Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mekar Yanis Senowatty
"Dukungan dana merupakan salah satu faktor penting (Key Succes Faktor) dalam upaya meningkatkan manajemen rumah sakit untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi. Asset rumah sakit baik yang sudah dimiliki maupun yang akan diperoleh perlu diamankan agar dapat meningkatkan kemampuan keuangan rumah sakit dalam rangka meningkatkan manajemen rumah sakit, agar tetap survive dan dapat berkembang.
RSUD Ciamis mempunyai permasalahan dalam aspek pendapatan jasa pelayanan rawat inap. Dalam tiga tahun terakhir terjadi penurunan pendapatan dari pelayanan rawat inap sebagai akibat meningkatnya piutang tidak tertagib pasien rawat inap bayar sendiri sebesar 18,4 % dari total pendapatan tahum 1998.
Secara proposional terjadi peningkatan proporsi piutang tidak tertagih bersumber dari pasien rawat inap bayar sendiri sehingga hal ini sangat memberatkan rumah sakit
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan gambaran tentang penatalaksanaan manajemen piutang dan kebijakan-kebijakan rumah sakit yang berkaitan dengan terjadinya piutang tidak tertagih.
Untuk mendapatkan gambaran tersebut dilakukan analisis terhadap faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal yang berhubungan dengan proses terjadinya piutang tidak tertagih pasien rawat inap bayar sendiri.
Metodologi penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah Deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif melalui pengkajian terhadap sistem yang sedang berjalan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan jumlah piutang tidak tertagih pasien rawat inap bayar sendiri disebabkan oleh lemahnya sistem manajemen piutang pasien rawat inap pada semua tahapan.
Tahapan pra penerimaan yang merupakan tahapan yang penting untuk tertagihnya piutang ternyata belum ada. Kegiatan Informasi dan verifikasi yang seharusnya dilakukan pada tahapan tesebut dan tahapan berikutnya belum dilaksanakan. Keterlambatan Informasi biaya yang disampaikan kepada pasien/keluarga secara berkala mengakibatkan pasien/keluarga tidak dapat membuat estimasi atas jumlah biaya perawatan yang terhutang. Selain itu jam buka loket/kasir hanya berorientasi kepada jam kerja PNS yaitu dari jam 07.00 - 14.00, belum mengacu kepada kebutuhan pasien.
Penyebab kesemuanya adalah belum adanya standar operasional prosedur yang tertulis disamping kurangnya koordinasi, penyediaan tenaga dan alat yang juga kurang memadai sebagai akibat dari lemahnya kondisi RSUD Ciamis.
Upaya penanggulangan yang dapat dilakukan adalah memperbaiki kelemahan di setiap tahapan dan pemberdayaan RSUD Ciamis sendiri. Penerapan upaya ini diharapkan dapat menekan jumlah piutang tidak tertagih pasien rawat inap bayar sendiri dan meningkatkan penerimaan rumah sakit.
Kepustakaan : 28 (1979 -1997)

The result of the study shows that the increasing numbers of uncollectable account of self-paid inpatient is caused by the weakness in the whole system of the inpatient account management. Pre admission stage for account receivable is missing.
Furthermore, information and verification activities have not yet being implemented in pre admission stage and in the following stage. Delay in providing information of cost of care often cause inpatient's relatives or guarantor unable to estimate the total amount of cost of care in relation to the amount of financing the credit they have to pay to the hospital. In addition, the length of the opening hours for cashier from 07.00-14.00 do not give consideration to te patient's need.
The result also shows that overall weaknesses of Ciamis General Hospital are caused by several factors such as the lack of written standard operational procedure, lack of coordination, inappropriate human resources, and the limited equipent available at hospital.
Encountering efforts can be done through elimination of the weaknesses on every stage in the management system and through the empowerment of human resources, financial, and capital resources in Ciamis General Hospital. It is believed that implementation of those effort could reduce the number of uncollectable account of self-paid inpatients and in turn could increase the hospital income."
