Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gardini Dena Raditha
"Peran rantai nilai global menjadi sangat penting bagi suatu negara yang memiliki tujuan meningkatan mempromosikan pembangunan inklusif, meningkatkan lapangan kerja, dan menambah nilai bagi industri dalam negerinya melalui integrasi ekonomi global. Guna mendorong pertumbuhan inklusif, pembererdayaan perempuan perlu dimaksimalkan. Indonesia mengalami pertumbuhan penduduk perempuan diatas 15 tahun dan TPT yang cenderung stagnan selama tujuh tahun terakhir, dan dengan partisipasi perempuan yang cendurung tumbuh. Studi ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari partisipasi rantai nilai global, yaitu partisipasi backward dan forward terhadap tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan pada sektor manufaktur. Analisis dilakukan dengan memanfaatkan data Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) dan Trade in Value Added dari OECD, dengan menggabungkan klasifikasi ISIC rev.4 dengan KBLI dari tahun 2000-2018 didapatkan 8 kelompok sektor, yaitu 3 kelompok sektor manufaktur padat karya dan 5 kelompok sektor manufaktur padat modal. Hasil regresi fixed-effect dan random-effect digunakan untuk menemukan pengaruh antara GVCs dengan TPAK perempuan pada model, pada sektor manufaktur padat karya tidak ditemukan adanya hubungan secara signifikan. Sedangkan pada sektor manufaktur padat modal dan sektor manufaktur keseluruhan, ditemukan hubungan signifikansi positif antara partisipasi forward dengan TPAK perempuan. Di sisi lain, variabel tingkat pendidikan dan tingkat fertilitas juga menunjukkan signifikansinya di keseluruhan sektor maupun sektor spesifik, padat modal dan padat karya. Selain itu, penelitian ini menemukan tingkat pendidikan yang semakin tinggi pada para pekerja perempuan di sektor manufaktur akan menurunkan tingkat partisipasi angkatan kerjanya.

The role of GVCs is essential for a country whose goals are to promote inclusive development, increase employment, and add value to its domestic industry through global economic integration. To encourage inclusive growth, women's empowerment needs to be maximized. Indonesia has experienced a population growth of women over 15 years, TPT, which tends to stagnate for the last seven years, and female participation which tends to grow. This study examines the effect of global value chain participation, namely backward and forward participation, on the level of female labor force participation in the manufacturing sector. The analysis was carried out by utilizing the Survey Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS), and Trade in Value Added data from the OECD; by combining the ISIC rev.4 classification with the KBLI from 2000-2018, there were 8 sector groups, namely 3 labor-intensive manufacturing sector groups and 5 sector groups. Capital intensive manufacturing. Fixed-effect and random-effect regression results were used to find the effect between GVCs and female LFPR in the model; there was no significant relationship in the labor-intensive manufacturing sector. Meanwhile, in the capital-intensive manufacturing sector and the overall manufacturing sector, a significant positive relationship was found between forwarding participation and female LFPR. On the other hand, the variables of education level and fertility level also show their significance in all sectors as well as specific sectors, capital intensive and labor intensive. In addition, this study found that the higher the education level of female workers in the manufacturing sector, the lower the labor force participation rate.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilham Muhammad
"Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak implementasi ACFTA, AKFTA, dan AJFTA terhadap perdagangan internasional di sektor elektronik antara ASEAN dan mitra dagangnya. Pendekatan yang digunakan didasarkan pada konsep trade creation & trade diversion oleh Jacob Viner. Kami menggunakan data ekspor sektor elektronik dalam tingkat HS Level 6 yang mencakup 264 produk. Data ekspor yang kami gunakan berasal dari 28 negara dalam rentang waktu 2003 hingga 2020. Untuk estimasi, kami menggunakan metode PPML yang dilengkapi dengan beberapa effects seperti time-effect, country-effect, dan country-time effect Kami menemukan bahwa AJFTA, AKFTA, dan ACFTA menghasilkan trade creation dalam ekspor ke sesama anggota FTA. Kami juga menemukan bahwa implementasi ketiga FTA juga menurunkan ekspor ke non member meski tidak signifikan. Kami juga mendapati adanya trade deflection dalam aktivitas ekspor dari nonanggota ke anggota FTA. Hasil ini dapat diatribusikan kepada jaringan produksi yang ekstensif antara ASEAN dan ketiga negara tersebut. Selain itu, implementasi FTA juga memperluas akses pasar untuk input di Asia.. Secara agregat, kita dapat menyimpulkan bahwa terdapat fenomena trade creation dalam sektor elektronik di ASEAN dan ketiga negara tersebut (Jepang, Korea, dan China).

