Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reuwpassa, Jauhari Oka
Abstrak :
Jumlah kasus HIV yang semakin meningkat setiap tahunnya. Status gizi pada penderita HIV/AIDS merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh berbagai negara berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pasien HIV/AIDS di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2012. Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cros seksional, sampel dihitung menggunakan rumus satu proporsi sehingga diperoleh jumlah sampel 96 responden. Sampel dipilih dengan metode acak sederhana (simple random sampling) dan data diperoleh dari catatan rekam medis pasien. Dari 91 pasien, proporsi pasien yang berstatus gizi baik atau lebih 74% dan gizi kurang 26%. Prevalensi Rasio (PR) untuk variabel jumlah T-CD4 11,88 (CI85% 1.683-83,911), status hemoglobin (PR=2,34, Ci95% 0.879-6,224), umur (PR=2,46 CI95% 1.076-5,622), jenis kelamin (PR=0,741, CI95% 0.369-1,486), pendidikan (PR=7,33, CI95%1,050-51,223), pekerjaan (PR=1,283, 0,683-2,580), status pernikahan (PR=0,80, CI95% 0,391-1,638), status ART (PR=0,517, CI95% 0,264-1,012), lama ART (PR=2,98, CI95% 1,219-7,286), Infeksi oportunistik (PR=1,60, CI95% 0,667-3.851), pengguna narkoba (PR=1,431, CI95% 0,711-2,881) dan konsumsi alkohol (PR=1,648, CI95% 0,830-3,274). Pasien yang memiliki status gizi baik atau lebih, lebih banyak dibandingkan pasien yang memiliki status gizi kurang. Penelitian lebih lanjut tentang status gizi masih perlu dilakukan. ......The numbers of HIV cases are increasing every year. Poor nutritional status in patients with HIV/AIDS is one of the issues. The purpose of this study to know the description of the nutritional status of patients with HIV/AIDS in RSUPN Cipto Mangunkusumo 2012. Design study in this research is cross sectional. The numbers of respondents were 96 samples. The sample was selected by simple random method (simple random sampling) and data collected from medical records of patient. Of 91 patients, the proportion of patients who were normal or overweight BMI 74% and 26% were underweight. Prevalensi Rasio (PR) for each variable T-CD4 (PR=11,88, CI85% 1.683-83,911), hemoglobin status (PR=2,34, Ci95% 0.879-6,224), age (PR=2,46 CI95% 1.076-5,622), sex (PR=0,741, CI95% 0.369-1,486), education status (PR=7,33, CI95%1,050-51,223), work status (PR=1,283, 0,683-2,580), marital status (PR=0,80, CI95% 0,391-1,638), ART status (PR=0,517, CI95% 0,264-1,012), ART duration (PR=2,98, CI95% 1,219-7,286), opportunistic infection (PR=1,60, CI95% 0,667-3.851), illicit drugs (PR=1,431, CI95% 0,711-2,881) and alcohol consumption (PR=1,648, CI95% 0,830-3,274). The amount of patients with good nutritional status more than patients with less nutritional status and patients with more nutrition. More research on the nutritional status still needs to be done.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prislia Nurul Fajrin K
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas evaluasi hasil terapi ARV terhadap perubahan jumlah CD4 dan berat badan, serta terapi OAT terhadap perubahan berat badan pada pasien koinfeksi TB/HIV di RSCM tahun 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keefektifan terapi ARV dan OAT, serta melihat pengaruh karakteristik demografi terhadap perubahan berat dan jumlah CD4 pada pasien koinfeksi TB/HIV di RSCM. Desain studi yang dipakai adalah Cross sectional. Hasil penelitian membuktikan bahwa pasien yang mendapat terapi ARV mengalami peningkatan jumlah CD4 rata - rata sebesar 200,44 sel/mm3 dengan p value 0,0005 (bermakna secara statistik). Pada pengukuran berat badan, ternyata terapi ARV meningkatkan berat badan pasien rata - rata sebesar 5,12 kg dengan p value 0,0005 (bermakna secara statistik), dan pada pasien yang mendapatkan terapi OAT secara lengkap berat badan meningkat rata ? rata sebesar 4,79 kg dengan p value sebesar 0,0005 (bermakna secara statistik). Berdasarkan karakteristik demografi, bahwa pada pasien dengan kelompok umur lebih dari 30 tahun, pendidikan lebih dari SMA, sudah menikah, bekerja dan jenis kelamin laki-laki mempunyai peningkatan berat badan yang lebih tinggi, namun uji statistik tidak signifikan. Jika dilihat dari peningkatan jumlah CD4, pasien dengan kelompok umur lebih dari 30 tahun, pendidikan lebih dari SMA, sudah menikah, bekerja dan jenis kelamin perempuan mempunyai peningkatan jumlah CD4 yang lebih tinggi, namun uji statistik tidak signifikan. Maka, kesimpulannya adalah karakteristik demografi tidak mempengaruhi peningkatan berat badan maupun jumlah CD4.