2000
T7763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harsono Santoso
"Bagian Gawat Darurat merupakan pintu gerbang dan cermirmya suatu rumah sakit yang memberikan pelayanan cepat, tepat, profesional tanpa mengabaikan keamanan pasien. Dengan kompleksnya permasalahan yang ada maka perlu diadakan penelitian untuk mengetahui gambaran pengelolaan pelayanan serta faktor input dan faktor proses yang mempengaruhi pengelolaan pelayanan di Bagian Gawat Darurat R S RK. Cbaritas Palembang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan pemecahan masalah yang di!akuk.an di BGD RS RK Cbaritas pada bulan Maret sampai April 2008 melalui wawaneara mendalarn, observasi langsung, dan telaah dokumen.
Hasil penelitian dengan mempergunakan problem priority matrix untuk memprioritaskan pemecahan masalah berdasarkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan usaha yang dibutuhkan maka didapatkan lima permasalahan yang menduduki tiga rangking pertama yaitu lamanya waktu penjemputan pasien rawat inap, kualitas dokter jaga dan perawat BGD yang kurang jumlah perawat BGD kurang, pelaksanaan triase belum baik di BGD RS RK Charitas Palembang.
Disarankan adanya kordinasi antara direktorat medis dan keperawatan untuk mempercepat proses penjemputan pasien rawat inap, memberikan pendidikan dan pelatihan untuk dokter jaga dan perawat BGD, menambah tenaga perawat BGD mempertegas pelaksanaan triase dan membuka poli insidentil dekat BGD pada saat poli rawat jalan tutup.

The Emergency Department (ED) has already known as the gateway and the reflection of services given by the hospital which is suppose to be fast accurate and qualified without neglecting the pntient's safety. As the problem is more and more complicated regarding to services at the ED, therefore, a study is needed in order to explore how the quality of the service management is, as well as the input and process factors influenced at the ED of RK Charitas Hospital of Palembang. The research is a qualitative study with the Problem Solving Approach as the strategy of the study. The study is carried out at the ED of RK Charitas Hospital from March to April 2008 with an in-depth interview, direct observation and documents assessment (secondary data exploration), as the method of infonnation eolleetion.
The study is using the Problem Priority Matrix in order to find the problem solving prioritizing base on the magnitude of benefit yielded from effort required. There are five problems in the three first order, namely ; time for picking-up inpatient care at the ED still too long, inadequate quality of doctor and nurse at the ED, in adequate amount of nurses, and inadequancy on triase implementation at the ED of RK Charitas Hospital of Palembang.
It was suggested the existence of coordination between medical directorates and nursing to minimize time of patient?s transfer from ED to inpatient care unit, giving education and training for doctor and nurse at ED, adding nurse worker at ED, assuring triase implementation and opening an incidental unit near ED at the time of outpatient unit is closed.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11520
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nuniek Ria Sundari
"Tesis ini merupakan penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui tahapan dan strategi perencanaan pengembangan rumah sakit umum daerah di wilayah Jakarta Selatan. Penelitian dilakukan selama bulan April sampai dengan Juni 2017 di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, RSUD Tebet, RSUD Jagakarsa, RSUD Pesanggrahan, dan RSUD Mampang Prapatan. Penelitian ini dilakukan dengan cara telaah dokumen, wawancara mendalam dan consensus decision making group. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa aspek geografis, demografis, teknologi dan informasi dapat memberikan peluang bagi pengembangan rumah sakit sementara faktor pesaing, pendidikan, sosial ekonomi dapat memberikan ancaman bagi pengembangan RSUD. Aspek lingkungan internal seperti keuangan, SDM dan layanan menjadi kekuatan RSUD dalam mengembangkan layanannya menjadi kelas C, namun lahan yang terbatas, dan belum tersedianya visi dan misi untuk periode mendatang dapat menjadi kelemahan. Dari tahap pencocokan (Matching Stage) antara matriks TOWS dan matriks IE menunjukkan bahwa strategi yang dapat digunakan untuk pengembangan RSUD kelas D adalah Market Penetration dan Product Development. Berdasarkan kinerja layanan rumah sakit dan kinerja keuangan, maka urutan rumah sakit yang dapat dikembangkan di wilayah Jakarta Selatan adalah sebagai berikut: RSUD Tebet, RSUD Pesanggrahan, RSUD Jagakarsa, RSUD Mampang Prapatan. Namun sebelumnya permasalahan yang ada terlebih dahulu diselesaikan sesuai dengan hasil Quantitative Strategic Plan Matrix (QSPM).
