massa, memiliki fungsi untuk membantu memahami sebuah aksi yang nantinya memungkinkan untuk mendukung proses pembelajaran. Berlandaskan dengan teori utama mengenai fungsi media komunikasi massa oleh Turow (2014) dan tahap perkembangan self-awareness oleh Rochat (2003), penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana film “Work It” dapat membantu memahami praktek self-awareness sebagai salah satu kualitas kepemimpinan di Aiesec. Untuk menguji hal ini, analisis konten film “Work It” sebagai data utama dan wawancara dengan salah satu Team Leader Aiesec Universitas Indonesia sebagai triangulasi dilakukan. Penelitian ini mengungkapkan bahwa film “Work It” mencakup semua tahapan pengembangan self-awareness oleh Rochat dan proses pengembangannya bersifat dinamis. Ketersinambungan pesan film dan Kualitas Kepemimpinan self-awareness Aiesec adalah bahwa eksplorasi dapat mengarah pada penemuan passion. Film pada umumnya memiliki beberapa elemen kreatif untuk mendukung penyampaian pesan. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan untuk menggabungkan film yang memiliki nilai moral ke dalam proses pembelajaran.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library