This study aims to evaluate the impact of the implementation of the ASEAN-China Free Trade Agreement (ACFTA), ASEAN-Korea Free Trade Agreement (AKFTA), and ASEAN-Japan Free Trade Agreement (AJFTA) on international trade in the electronics sector between ASEAN and its trading partners. The approach used is based on the concept of trade creation and trade diversion proposed by Jacob Viner. We utilized export data from the electronics sector at the HS Level 6, covering 264 products. The export data used in this study is sourced from 28 countries over the period from 2003 to 2020. For estimation, we employed the PPML (Poisson Pseudo-Maximum Likelihood) method, considering several effects such as time-effect, country-effect, and country-time effect. The findings reveal that AJFTA, AKFTA, and ACFTA resulted in trade creation in exports among FTA member countries. We also found that the implementation of these three FTAs led to a decrease in exports to non-member countries, although the impact was not significant. Furthermore, we observed trade deflection in export activities from non-member countries to FTA member countries. This outcome can be attributed to the extensive production networks between ASEAN and the three partner countries (Japan, Korea, and China). Additionally, the FTA implementation expanded market access for inputs in Asia. In aggregate, we can conclude that there is a trade creation phenomenon in the electronics sector within ASEAN and these three partner countries (Japan, Korea, and China).""
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Estu Linuwih
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara stabilitas sistem keuangan dengan makroekonomi. Stabilitas sistem keuangan merupakan tingkat ketahanan suatu perekonomian terhadap guncangan yang terjadi, baik yang disebabkan oleh faktor internal (domestik) maupun faktor eksternal (internasional). Stabilitas sistem keuangan dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya adalah variabel ? variabel makroekonomi yang berfluktuasi yang diakibatkan oleh perekonomian dunia yang senantiasa mengalami guncangan. Perekonomian dunia yang semakin terintegrasi juga menyebabkan guncangan dalam satu perekonomian memberikan pengaruh pada perekonomian lainnya. Untuk melihat hubungan ini maka digunakan metode composite indikator yang diyakini dapat memberikan informasi lebih baik dari pada analisa dengan menggunakan individual variabel. Composite variabel juga dapat mengukur stress meskipun dalam kejadian ekstrem.

This thesis discusses the relationship between macroeconomic stability to the financial system. Financial system stability is the level of resilience of the economy to shocks that occur, whether caused by factors internal (domestic) and external factors (international). Financial system stability is influenced by many things, including the macroeconomic variables.These variables fluctuate as a result of the world economy continues to experience shocks. An increasingly integrated world economy also led to shocks occured in the economy affect on other economies. To see this connection the method is used composite indicator that is believed to provide better information than the analysis using individual variables. Composite variables can also measure stress even in extreme events."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56526
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasugian, Yohannes Martin Dreisohn
"Ekspor sektor mineral Indonesia memiliki peranan yang cukup tinggi dalam ekspor total Indonesia. Penelitian ini mencoba mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekspor mineral, khususnya untuk tembaga dan juga aluminium ke beberapa negara tujuan utama ekspor. Penelitian juga mencoba mengkaji pengaruh harga terhadap pertumbuhan ekspor dan mengkaji dampak pengaruh pengenaan pajak ekspor terhadap produk mineral yang dilihat dari elastisitas harga.