This thesis is a qualitative research that aims to know the stages and strategy of district general hospital development planning in South Jakarta area. The research was conducted during April until June 2017 at DKI Jakarta Provincial Health Office, RSUD Tebet, RSUD Jagakarsa, RSUD Mampang Prapatan and RSUD Pesanggrahan. This research was conducted by way of document review, in-depth interview and consensus decision making group. The results of this study provide an illustration that geographic, demographic, technological and information aspects can provide opportunities for hospital development while competitors, educational, socioeconomic factors can pose a threat to the development of hospitals. The key factors of the internal environment such as financial, Human Resources and service factors become the strength of the RSUD in developing its services into class C, but limited land, and unavailability of vision and mission for future periods can be a weakness. From the atching Stage between the TOWS matrix and the IE matrix, the strategy conclusions used for the development of the D class hospitals are Market Penetration and Product Development. Based on hospital service performance and financial performance, the order of hospital that can be developed in South Jakarta area is as follows: RSUD Tebet, RSUD Jagakarsa, RSUD Mampang Prapatan and RSUD Pesanggrahan. But before the existing problems must be solved in accordance with the results Quantitative Strategic Plan Matrix (QSPM)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Friana Asmely
"ABSTRAK
Nama : Friana AsmelyProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul :Usulan Rancangan Perencanaan Strategis RSUDKelas D Kebayoran Baru Tahun 2017 - 2021Latar belakang: Upaya mengembalikan pelayanan kuratif menjadi promotifpreventif di DKI Jakarta dengan cara mendirikan RSUD Kelas D di 44 Kecamatanuntuk kuratif dan mengembalikan pelayanan kesehatan masyarakat dengan upayapreventif promotifnya ke Puskesmas Kecamatan dan Kelurahan, menyebabkansalah satu lahan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Barudibangun menjadi RSUDKelas D. Untuk itu perlu disusun Usulan Rancangan Perencanaan Strategis RSUDKebayoran Baru yang memuat Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan,Program dan Kegiatan Pembangunan di bidang Kesehatan berdasarkan kondisidan potensi wilayah Kebayoran Baru.Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatifdengan melakukan telaah datasekunder dan primer untuk tahap pengumpulan data dan focus group discussion FGD pada tahapan the input stageuntuk mengetahui posisi RSUD KebayoranBaruserta saatthe matching stageuntuk menemukan alternatif strategi,danConcensuss Decision Making Group CDMG pada tahap pemilihan strategi thedecision stage . Penelitian dilakukan di RSUD Kebayoran Baru pada bulan Aprilsampai Juni 2017. Analisis data menggunakan Matriks TOWS dan MatriksEksternal Internal sehingga bisa ditetapkan strategi terpilih untuk RSUDKebayoran Baru melalui Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM .Hasil: Berdasarkan analisa hasil pengamatan lingkungan eskternal dan internalditemukan 10 sepuluh peluang, 5 lima ancaman, 9 sembilan kekuatan dan 5 lima kelemahan yang mempengaruhi penyusunan Renstra RSUD KebayoranBaru.Berdasarkan hasil analisa Matriks TOWS, posisi RSUD Kebayoran Baruberada di Kuadran 4 Future Quadrant sedangkan pada IE Matriks berada dikuadran II Growth and Build . Hasil matching stage ditemukan strategi yangsama adalah :Market penetration, Product development, Market development,Integration vertical and horizontal . Penetapan strategi yang akan digunakanberdasarkan QSPM adalah Product Development.Kesimpulan: Keseluruhan faktor eksternal dan internal yang dianalisis padapenelitian ini mempengaruhi penyusunan rencana strategis RSUD KebayoranBaru, sehingga hasil analisis dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambilkebijakan di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta untuk ditetapkan sebagaiPerencanaan Strategis RSUD Kebayoran Baru 2017 - 2021.Kata Kunci: Rencana, Strategis, RSUD, Kelas D, Kebayoran Baru