ABSTRACT
This research discusses the evaluation results of antiretroviral therapy on CD4 cell count changes and weight, and OAT therapy on weight changes in patients coinfected with TB/HIV in RSCM in 2009. The study was conducted to determine the effectiveness of ARV therapy and OAT and see the impact of demographic characteristics to changes in weight and CD4 count in patients coinfected with TB/HIV in RSCM. Study designed used was cross sectional. Research shows that patients who received antiretroviral therapy experienced an increase in mean CD4 counts average of 200,44 cell/mm3 with a p value 0.0005 (statistically significant). In the measurement of body weight, ARV therapy can increase a patients weight average of 5,12 kg with a p value 0.0005 (statistically significant), and in patient receiving OAT full weight increase average of 4,79 kg with a p value of 0.0005 (statistically significant). Based on demographic characteristics, that in patients with age group over 30 years, more than high that in patients with age group over 30 years, more than high school education, married, working and male gender had a weight gain is higher, but the test was not statistically significant. If viewed from an increase in CD4 cell counts, patients with the age group over 30 years, more than high school education, married, working and women gender have increased CD4 counts are higher, but the test was not statistically significant. Thus, the conclusion is the demographic characteristics did not affect weight gain and CD4 cell count
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S1497
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Hudayani
Abstrak :
ABSTRAK
Hubungan gizi dengan HIV sangatlah erat, dimana pada kondisi ODHA telah terkena penyakit infeksi dan jatuh sakit maka kebutuhan gizi akan meningkat tetapi di sisi lain sering kali adanya kegagalan asupan yang adekuat sehingga penyakit infeksinya akan semakin buruk. Begitu seterus hubungannya apabila asupan gizi tidak adekuat. Masalah gizi pada ODHA dapat juga berupa kelebihan gizi yang berdampak pada penyakit degeneratif. Edukasi gizi merupakan langkah yang baik untuk membentuk perilaku, dimana ODHA diharapkan mengkonsumsi makanan dan minuman dengan gizi yang cukup dan aman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi dan konseling gizi terhadap pengetahuan, sikap, perilaku dan berat badan ODHA di UPT HIV RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimental yang dilakukan kepada 54 pasien HIV/AIDS dengan menilai pengetahuan, sikap, perilaku dan pengukuran berat badan sebelum dan setelah diberikan intervensi. Uji statistik yang digunakan adalah uji beda meandan uji multivariat logistik linear. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pengetahuan (p value 0,000) dan perilaku (p value 0,048) untuk kelompok perlakuan. Peningkatan berat badan ratarata setelah intervensi adalah 0,6 kg (p value 0,170). Variabel yang paling dominan terhadap perilaku adalah dukungan keluarga/peer group (p value 0,012).
ABSTRAK
A closely relation between HIV and nutrition, where the condition of people living with HIV/AIDS (PLWHA) has been exposed to infectious diseases and easy to falling ill, nutritional needs will increase but on the other hand is often a failure of adequate intake so that the infection will get worse disease. So onwards to do when nutritional intake is inadequate. Nutritional problems in PLWHA can also be excess nutrients that have an impact on degenerative diseases. Nutrition education is a good step for shaping behavior, where PLWHA are expected to consume foods and beverages with adequate nutrition and safe. This study aims to determine the effect of nutrition education and counseling on knowledge, attitudes, behaviors and body weight PLWHA. The design study is quasi experimental conducted to 54 patients with HIV / AIDS to assess the knowledge, attitude, behavior and body weight measurements before and after intervention. The results showed differences in knowledge (p value 0.000) and behavior (p value 0.048) for the treatment group. The increase in the average weight gain was 0.6 kg after intervention (p value 0.170). The most dominant variable is the behavior of family support / peer group (p value 0.012).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library