Analisis dilakukan dengan menggunakan metode estimasi data panel dengan menggunakan data ekspor mineral, harga produk di Indonesia dan harga produk di negara tujuan ekspor, dan PDB per kapita negara tujuan ekspor. Analisis juga dilakukan dengan menggunakan faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi ekspor mineral seperti kesepakatan kerja sama perdagangan bebas, krisis finansial asia dan global, serta kejadian alam tsunami di Jepang.
Hasil penelitian menemukan bahwa faktor-faktor yang diteliti memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap masing-masing produk mineral. Ekspor tembaga dan juga aluminium secara signifikan dipengaruhi oleh harga Indonesia dan harga internasional di negara tujuan ekspor, serta PDB per kapita negara tujuan ekspor. Dari perhitungan elastisitas yang dilakukan, harga tembaga Indonesia adalah sebesar -3,27 sementara harga aluminium Indonesia adalah sebesar -2,859. Sehingga apabila ekspor tembaga dan aluminium dikenakan pajak sebesar 20%, maka ekspor tembaga akan turun 65,4% dan aluminium sebesar 57,18%. Faktor-faktor seperti kesepakatan kerja sama perdagangan bebas dan krisis finansial asia dan global tidak mempengaruhi secara signifikan. Sementara faktor kejadian tsunami hanya signifikan mempengaruhi ekspor tembaga.

Export of Indonesia`s mineral sector has high contribution in Indonesia`s total export. This research aims to invetigate some factors which affect mineral export, particularly in copper and aluminum to some major destination countries. Furthermore, the research assess the impact of imposing export duty on mineral products by using price elasticity.
The analysis use estimation method of panel data, which covers mineral export data, products prices in Indonesia and in destination countries of export, GDP per capita of some major destination countries of export. Another factors that are supposed to influence mineral export, such as free trade agreement, Asia and global financial crisis, and natural disaster (tsunami in Japan) are included in this study.
The result of this research shows factors that effects each mineral product. Both copper and aluminum export was significantly influenced by prices in Indonesia and International`s prices in destination countries, and also GDP per capita of destination Countries of export. From elasticity calculation, the price of copper Indonesia is equal to -3.28 and the price of aluminum Indonesia is equal to -2.859. Therefore, if copper and aluminum is imposed with 20% of export duty, copper`s export will decrease up to 65.4% and aluminum`s export will decrease up to 57.18%. Other factors as free trade agreement, and asia and global financial crisis insignificantly affected the mineral export. However, tsunami occurrence in Japan are only affected in export of copper."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42596
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Salahuddin Gumay
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji dampak penerapan kebijakan bea keluar biji kakao terhadap kinerja industri pengolahan kakao dan daya saing produk olahan kakao Indonesia. Dari hasil penelitian, didapati bahwa sejak penerapan bea keluar terhadap biji kakao, industri pengolahan kakao Indonesia mengalami peningkatan kinerja, yang ditunjukkan lewat peningkatan nilai output, jumlah tenaga kerja, dan volume ekspor produk kakao olahan. Selain itu, berdasarkan hasil estimasi dengan metode Ordinary Least Square, didapati bahwa sejak penerapan kebijakan bea keluar, daya saing produk olahan kakao Indonesia di pasar dunia mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari adanya hubungan positif antara bea keluar dan nilai RCA sebagai variabel yang melambangkan daya saing. Namun demikian, ditemukan pula bahwa terjadi penurunan produksi biji kakao sejak bea keluar diberlakukan. Berdasarkan hasil temuan tersebut, penulis memberikan dua saran yaitu menjalankan kembali kebijakan gernas kakao untuk meningkatkan produksi kakao nasional serta melakukan penelitian lebih lanjut mengenai biaya dan manfaat dari penerapan bea keluar terhadap biji kakao.