ABSTRACT
Name Friana AsmelyStudy Program Hospital AdministrationTitle Health Strategic Planning for Class DKebayoran Baru General Hospital 2017 2021Background Efforts to restore curative care to promotive and preventive care inDKI Jakarta by establishing 44 District Class D General Hospital for curativepurpose and restore public health service in promotive and preventive efforts todistrict and village public health center cause one of Kebayoran Baru publichealth center land built into class D general hospital. Therefore the strategicplanning proposal of Kebayoran Baru General Hospital should be prepared, whichinclude its vision, mission, purpose, targets, strategies, policies, programs andactivities of health development according to its area condition and potentials.Methods This is a qualititative study, held by secondary data analysis andprimary data for data collection the input stage , which catagorized based oninternal and external factor variables, Focus Group Discussion at data analysis the matching stage and Concensuss Decision Making Group CDMG atstrategic selection the desicion stage . This study was conducted at KebayoranBaru General Hospital from April to June 2017. Data analysis using TOWSMatrix and Internal External Matrix to decide which strategies to be used forexpansion of Kebayoran Baru public health center into Kebayoran Baru Generalhospital by Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM .Results Observation of internal and external analysis results found that therewere 10 opportunities, 5 threats, 9 strengths and 5 weaknesses affectingKebayoran Baru general hospital strategic planning preparation. According toTOWS matrix analysis, its position was at the fourth quadrant future quadrant while IE matrix was at the second quadrant Growth and Build . Matching stageresults shows several strategies were in common Market Penetration, ProductDevelopment, Market Development and Integration vertical and horizontal .Strategic selected by QSPM in order of priority Product Development.Conclusion Every internal and external factors analyzed in this study affectingKebayoran Baru strategic planning preparation, so this analysis result could beused as a matter of consideration for the stakeholders in Health Office of DKIJakarta Province to be stated as Kebayoran Baru General Hospital StrategicPlanning."
2017
T48641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ainurinsan Amaludin
"ABSTRAK
Masalah terkait pengadaan obat di rumah sakit kerapkali terjadi, tidak terkecuali di RSUD Pasar Minggu. Masalah pengadaan obat yang sering terjadi di RSUD PasarMinggu adalah peningkatan anggaran obat, seringnya terjadi kekosongan stok obat, dan lead time pengadaan obat yang relatif lama. Oleh karena itu, diperlukan upaya efisiensi pengadaan dan penyimpanan obat dalam penyusunan rencana kebutuhan obat untuk memperlancar kegiatan operasional dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Bentuk penelitian ini adalah riset operasional dengan metode kualitatif dan kuantitatif untuk menyusun upaya efisiensi baik dari pendekatan farmasi dan non farmasi. Pendekatan farmasi dilakukan dengan mengelompokkan obat menurut Analisis ABC nilai investasi kemudian membandingkan beberapa model inventori demi mendapatkan model dengan total biaya pengadaan dan penyimpanan obat terkecil, sementara pendekatan non farmasi melalui upaya manajemen formularium. Hasil Analisis ABC nilai investasi menunjukkan bahwa terdapat 34 jumlah obat kelompok A yang menjadi fokus utama efisiensi pengendalian biaya obat. Obat kelompok A tersebut kemudian dihitung perencanaan kebutuhannya dengan menggunakan model inventori Economic Order Quantity EOQ untuk menghasilkan perhitungan total biaya pengadaan dan penyimpanan obat TIC terkecil. Untuk mengantisipasi kejadian kekosongan stok obat dilakukan dengen menentukan nilaisafety stock yang mempertimbangkan jumlah pemakaian dan lead time masing-masing obat.

ABSTRACT
Planning Medication Procurement in RSUD Pasar Minggu Problems related to procuring medication often occur in hospital, including in RSUD Pasar Minggu. The problems involved are increased medication budget, the frequent occurrence of out of stock medication, and relatively long medication procurement lead time. Therefore, it is necessary to determine efforts to maximize efficiency inmedication procurement and inventory in planning medication needs so that operational activities can be reinforced and the quality of health service can be improved.
This is an operational research with qualitative and quantitative method to establish efficiency efforts both from pharmaceutical and nonpharmaceutical approaches. Pharmaceutical approach involves doing ABC Analysis to group the medication based on its investment values. Then, three inventory models will be compared to getthe model with the lowest total inventory cost TIC . Meanwhile, nonpharmaceutical approach is done by formulary management efforts. ABC Analysis of investment value indicates that group A medication consist of 34items. Those items become the main focus of medication cost containment. The medication needs for group A are then calculated by Economic Order Quantity EOQ model to generate the lowest TIC. In addition, safety stock calculation that determines not only the demand of the medication but also the procurement lead timeof each drug is vital to anticipate the occurrence of out of stock medication.Keywords ABC Analysis Efficiency EOQ TIC."
2017
T48643
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Perica Rasyid
"Waktu tunggu yang lama pada pelayanan resep obat akan mengurangi kepuasan pelanggan dan menyebabkan pelayanan tidak efisien. Lean merupakan salah satu metodologi yang dapat digunakan untuk menangani ketidakefisienan dalam pelayanan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan metode lean dalam mengurangi waktu tunggu pelayanan resep obat pada instalasi farmasi rawat jalan RSUD Pasar Minggu tahun 2017. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif analitik observasional untuk melihat alur pelayanan resep obat dan mengidentifikasi pemborosan pelayanan resep obat. Dan didukung oleh penelitian kuantitatif analisis deskriptif untuk memperoleh data perhitungan waktu setiap tahapan proses pelayanan resepobat.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui rata-rata waktu tunggu pelayanan resep obat non racikan selama 89.6 menit (88.17% kegiatan menunggu) dan 124.70 menit (82.10% kegiatan menunggu) pada pelayanan resep obat racikan. Hasil penelitian mengidentifikasi bahwa terdapat 8 jenis pemborosan DOWNTIME pada pelayanan resep obat. Usulan perbaikan dengan metode lean diharapkan dapat menurunkan waktu tunggu menjadi 66.67% pada pelayanan resep obat non racikandan 56.67% pada pelayanan resep obat racikan.

Long waiting times on prescription services will reduce patient satisfaction and lead to inefficient services. Lean is one of the methodologies that can be used to deal with inefficiencies in health services. This study aims to analyze the application of lean method in reducing waiting time of outpatient prescription services at Pasar Minggu public hospital in 2017. This study used qualitative research methods (observational analytics) to examinethe flow and identify waste of prescription drug services. And also supported by quantitative research (descriptive analysis) to get the exact calculation of every step of prescription drug services.