The purpose of this study is to analyze the impact of cocoa beans export tax policy on Indonesian cocoa processing industry performance and processed cocoa product competitiveness. The result shows that since the implementation of the export tax, the Indonesian cocoa processing industry performance is getting better. This is shown by the growth of industrial consumption on cocoa beans, output value, labour and processed cocoa export volume. On the other side, based on the estimation using Ordinary Least Square method, it is found that since the implementation of the tax, the Indonesian processed cocoa product competitiveness is higher than before. This was proved by the strong, positive correlation between the export tax and the RCA as a proxy for product competitiveness. Nevertheless, it is also found that since the implementation of the tax, Indonesian cocoa beans production is declining. Based on these findings, the author suggested that the goverment needs re-implement the "gernas kakao" policy to boost the national cocoa beans production and to conduct a further research to analyze the coca beans export tax policy cost and benefit."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T43369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Naomi Padan Junita
"Tujuan ini penelitian ini adalah untuk menentukan dampak dari globalisasi ekonomi terhadap jarak-negara ketidaksetaraan di 5 Negara Asia Tenggara. Dengan menggunakan data panel dan 3-tahun rata Data tertimbang, 145 sampel yang diamati dan kemunduran oleh Effect Model Fixed, kertas penelitian menemukan bahwa peningkatan ekonomi globalisasi dalam hal liberalisasi perdagangan menghasilkan ketimpangan pendapatan yang lebih tinggi dalam ASEAN5 masing-masing negara di 1981-2009 tergantung pada negara tahap perkembangan dan faktor produksi endowment, sementara peningkatan globalisasi perdagangan secara umum tidak mempengaruhi ketimpangan pendapatan. Di sisi lain tangan, peningkatan globalisasi ekonomi dalam hal liberalisasi keuangan mempengaruhi ketidaksetaraan pendapatan hanya melalui faktor saluran wakaf, efek dari dampak bervariasi, tergantung pada indeks yang digunakan dalam perhitungan. perdagangan dan Indeks liberalisasi keuangan termasuk penggunaan kedua de facto (% Perdagangan/GDP) (% Aset + Kewajiban/GDP) dan de jure tindakan.

This research's objective is to determine the impact of economic globalization towards within-country inequality in 5 South East Asian Countries. By using panel data and 3-years average weighted data, 145 samples are observed and regressed by Fixed Effect Model, the research paper finds that increased economic globalization in terms of trade liberalization produces higher income inequalities within ASEAN5 individual states in 1981-2009 depending on the country's stage of development and factors of productions endowment, while increased trade globalization in general does not affect income inequality. On the other hand, increased economic globalization in terms of financial liberalization affects income inequalities only through factor of endowments channel, effects of the impacts vary, depending on the index used during calculation. The trade and financial liberalization index includes the usage of both de facto (% Trade/GDP) (% Assets + Liabilities/GDP) and de jure measures (Sachs and Warner Index) (Chinn and Ito Inde)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kim, Jeong Dae
"ABSTRAK
Studi ini mengkaji keterkaitan antara pertumbuhan ekonomi, ekspor dan arus masuk
FDI di negara Asia Timur dan Tenggara, memanfaatkan dataset panel yang terdiri
dari lima negara besar dalam simultan persamaan model pada periode 1990-2013.