Based on the result of the research, it is known that the average waiting time of medicine prescription services is 89.6 minutes (88.17% waiting activity) and 124.70 minutes (82.10% waiting activity) of personalized medicine prescription services. The study identified that there were 8 types of waste DOWNTIME in prescriptionservices. The future improvement by lean method is expected to reduce waiting timeto 66.67% on medicine prescription services and 56.67% on personalized medicineprescription services.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Yuliartiningsih
"Situasi ketenagaan Dokter Spesialis Pelayanan Medik Spesialis Dasar di RSUD Petala Bumi mengalami kesenjangan, sehingga terdapat keluhan baik dari pasien karena pembatasan pelayanan, keluhan dari dokter karena beban kerja yang banyak, dan adanya konflik antara manajemen dan dokter. Sehingga diperlukan analisis kebutuhan dokter spesialis pelayanan medik spesialis dasar berdasarkan beban kerja. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian gabungan kualitatif dan kuantitatif (mixed methods), yang menghasilkan data kualitatif berupa aktifitas yang dilakukan oleh dokter spesialis, serta menghasilkan data kuantitatif berupa perhitungan kebutuhan jumlah tenaga. Aktifitas dokter dicatat menggunakan teknik time motion study, perhitungan kebutuhan jumlah tenaga dokter menggunakan metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK Kes).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan tenaga dokter spesialis pelayanan medik spesialis dasar berdasarkan beban kerja di RSUD Petala Bumi masing-masing adalah 4 orang untuk dokter spesialis penyakit dalam, 3 orang untuk dokter spesialis anak, 2 orang untuk dokter spesialis obstetri ginekologi dan 3 orang untuk dokter spesialis bedah. Sebagai kesimpulan penelitian ini adalah perbandingan situasi ketenagaan dan jumlah kebutuhan dokter spesialis pelayanan medik spesialis dasar di RSUD Petala Bumi mengalami kesenjangan berupa kekurangan tenaga pada Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dokter Spesialis Anak, dan Dokter Spesialis Bedah, serta kelebihan tenaga pada Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi.

The situation of the staff of the Basic Specialist Medical Services Doctors in RSUD Petala Bumi experienced a gap, so that there were complaints from both patients due to service restrictions, complaints from doctors because of the large workload, and the existence of conflicts between management and doctors. So that it is necessary to analyze the needs of basic specialist medical service doctors based on workload. The research method used is a combination of qualitative and quantitative research (mixed methods), which produces qualitative data in the form of activities carried out by specialist doctors, and produces quantitative data in the form of calculation of the amount of needed. Doctor activities are recorded using a time motion study technique, calculation of the need for the number of doctors using the Health Workload Analysis method.
The results showed that the number of basic medical specialist services doctors based on workload in Petala Bumi Hospital was 4 people for internal medicine specialists, 3 for pediatricians, 2 for gynecology obstetricians and 3 for surgeon. In conclusion, the comparison of the workforce situation and the number of needs of basic specialist medical service doctors in Petala Bumi Hospital experiencing gaps in the form of lack of needs for internal medicine specialists, pediatricians and surgeon, excess needs for gynecological obstetricians.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Aryani
"Kinerja sualu organisasi dapat dinilai dengan melakukan evaluasi terhadap indikator kinerja yang telah ditentukan melalui pendekatan struktur/input, prosra, dan output. Penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja kualitas layanan terhadap 15 RSUD Kelas D PEMDA DKI Jakarta tahun 2016 yang meliputi aspek input; jumlah SDM, anggaran, sarana prasarana, dan standar prosedur yang ada, aspek proses ; tingkat efisiensi dan pelaksanaan standar prosedur, dan aspek output: rasio pendapatan terhadap biaya operasional, BOR, dan kepuasan pasien. Melode paielitian yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif terhadap 6 informan. Data primer iambil meialui wawancara mendalam dengan menggunakan kuesioner, sedangkan data sekunder diambil dari laporan Dinkes DKI Jakarta dan monev Bappeda. Penelitian ini menunjukan bahwa jumlah SDM masih belum mencukupi lerutama jumlah apoteker dan lenaga non-kesehatan. Sarana prasarana juga belum sepenuhnya lerpenuhi. Metode berupa standar pisedur sudah disediakan dan pelaksanaarmya sudah dilakukan, terutama dikarenakan sedang dilakukan proses akreditasi RS oleh KARS. Tingkat efisiensi anggaran masih belum tercapai di seluruh rumah sakit. Pada aspek output berupa rasio pendapatan terhadap biaya operasional dan BOR masih kurang baik sedangkan kepuasan pasien terhadap seluruh rumah sakit sudah baik.

The performance of an organization can be assessed by evaluating the predetermined perfbrmarice indicators through structural approaches/inputs, processes, and outputs. This research is to measure service quality performance to 15 local government DKI Jakarta class D hospitals in 2016 covering input aspect: number of human resources, budget, infrastructure and standard process. process aspect: efficiency level and standard procedure implementation, and output aspect: The ratio of income to operating costs, BOR and patient satisfaction. The research method used is quantitative and qualitative to. Primary data was taken through in-depth interviews using questionnaires to 6 informants, while secondary data were taken from Dinkes DKIJakarta and Bappeda monev reports. This study shows that the number of human resources is still not sufficient, especially the number of pharmacists and non-health workers. Facilities have not been fully met. The method of standard procedure has been provided and the implementation has been done, mainly due to the process of accreditation of hospitals by KARS. 'Ihe level ofbudget efficiency has not been achieved in all hospitals. In the output aspect of the ratio of income to operational costs and BOR is still not good while patient satisfaction to all hospitals is good. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhini Sari Sembiluh
"Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) akan mengimplementasikan kebijakan Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mulai 1 Januari 2023 secara bertahap, untuk mewujudkan kesinambungan program JKN dan menjalankan amanah undang-undang SJSN dalam pemenuhan prinsip ekuitas. Kebijakan implementasi KRIS JKN akan berdampak pada tata kelola rumah sakit dan diperlukan penyesuaian sumber daya dan proses manajemen RS. RS Aisyiyah Bojonegoro berada di Kabupaten Bojonegoro yang cakupan UHC 98.76 %, merupakan RS swasta yang terbesar dan didominasi pasien JKN dengan BOR 67.79%. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kesiapan sumber daya, proses manajemen dan rencana tindak lanjut RS Aisyiyah Bojonegoro untuk implementasi KRIS JKN. Penelitian ini kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data melalui observasi sarana dan prasana, telaah dokumen dan wawancara mendalam sembilan informan. Persentase pencapaian kesiapan sarana dan prasana Gedung Bi’r Ali untuk memenuhi 12 kriteria KRIS JKN sebesar 76% dan 8 kriteria masih perlu penyesuaian kebutuhan; kesiapan pendanaan belum sepenuhnya siap; para informan sudah memiliki pengetahuan terkait rencana implementasi KRIS JKN dan sikap yang mendukung implementasi KRIS JKN; kesiapan metode belum terpenuhi seluruhnya yaitu belum adanya SK Direktur pembentukan tim khusus persiapan KRIS JKN, proses re-akreditasi sedang berjalan dan pencapaian kepatuhan clinical pathway belum memenuhi standar. RS Aisyiyah Bojonegoro harus membentuk tim khusus untuk persiapan KRIS JKN, mematangkan persiapan re-akreditasi dan meningkatkan penerapan clinical pathway dan evaluasi kepatuhan terhadap clinical pathway yang telah ada.

The National Social Security Council (DJSN) will gradually implement the JKN KRIS policy starting January 1, 2023. The implementation of KRIS JKN will have an impact on hospital governance, the need to adjust the needs of hospital resources and management. Aisyiyah Bojonegoro Hospital is located in Bojonegoro Regency with 98.76% UHC, is the largest private hospital and dominated by JKN patients with BOR is 67.79%. This study aims to describe the readiness of resources, management processes and follow-up plans for Aisyiyah Bojonegoro Hospital for the KRIS JKN implementation. This study is qualitative with case study design. Collecting data through observation of facilities and infrastructure, review of documents and in-depth interviews. The percentage of readiness of the Bi'r Ali Building facilities and infrastructure for the JKN KRIS is 76% and 8 criteria still need to be adjusted to the needs; the funding readiness is not fully ready; the informants already have knowledge regarding the KRIS JKN implementation plan and attitudes that support the implementation of the JKN KRIS; the preparation of methods for the implementation of KRIS JKN has not been fully fulfilled, namely the absence of a Director's Decree for the formation of a special team for the preparation of KRIS JKN, the accreditation process is ongoing and applying the clinical path does not meet the standards. Aisyiyah Bojonegoro Hospital must form a special team to prepare for the JKN KRIS, finalize re-accreditation preparations and improve the application of clinical pathways and evaluate compliance with existing clinical pathways"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library