Penelitian ini mencoba untuk menjelaskan pertumbuhan yang tinggi dan
berkelanjutan Timur dan Asia Tenggara dengan faktor eksogen seperti ekspor dan
arus masuk FDI, berdasarkan teori pertumbuhan endogen. Hasil empiris
menunjukkan bahwa FDI-pertumbuhan, ekspor-pertumbuhan dan FDI-ekspor
perhubungan memiliki hubungan kausal dua arah

ABSTRACT
This study investigates the interrelationships among economic growth, exports and
FDI inflows in East and Southeast Asia economies, making use of a panel dataset
consisting of five major countries in simultaneous equations model at the periods
1990-2013. This study tries to explain a high and sustained growth of East and
Southeast Asia with the exogenous factors such as exports and FDI inflows, based
on the endogenous growth theory. Empirical results reveal that FDI-growth,
exports-growth and FDI-exports nexus have a bi-directional causal relationship"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Sofinar
"ABSTRAK
Pembentukan free trade zone merupakan salah satu instrumen untuk memperoleh
foreign direct investment, ditengah kompetisi antar negara untuk merebut
investasi asing. Pertumbuhan ekonomi dan investasi Singapura dan Malaysia
semakin pesat, namun memiliki keterbatasan lahan sehingga menjadi peluang bagi
Batam, Bintan, Karimun sebagai free trade zone untuk memperoleh multiplier
effect. Kebijakan ini menjadi daya tarik bagi pengembangan investasi terutama di
Kabupaten Karimun. Data Badan Pengusahaan Karimun, menunjukkan pada
tahun 2007 terdapat 9 perusahaan yang berinvestasi di FTZ Karimun dengan nilai
investasi Rp.882 miliar, dan pada akhir 2015 terdapat 155 perusahaan dengan nilai
investasi Rp. 22.7 triliun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi
investor terhadap daya tarik investasi free trade zone Karimun. Menggunakan
metodelogi penelitian deskriptif analisis dengan desk research, survey kuesioner
dan interview berisi pertanyaan tentang persepsi investor terhadap parameter daya
tarik investasi. Hasil jawaban kuesioner dan interview responden dianalisis secara
tabulasi silang, untuk melihat keterkaitan antara karakteristik investor dengan
parameter daya tarik investasi free trade zone Karimun. Berdasarkan analisis,
faktor penghambat daya tarik investasi antara lain buruknya infrastruktur, legalitas
lahan sangat minin, dan kondisi tenaga kerja lokal dengan tingkat pendidikan
rendah dan tidak memiliki keterampilan khusus. Faktor daya tarik investor untuk
berinvestasi di FTZ Karimun yakni, tersedianya fasilitas fiskal, kondisi keamanan
yang kondusif, rendahnya biaya berinvestasi, serta harapan FTZ menyeluruh di
Pulau Karimun.

ABSTRACT
The establishment of free trade zone is one of instruments to obtain foreign direct
investment, in the middle of competitions among the countries to seize foreign
investment. Singapore and Malaysia economic growth and investement increasing
rapidly, but has limitation on the land so that becomes an opportunity for Batam,
Bintan, Karimun as free tade zones to gain multiplier effect. This policy became
an attraction for investment development especially in Karimun District. Data
from Karimun Trade Zone Authority showed in end 2015 there were 155
companies with investment value Rp. 22.7 trillions. This focused research aims to
determine the perception of investors to Karimun free trade zone investment
attractiveness, using descriptive analysis research methodology with desk
research, questionnaire survey and interview containing questions about
investor?s perception to investement attractiveness. The results of questionnaire
answers and respondent?s interview are analyzed in cross tabulation, to see the
connection between investor?s characteristic and free trade zone Karimun
investment attractivesess parameter. Based on the analysis, investment
attractiveness obstacle factors are poor infrastructure, the legality of the land was
minimal, and local manpower condition with low education level and not having
certain skills. Investor?s attractiveness factors to invest in FTZ Karimun are the
availability of fiscal facility, conducive security conditon, low investment cost as
well as comprehensive FTZ expectation in Karimun Island."
2016
T45342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Sulistiyanto
"Indonesia merupakan pengekspor terbesar, dan produsen timah terbesar kedua dunia setelah China. Timah Indonesia sekitar 95% diekspor, dan sisanya dikonsumsi oleh industri pengguna timah dalam negeri. Dengan potensi tersebut, Indonesia berpeluang menentukan harga timah dunia melalui bursa timah dalam negeri. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis integrasi harga timah ICDX terhadap harga timah LME, dan analisis dampak kebijakan tata niaga timah terhadap kinerja ekspor timah Indonesia. Melalui uji kointegrasi, ECM, dan Granger Causality Test, diketahui adanya hubungan jangka panjang, jangka pendek, dengan hubungan dua arah (saling mempengaruhi). Dengan analisis data panel, kebijakan tata niaga timah berdampak terhadap penurunan volume ekspor timah ke sepuluh negara utama tujuan ekspor Indonesia

Indonesia is the largest exporter and second largest tin producer after China. Indonesian tin about 95% is exported and the rest is consumed by the domestic industries. With this potential, Indonesia has the opportunity to determine the price through the Tin Exchange in the country. This study aimed to analyze price integration of ICDX tin price on LME tin price, and analyze the impact of tin trade reguulation system to the performance of Indonesia's tin exports. With the
cointegration test, ECM, and Granger Causality Test, known of the relationship in the long term, short term, with bidirectional relationship (mutual influence). By
Using panel data analysis, the policy has impact on the decline of tin export volume to the ten major countries of Indonesian export destination.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T45954
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriyani
"ABSTRAK
Industri kertas merupakan salah satu industri andalan Indonesia yang memiliki kontribusi dalam meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Produk kertas Indonesia yang memiliki orientasi pada ekspor saat ini termasuk salah satu produk yang berasal dari 10 negara eksportir kertas terbesar dunia. Industri kertas Indonesia memiliki potensi untuk terus berkembang yang didukung oleh keberlimpahan sumber daya. Kondisi ini juga didukung oleh kebutuhan kertas dunia yang diproyeksikan akan terus tumbuh setiap tahunnya. Dalam perdagangan internasional, ekspor kertas Indonesia dihadapkan pada masih rendahnya daya saing yang dimiliki jika dibandingkan dengan negara-negara produsen raksasa lainnya. Selain itu, komoditas kertas Indonesia dihadapkan pada tuntutan sertifikasi ecolabelling yang dapat menjamin legalitas asal bahan baku dan menghindari praktik pembalakan liar. Dalam merespon tuntutan tersebut, Pemerintah memberlakukan kebijakan penerapan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu SVLK , salah satunya untuk produk kertas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas kebijakan penerapan SVLK terhadap kinerja ekspor kertas Indonesia. Penelitian ini menggunakan data panel ekspor kertas ke 15 negara importir utama pada periode tahun 2003-2014. Diperoleh hasil bahwa pada periode pemberlakuan kebijakan penerapan SVLK, kebijakan ini tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja ekspor kertas Indonesia. Kata Kunci:Sistem verifikasi legalitas kayu; komoditas kertas; ekspor; daya saing

ABSTRACT
The paper industry is one of main industry in Indonesia, which has contributed in increasing Indonesia rsquo s economic growth. The export oriented of Indonesia paper commodity currently become one of the product from 10 countries of the world 39 s largest paper exporter. The abundance of forestry resources in Indonesia and world paper demand that projected will continue to grow each year become the reason why this commodity has the potential to grow. In international trade, Indonesian paper export has been experienced of the low competitiveness issue compared with other giant manufacturer countries. On the other hand, this commodity also faced with the ecolabelling certification issue, which the certificate are aimed to ensure the legality of the source of raw materials and avoid the practice of illegal logging. In response to these demands, the government has been imposed the policy of implementation of the Timber Legality Verification System SVLK , including for paper commodity. This study aimed to analyze the effectiveness of the policy of SVLK implementation on Indonesian paper export performance. This research paper uses panel data export to 15 major importing countries in the period of 2003 2014. The result shows that in the period of SVLK application, this policy does not have a significant influence on the export performance of Indonesian paper. Keywords Timber Legality Verification System paper commodity export competitiveness JEL Classification C1 F1 H8"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>